Вы находитесь на странице: 1из 19

KEBENARAN

Kedudukan Kebenaran

Plato mementingkan objek drpd subjek:


altheia tersingkapnya selubung yang
menutupi ada.
Aristoteles mementingkan subjek
pengenal drpd objek: persesuaian
antara pernyataan subjek dengan objek.
Kebenaran tersingkap dalam relasi
subjek dengan objek yang selalu
berkembang.

Kriteria Objek Kebenaran

Konsep tidak dapat dinilai benar-salah, betulkeliru, namun dapat dinilai jelas-kabur,
memadai-tidak memadai.
Persepsi tidak dapat dinilai benar-salah,
betul-keliru, yang bisa dinilai adalah isi
pernyataan tentang apa yang dipersepsikan.
Yang bisa betul-keliru adalah orang yang
mempersepsikannya.
Persepsi bisa jeli atau serampangan, tajam
atau tumpul, menyeluruh atau parsial.
Pengetahuan dapat dinilai benar-salah krn ia
merupakan suatu sistem pernyataan.

Istilah terkait Kebenaran

Benar-salah atau true-false dipakai utk menilai


isi atau kualitas suatu proposisi.
Betul-keliru atau truth-error dipakai untuk
menilai person atas proposisinya. Misal: orang
bisa keliru atas keyakinan geosentrisme.
Pengetahuan tidak tepat untuk dinilai dengan
betul-keliru.
Tepat-meleset atau correct-incorrect dipakai
untuk menilai jawaban atas suatu pertanyaan
atau persoalan, penilaian, pertimbangan, atau
putusan.
Sahih-tak sahih atau valid-invalid untuk menilai
lurus-tidaknya prosedur, metode pengetahuan.

3 macam Kebenaran
1.

2.

3.

Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia


menunjukkan hubungan antara yang kita
nyatakan dengan apa yang kita rasakan.
Kebenaran logis menjadi bahasan
epistemologi, logika, dan psikologi, ia
merupakan hubungan antara pernyataan
dengan realitas objektif.
Kebenaran metafisik berkaitan dengan
yang-ada sejauh berhadapan dengan akal budi, karena yang-ada mengungkapkan diri
kepada akal-budi. Yang ada merupakan
dasar dari kebenaran, dan akal-budi yg
menyatakannya.

Kebenaran Metafisis
Kebenaran adalah kualitas individual & primer
yang mendasari realitas (spiritual/material)
dan bersifat objektif, ia didapat dari sesuatu
itu sendiri. Kita memperolehnya melalui
intensionalitas, tidak diperoleh dari relasi
antara sesuatu dengan sesuatu (misal:
kesesuaian antara pernyataan dengan fakta).
Kebenaran metafisis menjadi dasar kebenaran
epistemologis, pernyataan disebut benar kalau
memang yang mau dinyatakan itu sungguh
ada. Sesuatu mesti diketahui dahulu baru
dinyatakan. Contoh: keberadaaan Tuhan,
keabadian jiwa

Kebenaran Epistemologis

Kebenaran epistemologis adalah selalu


kebenaran dalam kaitannya dengan
pengetahuan manusia, bahkan pengetahuan
seorang manusia. Maka itu selalu bersifat
subjektif, terbatas, evolutif, relasional,
diskursif, sesuai dengan sifat hakikat
manusia yang adalah makhluk yang
terbatas, relatif, dan mengalami perubahan,
berada dalam lingkup ruang dan waktu, dan
menyejarah.
Kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran
dengan kenyataan (karena mengetahui
adalah pertemuan budi dng evidensi).

Lanjutan

Epistemologi tidak hanya berurusan


dengan pernyataan, tapi dng pertanyaan
dasar mengenai pernyataan.
Nilai kebenaran pernyataan harus
diputuskan berdasar evidensi karena
keterlibatan epistemologi lebih pada
persoalan evidensi dibanding dengan
pernyataan
Evidensi: kenyataan yang memaksakan diri
pada saya, dan saya menyerah padanya.

Peroalan dlm evidensi

Pengetahuan adalah pertimbangan yang dibuat


subjek terhadap objek
Subjek menghadapi objek dan identifisir sifat
objek yang dihadapan subjektivitas dan
pikirannya. Akibatnya subjektivitas dianggap
tidak relevan thdp kebenaran
Kalau objek dan evidensi diletakkan dekat pikiran
saya maka subjek hanya mjd pengamat
Pengetahuan sempurna terjadi dng mengerdilkan
subjek sbg pihak yang tak berarti. Husserl (subjek
transendental): subjek yg mencapai objektivitas
adalah subjek kosong yg tidak punya sifat.

lanjutan

Kierkegaard membuat perbedaan antara kebenaran faktual


dan kebenaran filosofis
Baginya kebenaran adalah suatu ketidakpastian objektif yg
dipertahankan dlm proses pemberian dr pembatinan yg
paling mendalam.
Kebenaran diungkapkan kpd eksistensi dan tdk ada cara
untuk menegaskannya atau menyatakannya scr abstrak.
Kebenaaran filosofis tidak hanya mrpk pelukisan sifat2 sst
dl pengalamanku, tapi mrpk pelukisan arti dan nilai dlm
pengalamanku itu sendiri; kebenaran mrpk penegasan dr
dimensi transendental eksistensiku, dan hanya dapat
dibuat oleh eksistensi yang mengalami diri sbg transenden
Kebenaran adalah subjektivitas

Kebenaran Eksistensial

Kebenaran bersifat personal, berharga


bg subjek, dan dipegang teguh.
Bersifat internal thdp subjek, subjek
terlibat scr langsung thdp peroalan yg
kebenarannya dinilai.
Eksistensi subjek melatarbelakangi &
mewarnai usaha pencarian
pengetahuan.

Kebenaran Ilmiah

Materialisme ilmiah menyamakan


kebenaran dg kenyataan yg dapat
diindrai & bersifat impersonal/terbuka.
Bersifat eksternal thdp subjek: subjek
tdk terlibat dlm persoalan/objek
kebenaran.
Ia berperan dalam memecahkan
berbagai persoalan.

T. K. KORESPONDENSI
Kebenaran terjadi pada pengetahuan,
pengetahuan terbukti benar dan
menjadi benar oleh kenyataan yang
sesuai dengan apa yang diungkapkan
pengetahuan itu. Proposisi yang tidak
didukung oleh bukti empiris tertentu
tidak akan dianggap benar dan tidak
dianggap sebagai pengetahuan, dan
sekedar suatu keyakinan.

T.K. KOHERENSI

Proposisi bernilai benar bila proposisi


itu bersesuaian dengan ide-ide atau
gagasan dari proposisi terdahulu yang
bernilai benar dalam suatu sistem
pemikiran yang saling berhubungan
secara logik-sistematik
Kebenaran sebagai koherensi
(keteguhan) lebih menekankan
kebenaran rasional-logis dan juga cara
kerja deduktif

T.K. PRAGMATIS
Kebenaran yang ditekankan oleh kaum
Pragmatis adalah kebenaran yang menyangkut
pengetahuan bagaimana (know how).
Suatu ide yang benar adalah ide yang
memungkinkan subjek berhasil
memperbaiki dan menciptakan sesuatu.
Kaum Pragmatis tidak menolak kebenaran dari
Rasionalisme maupun dari Empirisme, hanya
saja bagi Pragmatisme suatu kebenaran a-priori
hanya benar kalau kebenaran itu berguna dalam
penerapannya yang memungkinkan

T.K. Logis Berlebihan


Problema kebenaran hanya merupakan
kekacauan bahasa saja, sehingga akibatnya
ia merupakan pemborosan sebab yang
hendak dibuktikan secara logis derajatnya
sama, saling melingkupi, dan isinya sama.
Karena setiap proposisi mempunyai informasi
yang sama, dan semua orang sepakat akan
arti yang sama. adalah benar -dan
menurut beberapa filsuf, adalah fakta -
secara logis adalah berlebihan, sehingga
pembuktian-pembuktian merupakan bentuk
logis yang berlebihan. Misal: adalah benar
bahwa ada kehidupan setelah kematian.

T.K. Non Deskriptif/Performatif

Teori ini menekankan penggunaan kata


benar untuk menyatakan setuju atau
menerima suatu proposisi dan salah
sebagai menolak suatu proposisi.
Suatu pernyataan dianggap benar kalau
pernyataan itu menciptakan realitas
Misal : Dengan ini, saya menjadikan
saudara sebagai Dekan.

T.K. Semantik
Proposisi dianggap benar dalam
hubungannya dengan segi arti atau makna
yang dikandungnya. Proposisi mempunyai
arti apabila proposisi itu menunjukkan makna
yang sesungguhnya, yaitu kenyataan yang
definitif. Oleh karena itu, teori ini mempunyai
tugas untuk menguak keabsahan atau
validitas dari proposisi dalam referensinya
atau kenyataannya. Misal: P.A. Berkata:
semua orang Jawa pembohong..........???

T.K. Konsensus
Teori ini menyatakan bahwa
kebenaran suatu pernyataan terletak
pada persetujuan (intersubjektif) dari
forum yang dianggap rasional. Oleh
karena itu, kebenaran yang
berdasarkan konsensus tidak dapat
berlaku mutlak, sebab hasil
persetujuan harus terbuka untuk
diperbincangkan lagi

Вам также может понравиться