Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kedudukan Kebenaran
Konsep tidak dapat dinilai benar-salah, betulkeliru, namun dapat dinilai jelas-kabur,
memadai-tidak memadai.
Persepsi tidak dapat dinilai benar-salah,
betul-keliru, yang bisa dinilai adalah isi
pernyataan tentang apa yang dipersepsikan.
Yang bisa betul-keliru adalah orang yang
mempersepsikannya.
Persepsi bisa jeli atau serampangan, tajam
atau tumpul, menyeluruh atau parsial.
Pengetahuan dapat dinilai benar-salah krn ia
merupakan suatu sistem pernyataan.
3 macam Kebenaran
1.
2.
3.
Kebenaran Metafisis
Kebenaran adalah kualitas individual & primer
yang mendasari realitas (spiritual/material)
dan bersifat objektif, ia didapat dari sesuatu
itu sendiri. Kita memperolehnya melalui
intensionalitas, tidak diperoleh dari relasi
antara sesuatu dengan sesuatu (misal:
kesesuaian antara pernyataan dengan fakta).
Kebenaran metafisis menjadi dasar kebenaran
epistemologis, pernyataan disebut benar kalau
memang yang mau dinyatakan itu sungguh
ada. Sesuatu mesti diketahui dahulu baru
dinyatakan. Contoh: keberadaaan Tuhan,
keabadian jiwa
Kebenaran Epistemologis
Lanjutan
lanjutan
Kebenaran Eksistensial
Kebenaran Ilmiah
T. K. KORESPONDENSI
Kebenaran terjadi pada pengetahuan,
pengetahuan terbukti benar dan
menjadi benar oleh kenyataan yang
sesuai dengan apa yang diungkapkan
pengetahuan itu. Proposisi yang tidak
didukung oleh bukti empiris tertentu
tidak akan dianggap benar dan tidak
dianggap sebagai pengetahuan, dan
sekedar suatu keyakinan.
T.K. KOHERENSI
T.K. PRAGMATIS
Kebenaran yang ditekankan oleh kaum
Pragmatis adalah kebenaran yang menyangkut
pengetahuan bagaimana (know how).
Suatu ide yang benar adalah ide yang
memungkinkan subjek berhasil
memperbaiki dan menciptakan sesuatu.
Kaum Pragmatis tidak menolak kebenaran dari
Rasionalisme maupun dari Empirisme, hanya
saja bagi Pragmatisme suatu kebenaran a-priori
hanya benar kalau kebenaran itu berguna dalam
penerapannya yang memungkinkan
T.K. Semantik
Proposisi dianggap benar dalam
hubungannya dengan segi arti atau makna
yang dikandungnya. Proposisi mempunyai
arti apabila proposisi itu menunjukkan makna
yang sesungguhnya, yaitu kenyataan yang
definitif. Oleh karena itu, teori ini mempunyai
tugas untuk menguak keabsahan atau
validitas dari proposisi dalam referensinya
atau kenyataannya. Misal: P.A. Berkata:
semua orang Jawa pembohong..........???
T.K. Konsensus
Teori ini menyatakan bahwa
kebenaran suatu pernyataan terletak
pada persetujuan (intersubjektif) dari
forum yang dianggap rasional. Oleh
karena itu, kebenaran yang
berdasarkan konsensus tidak dapat
berlaku mutlak, sebab hasil
persetujuan harus terbuka untuk
diperbincangkan lagi