Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan era desentralisasi KEBJK DSR PUSK
280507 7
8; 8. .. lanjutan masalah Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi
pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat Keterlibatan
masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat
pertama belum dikembangkan secara optimal Sistem pembiayaan Puskesmas belum
mengantisipasi arah perkembangan masa depan KEBJK DSR PUSK 280507 8
9; 9. PENGERTIAN PUSKESMAS Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis Dinas
Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan SBG UNIT PELAKSANA
TEKNIS: melaksanakan sebagian tugas Dinas kesehatan Kab/kota KEBJK DSR
PUSK 280507 9
10; 10. Visi Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
2010Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau yankes yang bermutu seara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi- tingginya KEBJK DSR PUSK 280507 10
11; 11. INDIKATOR KECAMATAN SEHATIndikator pencapaian : Lingkungan sehat
Perilaku sehat Cakupan pelayanan kesehatan yg bermutu Derajad kesehatan
penduduk kecamatan KEBJK DSR PUSK 280507 11
12; 12. Misi Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya KEBJK DSR PUSK
280507 12
13; 13. TUJUAN MENDUKUNG TERCAPAINYA TUJUAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN NASIONAL YAKNI MENINGKATKAN KESADARAN,
KEMAUAN DAN KEMAMPUAN HIDUP SEHAT BAGI SETIAP ORANG YANG
BERTEMPAT TINGGAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBJK DSR PUSK
280507 13
14; 14. FUNGSI PUSKESMAS PUSATPEMBANGUNAN PUSAT
PUSATBERWAWASAN PEMBERDAYAAN YANKES KESEHATAN KELG &
MASY STR I YANKES YANKESMAS PERORANGAN (PUBLIC GOODS)
(PRIVATE GOODS) KEBJK DSR PUSK 280507 14
15; 15. FUNGSI (1)PUSAT PENGGERAK PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATANBerupaya menggerakkan lintas sektor dandunia usaha di wilayah
kerjanya agarmenyelenggarakan pembangunan ygberwawasan kesehatanAktif
memantau dan melaporkan dampakkesehatan dari penyelenggaraan setiapprogram
pembangunan di wilayah kerjanyaMengutamakan pemeliharaan kesehatan
danpencegahan penyakit tanpa mengabaikanpenyembuhan dan pemulihan KEBJK
DSR PUSK 280507 15
16; 16. FUNGSI (2) PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga & masyarakat : Memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan KEBJK DSR PUSK 280507 16
kegiatan dalam gedung dan luar gedung3. Ditunjang dengan puskesmas pembantu,
Bidan di desa, puskesmas keliling KEBJK DSR PUSK 280507 26
27; 27. AZAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1. Puskesmas harus memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dlm menyelenggarakan
setiap upaya Puskesmas2. Potensi masyarakat perlu dihimpun ----- UKBM KEBJK
DSR PUSK 280507 27
28; 28. AZAS KETERPADUANSetiap upaya diselenggarakan secara terpadu
Keterpaduan lintas program UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan
Gigi, Kespro. Remaja, Kesehatan Jiwa Posyandu : keterpaduan KIA & KB, Gizi,
P2M, Promkes Kesehatan Jiwa Keterpaduan lintas sektoral Upaya Perbaikan Gizi :
keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan,
agama, dunia usaha, koperasi, PKK Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama KEBJK DSR
PUSK 280507 28
29; 29. AZAS RUJUKANRujukan medis/upaya kes perorangan = rujukan kasus = bahan
pemeriksaan = ilmu pengetahuanRujukan upaya kesehatan masyarakat = rujukan
sarana dan logistik = rujukan tenaga = rujukan operasional KEBJK DSR PUSK
280507 29
30; 30. SISTEM RUJUKAN UKM UKP DEPKES/DINKES RS PUSAT/ PROPINSI
YANKES STR PROPINSI III DINKES KAB/Kota RS KABUPATEN/Kota YANKES
BP4,BKMM,BKOM, BP4, BKMM,BKOM STR II KLINIK /PRAKTEK SPESIALIS
SWASTA PUSKESMAS YANKES STR I PUSKESMAS,PRA KTEK DR UMUM
,BIDAN, BP,BKIAPOSYANDU,POLINDES, MASYARAKAT POSYANDUUKBM
lainnya POLINDES RUMAH TANGGA KEBJK DSR PUSK 280507 30
31; 31. MANAJEMEN PUSKESMASA. PerencanaanB. Pelaksanaan dan pengendalian
( termasuk kendali mutu dan kendali biaya) 1. Pengorganisasian 2. Penyelenggaraan
3. Pemantauan , yg meliputi jangkauan dan mutu ---menggunakan data dari SIMPUS
4. Penilaian sumber data utama SIMPUSC. Pengawasan dan pertanggungjawaban
KEBJK DSR PUSK 280507 31
32; 32. PERENCANAANA. Rencana usulan kegiatan = Upaya Kes Pusk Wajib = Upaya
Kes Pusk PengembanganB. Rencana pelaksanaan kegiatan = Upaya Kes Pusk Wajib =
Upaya Kes Pusk Pengembangan KEBJK DSR PUSK 280507 32
33; 33. PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN1. Pengorganisasian = Penentuan
penanggung jawab dan pelaksana kegiatan persatuan wilayah kerja = Membagi habis
pekerjaan = Penggalangan kerjasama tim dg lintas sektoral2. Penyelenggaraan
memperhatikan : = Azas penyelenggaraan puskesmas = Standar dan Pedoman
pelayanan = Menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya KEBJK DSR PUSK
280507 33
34; 34. PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN3. Pemantauan = kinerja (cakupan,
mutu, biaya) =masalah dan hambatan =menggunakan data dari SIMPUS4. Penilaian
sumber data utama SIMPUS KEBJK DSR PUSK 280507 34
35; 35. PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN1. Pengawasan = Internal =
Eksternal2. Pertanggungjawaban = laporan berkala = laporan pertanggung jawaban
masa jabatan KEBJK DSR PUSK 280507 35
36; 36. SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS1. PEMERINTAH ( anggaran
pembangunan dan anggaran rutin)2. PENDAPATAN PUSKESMAS3. SUMBER
LAIN, antara lain dari : PT ASKES, JAMSOSTEK, JPSBK/ PKPS BBM KEBJK
DSR PUSK 280507 36
37; 37. PEMBIAYAAN Apabila sistim Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku akan
terjadi perubahan pada sistim pembiayaan Puskesmas. Direncanakan pada masa yang
akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan
masyarakat Untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistim Jaminan
Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh
Pemerintah dalam bentuk pembayaran premi KEBJK DSR PUSK 280507 37
38; 38. Penutup Perubahan ditujukan untuk mengantarkan Puskesmas dalam perannya
sebagai ujung tombak pencapaian Indonesia Sehat 2010 Penerapan kebijakan dasar
Puskesmas memerlukan dukungan yang mantap dari berbagai pihak : dukungan
politis peraturan perundangan sumberdaya, termasuk pembiayaan KEBJK DSR
PUSK 280507 38
39; 39. ... lanjutan penutup Penerapan kebijakan memerlukan standar dan pedoman baik
teknis maupun manajemen Kebijakan dasar, standar dan pedoman merupakan acuan
Propinsi dan Kabupaten/ Kota dalam mengembangkan kebijakan operasional di
masing-masing daerah Diharapkan kebijakan ini dapat diterapkan di seluruh
Indonesia KEBJK DSR PUSK 280507 39
40; 40. KEBJK DSR PUSK 280507 40
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 5 menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang
difungsikan sebagai
Gate Keeper
dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan
masyarakat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010
2014 yang tercantum pada Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 adalah meningkatkan umur
harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun, menurunkan Angka Kematian Ibu dari 228
per 100.000 persalinan menjadi 118 per 100.000 persalinan, menurunkan Angka Kematian
Bayi dari 34 per 1000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup dan menurunkan
prevalensi gizi kurang dari 18,4% menjadi 15% pada anak balita. Paradigma baru di bidang
kesehatan merespon berbagai perubahan dan tantangan, maka ditetapkan visi Kementerian Kesehatan yaitu
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan berkeadilan dengan salah satu misinya
mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya.
Strategi yang diambil antara lain dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas, bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan Mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009
2014, pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan strategi meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan terutama bagi masyarakat miskin. Data bulan September tahun 2013, jumlah Puskesmas di Jawa
Timur adalah 960 Unit, Puskesmas Rawat Jalan 414 Unit, Puskesmas Rawat Inap sebanyak
546 Unit, Puskesmas Rawat Inap PONED 253 Unit, Puskesmas Pembantu 2274 Unit, Pustu Gadar 174
Unit serta Ponkesdes sejumlah 3220 Unit. Jumlah penduduk di Jawa Timur sejumlah
38.318.791 jiwa yang berada pada 38 Kabupaten/Kota dengan jumlah Kecamatan sebanyak 661 dan
8497 Desa/Kelurahan. Pelayanan Puskesmas harus memenuhi keselamatan masyarakat (
public safety)
dalam rangka melindungi kepentingan pasien, masyarakat dan petugas untuk itu pelayanan
Puskesmas harus dilakukan sesuai standar, sehingga diperlukan suatu standar Puskesmas. Dengan adanya
standar Puskesmas maka dapat diketahui kondisi jumlah dan kualitas manajemen, sumber daya dan
upaya pelayanan yang dilakukan Puskesmas, sehingga Dinas kesehatan Kabupaten/Kota mengetahui
kemampuan pemenuhan standar Puskesmas di wilayah kerjanya dan tahu apa yang harus
dibina dari setiap Puskesmas sesuai kondisi dan masalah yang ada. Pemenuhan input dan proses pada
manajemen dan sumber daya, serta setiap upaya di Puskesmas berdampak pada output Puskesmas (Bandura,
1996), oleh karena itu perlu disusun Standar Puskesmas di Jawa Timur yang harus
diimplementasikan oleh Pemangku Kebijakan (
decision maker
) yang ada di seluruh
wilayah Provinsi Jawa Timur.
1.2
Dasar Hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 4.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 sebagai Perubahan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. 6.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 7.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 8.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 9.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 10.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 11.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1991 tentang Pedoman
Penanggulangan Wabah. 12.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 13.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan. 14.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 15.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. 16.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 17.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Kelembagaan
Perangkat Daerah. 18.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. 19
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai. .
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 21.