Вы находитесь на странице: 1из 18

Mata kuliah

: Asuhan kebidanan II ( Persalinan )

Topik

: Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan

Sub Topik

: 1. Faktor Passage
2. Faktor Power
3. Faktor Passager
4. Faktor Psikis
5. Faktor Penolong

Waktu

: 2 kali pertemuan (100 Menit )

Objektif dari silabus :


Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.

Menjelaskan ukuran panggul dan mampu mengukur panggul

2.

Menenjelaskan Faktor Power

3.

Menjelaskan Faktor Passager

4.

Menenjelaskan Faktor Psikis

5.

Menjelaskan Faktor Penolong


Referensi
1. Bobak. Keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta: EGC: 2005; 301-41.
2. Saifuddin AB. Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta. YBPSP: 2002; 100-01.
3. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. 1998; 83-100.
4. Moore H. Essensial Obstetri dan Ginekology. Jakarta: Hipokrates. 2001; 133-42.
5. Wiknjosastro H, Syaifuddin AB, Rachimadhi T. Ilmu kebidanan edisi 3.
Jakarta: YBPSP. 2005; 171- 91.
6.

Yanti,

S.S.T,

M.

Keb.

Buku

Ajar

Asuhan

Yogyakarta : Pustaka Rihama. 2010

Pendahuluan

Kbidanan

Persalinan.

Mengapa tidak semua proses persalinan berlangsung secara normal? Mengapa ada
ibu yang bersalin harus melalui operasi caesar, menjalani tindakan vaccum ataupun dengan
dipacu dengan menggunakan obatan obatan. Dan banyak anggapan bahwa itu disebabkan
oleh panggul sempit atau anak yang besar.
Peristiwa tersebut merupakan contoh dari beberapa faktor mempengaruhi sebuah
proses persalinan dapat berlangsung secara normal dan lancar. Keberhasilan dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu dan bayi, kondisi psikis maupun penolong yang membantu
proses persalinan. Bila salah satu dari faktor ada yang tidak sesuai, maka akan terjadi masalah
dalampersalinan, baik terhadap ibu atau terhadap janinnya.

MATERI
FAKTOR FAKTOR YANGMEMPENGARUHI
PERSALINAN
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :

a.
b.
c.
d.
e.
I.

Faktor Power
Faktor Passage
Faktor Passanger
Faktor Psikis ibu
Faktor Penolong
Tenaga yang mendorong anak keluar
( Faktor Power )

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar.Kekuatan yang mendorong


janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot otot perut, kontraksi diafragma dan
aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan sempurna.
a. His ( kontraksi uterus )
His adalah kontraksi uterus karena otot ototpolos rahim bekerja dengan baik dan sempurna
dengan sifat sifat : kontraksi simetris, fundus dominant, kenudian diikuti relaksasi. Pada
saat kontraksi otot otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum
uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion kearah bawah rahim dan
serviks.
Sifat sifat lainnya dari his adalah : involuntir, intermitten, terasa sakit, terkoordinasi
dan simetris yang kadang kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisis, chemis dan

psikis. Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal hal yang harus diperhatikan dari
his adalah :
1. Frekuensi his : adalah jumlah dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per 10
menit.
2. Intensitas his : adalah kekuatan his ( adekuat atau lemah )
3. Durasi ( lama his ) : adalah lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan
detik, misalnya 50 detik.
4. Interval his : adalah jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 3 menit.
5. Datangnya his : apakah sering, teratur, atau tidak.
Istilah istilah lain yang berhubungan dengan his adalah pace maker yaitu pusat koordinasi
his yang berada di sudut tuba dimana gelombang his berasal, dari sini gelombang his
bergerak ke dalam dan ke bawah. Fundust dominant adalah kekuatan paling tinggi dari his
yang sempurna berada di fundus uteri. Kekuatan his yang paling lemah berada pada segmen
bawah rahim ( SBR ).
Perubahan perubahan akibat his :
1. Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras / padat karena kontraksi. Serviks tidak
mempunyai otot otot yang banyak, sehingga setiap muncul his maka terjadi
pendataran ( effacement ) dan pembukaan ( dilatasi ) dari serviks.
2. Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontrasi rahim, terdapat pula kenaikan
nadi dan tekanan darah.
3. Pada janin : pertularan oksigen pada sirkulasi utero plasenter kurang sehingga
timbulhipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar
karena adanya iskemia fisiologis. Kalau betul betul terjadi hipoksia yang agak lama,
misalnya pada kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin diatas 160 permenit dan
tidak teratur.

Pembagian his dan sifat sifatnya


1. His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur namun menyebabkan keluarnya
bloody show.
2. His pembukaan ( Kala I ) : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur
dan sakit.
3. His pengeluaran ( Kala II ) : Untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur simetris,
terkoordinir, dan lama ; koordinasi bersama antara kontraksi otot perut, diafragma dan
ligament.

4. His pelepasan uri ( Kala III ) : Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta.
5. His pengiring ( Kala IV ) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri ( merian ), terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek ( retraksi )
Dengan retraksi rongga rahim mengecil sehingga anak didorong kebawah dan tidak
banyak naik lagi setelah his hilang. Akibat retraksi juga segmen atas rahim makin
tebal dengan majunya persalinan, dan segmen bawah rahim menjadi tipis, maka batas
antara segmen atas dan segmen bawah makin jelas.
KELAINAN PADA HIS:
1. Inertia uteri Hipotonic uterine contraction : Kelainan his dengan kekuatan
yang lemah / tidak adekuat untuk membuka servik atau mendorong anak
keluar. Seperti : Penderita anemia, Hydramnion, gemelli, anak besar, primi
atau grande multipara atau ibu dengan emosi yang tidak baik.
Inertia uteri hypotonic terbagi 2:
a. Inertia uteri primer : terjadi pada permulaan fase laten
b. Inertia uteri sekunder : terjadi pada fase aktif dan awal kala II.
b. Inertia uteri Hypertonic atau disebut juga Incordinate uterine action: Ini
menyebabkan persalinan selesai dalam waktu singkat. Contoh: Partus selesai kurang
dari 3 jam , dinamakan partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga
biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. Bahaya partus presipitatus bagi ibu
adalah perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya servik uteri, vagina dan perineum
sedangkan pada bayi dapalam waktu yang mnyebabkan perdarahan dalam tengkorak
karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat. Penderita
merasa nyeri terus menerus dan menjadi gelisah, regangan SBR melampaui kekuatan
jaringan terjadilah ruptur uteri. Dengan Sifat his berubah, Tonus otot meningkat juga
diluar his, kontraksi tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi
antara kontraksi bagian bagiannya. Tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian
atas, tengah, dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan
pembukaan. Tonus otot menyebabkan nyeri hebat dan hipoksia janin
c. Tenaga Mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak
keluar selain his, hebat dan hipoksia terutama disebakan oleh kontraksi otot otot dinding

perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan
tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi.
Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksi otot otot perutnya dan menekan dafragmanya ke bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita
yang lumpuh otot otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps. Tenaga mengejan
ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.

II.

Jalan lahir ( Faktor Passage )

Passage atau jalan lahir dibagi atas : ( 1 ) Bagian keras panggul ; Tulang tulang
panggul ( Rangka Panggul ) dan ( 2 ) Bagian lunak panggul ; Otot, jaringan, dan ligamen
I.

Bagian keras Panggul


1.) Tulang Panggul
a. 2 Tulang Pangkal paha ( os. Coxae ) : os. Iilium, os. ischium, os. Pubis
b. 1 Tulang kelangkang ( os. Sacrum ) ; promontorium
c. 1 Tulang Tungging ( os. Coccygis )

Ad. A Tulang Pangkal paha ( os. Coxae ) : os. Iilium, os. ischium, os. Pubis
-

Tulang usus ( os. iileum )


Tulang duduk ( os. ischium )
Tulang kemaluan ( os. Pubis )
Tulang usus
Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal : Crista illiaca
Ujung depan dan belakang dari crissta: spina iiliaca anterior superior, dan
spina iiliaca posterior superior
Dibagian bawah spina terdapat tekik: Incisura ischiadica major
Tulang duduk ( os. Ischium )
Terdapat pada bagian bawah tulang usus.
Pinggir belakang berduri : Spina ischiadica
Pinggir bawah tulang duduk yang sangat tebal : Tuber ischiadicum
Tulang kemaluan ( os. Pubis )
Terdapat sebelah bawah dan depan tulang usus
Foramen obtutorium ; Lubang dalam tulang panggul
Ramus superior ossis pubis: yg berhubungan dengan tulang usus
Ramus inferior ossis pubis : yang berhubungan dengan tulang duduk

Ad.B Tulang kelangkang ( os. Sacrum )

Berbentuk segitiga, melebar diatas dam meruncing kebawah


Kiri dan kanan garis tengah nampak lima lubang: Foramen sacralia anterior yg akan
dilalui urat- urat syaraf dan pembuluh darah kecil

Digaris tengah terdapat deretan cuat- cuat duri: Crista sacralis


Bagian atas dari sacrum yang menonjol kedepan : Promontorium

Ad.C Tulang Tungging ( os. Coccygis )

Berbentuk segitiga dan trediri atas 3-5 ruas yang bersatu


Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak kebelakang, hingga ukuran
PBP bertambah besar.

2.) Persendian ( Artikulatio )


a. Pertemuan os. Pubis : Symfisis pubis
b. Yang menghubungkan os. Sacrum dan os. Illeum : Artukulasio sakro iliaka
c. Yang menghubungkan os. Sacrum dengan os. Cocsygis : Artikulatio sakro
kogsigeum
3.) Ruang Panggul
a. Pelvis mayor ( False pelvis ) : terletak diatas linea terminalis
b. Pelvis minor ( true pelvis )
4.) Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul / PAP
Adapun batasnya adalah : Promontorium, sayap sacrum, linea inominata,
ramus superior ossis pubis, dan pinggir atas symfisis dan arah sebaliknya
b. Bidang Luas Panggul : Pertengahan symfisis, pertengahan acetabulum dan
pertemuan antara ruas sacral II dan III
c. Bidang sempit panggul : pinggir bawah symfisis, kedua spina ischiadika dan
memotong sacrum + 1- 2 cm diatas ujung sacrum.
d. Pintu bawah panggul ukuran terkecil Pintu bawah panggul PBP : dibatasi
simfisis dan arkus pubis
5.) Sumbu panggul.
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik titik tengah ruang
panggul yang melengkung kedepan
6.) .Bidang bidang panggul
Merupakan bidang khayalan dalam panggul, untuk menentukan berapa jauhnya
anak turun dalam rongga panggul
a. Bidang Hodge I : sama dengan PAP
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symfisis
c. Bidang Hodge III : sejajar dengan H I melalui spina ischiadica
d. Bidang Hodge IV : sejajar dengan H I melalui ujung os coccygis
7.) Ukuran ukuran panggul
Alat pengukur : Pita meter, jangka panggul ( martin, oseander, Collin,
Boudelogue ), Periksa dalam, Rontenologis
Ukuran ukuran Panggul Luar
- Distansia spinarum: jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan
-

kanan ( 24- 26 cm )
Distansia Cristarum : jarak antara crista iliaka kiri dan kanan ( 28 30
cm)

Conjugata Eksterna / Boudelogue ; jarak antara pinggir atas symfisis

dan ujung procesus spinosus ruas tulang lumbal ke-v ( 18 20 cm )


Ukuran lingkar panggul : Dari pinggir atas symfisis ke pertengahan
antara spina illiaca anterior superior dan trochanter mayor sepihak dan
kembali melalui tempat tempat yang sama di pihak yang lain ( 80

90 )
Ukuran ukuran panggul Dalam
a. PAP
- Conjugata Vera : dari promontorium ke pinggir atas symfisis.
CV = CD 1,5 cm
CD: Dari promontorium ke pinggir bawah symfisis
- Conjugata Tranversa ( ukuran melintang ) : 12 13 cm / 12,5 13,5
-

merupakan ukuran terbesar


Conjugata Oblique ( ukuran serong ) : 13 cm dari artikulatio ke

tubrculum pubikum
- Conjugata obstetrika: jarak bagian tengah symfisis ke promontorium
b. Bidang Luas Panggul
Merupakan bidang dengan ukuran terbesar:
- Ukuran mua belakang: 12,75 cm
- Ukuran melintang : 12,5 cm
c. Bidang sempit panggul
Bidang dengan ukuran terkecil
- Ukuran muka belakang : 11,5 cm
- Ukuran melintang : 10 cm
- Diameter sagitalis posterior : Dari sacrum ke pertengahan antara spina
ischiadica : 5 cm
d. Pintu Bawah Panggul
- Ukuran muka belakang : dari pinggir bawah symfisis ke ujung sacrum:
-

11,5 cm
Ukuran melintang : antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah

dalam : 10,5 cm
Diameter Sagitalis Posterior : dari ujung scrum ke pertengahan ukuran

melintang ( 7,5 cm )
8.) Inklinasio pelvis
Sudut antara PAP dengan bidang sejajar tanah: 55 0
9.) Jenis - jenis panggul: Gynekodi, Android, antropoid dan platypeloid
II.
Bagian Lunak panggul
Terdiri otot dan ligamentum,ekternus, .
Otot yang menahan dasar panggul bagian luar : M. Spinter ani, m
bulbukavernous,dan m. Perinei tranfersus superfisialisian
Bagian tengah : M. Spinter uretrae
Bagian dalam m. Levator ani yang menahan dasar paggul

III.

Faktor Janin ( Passanger )

1. Janin
Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 38 sampai 42 minggu dengan
berat badan sekitar 2.500 sampai 3000 gram dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm.
Pertumbuhan organ sempurna, rambut kepala tumbuh dengan baik, kulit licin dengan vernik
kaseosa atau bersih, rambut lanugo tumbuh baik, testis sudah turun kedalam skrotum, pusat
penulangan berkembang, labium mayus menutupi labium minus.
Didalam rahim posisi janin sebagai berikut :

Kepala mengadakan fleksi di dada

Tangan mendekap dada

Kaki mengadakan fleksi dan mengarah perut bayi

Seperti diketahui bahwa kedudukan bayi dalam rahim 97% adalah letak kepala, sehingga
kepala sangat menentukan jalan persalinan. Bila kepala bayi dapat melalui jalan lahir, maka
bagian badan dengan mudah dapat menyusul. Oleh karena itu, bagian-bagian kepala harus
dipelajari dengan seksama.
Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak.
a. Bagian muka, terdiri dari :

Tulang Hidung (os nasale)

Tulang pipi (os zigomatikum)

Tulang rahang atas ( os maxillare)

Tulang rahang bawah (os mandibulare)

Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat terjadi maulage.
Kedudukan letak muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu mulut dan rongga mata.
b. Bagian tengkorak, terdiri dari :

Tulang dahi (os frontale) 2 buah

Tulang ubun-ubun (os parietal) 2 buah

Tulang pelipis (os temporale) 2 buah

Tulang belakang kepala (os occipitale)

Hubungan antara tulang tengkorak janin ditutup dengan jaringan ikat yang disebut sutura.
Terdiri dari :

1. Sutura sagitalis ( sela panah) antara tulang parietalis


2. Sutura koronaria ( sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulang parietalis
3. Sutura lamboidea antara tulang oksipitalis dengan tulang parietalis
4. Sutura frontalis antara kedua tulang frontalis.
Pertemuan antara sutura-sutura membentuk ubun-ubun (fontanela) yaitu :
1. Ubun-ubun besar (fontanela mayor)

Bentuk segi empat layang merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, dua
sutura koronaria dan sutura frontalis.

Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis

Sebagai petunjuk letak puncak kepala

2. Ubun-ubun kecil (fontanela minor)

Dibentuk oleh satu sutura sagitalis dan dua sutura laamboidea

Sebagai petunjuk letak belakang kepala

Gbr.1.1 Ubun-ubun sutura dan diameter kepala bayi yang cukup umur
Ukuran-ukuran kepala bayi

Ukuran muka belakang


a. Diameter sub occipito-bregmatika : dari foramen magnum ke ubun-ubun besar
ukurannya 9,5 cm
Ukuran ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui
jalan lahir kalau kepala anak sangat menekur (hyperpleksi) pada letak
belakang kepala
b. Diameter sub occipito-frontalis

: dari foramen magnum ke pangkal ke

pangkal hidung ukurannya 11 cm


Ukuran ini melalui jalan lahir pada letak belakang kepala dengan fleksi sedang

c. Diameter fronto-occipitalis : dari pangkal hidung ke titik yang terjauh pada


belakang kepala ukurannya 12 cm
Ukuran ini adalah melalui jalan lahir pada letak puncak kepala
d. Diameter mento-occipitalis : dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang
kepala ukurannya 13,5 cm
Ukuran ini adalah ukuran terbesar dan melalui jalan lahir pada letak dahi
e. Diameter sub mento bregmatika : dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubunubun besar ukurannya 9,5 cm
Ukuran ini melalui jalan lahir pada letak muka

Ukuran melintang
a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietal) : 9 cm
Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari
pintu atas panggul
b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara sutura coronaria kanan
kiri) : 8 cm
Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugata vera

Ukuran lingkaran
a. Circumferentia sub occipito bregmatika (lingkaran kecil kepala) : 32 cm
b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) : 34 cm
c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala) : 35 cm

Ubun-ubun besar (fonticulus major) merupakan lubang dalam tulang tengkorak yang
berbentuk segi empat dan hanya tertutup oleh selaput merupakan pertemuan antara 4 sutura
yaitu sutura sagitalis, sutura coronaria dan sutura frontalis
Ubun-ubun kecil (fonticulus minor) bukan merupakan lubang besar pada tengkorak,
tapi tempat dimana tiga sutura bertemu yaitu sutura lambdoidea dan sutura sagitalis.
Persendian tulang leher
Dalam persalinan letak kepala, persendian tulang leher berperan penting karena :
1. Bentuk kepala oval (telur) sehingga setelah bagian besar lahir maka bagian kepala
lainnya mudah melalui jalan lahir.
2. Persendian leher dalam bentuk persendiaan kogel, sehingga dapat diputar kesegala
arah yang memberikan kemungkinan untuk melakukan putar paksi dalam dan
letak persendiaan leher agak kebelakang di tulang oksipitalis, sehingga
memberikan kemungkinan fleksi kepala ke arah dada.
Dengan demikian kepala janin dapat menyesuaikan diri pada jalan lahir yang
berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putar paksi dalam.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap
janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin.
a. Sikap ( Habitus )
Sikap janin menunjukkan hubungan bagian bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana
kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
b. Letak ( situs )

Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya : (1)
letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, (2) letak membujur
dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak
sunsang.
Letak membujur ( longitudinal )
(1) Letak kepala : (1) letak fleksi = LBK (2) letak defleksi : letak puncak kepala,
letak dahi dan letak muka Letak sunsang = letak bokong: L, Bokong sempurna
( complete breech ), L, Bokong ( Frank breech, L, Bokong tidak sempurna
( incomplete breech )
(2) Letak lintang ( Transverse lie ) :
(3) Letak miring ( oblique lie )
a. Letak kepala mengolak
b. Letak bokong mengolak
c. Presentasi:
Presentasi diapakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah
rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan lain lain.
d. Bagian terbawah janin
Bagian terbawah janin sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas
istilahnya.
e. Posisi janin
Posisi janin digunakan untuk indikator atau menetapkan arah bagian terbawah
janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu
( materal pelvis ). Misalnya pada letak belakang kepala ( LBK ) ubun ubun
kecil ( UUK ) kiri depan, uuk kanan belakang.
Untuk menentukan presentasi dan posisi janin maka harus dapat menjawab pertanyaan
pertanyaan berikut :
1. Bagian janin apa yang terbawah ?
2. Dimana bagian terbawah tersebut ?
3. Apa indikatornya ?
Ada 5 variasi dari penunjuk arah ( indikator ) dari bagian bawah janin :
1. Letak Belakang Kepala ( LBK )
Indikator : ubun ubun kecil ( uuk )
Variasi posisi :
a. Ubun ubun kecil kiri depan : uuk ki dep
b. Ubun ubun kiri belakang : uuk ki bel
c. Ubun ubun kecil melintang kiri : uuk. mel ki
d. Ubun ubun kecil kanan depan : uuk. ka dep

e. Ubun ubun kecil kanan belakang : uuk. ka bel


f. Ubun ubun kecil melintang kanan : uuk. mel ka
2. Presentasi dahi
Indikator : teraba dahi dan ubun ubun besar ( uub )
Variasi posisi :
a. Ubun ubun besar kiri depan : uub. ki dep
b. Ubun ubun besar kiri belakang : uub. ki bel
c. Ubun ubun besar melintang kiri : uub. mel ki
d. Ubun ubun besar kanan depan : uub. ka dep
e. Ubun ubun besar kanan belakang : uub. ka bel
f. Ubun ubun besar melintang kanan : uub. mel ka
3. Presentasi muka
Indikator : dagu ( mento )
Variasi posisi :
a. Dagu kiri depan
: d. ki dep
b. Dagu kiri belakang
: d. ki bel
c. Dagu melintang kiri : d. mel ki
d. Dagu kanan depan
: d. ka dep
e. Dagu kanan belakang : d. ka bel
f. Dagu melintang kanan : d. mel ka
4. Presentasi bokong
Indikator adalah sacrum
Variasi posisi adalah :
a. Sakrum kiri depan : s. ki dep
b. Sakrum kanan depan
: s. ka dep
c. Sakrum kanan belakang : s. ka bel
d. Sakrum melintang kanan : s. mel ka
5. Letak lintang
Menurut posisi kepala:
a. Kepala kiri
: LLi I
b. Kepala di kanan : Lli II
Menurut arah punggung
a. Punggung depan ( dorso anterior) : PD
b. Punggung belakang ( dorso posterior ) : PB
c. Punggung atas ( dorso superior ) : PA
d. Punggung depan ( dorso anterior ) : PI
6. Presentasi bahu ( Skapula )
Posisi bahu dibagi :
a. Bahu kanan : Bh. Ka
b. Bahu kiri : Bh. Ki
c. Bahu bawah ( dorso interior ), tentukan apakah : tangan kiri ( ta - ki ) atau tangan

a.
b.

kanan ( ta ka ).
Indikator adalah ketiak ( axilla ) :
Ketiak menutup / membuka ke kanan
Ketiak menutup / membuka ke kiri

2. Plasenta

Plasenta berbentuk bundar dan ceper dengan ukuran 15x20cm dengan tebal 2,5
sampai 3 cm. Berat plasenta 500 gr. Tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25
sampai 60 cm. Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan 2,5 cm dan terpanjang sekitar
200 cm.
Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin
itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta.

a.

b.
Gbr 2.1 Plasenta : a.bagian fetal, b.Bagian maternal

Sirkulasi melalui plasenta


Darah janin, mengandung oksigen, dipompa oleh jantung janin menuju ke plasenta
melalui arteri umbilikus dan diangkut sepanjang cabang ke pembuluh darah kapiler vili
korionik. Setelah membuang CO2 dan menyerap oksigen, darah kembali kejanin melalui
vena umbilikus.
Darah maternal diangkut ke dasar plasenta dalam desidua oleh arteri spiral dan
mengalir kedalam ruang darah disekitar vili. Diyakini bahwa arah aliran mirip mata air, darah
mengalir keatas dan membasahi vilus saat disirkulasikan disekelilingnya dan mengalir
kembali kedalam cabang-cabang vena uterin.
Fungsi plasenta
Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu dalam bentuk O2,
asam amino, vitamin,mineral dan zat lainnya kejanin dan membuang sisa metabolisme janin
dan CO2.
Fungsi plasenta dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Sebagai alat nutritif untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
3. Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan membuang CO2
4. Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI
5. Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin
6. Sebagai barrier atau filter
7. Fungsinya belum diketahui.
Tali Pusat
Tali pusat terdapat diantara pusat janin dan permukaan fetal placenta, warna dari luar
putih dan merupakan tali yang berpilin. Plasenta memuat pembuluh darah umbilikus, ada dua
arteri dan satu vena. Tali pusat terlindung dan dilingkupi oleh Whartons jelly, zat yang
lengket terbentuk dari mesoderm. Talinya secara keseluruhan dibungkus oleh lapisan amnion
bersamaan dengan yang membungkus plasenta.
Panjang rata-rata adalah 50 cm.( 30 100 cm ). Tidak ada kesepakatan spesifik yang
menggambarkan tali pusat terlalu panjang, tetapi kerugiannya dapat terjadi lilitan disekitar
leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan,
Insersi tali pusat pada placenta : di tengah placenta ( insertio centralis ), sedikit
kesamping ( insertio paracentralis ), disamping ( insertio lateralis ), pinggir placenta ( insertio
marginalis ), kadang kadang tidak pada placenta tapi pada selaput janin ( insertio
velamentosa )

Gbr 2.2 Insersi tali pusat


Kelainan pada plasenta :

Kelainan implantasi :
Seperti : Plasenta previa ; implantasi yang rendah yaitu di SBR
Plasenta akreta dan plasenta inkreta.
Kelainan insersi tali pusat : Plasenta previa, solutio plasenta, dan inversi

velamentosa
Kelainan pada panjang tali pusat: pada tali pusat yang pendek dapat menyebabkan
kelambatan kala II

3.

Air ketuban (Cairan amnion)


Jumlah likuor amnii (air ketuban) antara 1000 ml sampai 1500 ml pada kehamilan
aterm. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Likuor amnii terdiri dari 2,3% bahan
organic (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin dan spingomielin) dan
97% sampai 98% bahan anorganik (air, garam yang larut dalam air). Peredaran cairan
ketuban sekitar 500 cc/jam atau sekitar 1% yang ditelan bayi dan dikeluarkan sebagai air
kencing.
Ukuran cavitas amniotica yang makin meningkat sebagian disebabkan oleh fetus yang
berkembang dan sebagian oleh adanya cairan yang timbul mulai kehamilan 4 minggu. Cairan
amnion ini terutama berasal dari sel-sel membrane amnion yaitu ectoderm. Urine fetus
ditemukan dalam cairan amnion sejak minggu ke 4 yang terdiri dari ait, karena produk
limbah disekresikan lewat sistem sirkulasi fetal/maternal. Setelah 20 minggu, cairan dari
paru-paru fetus juga masuk kedalam cairan amnion.
Kantung Fetal terdiri atas membran ganda yaitu :
a. Korion (membran luar) merupakan membran yang tebal, tidak tembus cahaya dan rapuh
berasal dari trofoblas. Bersama lapisan korionik membentuk dasar plasenta.
b. Amnion (membran dalam) merupakan membran halus , kuat dan tembus cahaya,
berasal dari masa sel dalam. Diyakini berperan dalam pembentukan cairan amniotik
(liquor amnii)
Fungsi air ketuban adalah
Saat hamil berlangsung
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas ke segala arah
b. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak
c. Waktu persalinan membuka servik Menghindari trauma langsung terhadap
janin
Saat inpartu

a.

Menyebarkan kekuatan his sehingga serviks dapat membuka

b.

Mempertahankan lingkungan fetus tetap steril


c. Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan

d.

Sebagai pelicin saat persalinan

e.

Mengurangi efek kontraksi uterus terhadap peredaran darah plasenta

f.

Membantu dilatasi servik


Kelainan Amnion :

Hidramnion
Oligohidramnion

IV .PSIKIS IBU
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyrtai kehidupan
setiap wanita, walaupun prosesnya fisiologis tetapi pada umumnya menakutkan, karena
disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang
mengancam jiwa. Ternyata dalam persalinan terjadinya peningkatan kecemasan juga
mengakibatkan meningkatnya intensitas nyeri. Tampak jelas hubungan korelasi antara cemas
dan nyeri memiliki hubungan.
Dengan memahami mekanisme timbulnya nyeri persalinan dan kelahiran dapat
diusahakan dengan pendekatan psikologis yang bertujuan untuk menurunkan rasa kecemasan
yang mana hasil akhirnya , ibu melewati proses persalinan dengan tenang dan percaya diri,
bayi yang dilahirkan tidak mengalami gangguan sehingga kekwatiran akan kegawatan
kelahiran bayi berubah menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi ibu dan keluarganya.

V. Penolong persalinan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah kemampuan
dan ketrampilan penolong persalinan. Penolong persalinan harus mampu mengenali secara
dini komplikasi yang terjadi pada ibu dan mampu mengambil ttindakan yang tepat dalam
mengatasi masalah sesuai standar yang diharapkan. untuk itu penolong persalian harus
memiliki ketrampilan asuhan persalinan sesuai standar asuhan sehingga penolong diharapkan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang telah ditetapkan sehingga mampu memberikan
asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan
janin

Вам также может понравиться