Вы находитесь на странице: 1из 14

Analisis Strategi Keunggulan Bersaing Pada PT.

Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. Witel Jatim Selatan Malang
Oleh : Januar Dwi Budi
Dosen Pembimbing : Dr. Sudjatno S.E., M.S
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 165 Malang
Email: Januardwibudi@yahoo.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan analisis five
force framework (kerangka lima kekuatan industri), value chain (rantai nilai) dan
generic strategy sebagai langkah strategik perusahaan dalam mencapai keunggulan
bersaing. Langkah pertama dalam perumusan strategi keunggulan adalah dengan
melakukan analisis struktur industri untuk mengetahui sejauh mana kondisi
persaingan di dalam sebuah industri. Setelah di dapat mengenai lingkungan industri
(eksternal), maka selanjutnya di lakukan analisis internal perusahaan dengan
menggunakan alat analisis rantai nilai. Dari hasil analisis rantai nilai di ketuhai bahwa
potensi keunggulan bersaing perusahaan berasal dari operasi (penyediaan
infrastruktur Telkom Speedy). Langkah selanjutnya adalah menentukan strategi
keunggulan bersaing perusahaan dalam bentuk strategi generik yang di kemukakan
oleh Porter, hasil kesesuaian dari penentuan strategi generik Telkom Witel Jatim
Selatan adalah strategi diferensiasi.
Kata Kunci: Manajemen Strategi, Struktur Industri, Rantai Nilai, Strategi Generik,
Keunggulan Bersaing

PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang lebih modern, banyak masyarakat
dunia pada umumnya yang telah memanfaatkan sarana teknologi informasi dan
telekomunikasi dalam kehidupan diberbagai aspek, khususnya dalam pembangunan
dan kemajuan teknologi telekomunikasi di Indonesia yang merupakan salah satu
faktor untuk mencapai tujuan pembangunan nasioal, tidak dapat dipungkiri Indonesia
menjadi negara yang perkembangan telekomunikasi yang pesat. Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan, pengguna internet di
Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian tersebut,
Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia (techno.okezone.com), Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) juga menyatakan saat ini pengguna
internet di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 82 juta
orang di triwulan pertama tahun 2014 (techno.okezone.com), hal senada juga di
ungkapkan direktur utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) Arief Yahya
mengungkapkan bahwa sektor telekomunikasi akan tumbuh berkisar delapan sampai
sepuluh persen (Antaranews.com).
Menyadari akan peluang yang begitu besar di dunia internet, mulai
bermunculan pelaku usaha yang menawarkan jasa penyedia internet, salah satunya
adalah Telkom yang menyediakan layanan internet yang di beri nama Speedy dengan
menggunakan Wireline yang menggunakan teknologi Asymetric Digital Subcriber
Line (ADSL), memungkinkan terjadinya komunikasi data dan suara secara bersamaan
(simultan) melalui satu saluran telepon biasa
Dunia Telekomunikasi khususnya bidang penyedia jasa internet telah banyak
pelaku usaha yang menawarkan produk sejenis dengan Telkom. Nantinya baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tingkat penjualan dan
kesukesesan Telkom antara lain perusahaan yang menawarkan produk sejenis Internet
adalah D-net, Padinet, Bizznet, Modem portabel dan perangkat jaringan seluler lain
yang menyediakan fasilitas internet antara lain XL, Indosat (im3, Mentari, star one,
Matrix), Axis, 3 (Three), esia, m2 dan beberapa telepon selular yang dijadikan
modem eksternal yang dapat mengakses dari provider masing-masing kartu ponsel.
Berkaca pada kondisi dengan persaingan usaha yang sangat ketat dalam
industri telekomunikasi dan internet di Indonesia, hal ini secara langsung menuntut
Telkom untuk menerapkan strategi bersaing yang tepat dalam pengelolaan bisnisnya.
Strategi bersaing memandang perusahaan sebagai suatu rangkaian proses yang saling
berkaitan serta mencoba menjelaskan bagaimana perusahaan tersebut dapat
berkembang dan sukses dalam menghadapi kondisi lingkungan saat ini. Konsep
strategi akan memberikan petunjuk bagi para manajer untuk menghadapi perubahan
yang terjadi baik dalam lingkungan eksternal maupun lingkungan internal perusahaan

itu sendiri, dengan demikian perusahaan tetap mampu mengendalikan arah


perjalananannya menuju tujuan yang telah ditentukan perusahaan.
Semakin ketatnya persaingan usaha di dunia telekomunikasi khususnya pada
bidang jaringan internet dan seiring dengan bertambahnya penduduk yang
membutuhkan telekomunikasi, internet, maka sebuah teori aplikatif diperlukan oleh
sebuah perusahaan untuk memenangkan persaingan. Sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penlitian dengan objek penelitian adalah Telkom Speedy pada PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) Witel Jatim Selatan. Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Bagaimana struktur industri Telkom Speedy Witel Jatim Selatan saat ini?
2. Bagaimana Value Chain Telkom Speedy Witel Jatim Selatan saat ini ? 3.
Bagaimana strategi generik Telkom Speedy Witel Jatim Selatan untuk mencapai
keunggulan bersaing ?
LANDASAN TEORI
Strategi
Strategi menurut David Hunger dan Thomas Whelen ( 2003:16) didefiniskan
sebagai perencanaan komperhensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai
misi dan tujuannya. Fred David (2012,4) mendefinisikan strategi sebagai seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuannya.
Manajemen Strategis
Menurut Daft (2008:2005) Manajemen strategi merupakan kumpulan
keputusan dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi
strategi, yang akan meghasilkan kesesuaian superior yang kompetitif antara
organisasi dan lingkungannya. Peace dan Robinson (2008:5) Mendefinisikan
manajemen strategi sebagai satu kesatuan dan tindakan yang menghasilkan formulasi
dan implementasi yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.
Keunggulan Bersaing
Porter (1993:3) menguraikan keunggulan bersaing sebagai: Keunggulan
bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah
perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam
menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar, dan nilai yang unggul
berasal dari tawaran harga yang lebih rendah dari pada pesaing untuk manfaat yang
sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih daripada sekedar mengimbangi
harga yang lebih tinggi.

Analisis Lingkungan Industri


Lingkungan industri termasuk ke dalam lingkungan diluar perusahaan yang
sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan perusahaan dalam menentukan arah
serta tindakan yang berpengaruh terhadap penentuan strategi bagi perusahaan. Faktorfaktor tersebut memberikan gambaran terhadap ancaman serta kesempatan yang dapat
dialami oleh perusahaan. Menurut Porter dalam Kuncoro (2005:25) tentang model
lima 5 kekuatan analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas
untuk mengembangkan strategi di dalam suatu industri berikut mengenai 5 kekuatan
yang kompetitif lingkungan industri. 1. Persaingan Sesama Pesaing Dalam Industri
Yang Sama. 2. Potensi Masuknya Pesaing Baru 3. Potensi produk-produk pengganti.
4. Daya Tawar Penyedia Input (Pemasok). 5. Daya tawar konsumen (pembeli)
Value Chain
Menurut Porter (1995) menjelaskan bahwa analisis value chain merupakan analisis
strategi yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan
kompetitif untuk mengindentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkat atau
penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan
dengan pemasuk/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Ananlisis
rantai nilai dijelaskan oleh Micheal Porter sebagai the building blocks of competitive
advantage. Porter menjelaskan dua kategori yang berbeda dalam analisis rantai nilai
yaitu aktivitas primer dan aktivitas sekunder.
.
Strategi Generik
Pada pendekatan yang dikemukakan porter mengenai strategi generik, terdapat dua
faktor yang diperhitungkan dalam menciptakan strategi bersaing yang tepat. Pertama,
didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi. Menurut porter, keunggulan
kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber: pertama dengan
menciptkan keunggulan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan
organisasi untuk menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan pesaingnya. Faktor
kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk pasar (competitive scope) dimana
organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit.
Gabungan dari kedua faktor tersebut akan membentuk dasar dari strategi bersaing
generic Porter yaitu 1.Kepemimpinan Biaya (cost Leadership), 2.Diferensiasi
(Differentiation), 3.Fokus (Berbasis biaya atau diferensiasi.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. (Moloeng,2012),


format desain penelitian kualitatif yang digunakan adalah desain deskriptif kualitatif.
Bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,
atau fenomena realistis social yang ada di organisasi yang menjadi objek penelitian,
dan berupaya menarik realitas ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model,
tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Telkom Malang (Plasa Telkom) Jalan A.Yani
no11 Blimbing Malang. Sebagai Kantor pusat Telkom Speedy Witel Jatim Selatan.
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yaitu (umar, 2008:41) yang akan digunakan
adalah 2 adalah :
1. Data Internal
Data Internal meruapakan data yang didapat dari dalam perusahaan atau
organisasi dimana penelitian dilakukan. Dalam ini penelitian ini data inernal
merupakan data berupa hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak
manajemen Telkom Malang dan hasil laporan, pembukuan yang dilakukan
Telkom Malang
2. Data Eksternal
Data eksternal merupakan data yang didapatkan dari luar perusahaan atau
organisasi dimana penelitian dilakukan. Pada penelitian ini data eksternal
berupa surat kabar, jurnal, buku dan artikel yang memuat tentang bagaimana
manajemen strategi , strategi generik porter.
Teknik Penentuan Responden
Pemilihan responden tersebut dilakukan dengan cara penentuan responden
secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan responden bersangkutan
memiliki keahlian dan berkompeten dibidangnya, Karena ada pertimbanganpertimbangan tertentu yang mendasari pemilihan sampel yang mana memiliki
pengalaman atau dapat dikatakan sebagai pakar (koentjoro:2011) yaitu repondennya
adalah responden 1 Kakandatel STO Klojen, responden 2 yaitu Kakandatel STO
Malang Kota, responden 3 yaitu Kakandatel STO Sawojajar, Responden 4 yaitu
Asman HR, dan Agensi Sales IMM sebagai responden 5.
Teknnik pengumpulan data
Proses pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam penelitian
yang menentukan tingkat keakuratan hasil penelitian. Proses pengumpulan datayang
sistematis akan membantu dalam proses penelitian selanjutnya. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan berbagai jenis metode pengumpulan data yang bertujuan untuk
menjaga independesi, beragamnya metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Metode Kuesioner

Metode Kuisioner dilakukan dengan cara memberikan kuesioner berupa


pertanyaan tertluis kepada responden yang telah dipilih atas pertanyaan yang
diajukan. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan yang mendukung
dan relevan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam proses kuisioner ini
jawaban atas responden merupakan data yang bersifat mewakili mengenai
Telkom, data tidak bersumber dari hanya satu pihak saja dan data berasal dari
responden dengan pengetahuan yang baik mengenai kondisi Telkom dan
dapat di pertanggung jawabkan. Responden dalam penelitian ini adalah
reponden 1 yaitu Kakandatel STO Klojen, responden 2 yaitu Kakandatel STO
Malang Kota, responden 3 yaitu Kakandatel STO Sawojajar, Responden 4
yaitu Asman HR, dan Agensi Sales IMM sebagai responden 5.
2. Metode wawancara
Menurut Moloeng (2005,118) wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Metode wawancara dilakukan dengan berkomunikasi secara
langsung terhadap sumber sumber data pada pihak manajemen perusahaan
untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang diperlukan. Metode ini
digunakan terutama untuk melakukan konfirmasi dan melengkapi data data
yang telah diperoleh melalui dokemntasi. Metode ini juga digunakan untuk
mendapatkan data seputar perusahaan yang nantinya akan dianalisis sesuai
dengan teori yang dibahas pada penelitian kali ini.
3. Metode Observasi
Metode observasi dilakukan dengan pengamatan lagsung terhadap objek
penelitian. Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana Telkom
Malang dalam melakukan kegiatannya, seperti pelayanan, penjualan serta
system manajerial pada Telkom Witel Jatim Selatan.
4. Metode Studi Pustaka
Metode ini digunakan dengan maksud untuk mendapatkan konsep-konsep
teoritis melalui referensi kepustakaan, melakukan studi literature terhadap
buku-buku yang relevan, surat kabar, majalah, jurnal, artikel maupun
penelitian atau tulisan ilmiah.
PEMBAHASAN
Visi dan Misi Telkom Witel Jatim Selatan
Visi dari PT Telekomunikasi Indonesia adalahTo become a leading
Telecommunication, Information, Media, Edutainment and Services (TIMES)
player in the region yang berarti bahwa PT Telekomunikasi indonoesia, Tbk
berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan sebagai penyedia layanan
TIMES yang terkemuka di dalam persaingan industri yang sama dengan cakupan
wilayah yang luas tidak hanya di Indonesia juga tetapi juga di kancah dunia.
Untuk mencapai suatu misi yang telah ditetapkan maka perusahaan perlu
menetapkan suatu misi, misi dari perusahaan PT Telekomunikasi itu sendiri adalah

To provide TIME services with excellent quality & competitive price. To be the role
model as the best managed Indonesian corporation. Yang mana PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk berupaya menyediakan jasa TIMES dengan memberikan pelayanan
yang terbaik dengan menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan kemudahan,
kualitas produk yang terjamin, kualitas jaringan, dengan harga yang kompetitif.
Menjadi perusahaan yang banyak dijadikan contoh oleh perusahaan lain sebagai
perusahaan yang mempunyai manajemen yang terbaik di Indonesia.
Analisis Lingkungan Industri Five Force Framework
Berdasarkan kelima faktor yang mempengaruhi lingkungan industri, maka dapat
disimpulkan melalui table berikut :
Tabel Rekapitulasi hasil Model Five Force Framework
Model 5 kekuatan Persaingan
Masuknya pendatang baru (potential entry)
Ancaman barang subtitusi (threat of substitutions)
Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers)

Tinggi

Sedang

Daya tawar pemasok (bargaining power of suppliers)


Persaingan antar sesama pesaing dalam industry yang sama
(rivalry among competitors)

Rendah

Sumber : data diolah 2015

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari masuknya


pendatang baru dikatakan sedang karena jika melihat hasil wawancara dan observasi
yang dilakukan industri telekomunikasi terutama broandband internet masih
memberikan peluang yang besar dan sudah banyak dilirik oleh investor asing ataupun
lokal untuk memasuki pasar pengguna internet di Indonesia, diberlakukannya undang
undang mengenai pemerintah yang membuka lebar lebar bagi pelaku usaha manapun
untuk bergerak di bidang layanan telekomunikasi asalakan dapat lolos untuk
memperoleh lisensi yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
Mulai bermunculnya broandband internet seperti bizznet, Inovate di Malang
bisa mengancam pangsa pasar Telkom, apabila tidak di antisipasi dengan tepat.
Dengan mulai banyaknya pesaing baru yang bermunuculan tanda bahwa memang
industri telekomunikasi mulai banyak dilirik para pelaku usaha dan pertumbuhan
industri sekarang ini juga mendukung sekali akan munculnya beragam pelaku usaha
baru. Belum lagi 2015 akan dibukanya masyarakat ekonomi ASEAN yang tidak
menutup kemungkinan bahwa pelaku industri sejenis yang berasal dari negara lain
akan mudah masuk ke Indonesia. Membuat kekuatan dari kekuatan ancaman
pendatang baru menjadi sedang terhitung penelitian ini di lakukan, karena di dalam
ancaman kekuatan masuknya pendatang baru PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk
khususnya melalui TelkomSpeedy masih menjadi leader di pasar pengguna internet.

TelkomSpeedy mempunyai citra merk yang sudah melekat dan banyak konsumen
yang sudah tau akan produk speedy sehingga kredibilitas TelkomSpeedy yang sudah
diakui memberikan dampak positif terhadap penjualan dan market share selama ini.
Ancaman barang subtitusi (threat of substitutions) pengendalian perusahaan
akan ancaman ini dikatakan tinggi merujuk pada mulai banyaknya layanan internet
yang berbasis wireless yang mulai mengancam dengan kelebihan pesaing
menawarkan kemudahakan akses bagi penggunanya dan menawarkan harga yang di
bawah Telkom Speedy meskipun layanan Telkom Speedy juga bisa digunakan semi
Wireless namun masih membutuhkan kabel tembaga atau serat optic (Wireline) guna
dipasangkan modem yang nantinya modem tersebut akan memberikan jaringan WiFi. Di sisi lain produk TelkomSpeedy yang membuat kekuatan dari lini produk
subtitusi, seperti yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya yang membuat banyak
konsumen beralih ke TelkomSpeedy adalah karena kestablian jaringannya
dibandingkan para kompetitornya hal ini lah yang perlu dikembangkan dan
dipertahankan, namun untuk mengantisipasi akan pesaing lain maka TelkomSpeedy
juga perlu mengembangkan jaringan dan memberikan kemudahan pengaktivasian
terhadap penggunannya.
Daya tawar pembeli yang sedang dilihat dari pangsa pembeli yang masih
bagus, dimana target penjualan perbulannya khususnya di Malang sendiri juga masih
susai dengan apa yang ditargetkan, posisi ini perlu dipertahankan yang mana
perusahaan harus tanggap terhadap perubahan selera di pasar dan peka terhadap apa
yang menjadi selera konsumen saat ini. Daya tawar pemasok yang rendah seiring
dengan kemudahan intergrasi teknik dimana sudah banyak pemasok dari Negara lain
yang bisa menyuplai perangkat apa yang sesuai dengan perusahaan, ditambah lagi
dengan banyaknya pemasok dari china yang harganya lebih murah dan sering
menjadi rujukan Telkom seperti ZTE yang berasal dari china.
Persaingan antar sesama pesaing dalam industri yang sama (rivalry among
competitors) sedang disebabkan sudah banyaknya pelaku penyedia internet yang
menawarkan jasa internet dengan beragam pilihan mulai dari kualitas dan harga, akan
tetapi dengan Telkom masih menguasai sebagian besar pagsa pasar yang ada di
Malang, hal ini sebagaimana dapat dilihat bahwa target penjualan Telkom untuk tiap
bulannya selalu memenuhi target.
Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai digunakan untuk mengetahui serangkaian anktivitas perusahaan.
Analisis ini disusun menggunakan tabel yang menunjukkan aktivitas mana yang
sudah optimal dan masih kurang optimal dalam memberikan kontribusi untuk
peningkayan keunggulan TelkomSpeedy

Berdasarkan Tabel 4.22 perhitungan analisis rantai nilai menghasilkan skor


terbesar sejumlah 2,264 yang menggambarkan bahwa keunggulan dari rantai nilai
yang mempunyai skor 2,264 berada di rata-rata skor industri dengan nilai 2.00,
menunjukkan bahwa Telkom Speedy mempunyai keunggulan bersaing.
Tabel Rekapitulasi Rantai Nilai Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas Primer
1.
Logistik ke dalam
Penanganan jaringan dan logistik Telkom Speedy
2.
Operasi
Penyediaan infrastruktur Telkom Speedy
3.
Logistik ke luar
Manajemen distribusi Telkom Speedy
4.
Penjualan dan promosi
Aktifitas promosi dan penjualan
5.
Pelayanan
Pelayanan pemasangan Speedy dan penangguhan komplain.

Bobot

Nilai

Skor

0,13

1,8

0,234

0,17

2,2

0,374

0,08

2,4

0,192

0,14

2,6

0,364

0,08

1,6

0,128

0,07

1,8

0,126

0,12

2,8

0,336

0,12

2,6

0,312

0,09

2,2

0,198

Aktivitas Sekunder
1.
2.
3.
4.

Infratruktur perusahaan
Birokrasi dan manajemen perusahaan.
MSDM
Kualitas dan produktivitas karyawan.
Teknologi
Penerapan teknologi dan informasi
Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana penunjang operasional
perusahaan.

1,00

2,264

Sumber: Data diolah 2015

Menurut Porter aktivitas primer ataupun sekunder yang memiliki skor


tertinggi merupakan aktivitas yang berpotensi menciptakan nilai bagi TelkomSpeedy
untuk mewujudkan keunggulan bersaing. Sedangkan aktivitas-aktivitas dengan skor
terendah merupakan aktivitas yang perlu diperhatikan karena masih belum optimal
dalam menicptakan nilai keunggulan bersaing.
Aktivitas-aktivitas yang telah unggul perlu dijaga kinerjanya karena pada
aktivitas inilah perusahaan dapat unggul dibandingkan dengan pesaingnya, sesuai apa
yang dijelaskan Porter bahwa keunggulan bersaing juga bisa diciptakan melalui
aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai tinggi dibandingkan pesaingnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui analisis rantai nilai pada aktivitas
yang memiliki total skor terendah adalah aktivitas primer pada Pelayanan
pemasangan Speedy dan penanggunggan komplain dengan bobot 0,08 nilai 1,6
dengan total skor 1,128 hal inilah yang perlu mendapat perhatian khusus karena pada

aktivitas inilah perusahaan kalah bersaing dengan pesaing penyedia internet lain.
Bukan berarti aktivitas yang memiliki nilai rendah tidak berarti bahwa aktivitas ini
mempunyai sedikit pengaruh ke dalam perusahaan. Karena dalam proses rantai nilai
adalah proses kesatuan yang saling berpengaruh dalam kinerja perusahaan.
Aktivitas-aktivitas yang mempunyai nilai tinggi, mempunyai potensi untuk
dikembangkan sehingga menjadi keunggulan bersaing perusahaan dibandingkan ratarata industri.
Strategi Generik
Strategi bersaing adalah bagaimana posisi relatif suatu perusahaan dalam
industrinya. Posisi inilah yang menentukan kemapulabaan perusahaan berada diatas
atau dibawah rata rata industri. Keunggulan bersaing merupakan inti dari strategi
apapun, dan mencapai keunggulan bersaing mengharuskan perusahaan untuk
menentukan pilihan, jika suatu perusahaan ingin memiliki keunggulan bersaing
tertentu, maka perusahaan perlu memilih jenis keunggulan bersaing yang akan
dicapainya. Menurut porter ada dua tipe dasar keunggulan bersaing yang dapat
dimiliki, yaitu: keunggulan biaya rendah atau differensiasi. Kedua tipe dasar tersebut
dikombinasikan dengan ruang lingkup kegiatan perusahaan yang dilakukannya akan
mengahasilkan tiga pilihan generic dengan adanya strategi fokus. Strategi keunggulan
biaya dan strategi diferensiasi mencari keunggulan bersaing dalam segmen industri
yang luas, sedangkan strategi fokus mengejar keunggulan biaya (fokus biaya) atau
diferensiasi (fokus diferensiasi) dalam segmen yang sempit.
Dalam pengimplementasiannnya strategi generik mempunyai persyaratan
untuk mengetahui sejauh mana perusahaan memilih strategi generik sebagai strategi
utama. Untuk mengetahui strategi generik secara objektif maka penulis
mewawancarai 5 orang responden sebagai acuan untuk mengetahui strategi generik
Tabel Item Strategi Generik
NO

Indikator pada Strategi Generik Cost


Leadership

1
2
3
4

Target pasar yang luas


Harga produk relative murah
Alokasi biaya iklan yang rendah
Perusahaan jarang melakukan inovasi

Proses produksi di lakukan efisien

6
7

1
2

1
4
4
2
1

Responden
2
3
4
4
4
4
3
2
2
2
2
3
2
2
2

5
4
3
2
1

Rata-rata skor
(setelah
pembulatan)
4
3
2
1,5

3
3

3
3

Gaji karyawan tidak terlalu tinggi


3
3
3
2
Perusahaan berusaha menekan biaya
3
3
3
2
produksi serendah mungkin
Total skor
Indikator pada Strategi Generik Differentiation
Target Pasar yang luas
4
4
4
4
Perusahaan selalu berupaya melakukan
inovasi produk

19.5
4

3
4
5
6
7

Teknologi yang di tetapkan sangat


modern dan berbiaya mahal
Produk memiliki ciri/ keistimewaan
dibanding produk pesaing
Harga produk cenderung mahal

3,5

Perusahaan aktif dalam melakukan


reaserch dan development
Perusahaan tidak takut untuk melakukan
perubahan terhadap produk
Total skor

3
24.5

Indikator pada Strategi Generik Strategy Focus


1
2
3
4
5
6
7

Target pasar yang sempit


Produk di buat khusus untuk kelompok
tertentu
Pemasaran di lakukan pada pasar sempit

1
1

2
1

1
1

1
1

2
1

1,5
1

Produk Perusahaan di buat berdasarkan


segmen tertentu
Harga dan kualitas produk di dasarkan
pada kelompok pembeli tertentu
Tingkat persaingan relatif rendah
Jumlah pelanggan tidak terlalu banyak
dan khusus pada segmen tertentu saja
Total skor

1,5

1,5

2
1

2
1

2
1

2
1

1
1

2
1
9,5

Melihat karakteristik perusahaan dengan memberikan dapat diketahui bahwa


perusahaan menetapkan strategi generik berbasis utama Differensiasi
(Differentiation).
Strategi Differeniasi di gunakan oleh suatu perusahaan guna mendapatkan
keunikan sehingga bisa memberikan nilai lebih dari ekspetasi yang diinginkan
pelanggan, dengan kelebihan tersebut perusahaan akan menawarkan produk dengan
harga di atas pesaing lain.
Kesimpulan
Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan keunggulan bersaing Telkom Witel
Jatim Selatan, penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan
industri, menganalisis rantai nilai dan strategi generik. Berikut adalah hasil dari
penelitian yang telah dilakukan :
1. Kondisi lingkungan industri kompetitif perusahaan yang dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kondisi lingkungan industri
kompetitif saat ini.
2. Rantai nilai Telkom menunjukkan bahwa ada aktivitas yang belum optimal
dan aktivitas yang sudah optimal dan berpotensi sebagai keunggulan bersaing
perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Aktivitas primer yang bernilai
skor paling tinggi adalah rantai aktivitas pada operasi (penyediaan
infrastruktur Telkom Speedy) dengan bobot 0,17 nilai 2,2 dan total skor 0,374
sedangkan aktivitas primer yang terendah adalah aktivitas pelayanan

(pelayanan dan pemasangan Speedy dan penangguhan complain) dengan


bobot 0,08 nilai 1,6 dan total skor 0,128.
3. Berdasarkan strategi generik Porter yang sesuai dengan Telkom WItel Jatim
Selatan adalah strategi differensiasi.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang berhasil
diperoleh, ada beberapa saran yang dapat diberikan bagi adalah sebagai berikut:
1. Telkom Witel Jatim Selatan dapat melakukan analisis lingkungan industri
untuk mengetahui sejauh mana Telkom Witel Jatim Selatan dalam industi
yang ditekuni selama ini.
2. Telkom Witel Jatim Selatan harus memperhatikan aktivitas yang bernilai
rendah dan sesegera mungkin untuk melakukan pembenahan terhadap
aktivitas yang bernilai rendah dalam analisis rantai nilai.
3. Telkom Witel jatim Selatan dapat menerapkan strategi diferensiasi
(differentiation) sebagai strategi generik utama sebagai keunggulan
bersaing Telkom Witel Jatim Selatan
4. Strategi perusahaan harus diterapkan secara menyeluruh dan konsisten
5. Telkom Witel Jatim Selatan harus peka terhadap perkembangan yang
terjadi dalam masyarakat sehingga dapat mengetahui apa yang menjadi
keinginan dan selera pasar saat ini.

Daftar Pustaka
Kuncoro Mudrajat, 2005. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Hariadi, Bambang, 2003. Strategi manajemen, Penerbit Bayumedia publishing,
Malang
Grant Robert, 2004. Analisis Strategi Kontemporer. Penerbit Erlangga, Jakarta
Erwina. 2013. Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Dan Penerapan Strategi
Pada Perusahaan Studi Kasus Di Telkom Malang. Skripsi, jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Suyanto, M. 2007. Strategi Management Global Most Admired Companies. Penerbit
Anfi, Yogyakarta
Porter, Michael. 2007. Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri Dan Pesaing.
Erlangga, Jakarta.
Pearce, Jhon A. dan Robinson, 2008 Manajemen Strategik : Formulasi, Implementasi,
dan Pengendalian edisi 11, Terjemahan oleh Agus Maulana, Binarupa Aksara,
Jakarta
Porter Michael, 1999. Strategi Keunggulan Bersaing. Alih Bahasa Dharma Agus,
Erlangga. Jakarta
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business, Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis, Andi
Yogyakarta, Yogyakarta
Em Shoelihin, 2010. Sun Tzu For Business: 10 Prinsip Bisnis Dari Sun Tzu,
Cemerlang Publishing, Yogyakarta.
Sekaran, Umar (2009). Research Method For Bussines Metodologi, Penelitian Untuk
Bisnis, (Edisi ke 4), Jakarta : Salemba.

Umar, Husein. 1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN.
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Erlangga, Jakarta.
Koentjoro, 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jilid ke 1 Cetakan ke 2, Salemba
humanika, Jakarta
Rizko, Santri. 2010. Crafting Strategy : Menciptakan Keunggulan Bersaing Pada
Sebuah Perusahaa Agribisnis, studi pada Agrifresh, anak perusahaan CV.
Agri Gumilang-Malang, Laporan KKN-P, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya.
Gambaran
Umum
PT.
Telekomunikasi
Indoneisa,
Tbk.
(Online).
(http://www.telkom.co.id/tentang-telkom, diakses 20 Desember 2014).
Antaranews.
2014,
Perkembangan
dunia
telekomunikasi
(Online),
(http;//www.antaranews.com) diakses pada tanggal 28 September 2014
TchnoOkezone.
2014.
Kata
kunci
:
Teknologi.
(Online).
(http://techno.okezone.com/read/2014/05/13/55/984151/indonesia-peringkat8-dunia-pengguna-internet-terbesar, diakses 28 September 2014).
Pertumbuhan ekonomi Jatim. Edisi 2014. (http://jatim.bps.go.id/, diakses tanggal 7
Januari 2015).
Kota Malang Dalam Angka. Edisi 2014. (www.malangkota.bps.go.id, diakses tanggal
7 Januari 2015).
Peraturan Pemerintah RI No.8 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
dalam Pasal 1 ayat 1.
Laporan Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2013.

Вам также может понравиться