Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NAMA
: JEFFRI NORRIS
NIM
: F1D213010
PRODI
: TEKNIK GEOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "agroindustri pada singkong". Atas dukungan
moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada sgenap pihak yang telah membantu
pembuatannya.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sebagai
pengganti uas dari mata kuliah agroindustri dari ibu pembimbing mata kuliah
tersebut. Makalah ini berisikan tentang bagaimana meningkatkan produktivitas
pada sagu sebagai sumber bahan pangan yang terdapat di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan
makalah
ini
pada
tugas-tugas
makalah
kedepannya.
Jeffri Norris
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengembangan prakarsa kemandirian bangsa harus didorong dengan cara
mengembangkan berbagai potensi masyarakat, memanfaatkan berbagai sumber
daya yang dimiliki dan mengoptimalkan hasil hasilnya sehingga berbagai upaya
dimaksud harus berujung dan bertumpu kepada kesejahteraan rakyat, dan
kemakmuran daerah yang bersangkutan, berdasarkan sendi sendi keadilan dan
pemerataaan.
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan sektor
AGROINDUSTRI, yang memang sudah merupakan ciri utama dan mayoritas
kehidupan masyarakat di negara kita, dimana sebagian besar penduduknya
bertempat tinggal di pedesaan dengan hidup mengandalkan dari sektor pertanian
dan dapat mengoptimalkan lahan lahan yang belum maksimal produksi sehingga
apabila kegiatan kegiatan tersebut tumbuh kembangkan oleh pemerintah daerah
dan masyarakatnya, akan diperoleh beberapa keuntungan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Optimalisasi lahan lahan yang belum dan dalam rangka membangun agro
bisnis dan agro industri yang terintegrasi sangat membutuhkan dukungan dari
pemerintah, seperti yang dilakukan leh PEMPROV. Jawa Barat dengan
mengeluarkan PERDA Propinsi Jawa Barat No. 1 tahun 2001 Tentang rencana
Strategi Propinsi Jawa barat tahun 2001 2005, dimana didalamnya memuat
aspek pemanfaatan lahan tidur secara optimal guna meningkatkan prouktivitas
pertanian.
BAB II ISI
2.1 DATA PENELITIAN
DATA DATA TENTANG SUMBER BAHAN BAKU
BIO ENERGI YANG TERDAPAT DI INDONESIA
1 TONBAHAN
KANDUNGAN JUMLAH HASIL
RENDEMEN
BAKU
GULA (KG)
BIOETHANOL (LITER)
Ubi jalar
150-200
125
12,5 %
Ubi kayu
250-300
166,6
16 %
Jagung
600-700
400
40 %
Sagu
120-160
90
9%
Tetes Tebu
500
250
40 %
JENIS TUMBUHAN
PRODUKSI
ENERGI(KWH
MINYAK(LITER PER PER HA)
HA)
Elaeis guineensis (kelapa sawit)
3.600-4.000
33.900-37.700
Jatropha curcas (jarak pagar)
2.100-2.800
19.800-26.400
Aleurites fordii (biji kemiri)
1.800-2.700
17.000-25.500
Saccharum officinarum (tebu)
2.450
16.000
Ricinus communis (jarak kepyar)
1.200-2.000
11.300-18.900
Manihot esculenta (ubi kayu)
1.020 3000*
6.600 20.000 *
*dengan penggunaan bibit unggul
Memilih terigu menjadi alternatif pangan pokok, ternyata bukan pilihan yang
dapat menyelesaikan masalah, tetapi terbukti menimbulkan masalah baru yang
tidak kalah pelik. Saat ini industri yang berbahan baku terigu, baik industri besar
maupun industri kecil, serta konsumen rumah tangga yang sudah tergantung terigu
makin menjerit karena harga terigu yang terus melambung.
Sebagai subtitusi dari tepung terigu maka perlu dilakukan sosialisasi dalam
penggunaan bahan pangan pengganti yang dapat bersaing dengan gandum sebagai
bahan dasar pembuatan makanan. Tepung singkong atau tepung tapioka
mempunyai potensi sebagai bahan pengganti karena kemudahan dalam
penanaman bahan baku, pengolahan serta harga yang relatif murah
Ekspor singkong Indonesia dalam bentuk gaplek (keratan ubi singkong yang
dikeringkan), tepung gaplek, ataupun tepung tapioka cukup meyakinkan dan dapat
bersaing, seperti gaplek Indonesia yang sangat terkenal di mancanegara, terutama
di Uni Eropa, selain itu singkong dapat diolah menjadi Tepung, Gula tepung dan
Gula Cair ( Fruktosa & Glukosa ), Cassava Chips dll.
Dua ancaman serius yang muncul akibat ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil, yakni:
1.
2.
faktor polusi bahan bakar fosil yang merugikan lingkungan hidup, mau
tidak mau memaksa umat manusia untuk memikirkan alternatif energi yang
lebih terjamin pengadaannya serta ramah terhadap lingkungan.
2.
3.
4.
Perlu sinergi antar instansi serta antara pemerintah pusat dan daerah dalam
rangka penyediaan bahan baku, pemrosesan, serta distribusi bahan bakar
bioethanol.
5.
Sumber etanol tidak hanya berasal dari tebu dan singkong melainkan juga bisa
didapatkan dari jagung, ubi jalar, sorgum, sweet sorgum, kentang, beet dan juga
padi dengan efisiensi etanol yang tertinggi berasal dari jagung yang jumlahnya
mencapai 400 liter per 1000 kilogram. Diikuti tetes tebu yang mencapai 250 liter
per 1000 kilogramnya dan ubi kayu sejumlah 166,6 liter per kilogramnya.
Namun, bila diimplementasikan dari hasil panen masing-masing jenis tanaman
maka tanaman yang menghasilkan etanol dengan produktivitas tertinggi adalah
tebu disusul dengan ubi kayu.
2.3 PEMBAHASAN
negara
agraris
seharusnya
dapat
memanfaatkan
momentum saat ini untuk mulai menggalakkan lagi sektor industri pertaniannya
mengingat tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan lahan yang sangat besar serta
didukung pula oleh ektor tenag kerja yang melimpah.
UNIDO (UN Industrial Development Organization) sudah sejak awal
tahun 1980-an menerbitkan beberapa laporan tentang potensi singkong atau ubi
kayu atau manioc, terutama di negara berkembang seperti di Indonesia yang
memiliki lahan luas dan subur karena permintaan pasar produk singkong tersebut
dalam berbagai bentuk, mulai dari bahan mentah, gaplek, tepung gaplek, tepung
tapioka dan tentu saja sebagai bahan baku ethanol sangat tinggi
Singkong cukup potensial untuk dikembangkan karena singkong merupakan
tanaman yang sudah sangat dikenal oleh petani dan dapat ditanam dengan mudah.
Singkong juga merupakan tanaman yang sangat fleksibel dalam usaha tani dan
umur panen. Lahan untuk tanaman singkong tidak harus khusus, dan tidak
memerlukan penggarapan intensif seperti halnya untuk tanaman hortikultura
lainnya, misal sayuran.
Ada lebih dari 30 jenis umbi-umbian yang biasa ditanam dan dikonsumsi
rakyat Indonesia. Dibandingkan dengan padi, membudidayakan umbi-umbian itu
jauh lebih mudah dan murah. Sebagai contoh, menanam ubi kayu secara intensif
membutuhkan biaya hanya sepertiga dari biaya budidaya padi. Di sisi lain,
kandungan karbohidrat umbi-umbian juga setara dengan beras.
Umbi-umbian itu kemudian dapat diproses menjadi tepung. Dalam bentuk
tepung, umbi-umbian dapat difortifikasi dengan berbagai zat gizi yang diinginkan.
Bentuk tepung juga mempermudah dan memperlama penyimpanan hingga dapat
tahan berbulan-bulan, bahkan hingga tahunan. Selain itu, dalam bentuk tepung
akan mempermudah pengguna mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan siap
saji dan menyesuaikannya dengan selera yang disukai.
Teknologi pengolahan umbi-umbian menjadi tepung sangat sederhana dan
murah. Dengan teknologi itu, usaha skala kecil-menengah mampu menghasilkan
tepung dengan kualitas yang tidak kalah bagus dibandingkan tepung terigu yang
diproduksi perusahaan besar
KADAR NUTRISI
Kandungan Nutrisi pada Ubi Kayu ( per 100 gram )
FLEKSIBILITAS
HASIL
TEKNOLOGI PRODUKSI
PRODUK
DAN
KEMUDAHAN
Berdasarkan pada hasil survey dan analisa pasar, kebutuhan berbagai jenis
industri yang memanfaatkan singkong sebagai bahan baku sangat besar karena
singkong dapat menghasilkan hingga 14 macam produk turunan yang digunakan
oleh industri makanan, industri farmasi, industri kimia, industri bahan bangungan,
industri kertas dan Industri biofuel, sedangkan dari segi teknologi pemanfaatan
singkong sebagai bahan pangan ataupun sebagai bahan bakar bukanlah sebuah
teknologi baru apalagi teknologi yang tidak terjangkau bagi bangsa kita.
Teknik pengolahan singkong yang sangat sederhana bahkan sudah dikenal
sejak zaman nenek moyang kita, bahkan untuk pengolahan ethanol telah terbukti
dengan adanya berbagai makanan dan minuman khas seperti Brem, Tuak, Arak
dan berbagai macam olahan yang mengandung alkohol pada minuman tersebut
sebagai hasil dari proses fermentasi dan atau destilasi
SINGKONG
SEBAGAI
RAW
MATERIAL
KEBUTUHAN
INDUSTRI
Sebagai Raw Material ( Bahan Mentah ) singkong dibutuhkan oleh
berbagai industri, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri dengan tujuan
eksport Uni Eropa, Jepang, Korea, China dan Amerika Serikat.Misalnya untuk
Industri pengolahan Tepung tapioca dan produk turunannya yang disebut
POLYOL, termasuk SORBITOL, MALTITOL, DEXTROSE MONOHYDRATE,
MALTOSE SYRUP, SORBITOL BUBUK DAN MALTODEXTRINE.
Produk ini banyak digunakan dalam industri produk konsumen dan
farmasi di seluruh dunia sebagai bahan baku utama pembuatan pasta gigi, produk
kosmetik, vitamin C dan produk makanan.
1. Sorbitol, adalah monosaccharide polyhydric alcohol dan hexitol yang banyak
digunakan pada produk kosmetik, pasta gigi, peralatan mandi, produk farmasi,
vitamin C, bahan makanan dan minuman, dan juga digunakan dalam beberapa
industri bahan kimia.
Kegunaan Sorbitol pada Beberapa Produk
Toothpaste 45%
Vitamin C 20%
2. Sorbitol Syrup, adalah gula rendah kalori yang memiliki rasa dingin dan manis,
dan digunakan sebagai humectant.
3. Sorbitol Bubuk, dihasilkan dari proses kristalisasi dan tingkat kemurniannya
sangat tinggi (lebih dari 99.5%). Dibandingkan dengan pemanis lain, Sorbitol
bubuk memiliki efek pendingin, dan banyak digunakan dalam pembuatan permen
karet.
4. Glucose Syrup, hasil hidrolis tepung yang terdiri dari unsure dextrose, dextrin,
maltose dan air. Berasa manis dan berbentuk cairan kental berwarna bening
kekuningan. Jika dicampur dengan air dapat digunakan dalam pembuatan gulagula.
5. Maltodextrine, dihasilkan dari proses hidrolis parsial tepung dengan enzim.
Produk ini digunakan dalam pembuatan susu bubuk dan makanan olahan.
6. Dextrose Monohydrate, adalah sakarida D-glukosa yang dimurnikan dan
berbentuk kristal. D- glukosa memiliki rasa manis, berwarna putih, larut dalam air
dan mudah dicerna dalam proses metabolisme tubuh maupun fermentasi dengan
ragi. Bahan ini digunakan untuk pembuatan permen, roti dan makanan olahan.
7. Maltitol, hasil dari proses hidrogenasi maltose, banyak digunakan dalam
pembuatan makanan dan minuman bebas gula karena memiliki daya serap yang
tinggi. Maltinol digunakan untuk membuat makanan dan minuman penderita
diabetes, orang yang sedang menjalani diet dan untuk membuat makanan yang
tidak merusak gigi
Sebagai bahan baku industri non pangan
a. Perekat
b. Pemutih Kertas
c. Campuran Bubur Kertas
d. Plastik Laminasi
e. Pakan Ternak
TEKNOLOGI PERTANIAN
Adira 1
Malang 1
Malang 2
Darul Hidayah.
Adira 2
Adira 4
Malang 4
Malang 6
UJ 5
dan UJ 3.
ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering
sekitar 0,6 gram per kilogram.
tanah, sehingga sifat fisik tanah seperti infiltrasi dan drainase baik untuk
pertumbuhan tanaman. Selain itu asam humik juga memegang peranan penting
dalam menonaktifkan senyawa racun seperti Aluminium.
Singkong merupakan tanaman yang menurut hasil penelitian Kanapathy
(1974) menunjukkan bahwa unsur hara yang keluar dari siklusnya di tanah
sebagai akibat dari proses pemanenan pada tanaman singkong, lebih tinggi
dibandingkan tanaman lahan kering lainnya seperti kelapa sawit, karet, dan
jagung. Sehingga jika bagian tanaman lainnya selain umbi dikembalikan lagi ke
tanah, maka unsur hara yang hilang sebenarnya jauh lebih kecil daripada tanaman
seperti padi dan jagung. Apabila ampas dari proses pembuatan tepung juga
dikembalikan, maka unsur hara yang hilang akibat proses produksi singkong ini
sangat kecil.
Kurangnya pemberian bahan organik, dan tidak dikembalikannya sisa-sisa
tanaman juga menyebabkan menurunnya aktivitas organisme tanah, dan
menurunkan kemantapan struktur tanah sehingga tanah menjadi padat. Sebagai
akibatnya, akar tanaman menjadi kurang berkembang. Terlebih lagi Al-dd menjadi
sangat beracun dan menurunkan produktivitas.
Data dan Fakta diatas menunjukkan bahwa skema pemupukan yang
disarankan adalah dengan menggunakan pupuk organik seperti kompos maupun
kotoran hewan dan daun daunan. Dengan perawatan tanaman sekaligus lahan
dengan teknik organik diharapkan produktivitas tanaman akan tinggi karena
kebutuhan nutrisi tanah terpenuhi sekaligus menjaga matinya tanah yang
disebabkan oleh terkikisnya unsur hara oleh tanaman tersebut.
Berdasarkan
pengalaman
Pilot
Project
yang
dilakukan
GAPLEK
Gaplek dapat dikatakan adalah singkong dalam bentuk potongan kecil yang
telah kering sehingga masih dapat diproses menjadi berbagai produk turunan
Singkong. Metode produksinya sangat sederhana. Singkong segar hanya dikupas,
dicuci, di cacah dengan panjang kurang dari 5cm agar mudah disimpan di Silo
( tempat penyimpanan ) dan dikeringkan atau dijemur. Proses ini mengurangi
bobot sebanyak kurang lebih sebesar 20 % 30 %.
Diproses secara intensif di negara Thailand, Malaysia dan Afrika , Gaplek atau
dried cassava chips adalah komoditi yang terkenal di dunia sebagai pakan ternak
dengan kadar karbohidrat tinggi.
1.
PELLET
Pellet dibuat dari umbi kering yang digiling dan dibentuk menjadi bentuk
silinder dengan panjang sekitar 2 3 cm dan diameter sekitar 4 8 mm. biasanya
sekitar 2 3 % dari berat umbi kering hilang selama proses ini, namun pellet
mempunyai kelebihan dibanding Gaplek yaitu :
a. Kualitas lebih seragam
Pati adalah salah satu substansi penting di dunia yang dapat diperbaharui dan
merupakan sumber daya yang tidak terbatas. Pati dihasilkan dari biji bijian atau
umbi akar. Sebagian besar dari Pati digunakan sebagai bahan pangan namun
dengan berbagai proses fisika, kimia dan biologi dapat dikonversi menjadi
beragam produk lain. Saat ini Pati digunakan sebagai bahan pangan, kertas,
tekstil, perekat, minuman, farmasi dan bahan bangunan.
Singkong memiliki banyak karakteristik unggul sebagai bahan dasar Pati
Tekstur
Lebih diminati oleh industri perekat karena membuat perekat lebih cair,
halus dan stabil
industri
tepung
tapioka,
teknologi
yang
digunakan
dapat
3. Pemarutan
Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses
lebih lanjut
4. Pemerasan/Ekstraksi
a. Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan
kain saring, kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang
diperoleh adalah pati yang ditampung di dalam ember.
b. Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong
diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan
tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati yang
dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik
a. Penjemuran
Setelah endapan dikumpulkan, pati lalu dijemur di atas lembaran plastik
atau tampah dari bambu untuk dijemur selama lebih kurang 48 jam hingga
didapatkan MC ( moisture content ) = 14 %
Teknik ini membutuhkan luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas
karena menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan
penjemuran tidak mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam green house yang
didayagunakan sebagai oven
b. Pengeringan Hibrida
Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur selama 1 hari lalu ditambah
alat bantu misalnya oven atupun dengan cara mengalirkan udara panas ke area
pengeringan indoor
c. Pengeringan Mekanis
Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan oleh
generator atau listrik
Dalam hal ini proses ekstrak pati singkong jauh lebih sederhana karena
hanya sedikit sekali substansi sekunder seperti misalnya protein, pada singkong
ditambah lagi hasil terbaik dalam ekstraksi Pati Singkong dapat dihasilkan hanya
dengan tambahan air, hal ini membuat pengolahan singkong sebagai Pati dan
Tepung sangat sesuai untuk negara berkembang dan industri rural
Likuifikasi
Sakarifikasi
Purifikasi ( Pemurnian )
Pati murni mengandung granula mikro yang mengandung struktur internal
yang kompleks.Pada suhu kamar, granula tadi dapat larut dalam air. Namun jika
dipanaskan hingga suhu 60 derajat celcius granula akan lumer dan RUPTURE ?.
menghasilkan kenaikan viskositas ( kekentalan ) .
Pada kondisi yang disebut dengan gelatin ini Pati dapat diperoses oleh enzim
amilase, pada prakteknya Pati Singkong melalui kedua proses ini dengan sangat
cepat dengan menggunakan jenis amilase yang stabil dalam suhu tinggi. Proses ini
disebut dengan Likuifikasi yang menghasilkan DEXTRIN yang akan diproses
lebih lanjut
3. PENGOLAHAN ETHANOL
Ethanol diperoleh dari hasil fermentasi gula, selulosa atau hasil konversi pati.
Diluar kegunaannya sebagai bahan pangan dan farmasi ethanol telah menjadi
alternatif bagi pengembangan BioFuel di berbagai negara berkembang, antara lain
karena :
Tidak beracun
STRENGH
1.
WEAKNESS
Seperti yang telah diketahui, usaha agro kultur adalah usaha dimana return
tidak dapat didapatkan dalam hitungan hari. Angka 1 tahun sebelum menikmati
return adalah waktu yang sangat wajar terjadi di bidang agro kultur, namun angka
ROI yang besar seharusnya dapat menutupi kelemahan dalam hal masa investasi.
Singkong juga merupakan tanaman yang lama kelamaan akan mengikis
unsur hara pada lahan yang digunakan. Hal ini disebabkan karena ikut
terangkatnya hara tanah pada saat panen. Solusi untuk hal ini telah melalui
OPPORTUNITY
THREAT
yang dewasa ini sangat boros dalam penggunaan pupuk dan pembasmi hama,
biasanya banyak teraliri melalui saluran irigasi.
LAMPIRAN
BUDIDAYA dan PENGEMBANGAN SINGKONG
SEBAGAI KOMODITAS AGROINDUSTRI
with 27 comments
PRAKATA
Pengembangan prakarsa kemandirian bangsa harus didorong dengan cara
mengembangkan berbagai potensi masyarakat, memanfaatkan berbagai
sumber daya yang dimiliki dan mengoptimalkan hasil hasilnya sehingga
berbagai upaya dimaksud harus berujung dan bertumpu kepada
7.
8.
9.
4.
faktor polusi bahan bakar fosil yang merugikan lingkungan hidup, mau
tidak mau memaksa umat manusia untuk memikirkan alternatif energi
yang lebih terjamin pengadaannya serta ramah terhadap lingkungan.
7.
8.
9.
Perlu sinergi antar instansi serta antara pemerintah pusat dan daerah
dalam rangka penyediaan bahan baku, pemrosesan, serta distribusi
bahan bakar bioethanol.
mencapai 250 liter per 1000 kilogramnya dan ubi kayu sejumlah 166,6 liter
per kilogramnya.
Namun, bila diimplementasikan dari hasil panen masing-masing jenis tanaman
maka tanaman yang menghasilkan etanol dengan produktivitas tertinggi
adalah tebu disusul dengan ubi kayu.
DATA DATA TENTANG SUMBER BAHAN BAKU
BIO ENERGI YANG TERDAPAT DI INDONESIA
1 TONBAHAN
KANDUNGAN JUMLAH HASIL
RENDEMEN
BAKU
GULA (KG)
BIOETHANOL (LITER)
Ubi jalar
150-200
125
12,5 %
Ubi kayu
250-300
166,6
16 %
Jagung
600-700
400
40 %
Sagu
120-160
90
9%
Tetes Tebu
500
250
40 %
JENIS TUMBUHAN
PRODUKSI
ENERGI(KWH
MINYAK(LITER PER PER HA)
HA)
Elaeis guineensis (kelapa sawit)
3.600-4.000
33.900-37.700
Jatropha curcas (jarak pagar)
2.100-2.800
19.800-26.400
Aleurites fordii (biji kemiri)
1.800-2.700
17.000-25.500
Saccharum officinarum (tebu)
2.450
16.000
Ricinus communis (jarak kepyar)
1.200-2.000
11.300-18.900
Manihot esculenta (ubi kayu)
1.020 3000*
6.600 20.000 *
*dengan penggunaan bibit unggul
II. TEKNOLOGI PERTANIAN
Dengan semakin meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan produk
berbasis singkong maka permintaan dan kebutuhan akan bibit juga semakin
meningkat, hal ini menyebabkan berbagai Institusi Penelitian dan
Pengembangan dalam bidang Agrikultur terus menerima permintaan baik
dalam bentuk bibit maupun sekedar referensi dan makalah penelitian.
Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan
dan untuk industri.
*Singkong Mukibat tidak dimasukkan ke dalam varian tersendiri karena
Singkong Mukibat sebenarnya hanyalah Singkong biasa dan Singkong Karet
yang disambung menggunakan teknik okulasi.
Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar
HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan
ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering
sekitar 0,6 gram per kilogram.
BIBIT TERBAIK SAAT INI
Pengembangan singkong Darul Hidayah adalah merupakan jawaban dari
persoalan dan rendahnya produktivitas dimana untuk jenis singkong
konvensional biasanya hanya menghasilkan 40 50 ton singkong segar per
hektar, bahkan terkadang hanya mencapai 20 25 ton /ha lahan tanam.
Sedangkan singkong Darul Hidayah setelah melalui berbagai uji tanam atau
diketahui dapat menghasilkan singkong segar sebesar 100 150 ton/ha lahan
tanam.
TEKNIS DAN JENIS PEMUPUKAN
V. KESIMPULAN
Singkong layak dijadikan komoditas Agro Industri
Dengan teknik pengolahan yang sederhana dapat memenuhi
kebutuhan dari hulu hingga hilir