Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LANDASAN TEORITIS
permainan
yang
dianggap
sebagai
asal
mula
permainan
9
sepakbola sudah sejak lama. Pada tahun 1122 247 sebelum masehi sepakbola sudah
dimainkan di Tiongkok dengan nama Tsu-Chiu. Sedangkan pada abad 11 di Inggris
mengenal permainan sepakbola dengan sepak-sepakkan dengan bola terbuat dari
usus lembu.Dengan terus berkembangnya kemajuan zaman, sepakbola terus
mengikuti perkembangan dan menyempurnakan setiap sisi permainan.Menurut
riwayat, perkembangan sepakbola dimulai dari perkumpulan-perkumpulan sekolah
dan Universitas. Pada tahun 1846 Cambridge University terbentuk dan dibuatlah
peraturan permainan sepakbola yang dikenal dengan cambridge rules of football.
Perkembangan yang pesat melahirkan peraturan permainan sepakbola
modern. Tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepakbola dengan namaFederation
Internasional de Football Association (FIFA), yang merupakan tingkat organisasi
tertinggi dunia yang menaungi setiap organisasi sepak bola seluruh dunia.
Indonesia
merupakan
salah
satu
negara
yang
ikut
serta
dalam
10
sejarah sepakbola di Indonesia dilakukan dengan pencarian dengan mesin pencaripun
tak kunjung mendapat sajian informasi yang memadai. demikian juga dengan
menelusurinya melalui pusat pembukuan diantaranya seperti toko buku ataupun
pustaka, bahkan tidak satupun yang mampu menjelaskan secara mendalam tentang
sejarah sepakbola di Indonesia.kesulitan yang terjadi adalah tidak ditemukannya
dokumen sejarah seperti lazimnya peninggalan purbakala yang berupa benda maupun
bangunan seperti halnya candi atau tulisan di daun lontar. mungkin permainan
sepakbola pada zaman itu dianggap sebagai aktifitas sosial yang kurang penting
sehingga tidak terdokumentasikan dengan baik oleh nenek moyang kita. hal ini
berbeda dengan beberapa peninggalan sejarah Romawi dan Eropa yang menemukan
akan aktifitas sepakbola.
2.2 Profil Klub Sepakbola Himadirga Program Studi FKIP Unsyiah dan Klub
UKM UIN Ar-Raniry
Himadirga merupakan suatu organisasi kemahasiswaan pada Program Studi
Penjaskesrek FKIP Unsyiah yang menerima dan memberi aspirasi serta motivasi
bagi mahasiswa maupun mahasiswi program studi tersebut. Klub sepakbola
Himadirga adalah skuad tim sepakbola yang merupakan kebanggaan bagi Program
Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah. Sebelumnya klub ini bernama Jupenora yaitu
jurusan pendidikan olahraga yang dibentuk pada tahun 1998 di bawah kepemimpinan
ketua program studi Drs. Agus Salim.Seiring dengan perubahan kepemimpinan,
maka klub tersebut kembali dirubah dan menjadi klub Himadirga sampai dengan
sekarang.Banyak prestasi yang telah ditorehkan dari klub tersebut beberapa
diantaranya Juara I POM FKIP pada Tahun 2002,Juara I Turnamen Sepakbola Ikatan
11
Pemuda Aceh Utara Cup I Tahun 2004.dan yang paling bergengsi adalah Juara I
Kompetisi Antar Klub Persiraja Divisi Dua Tahun 2012.Meski pemain terus berganti
hingga saat ini klub tersebut terus menorehkan prestasi yang mengagumkan baik dari
turnamen antar jurusan, fakultas, universitas bahkan klub-klub di Banda Aceh
mengingat pengalaman dan prestasi yang telah banyak ditorehkan.
UKM merupakan organisasi kemahasiswaan dari semua jurusan yang
bergabung menjadi satu dalam kesatuan dalam mengekspresikan segala keahlian
baik dalam bidang pengetahuan maupun bidang keolahragaan. Klub Sepakbola UKM
UIN Ar-Raniry merupakan tim sepakbola yang terbentuk pada 7 Juli 2007 yang
terdiri dari beberapa jurusan bahkan fakultas yang tersedia di Universitas UIN ArRaniry.Mengingat prestasi yang ditorehkan klub sepakbola Himadirga FKIP
Unsyiah.Klub sepakbola UKM UIN Ar-Raniry juga banyak memperoleh prestasi
disetiap pertandingan beberapa diantaranya JuaraI POM FEKON Unsyiah Tahun
2009, Juara II Piston Cup Tahun 2011, Juara III Liga Pendidikan Indonesia Regional
Aceh Tahun 2012. meski tidak segemilang klub sepakbola Himadirga Program Studi
Penjaskesrek FKIP Unsyiah, Klub Sepakbola UKM UIN Ar-Raniry tidak bisa
dianggap sebelah mata dikarenakan klub tersebut terus melakukan evaluasi dari
setiap pertandingan serta mencari bibit-bibit baru untuk memperkuat tim untuk
mencapai prestasi dimasa mendatang.
sesuatu
dan
mendapatkan
hasil.
Menurut
Mielke
(2007:1)
12
keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu. Guthri dalam (Amung,
2000:21) menjelaskan bahwa keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat
hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu
yang minimum. Hal ini kembali diperjelas oleh Singer dalam (Amung, 2000:21)
bahwa keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai
suatu tujuan dengan efisien dan efektif. keterampilan dapat menunjuk pada aksi
khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan.
keterampilan dalam sepakbola mengandung arti penyelesaian tugas gerakan
kombinasi dalam memainkan bola dalam waktu yang minimum seperti mengoper
cepat dari satu pemain ke pemain, menggiring melewati lawan, melompat
menyundul bola dan menendang bola ke gawang dengan akurat sehingga
menciptakan peluang mendapatkan poin.
Senada dengan penjelasan di atas, Keterampilan dalam sepak bola merupakan
kemampuan pemain sepak bola dalam melakukan dan menguasai teknik dasar
permainan sepakbola.Memiliki keterampilan yang baik dapat memberikan dorongan
serta kepercayaan diri untuk dengan mudah melakukan se gala keterampilan bermain
sepakbola. Mengontrol bola secara optimal sehingga setiap serangan yang dilakukan
pada pertahanan lawan lebih produktif serta dengan mudah menggandakan poin bagi
tim dan memperoleh kemenangan.
Dengan demikian, suatu keterampilan itu baru dapat dikuasai atau diperoleh,
apabila dipelajari atau dilatih secara terus- menerus dala periode waktu tertentu dan
apabila kegiatan kompleks dan sulit untuk dipelajari, maka yang terbaik adalah
13
menganalisis keterampilan itu dan melatih tiap bagian secara terpisah. apabila bagian
lain ditambahkan sampai keseluruhan keterampilan dapat dilatih sekaligus.
14
bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat
permainan.
Menurut Soegijanto (1985:456) dribbling adalah menggiring bola dengan
jalan menyentuh atau menggulingkan bola dengan bagian kaki terus- menerus sambil
berlari.tujuan dari menggring tersebut adalah mendekati dan melewati pertahanan
lawan dan menghasilkan poin. Hal ini diperjelas oleh Hidayat (2010:132) bahwa
tujuan dribbling yaitu membawa bola ke arah gawang lawan untuk mendekati jarak
ke
sasaran
melewati
lawan,
dan
memperlambat
atau
mengatur
irama
15
utama
dalam
permainan
sepakbola
adalah
16
Menurut Sutrisno (2010:185) menembak atau menendang sasaran akhir
setiap bermain. Dengan demikian, melakukan tendangan ke gawang adalah tujuan
dari permainan sepakbola. seorang pemain harus menguasai keterampilan dasar
menendang dengan akurat dan keras.
17
menerima bola membentuk jalinan vital yang menghubungkan kesebelasan pemain
ke
dalam
satu
unit
yang
berfungsi
lebih
baik
daripada
bagian-
18
kepada kawan sekaligus untuk menciptakan gol. Menggunakan sundulan (heading)
untuk menyerang atau untuk mencatak gol merupakan satu moment yang paling
mengasyikkan dalam permainan sepakbola.Hal ini sering berarti memanfaatkan
peluang-peluang kecil, jadi harus berani mengambil resiko dan sungguh-sungguh
menyambar atau menyundul bola.. Menurut Soegijanto (1985:456) heading adalah
menyundul bola atau menyentuh bola dengan kepala.
19
yang
perlu
diperhatikan
untuk
dikembangkan
adalah:
daya
tahan
teknik
adalah
bertujuan
untuk
mempermahir
penguasaan
20
oleh karena itu gerakan-gerakan dasar dalam setiap cabang olahraga haruslah
dikuasai secara sempurna.
2.5.3 Latihan Taktik
Latihan taktik adalah bertujuan untuk mengembangkan daya tafsir para atlet
ketika melaksanakan kegiatan olahraga.Yang dilatih adalah pola permainan, strategi
dan teknik pertahanan dan penyerangan sehingga menjadi suatu kesatuan gerak yang
sempurna.
2.5.4 Latihan Mental
Latihan mental sama pentingnya denganketiga aspek tersebut. Sebab,
sempurnanya perkembangan fisik, teknik, serta taktik atlet, apabila me ntal tidak turut
berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai. Latihan-latihan mental
adalah latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta
perkembangan emosional dan impulsif, misalnya semangat bertanding, sikap pantang
menyerah, keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas,
percaya diri, kejujuran, dan sebagainya.
Keempat aspek tersebut harus dilatih secara terkoordinasi dengan baik dan
tidak satupun boleh diabaikan. Oleh karena itu, cara melatih pun harus mengacu pada
definisi latihan yang telah diprogramkan demi tercapainya prestasi yang
membanggakan.Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulanganpengulangan yang konstan, maka mekanisme gerak tubuh akan bertambah baik.
Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi jumlah tenaga yang dikeluarkan, sebab
gerakan-gerakan tambahan yang tidak diperlukan dapat sedikit diabaikan.
21