Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kep
INTRODUKSI
Kejang bukan merupakan suatu penyakit,
PATOFISIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
Metabolik ensefalopati
Kelainan genetik
Kelainan metabolik kongenital
Pemakaian obat-obatan
ETIOLOGI
1. Gangguan perinatal : fase perinatal dari
Contd
4. Infeksi (toxoplasma, CMV, sepsis,
meningitis)
5. Pemakaian obat-obatan pada ibu:
narcotic, alkohol, barbiturat
6. Kelainan bawaan: kelainan
kongenital SSP
septicemia)
3. Hipoglikemia, hipokalsemia,
hipomagnesemia
4. Perdarahan SSP (intraventrikular,
subdural, trauma, dll.)
Contd
24 72 JAM
Bacterial meningitis/intra uterine sepsis
Contusio cerebral dengan perdarahan
subdural
IVH pada prematur
incontinentia pignenti
Dysgenesis otak
Gangguan sintesa glikogen /
hipoglikemia
Contd
72 JAM
Kern ikterus
Dysgenesis otak
Familial neonatal convulsion
Gangguan metabolisme
Kejang Tonik
Kejang tonik dapat berbentuk umum atau
fokal
Kejang tonik umum:
Terutama bermanifestasi pada neonatus
Contd
Kejang Tonik Focal
- Terlihat dari postur asimetris dari salah
Kejang Klonik
Terdiri dari gerakan kejut pada ekstremitas
Contd
Perubahan posisi atau memegang
Kejang Mioklonik
Kejang mioklonik fokal, multi-fokal
atau umum
Dapat terjadi pada bayi aterm maupun
prematur.
Gerakan menghentak multiple dari
ekstremitas atas dan bawah
Kejang mioklonik fokal biasanya
Contd
Kejang mioklonik multi-fokal terlihat
Kejang subtle
Kejang jenis ini terjadi sehubungan dengan
adanya jenis kejang lain dan mungkin
bermanifestasi dengan:
Gerakan stereotip ekstremitas seperti
Jitteriness
Seringkali salah didiagnosis sebagai
kejang klonik
Secara klinis jitteriness berbeda dari
kejang klonik menurut aspek berikut ini:
Amplitudo fase fleksi dan ekstensi sama
Neonatus umumnya sadar, tidak ada
jitteriness
Seringkali terlihat pada neonatus
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Anamnesis : riwayat maternal,
neonatal, keluarga
2. Pemeriksaan fisik (neurologi,
pernafasan, kardiovaskuler,
gastrointestinal)
3. Laboratorium
4. Radiologi
PROSEDUR DIAGNOSTIK
Untuk mendiagnosa kejang kita perlu
bertanya
1.Apakah benar bayi kejang?
2.Apakah ada asfiksia atau faktor
resiko untuk sepsis atau tetanus?
3.Bagaimana dengan titer glukosa?
4.Umur berapakah bayi tersebut?
Pemeriksaan Utama
Laboratorium
1. Glukosa darah
2. Kalsium dan magnesium darah
3. Pemeriksaan darah lengkap,
4.
5.
6.
7.
Pemeriksaan lainnya
1. Titer TORCH, kadar amonia, USG
TITER GLUKOSA
Di daerah sebaiknya tersedia
PENATALAKSANAAN
TUJUAN
Mengatasi kejang BBL
Menjaga jalan nafas tetap bebas
Mencari faktor penyebab kejang
Memberi obat anti kejang
Mengobati penyebab kejang
PENANGANAN
1. Perawatan Umum : mengatur suhu
PENANGANAN
Rujuk segera bila :
Terdapat riwayat kejang
Bayi terlihat kejang
Terdapat satu tanda : tremor, kesadaran
PENANGANAN
Tindakan sebelum dirujuk : bebaskan
Contd
1. 0,2 ml/kg atau 2 ml Eq/kg
Dosis
Keterangan
Phenobarbital
Dosis awal:
10 20
mg/kg,
tambahkan 5
mg/kg
sampai
maksimal 40
mg/kg
Pemeliharaan
: 3-5
mg/kg/hr
bagi dalam
beberapa
dosis dan
berikan
setiap 12 jam
Merupakan
obat pilihan
Berikan
secara IV
selama 5 mnt
Tingkat
Terapeutik:
20-40 g/ml.
Berikan IM,
IV, atau PO
setiap 12
jam.
Mulai terapi
12 jam
setelah dosis
rumatan.
Efek
Samping
Hipotensi
Apnea
Pantau
status
pernapasan
selama
pemberian
dan periksa
tempat
masuknya
infus
1. Dosis awal:
15-20
mg/kg IV
selama 30
min.
2. Dosis
rumatan: 35
mg/kg/hari
1. Berikan IV
dgn kec.
maksimal
0.5
mg/kg/min
2. Dosis
rumatan: 48
mg/kg/hari
secara IV
cepat atau
PO.
3. Bagi dosis
total dan
berikan IV
setiap 12
Efek
Samping
1. Jangan
berikan
sec.IM.
2. Keracunan
merupakan
masalah
dengan
obat ini
3. Aritmia
Jantung
4. Kerusakan
otak
Obat
Dosis
Benzodiazepi 1. Lorazepam:
n
0.05 0.1
mg/kg
2. Diazepam:
0.1 0.3
g/kg/dosis
Keterangan
Efek
Samping
1. Berikan sec.
1. Gawat
IV Ulangi
napas
setiap 15
2. Menghamba
menit untuk
t
2-3 dosis jika
pengikatan
perlu
bilirubin
2. Dosis
terhadap
maksimal
albumin
adalah 2-5
mg
3. Dapat
diberikan
sekali sebagai
dosis PO
sebesar 0.10.3 mg/kg
PROGNOSIS
Tergantung penyakit yang mendasari,
Contd
Gejala sisa yang mungkin terlihat bila
Prognosis
Prognosis terbaik pada
Hipokalsemia
Ketergantungan
Pyridoxine
Perdarahan subarachnoid
Hipoglikemia
Anoksia
Malformasi otak
Sekuelae
NEONATAL SEPSIS
Batasan : dipakai kriteria :
Dianggap positif bila terdapat 3 dari 6
kelompok gejala dibawah ini
A. Klinik :
NEONATAL SEPSIS
4. Kardiovaskuler : takikardia >160x/mnt,
NEONATAL SEPSIS
B. Diagnosis definitif : CSF, darah,
urine, feses
C. Lab penunjang : DL/FL/UL, radiologi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat maternal
2. Riwayat intranatal
3. Riwayat neonatal
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat obat-obatan
ASUHAN KEPERAWATAN
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Wajah
4. Dada
5. Ekstremitas
6. Kulit
7. Pemeriksaan laboratorium
RIWAYAT MATERNAL
Kejang akibat hipoglikemia yang
RIWAYAT NEONATAL
Bayi prematur dengan RDS sering
kejang
Bayi dengan gangguan metabolik
seperti hipoglikemia (<40 mg/dl
pada aterm dan <30 mg/dl pada
prematur) sering kejang
RIWAYAT KELUARGA
Riwayat yang menyatakan adanya
RIWAYAT OBAT-OBATAN
Penghentian narkotik dapat
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : subtle
Kepala : apakah terdapat fraktur, moulding
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : tiba-tiba menurun
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas : gerakan seperti
KEJANG SUBTLE
50% pada BBL adalah kejang subtle
Tidak responsif terhadap obat anti kejang
Berupa gerakan bola mata cepat, mulut
KEJANG TONIK
Gerakan kejang bersifat fokal atau
general
Sering disertai deviasi bola mata dan
kadang-kadang disertai gerakan
klonik atau panea
Sering dijumpai pada bayi prematur
dan sering terjadi bersama kelainan
SSP dan IVH
Sebagian prognosis jelek
KEJANG MIOKLONIK
Gerakan ekstensi dan fleksi dari
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Segera : gula darah,
lumbal punksi
2. Pemeriksaan lainnya :
a. Darah rutin (Hb, Ht, trombosit),
b. Gula darah, kalsium, Mg, Na, K, BUN,
amonia, AGD
c. Lumbal punksi
d. EKG
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola nafas berhubungan
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1 :
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil
Pola nafas adekuat
Tidak ada apnea
Tidak sesak, tidak sianosis
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi
1. Kaji perubahan pola nafas
2. Kaji adanya apnea
3. Isap lendir jika perlu
4. Beri oksigen sesuai advise dokter
5. Pasang monitor respiratori
6. Kolaborasi untuk pemebrian obat
anti konvulsan
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 2 :
Tujuan : Gangguan perfusi serebral dapat
diatasi
Kriteria hasil
Tingkat kesaradan baik
Tremor, kejang tidak ada
USG kepala normal,
UUB tidak cembung
Tidak sesak, tidak sianosis,
Nilai elektrolit Hb,Ht,GDA normal
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 3:
Tujuan : Tidak terjadi aspirasi
Kriteria hasil
Jalan nafas bersih
Tidak ada sianosis
Nafas reguler tidak ada retraksi
Frekwensi nafas dalam batas normal
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi
1. Siapkan alat pengisap lendir
2. Bila ada kejang hentikan pemberian
minum
3. Selesai minum bayi disendawakan
4. Kolaborasi untuk pemasangan OGT
5. Beri posisi semi ekstensi pada bayi