Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada
spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain: kebutuhan rumah tangga,
industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang angkasa, keramik
berpori, dan lain sebagainya. Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum
Masehi yang di usahakan oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di
negeri China. Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan
tembikar.Tembikar tertua di temui di England, dapat di kesan kembali pada pertama tahun
masehi dan penaklukan Roma. Antara masa itu dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang
paling penting adalah porselin yang dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula
dengan tembikar eistercian pada awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak
permulaan industri tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di
Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit perkembangan yang telah
menjadikan industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit permulaan
industri porselin elektro. Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik
tertumpu kepada produksi yang boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia
dihasilkan daripada bahan mentah alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode
berteknologi modern. Keramik jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau advance
keramik.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
2. Apa saja komposisi keramik ?
3. Bagaimana sifat dari bahan keramik?
4. Apa saja jenis-jenis bahan keramik ?
5. Bagaimana proses pembuatan keramik ?
6. Bagaimana metoda uji bahan keramik ?
7. Apa saja kegunaan dan manfaat dari keramik ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari keramik ?
2. Untuk mengetahui komposisi dari bahan keramik ?
3. Untuk mengetahui sifat dari bahan keramik?
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan keramik ?
5. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik ?
6. Untuk mengetahui metoda uji bahan keramik ?
7. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat dari keramik ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Definisi

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
(Yusuf, 1998;2)
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedi
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin,dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan
elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa,
kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi
dimana bahan diperoleh.
Secara umum struktur keramik sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara
kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek.
Disamping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum
mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya
2.2
Komposisi Keramik
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint), feldsfar,
dan serbuk kaca (cullet).
2.2.1
Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O)
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang
kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan
pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari
batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama
persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan
dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari
unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O)
14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan permukaan
yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur dengan air

mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini meluncur di atas satu
dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan yang
mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral liat dapat
dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat silikat
kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini
menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe
mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat
1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah
habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan
kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan
asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat
plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan
menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung)
sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan :

fungsi tanah liat


: mempermudah proses pembentukan keramik
Sifat dan keadaan bahan
:
berbutir kasar
rapuh
dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan
menjadi keras
bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
sangat tahan api.

2.2.2

Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:

Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.

Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.

Merupakan rangka selama pembakaran.

Sifat-sifat dan keadaan bahan :


Memiki ukuran partikel yang halus .
Sifat plastis yang tinggi .
Memiliki kekuatan kering yang tinggi
Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi dibanding
kaolin.

titik lebur tinggi sekitar 1728C

2.2.3
Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk dan
dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar,
feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel
tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan
kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina,
silika danflux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling besar di
kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan feldspar
yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar campuran. Feldspar
kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan kandungan
feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si 2O8 dengan X adalah potassium,
sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat dilihat pada Tabel 1.
Jenis Feldspar

Rumus Kimia

Albite

Na(Si,Al)O

Anorthite

Ca(Si,Al)O

Orthoclase

K(Si,Al)O

Celsian

Ba(Si,Al)O

3
Table 2.1. Jenis-jenis feldspar
Sumber: K. McPhee (1959) dalamIndiani (2009)

2.2.4
Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran silicon
atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui prosesan
pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap sebagai cairan
kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya beberapa cairan yang
dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini
struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak
terus-menerus.
2.3
Sifat
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana

bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti
barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat
dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun
sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang
membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
5.

Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

2.4

Jenis-jenis Keramik

Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:


2.4.1

Keramik tradisional

Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
2.4.2
Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)
2.2
Jenis-Jenis Keramik
1. Keramik Konvensional
a) Keramik Berstruktur, keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik.Antara bahan
yang termasuk di dalam golongan ini ialahalumina, silikon karbida, silikon nitrida, komposite
dan bahanyang di lapisi dengan keramik. Bahan ini sangat potensi digunakan di dalam mesin
diesel sebagai piston dan ruang pra pembakaran, turbo charge dan turbin gas. Ia di gunakan
jugasebagai bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi danmata pahat potong logam
(Cutting tool).

b) Keramik Putih yaitu jenis keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur
jaringan yang halus. Keramik inidibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan
fluksdalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1200-15000C di dalam tanur (kiln).
Contohnya keraamik tanah, porselin, keramik china, ubin keramik putih,dan sebagainya
c) Keramik Refraktori yakni keramik yang mencakup bahan bahan yang digunakan untuk
menahan pengaruh termal, kimiadan fisik. Refraktori dijual dalaam bentuk bata tahan api,
batasilica, magnesit,dan sebagainya.
d) Keramik Listrik Yang termasuk dalam kategori keramik listrik mempunyaifungsi
elektromagnet dan optik dan juga fungsi kimia yang berkaitan dengan penggunaannya secara
langsung. Keramik inidigunakan sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer,
dan pensemikonduksi.
2. Keramik Modern
a) Keramik OksidaKeramik oksida murni yang digunakan sebagai alat listrik khusus dan
komponen peleburan logam. Oksida yang umumdigunakan adalah alumina (Al2O3), Zirconia
(ZrO2), Thoria(ThO2), Berillia (BeO), Magnesia (MgO), Spinel (MgAl2O4) danForsterit
(Mg2SiO4).
b) Keramik elektrooptik Keramik elektrooptik seperti Lithium Niobate (LiNbO3)dan
Lanthanum Zirconat Titanat (PLZT) memberikan sebuah media yang dapat merubah
informasi elektrik menjadiinformasi optik atau yang dapat menggerakkan fungsi optik dengan
perintah dari sinyal elektrik.
c) Keramik magnetik dengan komposisi dan penggunaan yang bervariasi telah dikembangkan.
Bahan ini merupakan bahandasar dari unit memori magnetik pada komputer yang
besar.Keunikan sifat elektriknya terutama digunakan pada aplikasielektronik gelombang
mikro frekuensi tinggi.
d) Bahan bakar nuklir yang berbasis Uranium Oksida (UO2) sudahsangat luas digunakan.
Bahan tersebut mempunyai kemampuanyang unik untuk menjaga sifat-sfat yang unggul
setelah penggunaan yang lama sebagai bahan bakar pada reaktor nuklir.
e) Kristal tunggal dari berbagai jenis bahan sekarang mulaidiproduksi untuk mengantikan kristal
alami. Rubi dan kristallaser garnet dan tabung sapir dan substrat (substrat =
sejenissemikonduktor) dikembangkan dari sebuah peleburan: kristalkwarsa (quartz) yang
besar dikembangkan dengan proseshidrotermal.
f) Keramik nitrida untuk refraktori (refractory = bahan tahan api),dan turbin gas.
g) Enamel untuk aluminium pada industri arsitektur.
h) Komposit logam-keramik untuk refraktori.
i) Keramik karbida untuk bahan abrasif (abrasive = bahan penghalus permukaan).
j) Keramik borida untuk kekuatan dan temperatur tinggi, tahanterhadap oksidasi.
k) Keramik feroelektrik (barium titanat) mempunyai konstantadielektrik yang tinggi.
l) Gelas-gelas nonsilika misal transmisi infra merah, peralatansemi konduktor.
m) Penyaring molekuler (molecular sieves)
n) Keramik gelas.
Jenis Keramik Menurut Kepadatan
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada
suhu maksimum 1000C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan

masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan
pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan
keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan
sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan
warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware)
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat
dibakar pada suhu tinggi (1200-1300C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur
halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan
api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih
bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin
dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai
1500C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena
struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada
suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis
keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan
mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik
multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat
teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti
isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.

BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN KERAMIK


Bahan pembuatan keramik antara lain :
Tanah liat
Air
Kwarsa
Kaolin
Flespard
Ball Clay
Alat pembuatan keramik antara lain :
Saringan
Mixer
Cetakan/mold dari gypsum

4.
5.

Oven
Tungku/furnance suhu tinggi
3.2

PROSES PEMBUATAN KERAMIK


Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan
dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan
maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam,
maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang
didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko
terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang
baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk
yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material
yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan
bahan dilakukan dengan cara manual. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses
tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir
dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir
biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan
blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air
yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan
diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa
badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak.
Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam
agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Dalam tahap ini, produk keramik dibentuk menggunakan bantuan cetakan/mold yang
terbuat dari gipsum.. Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah
liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat
slip/lumpur.
3. Pengeringan
Setelah keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan
utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.
Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan
antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel
saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan

(3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa
harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking. Proses
yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
penyusutan mendadak.
Cara yang dilakukan untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal
benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dilakukan dengan mesin pengering.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa
yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran:
suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Pada
pembakaran dikenal istilah Pembakaran biscuit. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang
sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik.
Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar
pada kisaran suhu 700 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda
menjadi kuat, keras, kedap air.
2.5
1.

Proses pembuatan keramik


Penyiapan bahan mentah

meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan penggilingan.


1.

Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar
lempung
merupakan bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya
dilakukan dengan cara terbuka.
2. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu.
Selama
dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal ini
perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air
menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat
yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran
dengan bahan lain, misalnya pasir.
3. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun
digiling
terlebih
dahulu.
Penggilingan
dilakukan
dengan
menggunakan kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan
besar butir yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah
menjadi tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang,
bahan sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih
homogen, dilakukan penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan
diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga
dihasilkan lempung yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.

4.

Pembentukan Produk Keramik

Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk keramik.
Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan bahan
dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
1.

Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).

Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya
dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan. Cara ini
biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain,
misalnya untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di
dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat
lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan
bentuk.
1.

Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).

Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan
tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %. Biasanya cara ini
memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah
yang kaku. Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi
produk tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan
keramik banhan bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah
dan bentuk produk keramik kasar lainnya.
1.

Cara Pembentukan dengan masa slip.

Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus
sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran yang halus
sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan
membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara mencetak tersebut dapat
dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan untuk membentuk benda-benda
yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan
untuk membuat produk sanitair (doset, wastafel,
1.

Cara Pembentukan dengan proses kering.

Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %,
sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa (press) yang
bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara
ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi
tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin
keramik, bata klinker dan bata tahan api.

3.

Pengeringan keramik keramik

Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 % Itergantung cara
pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan basah sehingga untuk
mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk
mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk Imentah tadi, sehingga pada saat
dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan
menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama lain.Penyusutan akan
terhenti apabila air yangmenguap telah mencapai A A/ 1/3 kali. Apabila penyusutan
telah selesai, makaA produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi .
Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1.

Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari dan
suhu di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu
udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
2. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas
sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah
tadi.
3. Pembakaran Keramik
Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak
berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.
Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah pengeringan A 3 Se
100/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan pengeringan air bebas ini. Pada tahap
ini, pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 SOAK )
untuk menghindari penguapan secara mendadak yang menyebabkan benda retak. Kenaikan
suhu pembakaran biasanya diatur antara 5 atau OAK/jam.
1. Tahap Penguapan air mineral.
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu di bawah
200AC dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C 700)5.0C. Pada tahap ini, benda
keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
1. Tahap Pembakaran Cepat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel lempung
sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk keramik yang
memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori
yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi tertutup.

Jenis jenis tungku pembakaran :


1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala,
dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku
didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang secara
berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali, terutama panas untuk
memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.
Jenis-jenis tungku berkala :
1.

Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah, bersifat
tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku
dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen
rendah (60%).
2. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi
empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil
bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti. Proses
pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari atau
dalam jangka waktu tertentu.
Jenis tungku ini ada 2, yaitu :
1.

Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekatsekat
menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1
kamar menghasilkan A 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai
untu produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
2. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari
samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis
tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya
dipakai untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik missal yang mutu dan
harganya tinggi seperti produk sanitair.
2.6
Teknik Pengukuran
2.6.1
Resistivitas
Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya tegangan yang
diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya arus yang mengalir
dan panjang tersebut.
=RAl
dengan merupakan resistivitas bahan (cm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).
Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths, 1986):

=2RLln(a)
Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator untuk tengan
rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107cm, untuk isolator tegangan
menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 cm, dan untuk isolator tegangan tinggi
maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 cm.
2.6.2
Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam gram per
centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2). Pengukuran densitas yang
dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode Archimedes dimana
menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):
b=mkmb-(mg-mkw)air
dengan bmerupakan
bulk
density
(g/cm3), air merupakan
densitas
air
3
(1g/cm ),mb merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg merupakan
massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa kawat penggantung.
2.6.3
Kuat Tekan
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang dilakukan
sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara kekuatan
terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:
P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A
adalah luas penampang dalam satuan m2.
2.6.4
Susut Bakar
Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar ini terdiri
dari dua bagian yaitu:
1.

Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(V) sampel
sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum = V0-V1V0x 100%
dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah
dibakar (cm3)
1. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa mdengan massa sampel
sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum = m-m1m0x 100%
dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m 1 adalah massa sampel yang telah
dibakar (gram).
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya reaksi cat
aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar. Kekosongan yang
terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin dapat menyebabkan
kekurangan massa dan sampel.

Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja dapat dibuat
sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan yang di buat dapat bertahan
lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu proses pembuatan dan juga bahan baku
yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ada, di Indonesia ini standar yang
digunakan adalah SNI ( Standar Nasional Indonesia ). Berikut adalah beberapa SNI yang
membahas mengenai keramik :

SNI 15-1325-1989 BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK


HALUS

SNI 03-2095-1998 GENTENG KERAMIK

SNI 1147-1989-A MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS


PLAT TETES PORSELIN

2.7

Kegunaan Keramik

Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik,entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga
keramik yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula
misalnya keramik isolator yang digunakan untuk kebutuhan industri perlistrikkan.
Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan didalam
berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal dengan bio
ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata dapat digantikan
dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi.Keramik juga banyak digunakan di dalam
dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari produk elektronik yang dibuat dari bahan
keramik .
Dalam bidang teknologi kedirgantaraan maupun antariksa, ternyata bagian-bagian tertentu
dari pesawat terbang maupun pesawat luar angkasa terbuat dari bahan keramik. Sebagai
contoh, pesawat antariksa ulang alik Columbia dan Discovery ternyata seluruh badan pesawat
bagian luarnya dilapisi dengan mantel yang tahan api yang terbuat dari keramik yang ringan
(light refractory brick) yang tahan terhadap suhu yang sangat tinggi. Tanpa dilapisi bahan
keramik tersebut maka pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat terbang menjelajah luar
angkasa, karena ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan dengan atmosfir yang
mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena bahan
keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus penghantar panas yang
sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan satu satunya yang tahan terhadap
radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun menggunakan bahan keramik sebagai
pelindung, agar radiasi tidak menyebar kemana-mana karena sangat membahayakan .

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan serbuk kaca.
Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya yang
secara umum meiliki sifat :
1.
2.
3.
4.

Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.


Tahan terhadap korosi.
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor
superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

bahkan

Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Aninom. 2013. Keramik. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober 2013]
Eko. 2013. Kliping Seni Rupa Terapan Keramik. http://www.slideshare.net/eko123/klipingseni-rupa-terapan-keramik [20 Oktober 2013]
Sergio.2011.Proses Pembuatan Produk Keramik. http://www.ilmusipil.com/prosespembuatan-produk-keramik [26 November 2013]
SNI 15-1325-1989 BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS
SNI 03-2095-1998 GENTENG KERAMIK
SNI 1147-1989-A MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT
TETES PORSELIN

BAB III
KERAMIK
3.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.

BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN KERAMIK


Bahan pembuatan keramik antara lain :
Tanah liat
Air
Kwarsa
Kaolin
Flespard
Ball Clay
Alat pembuatan keramik antara lain :
Saringan
Mixer
Cetakan/mold dari gypsum
Oven
Tungku/furnance suhu tinggi

3.2

PROSES PEMBUATAN KERAMIK


Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan
dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan
maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam,
maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang
didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko
terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang
baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk
yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material
yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan
bahan dilakukan dengan cara manual. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses

tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir
dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir
biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan
blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air
yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan
diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa
badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak.
Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam
agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Dalam tahap ini, produk keramik dibentuk menggunakan bantuan cetakan/mold yang
terbuat dari gipsum.. Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah
liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat
slip/lumpur.
3. Pengeringan
Setelah keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan
utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.
Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan
antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel
saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan
(3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa
harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking. Proses
yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
penyusutan mendadak.
Cara yang dilakukan untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal
benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dilakukan dengan mesin pengering.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa
yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran:
suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Pada
pembakaran dikenal istilah Pembakaran biscuit. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang
sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik.
Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar

pada kisaran suhu 700 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda
menjadi kuat, keras, kedap air.
3.3

1.
2.
3.
4.

KEGUNAAN KERAMIK
Keramik merupakan bahan
diantaranya :
Penutup lantai
Pelapis dinding kedap air
Hiasan atau dekorasi rumah
Peralatan sanitasi interior gedung

bangunan yang mempunyai

banyak kegunaan

d.
e.
f.

3.4
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KERAMIK
Keuntungan Keramik
Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur, harga dan bahan pembentuk (batu alam, granit,
marmer).
Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parket), warna tahan sangat lama, serta mudah dalam
membersihkannya.
Permukaannya anti air (daya serap airnya kecil) sehingga mudah dalam pemeliharaan dan
cara membersihkan
Tahan terhadap goresan pisau dan juga tahan panas (api).
Bahan dasar melimpah di alam sehingga relatif lebih murah.
Penghantar panas dan listrik yang buruk (isolator)

a.
b.
c.
d.

2. Kerugian Keramik
Pemasangannya relatif lama karena sulit untuk dipotong
Pembongkarannya sulit
Rapuh, getas dan mudah patah
Sulit didaur ulang sehingga nilai daur ulangnya rendah

1.
a.
b.
c.

BAB IV
PENUTUP
Dari penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan di desa Kriyan kecamatan
kalinyamatan kabupaten Jepara dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran, antara lain :
5.1 Kesimpulan
1. Keramik merupakan salah satu bahan bangunan yang sudah tergolong lama dan masih
bertahan sampai sekarang.
2. Pembuatan keramik yang dilakukan di PT. SANGO CERAMICS dapat digolongkan
sebagai industri skala besar.
3. Dengan adanya industri pembuatan keramik di daerah Mangkang maka dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.

4. Untuk prospek ke depan, keramik dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan apalagi
jika bisa berinovasi dengan motif dan bentuknya
5.2 Saran
1. Sebaiknya industri pembuatan keramik dapat terus berkembang karena tidak hanya terpaku
pada bentuk yang monoton tapi dapat divariasikan.
2. Proses pembuatan keramik disarankan agar tidak hanya memakai tenaga mesin tapi juga lebih
memperbanyak penggunaan tenaga manusia agar dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar.
3. Pembuatan keramik sebaiknya juga memperhatikan limbah industrinya agar tidak mencemari
lingkungan sekitar pabrik.

Вам также может понравиться