Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ini kan bisa dua macam, bisa ngotot verbal, bisa ngotot
fisikal, ini yang kita khawatirkan," ujar Qodari.
Oleh karena itu, menurut dia, tidak ada cara lain yang harus
dilakukan masing-masing kubu yakni mengawal proses
penghitungan suara secara ketat di setiap tingkatan mulai
dari TPS hingga tingkat kabupaten, provinsi, sampai ke
tingkat pusat atau nasional.
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT ANTARA 2014
http://www.antaranews.com/berita/443439/menguji-kejujuran-lembaga-survei
21
MondayAPR 2014
Pada tahun 2014 ini, Indonesia sedang merayakan demokrasinya. Baru saja
Indonesia melaksanakan pemilihan legislatif pada tanggal 9 April lalu, dan akan
dilanjutkan dengan pemilihan presidenpada 9 Juli mendatang. Pemilu yang
datang setiap 5 tahun sekali merupakan ajang perubahan yang dinantikan oleh
seluruh rakyat Indonesia. Sosok pemimpin terpilih akan menentukan arah dan
wajah baru bagi negara Indonesia, sehingga seluruh lapisan masyarakat
Indonesia larut dalam antusiasme momen pemilu. Namun, momen tersebut
tidak hanya memberikan dampak bagi kondisi perpolitikan yang ada di
Indonesia, tetapi juga berdampak bagi perekonomian bangsa. Sebab
bagaimanapun kondisi politik memainkan peran besar dalam ekspektasi,
besarnya uang yang dikeluarkan pada pre maupun pasca pemilupun turut
memberi sumbangan bagi fluktuasi perekonomian. Indikator yang kami gunakan
untuk menilai dampak pemilu terhadap perekonomian ini adalah melalui Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Inflasi, yang kami nilai mendapatkan
sumbangan pengaruh yang cukup signifikan dengan batasan waktu pada
triwulan ke 4 tahun 2013 hingga triwulan pertama 2014.
Pemilu dan Inflasi
Dari tren pemilu tahun 2004 dan tahun 2009, pemilu selalu
menyumbang kenaikan harga yang pada akhirnya menyebabkan inflasi. Padahal
inflasi sangat erat kaitannya dengan kemampuan daya beli masyarakat karena
berkaitan dengan kenaikan harga. Apalagi di Indonesia, banyak penduduk yang
berada pada kisaran garis kemiskinan sehingga sangat rentan terhadap
perubahan harga. Secara teoritis, hal ini dikarenakan banyaknya uang yang
beredar karena pengeluaran biaya pemilu ataupun banyaknya permintaan akan
barang, baik untuk keperluan administrative maupun kampanye. Namun,
melihat data inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan BPS, inflasi pada
triwulan ke 4 tahun 2013 sempat melaju sampai dengan puncaknya di bulan
Desember (0,55%), namun justru mengalami penurunan pada bulan
Januari(1,07%) hingga Maret (0.08%) 2014. Apabila melihat dari data
komoditas yang terpengaruh oleh inflasi, komoditas yang mengalami inflasi
tinggi berada pada makanan jadi, tembakau, dan rokok. Komoditas bahan
makanan pokok justru mengalami penurunan harga sebesar 0,44%.
Hal ini bukan menandakan tidak ada dampak signifikan dari pemilu terhadap
inflasi. Kami menilai ada beberapa hal yang menyebabkan inflasi menurun ketika
momen pemilu diselenggarakan. Yang pertama adalah dari target inflasi Bank
Indonesia sendiri. Pada tahun ini Bank Indonesia mengumumkan target inflasi
sebesar 4,5% +/- 1, atau kurang lebih 3,5-5,5%. Jauh lebih rendah dari inflasi
tahun lalu yang sampai pada tingkat 8,38% dari tahun sebelumnya. Kebijakan
target inflasi yang rendah tentunya menjadikan kontrol terhadap tingkat harga
menjadi lebih ketat. Bank Indonesia sendiri sebagai otoritas moneter di
Indonesia tentunya memiliki instrument-instrumen tight money policy yang
dapat membendung angka inflasi tersebut. Sehingga meskipun terjadi pemilu,
inflasi tetap dapat menurun dari tahun sebelumnya. Yang kedua, terkait dengan
harga pangan yang tahun lalu menyumbang angka inflasi cukup tinggi, Food and
Agriculture Organization (FAO) telah memprediksikan harga yang turun karena
cadangan makanan akan lebih stabil dari tahun-tahun berikutnya. Selain itu,
nilai tukar rupiah mulai menguat meskipun tidak terlalu besar. Penguatan nilai
rupiah tentunya memberikan dampak bagi harga barang-barang impor yang
seolah-olah menjadi semakin rendah. Dari sisi lain, saat ini partai yang
mengikuti pemilu berkurang ketika dibandingkan dengan 2009 lalu. Selain itu
Komisi Pemilihan Umum juga membatasi jumlah massa yang ikut serta terhadap
kampanye terbuka. Kedua hal tersebut pada akhirnya berpengaruh pada
pengeluaran partai.
Pemilu dan IHSG
Sebagaimana telah dicantumkan pada awal tulisan ini, pemilu
memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap harapan dan ekspektasi
ekonomi masyarakat. Harapan dan ekspektasi, seringkali menjadi poin penting
dalam perokonomian negara. Ketika ekspektasi tersebut positif, maka geliat
perindustrian dan investasi sedikit banyak akan membaik. Geliat tersebut sangat
erat kaitannya dengan Indeks Harga Saham Gabungan, sebagimana saham
adalah satuan nilai yang mengacu pada kepemilikan perusahaan atau investasi.
DAMPAK PEMILU
TERHADAP
PEREKONOMIAN INDONES
IA
16
WednesdayAPR 2014
Tags
I
Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia dimana pada tahun ini ada
pertistiwa besar politik yakni Pemilihan Umum (Pemilu) yang terdiri dari Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden. Jika dipelajari lebih dalam, pemilu ini sudah tentu
memiliki dampak terhadap perekonomian khususnya bagi pertumbuhan ekonomi
nasional. Pemilu ini dapat berdampak positif dan negatif. Di satu sisi pemilu ini
bisa mendorong perekonomian,namun di sisi lain justru mengerem laju
perekonomian nasional.
Dampak Negatif
Adanya pergantian pimpinan di legislative dan eksekutif ini tidak menutup
kemungkinan mengganti arah kebijakan termasuk kebijakan di bidang ekonomi.
Apalagi ada pepatah mengatakan bahwa biasanya di Negara berkembang seperti
Indonesia ganti pejabat makan ganti pula kebijakannya. Berubahnya kebijakan