Вы находитесь на странице: 1из 3

AF rapid VR

1. Definisi
Atrial Fibrilasi (AF) adalah aritmia yang paling sering terjadi (NIH, 2014). AF
merupakan supraventrikular takiaritmia yang mempunyai karakter aktivasi atrial yang
tidak terkoordinasi dengan gangguan fungsi mekanis atrial. Pada EKG terlihat
hilangnya gelombang P secara konsisten dengan osilasi atau gelombang fibrilasi
dengan ukuran, amplitudo, dan timing yang berbeda. QRS komplek tetap sempit
kecuali pada keadaan tertentu (misal bundle branch block). Respon ventrikel biasanya
cepat, antara 90-170 kali per menit (Gutierrez dan Blanchard, 2011). AF yang
demikian biasa disebut AF rapid ventricular respond.
AF bisa timbul dari fokus ektopik ganda atau daerah reentri multipel. Aktivitas
atriumnya sangat cepat (400-700 kali per menit), namun setiap rangsang listrik itu
hanya mampu mendepolarisasi sangat sedikit miokard atrium, sehingga sebenarnya
tidak ada kontraksi atrium secara menyeluruh (Rilantono et al. (eds), 2003).
2. Etiologi
Menurut Rosenthal (2014) AF sangat berhubungan dengan beberapa faktor risiko
berikut:
a. Stres hemodinamik
Peningkatan tekanan intra atrial mengakibatkan gangguan pada kelistrikan atrial
dan remodeling struktural. Penyakit jantung katup yang menyerang mitral atau
trikuspid dan disfungsi ventrikel kiri merupakan penyebab paling umum
peningkatan tekanan intra atrial. Penyebab yang lain di antaranya hipertensi
sistemik atau pulmonal, serta adanya tumor atau trombus intra atrial (jarang
terjadi).
b. Atrial iskemia
Adanya sumbatan pada arteri koronaria dapat menimbulkan iskemia pada otot
jantung yang dapat mengakibatkan AF.
c. Inflamasi
Miokarditis dan perikarditis dapat terjadi idiopatik atau pada keadaan yang
berhubungan dengan collagen vascular disease, infeksi virus atau bakteri, atau
operasi jantung, esofagus, dan thoraks.
d. Noncardiovascular respiratory
Emboli pulmonal, pneumonia, kanker paru-paru, dan hipotermia dapat
berhubungan dengan kejadian AF
e. Alkohol dan obat-obatan
Stimulansia, alkohol, dan kokain dapat memicu AF.

f. Gangguan endokrin
Hipertiroidime, diabetes, dan pheochromocytoma dapat berhubungan dengan
kejadian AF.
g. Gangguan neurologis
Perdarahan subarachnoid atau stroke dapat menjadi faktor presipitasi AF.
h. Genetik
Suatu studi kohort menyebutkan bahwa familial AF berhubungan dengan
peningkatan risiko AF. Peningkatan ini tidak berkurang dengan adanya variasi
genetik dan faktor risiko AF lainnya.
i. Pertambahan usia
Kejadian AF sangat berhubungan dengan pertambahan usia. Insidensi AF
bertambah seiring dengan pertambahan usia (Gutierrez dan Blanchard., 2013).
Sekitar 4% individu di atas 60 tahun dan 8% individu di atas 80 tahun lebih
berisiko mengalami AF.
3. Tatalaksana
Tatalaksana inisial untuk AF adalah mengontrol ventricular rate (Calsium channel
blocker, beta blocker, atau digoxin). Kardioversi elektris atau medis untuk
mengembalikan irama sinus adalah langkah selanjutnya bila pasien tetap mengalami
AF. Heparin sebaiknya diberikan pada pasien yang dirawar di rumah sakit yang akan
dilakukan kardioversi. Antikoagulan atau warfarin sebaiknya diberika

3 minggu

sebelum kardioversi elektif dan diteruskan hingga 4 minggu setelah kardioversi (King
et al., 2002).
Daftar Pustaka:
Gutierrez C dan Blanchard DG (2011). Atrial fibrillation: diagnosis and treatment. AFP,
83(1): 61-68.
King DA, Dickerson LM, Sack JL (2002). Acute management of atrial fibrillation: Part I. rate
and rhythm control. AFP, 66(2): 249-256.
NIH

(2014).

What

is

atrial

fibrillation?.

http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-

topics/topics/af - Diakses pada 31 Mei 2015.


Rilantono LI, Baraas F, Karo SK, Roebiono PS (eds) (2003). Buku ajar kardiologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta: Gaya Baru, p:279.

Rosenthal L (2014). Atrial fibrillation. http://emedicine.medscape.com/article/151066overview#showall Diakses pada 31 Mei 2015.

Вам также может понравиться