Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Topik
Sub Topik
: 1. Faktor Passage
2. Faktor Power
3. Faktor Passager
4. Faktor Psikis
5. Faktor Penolong
Waktu
2.
3.
4.
5.
Yanti,
S.S.T,
M.
Keb.
Buku
Ajar
Asuhan
Pendahuluan
Kbidanan
Persalinan.
Mengapa tidak semua proses persalinan berlangsung secara normal? Mengapa ada
ibu yang bersalin harus melalui operasi caesar, menjalani tindakan vaccum ataupun dengan
dipacu dengan menggunakan obatan obatan. Dan banyak anggapan bahwa itu disebabkan
oleh panggul sempit atau anak yang besar.
Peristiwa tersebut merupakan contoh dari beberapa faktor mempengaruhi sebuah
proses persalinan dapat berlangsung secara normal dan lancar. Keberhasilan dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu dan bayi, kondisi psikis maupun penolong yang membantu
proses persalinan. Bila salah satu dari faktor ada yang tidak sesuai, maka akan terjadi masalah
dalampersalinan, baik terhadap ibu atau terhadap janinnya.
MATERI
FAKTOR FAKTOR YANGMEMPENGARUHI
PERSALINAN
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
I.
Faktor Power
Faktor Passage
Faktor Passanger
Faktor Psikis ibu
Faktor Penolong
Tenaga yang mendorong anak keluar
( Faktor Power )
psikis. Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal hal yang harus diperhatikan dari
his adalah :
1. Frekuensi his : adalah jumlah dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per 10
menit.
2. Intensitas his : adalah kekuatan his ( adekuat atau lemah )
3. Durasi ( lama his ) : adalah lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan
detik, misalnya 50 detik.
4. Interval his : adalah jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 3 menit.
5. Datangnya his : apakah sering, teratur, atau tidak.
Istilah istilah lain yang berhubungan dengan his adalah pace maker yaitu pusat koordinasi
his yang berada di sudut tuba dimana gelombang his berasal, dari sini gelombang his
bergerak ke dalam dan ke bawah. Fundust dominant adalah kekuatan paling tinggi dari his
yang sempurna berada di fundus uteri. Kekuatan his yang paling lemah berada pada segmen
bawah rahim ( SBR ).
Perubahan perubahan akibat his :
1. Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras / padat karena kontraksi. Serviks tidak
mempunyai otot otot yang banyak, sehingga setiap muncul his maka terjadi
pendataran ( effacement ) dan pembukaan ( dilatasi ) dari serviks.
2. Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontrasi rahim, terdapat pula kenaikan
nadi dan tekanan darah.
3. Pada janin : pertularan oksigen pada sirkulasi utero plasenter kurang sehingga
timbulhipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar
karena adanya iskemia fisiologis. Kalau betul betul terjadi hipoksia yang agak lama,
misalnya pada kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin diatas 160 permenit dan
tidak teratur.
4. His pelepasan uri ( Kala III ) : Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta.
5. His pengiring ( Kala IV ) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri ( merian ), terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek ( retraksi )
Dengan retraksi rongga rahim mengecil sehingga anak didorong kebawah dan tidak
banyak naik lagi setelah his hilang. Akibat retraksi juga segmen atas rahim makin
tebal dengan majunya persalinan, dan segmen bawah rahim menjadi tipis, maka batas
antara segmen atas dan segmen bawah makin jelas.
KELAINAN PADA HIS:
1. Inertia uteri Hipotonic uterine contraction : Kelainan his dengan kekuatan
yang lemah / tidak adekuat untuk membuka servik atau mendorong anak
keluar. Seperti : Penderita anemia, Hydramnion, gemelli, anak besar, primi
atau grande multipara atau ibu dengan emosi yang tidak baik.
Inertia uteri hypotonic terbagi 2:
a. Inertia uteri primer : terjadi pada permulaan fase laten
b. Inertia uteri sekunder : terjadi pada fase aktif dan awal kala II.
b. Inertia uteri Hypertonic atau disebut juga Incordinate uterine action: Ini
menyebabkan persalinan selesai dalam waktu singkat. Contoh: Partus selesai kurang
dari 3 jam , dinamakan partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga
biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. Bahaya partus presipitatus bagi ibu
adalah perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya servik uteri, vagina dan perineum
sedangkan pada bayi dapalam waktu yang mnyebabkan perdarahan dalam tengkorak
karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat. Penderita
merasa nyeri terus menerus dan menjadi gelisah, regangan SBR melampaui kekuatan
jaringan terjadilah ruptur uteri. Dengan Sifat his berubah, Tonus otot meningkat juga
diluar his, kontraksi tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi
antara kontraksi bagian bagiannya. Tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian
atas, tengah, dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan
pembukaan. Tonus otot menyebabkan nyeri hebat dan hipoksia janin
c. Tenaga Mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak
keluar selain his, hebat dan hipoksia terutama disebakan oleh kontraksi otot otot dinding
perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan
tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi.
Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksi otot otot perutnya dan menekan dafragmanya ke bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita
yang lumpuh otot otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps. Tenaga mengejan
ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
II.
Passage atau jalan lahir dibagi atas : ( 1 ) Bagian keras panggul ; Tulang tulang
panggul ( Rangka Panggul ) dan ( 2 ) Bagian lunak panggul ; Otot, jaringan, dan ligamen
I.
Ad. A Tulang Pangkal paha ( os. Coxae ) : os. Iilium, os. ischium, os. Pubis
-
kanan ( 24- 26 cm )
Distansia Cristarum : jarak antara crista iliaka kiri dan kanan ( 28 30
cm)
90 )
Ukuran ukuran panggul Dalam
a. PAP
- Conjugata Vera : dari promontorium ke pinggir atas symfisis.
CV = CD 1,5 cm
CD: Dari promontorium ke pinggir bawah symfisis
- Conjugata Tranversa ( ukuran melintang ) : 12 13 cm / 12,5 13,5
-
tubrculum pubikum
- Conjugata obstetrika: jarak bagian tengah symfisis ke promontorium
b. Bidang Luas Panggul
Merupakan bidang dengan ukuran terbesar:
- Ukuran mua belakang: 12,75 cm
- Ukuran melintang : 12,5 cm
c. Bidang sempit panggul
Bidang dengan ukuran terkecil
- Ukuran muka belakang : 11,5 cm
- Ukuran melintang : 10 cm
- Diameter sagitalis posterior : Dari sacrum ke pertengahan antara spina
ischiadica : 5 cm
d. Pintu Bawah Panggul
- Ukuran muka belakang : dari pinggir bawah symfisis ke ujung sacrum:
-
11,5 cm
Ukuran melintang : antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah
dalam : 10,5 cm
Diameter Sagitalis Posterior : dari ujung scrum ke pertengahan ukuran
melintang ( 7,5 cm )
8.) Inklinasio pelvis
Sudut antara PAP dengan bidang sejajar tanah: 55 0
9.) Jenis - jenis panggul: Gynekodi, Android, antropoid dan platypeloid
II.
Bagian Lunak panggul
Terdiri otot dan ligamentum,ekternus, .
Otot yang menahan dasar panggul bagian luar : M. Spinter ani, m
bulbukavernous,dan m. Perinei tranfersus superfisialisian
Bagian tengah : M. Spinter uretrae
Bagian dalam m. Levator ani yang menahan dasar paggul
III.
1. Janin
Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 38 sampai 42 minggu dengan
berat badan sekitar 2.500 sampai 3000 gram dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm.
Pertumbuhan organ sempurna, rambut kepala tumbuh dengan baik, kulit licin dengan vernik
kaseosa atau bersih, rambut lanugo tumbuh baik, testis sudah turun kedalam skrotum, pusat
penulangan berkembang, labium mayus menutupi labium minus.
Didalam rahim posisi janin sebagai berikut :
Seperti diketahui bahwa kedudukan bayi dalam rahim 97% adalah letak kepala, sehingga
kepala sangat menentukan jalan persalinan. Bila kepala bayi dapat melalui jalan lahir, maka
bagian badan dengan mudah dapat menyusul. Oleh karena itu, bagian-bagian kepala harus
dipelajari dengan seksama.
Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak.
a. Bagian muka, terdiri dari :
Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat terjadi maulage.
Kedudukan letak muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu mulut dan rongga mata.
b. Bagian tengkorak, terdiri dari :
Hubungan antara tulang tengkorak janin ditutup dengan jaringan ikat yang disebut sutura.
Terdiri dari :
Bentuk segi empat layang merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, dua
sutura koronaria dan sutura frontalis.
Gbr.1.1 Ubun-ubun sutura dan diameter kepala bayi yang cukup umur
Ukuran-ukuran kepala bayi
Ukuran melintang
a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietal) : 9 cm
Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari
pintu atas panggul
b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara sutura coronaria kanan
kiri) : 8 cm
Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugata vera
Ukuran lingkaran
a. Circumferentia sub occipito bregmatika (lingkaran kecil kepala) : 32 cm
b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) : 34 cm
c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala) : 35 cm
Ubun-ubun besar (fonticulus major) merupakan lubang dalam tulang tengkorak yang
berbentuk segi empat dan hanya tertutup oleh selaput merupakan pertemuan antara 4 sutura
yaitu sutura sagitalis, sutura coronaria dan sutura frontalis
Ubun-ubun kecil (fonticulus minor) bukan merupakan lubang besar pada tengkorak,
tapi tempat dimana tiga sutura bertemu yaitu sutura lambdoidea dan sutura sagitalis.
Persendian tulang leher
Dalam persalinan letak kepala, persendian tulang leher berperan penting karena :
1. Bentuk kepala oval (telur) sehingga setelah bagian besar lahir maka bagian kepala
lainnya mudah melalui jalan lahir.
2. Persendian leher dalam bentuk persendiaan kogel, sehingga dapat diputar kesegala
arah yang memberikan kemungkinan untuk melakukan putar paksi dalam dan
letak persendiaan leher agak kebelakang di tulang oksipitalis, sehingga
memberikan kemungkinan fleksi kepala ke arah dada.
Dengan demikian kepala janin dapat menyesuaikan diri pada jalan lahir yang
berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putar paksi dalam.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap
janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah, dan posisi janin.
a. Sikap ( Habitus )
Sikap janin menunjukkan hubungan bagian bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana
kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
b. Letak ( situs )
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya : (1)
letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, (2) letak membujur
dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak
sunsang.
Letak membujur ( longitudinal )
(1) Letak kepala : (1) letak fleksi = LBK (2) letak defleksi : letak puncak kepala,
letak dahi dan letak muka Letak sunsang = letak bokong: L, Bokong sempurna
( complete breech ), L, Bokong ( Frank breech, L, Bokong tidak sempurna
( incomplete breech )
(2) Letak lintang ( Transverse lie ) :
(3) Letak miring ( oblique lie )
a. Letak kepala mengolak
b. Letak bokong mengolak
c. Presentasi:
Presentasi diapakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah
rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan lain lain.
d. Bagian terbawah janin
Bagian terbawah janin sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas
istilahnya.
e. Posisi janin
Posisi janin digunakan untuk indikator atau menetapkan arah bagian terbawah
janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu
( materal pelvis ). Misalnya pada letak belakang kepala ( LBK ) ubun ubun
kecil ( UUK ) kiri depan, uuk kanan belakang.
Untuk menentukan presentasi dan posisi janin maka harus dapat menjawab pertanyaan
pertanyaan berikut :
1. Bagian janin apa yang terbawah ?
2. Dimana bagian terbawah tersebut ?
3. Apa indikatornya ?
Ada 5 variasi dari penunjuk arah ( indikator ) dari bagian bawah janin :
1. Letak Belakang Kepala ( LBK )
Indikator : ubun ubun kecil ( uuk )
Variasi posisi :
a. Ubun ubun kecil kiri depan : uuk ki dep
b. Ubun ubun kiri belakang : uuk ki bel
c. Ubun ubun kecil melintang kiri : uuk. mel ki
d. Ubun ubun kecil kanan depan : uuk. ka dep
a.
b.
kanan ( ta ka ).
Indikator adalah ketiak ( axilla ) :
Ketiak menutup / membuka ke kanan
Ketiak menutup / membuka ke kiri
2. Plasenta
Plasenta berbentuk bundar dan ceper dengan ukuran 15x20cm dengan tebal 2,5
sampai 3 cm. Berat plasenta 500 gr. Tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25
sampai 60 cm. Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan 2,5 cm dan terpanjang sekitar
200 cm.
Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin
itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta.
a.
b.
Gbr 2.1 Plasenta : a.bagian fetal, b.Bagian maternal
Kelainan implantasi :
Seperti : Plasenta previa ; implantasi yang rendah yaitu di SBR
Plasenta akreta dan plasenta inkreta.
Kelainan insersi tali pusat : Plasenta previa, solutio plasenta, dan inversi
velamentosa
Kelainan pada panjang tali pusat: pada tali pusat yang pendek dapat menyebabkan
kelambatan kala II
3.
a.
b.
d.
e.
f.
Hidramnion
Oligohidramnion
IV .PSIKIS IBU
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyrtai kehidupan
setiap wanita, walaupun prosesnya fisiologis tetapi pada umumnya menakutkan, karena
disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang
mengancam jiwa. Ternyata dalam persalinan terjadinya peningkatan kecemasan juga
mengakibatkan meningkatnya intensitas nyeri. Tampak jelas hubungan korelasi antara cemas
dan nyeri memiliki hubungan.
Dengan memahami mekanisme timbulnya nyeri persalinan dan kelahiran dapat
diusahakan dengan pendekatan psikologis yang bertujuan untuk menurunkan rasa kecemasan
yang mana hasil akhirnya , ibu melewati proses persalinan dengan tenang dan percaya diri,
bayi yang dilahirkan tidak mengalami gangguan sehingga kekwatiran akan kegawatan
kelahiran bayi berubah menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi ibu dan keluarganya.
V. Penolong persalinan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah kemampuan
dan ketrampilan penolong persalinan. Penolong persalinan harus mampu mengenali secara
dini komplikasi yang terjadi pada ibu dan mampu mengambil ttindakan yang tepat dalam
mengatasi masalah sesuai standar yang diharapkan. untuk itu penolong persalian harus
memiliki ketrampilan asuhan persalinan sesuai standar asuhan sehingga penolong diharapkan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang telah ditetapkan sehingga mampu memberikan
asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan
janin