Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ISI
I.
DEFINISI
Menurut DSM-IV, Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas
yang juga dikenal dengan istilah ADHD (Attention Deficit Hyperactive
Disorder) adalah suatu gangguan yang bersifat kronis yang mulai muncul
pada masa kanak-kanak awal (early childhood) atau kurang dari 7 tahun,
yang ditandai dengan tidak bisa memusatkan perhatian dan atau
hiperaktivitas-impulsivitas.2,4,5
II.
EPIDEMIOLOGI
Penelitian GPP/H di masyarakat memperlihatkan prevalensi antara
1,7%-16%, tergantung pada populasi dan metodologi diagnostik yang
Sumber, tahun
Anderson dkk., 1987
Cohen, 1988
Szatmarl dkk., 1989
Bird dkk., 1988
Newcorn dkk., 1989
Costelo dkk., 1988
Lindgren dkk., 1990
Baumgnertel dkk,
1995
Esser dkk., 1990
Esser dkk., 1990
Pelham dkk., 1992
Wolraich dkk., 1996
Shaffer dkk., 1996
Kriteria #
DSM III
DSM III
DSM III
DSM III
DSM III
DSM III-R
DSM III
DSM III
DSM III-R
DSM III-R
DSM III-R
DSM III-R
DSM III-R
Prevalensi %
6,7
3-6
6,3
9,5-16,1
12,9
2,6
2,8
9,6
1,7
4,2
2,5-4,0
7,3
4,1
Third Ed. yang direvisi; DSM IV: Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, Fourth Ed.
Prevalensi 9,0% subtipe inatensi, 3,9 % subtipe hiperaktif-impulsif,
4,8% subtipe campuran total 17,8% menggunakan DSM IV; 10,9%
menggunakan DSM III-R
Prevalensi 5,4% subtipe inatensi, 2,4% subtipe hiperaktifimpulsif,
3,6% subtipe campuran menggunakan DSM IV
Dikutip dari :
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/11_149_AspekKlinikFar
makoterapipadaAnak.pdf/11_149_AspekKlinikFarmakoterapipada
Anak.html
III.
ETIOLOGI
Penyebabnya hingga sekarang belum diketahui. 1,2 Gangguan ini
sering dikaitkan dengan struktur anatomi otak, faktor neurokimiawi otak,
maupun faktor eksternal.1,2,4,5
Faktor Genetik
Riset menunjukkan bahwa kontribusi faktor keturunan pada
munculnya gangguan ini mencapai 40-50 persen. Bila salah satu
anggota keluarga menderita GPPH, kemungkinan ada anggota lain
yang juga mengalami kondisi serupa.1 Faktor genetik, studi keluarga
dan biologi molekular merujuk ke arah faktor genetik. Risiko
terjadinya gangguan kepribadian antisosial, gangguan perilaku,
anxietas, gangguan mood, dan dislexia. ADHD menunjukkan angka
tinggi untuk anak kembar monozigotik (79%) dan dizigotik (32%).
Gangguan biologik banyak yang ADHD, saudara kandung 2-3x lipat
lebih banyak kena. Gen yang bekerja pada sistem dopaminergik dan
noradrenergik.
di
sini
penuh
dengan
nor-adrenalin
dan
dopamin
Faktor Eksternal
Faktor neurobiologik bekerja pada saat otak janin berkembang
pesat dan masa bayi dengan merusak jaringan saraf yang mendukung
fungsi eksekutif dan proses terkait : minuman alkohol pada ibu hamil,
obat, rokok, efek buruk prematuritas dan tindakan obstetrik, trauma
pada otak, terkena toksin seperti zinc, stres ibu saat hamil, perawatan
bayi buruk.
IV.
GAMBARAN KLINIS
Gejala khas GPP/H ini, yaitu kesulitan memusatkan perhatian
(inatensi),
kesulitan
mengendalikan
impuls
(impulsivitas),
serta
V.
1,4,5
- Sering tangan dan kaki tidak bisa diam atau banyak bergerak di
tempat duduk.
- Sering meninggalkan tempat duduk saat mengikuti kegiatan di kelas
atau kegiatan lain yang mengharuskannya tetap duduk.
- Sering berlari-lari atau memanjat-manjat secara berlebihan.
- Tidak dapat mengikuti aktivitas atau bermain dengan tenang dan
santai.
- Selalu bergerak terus seperti digerakkan oleh mesin.
- Sering banyak berbicara.
Impulsivitas
- Terlalu cepat memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai
didengar.
- Sulit menunggu giliran.
- Sering melakukan interupsi atau mengganggu orang lain.
diperoleh
dari
orang
tua
melalui
anamnesis
secara
komprehensif.1
VI.
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas biasanya disertai
dengan kelainan-kelainan seperti di bawah ini8 :
Learning Disabilities. Kurang lebih 20-30% anak ADHD akan
mengalami kesulitan belajar.
Tourette Syndrome. Anak ADHD dengan Tourette Syndrome
memiliki gejala various nervous tics dan repetitive mannerisms
seperti kedipan mata (eye blinks), kedutan wajah (facial twitches),
atau menyeringai (grimacing), mendengus (snort), menghirup
(sniff), atau membentak (bark out).
Oppositional Defiant Disorder. Sering ditemukan pada anak
ADHD terutama anak laki-laki. Gejala yang lebih menonjol
adalah
perilaku
menentang,
keras
kepala,
tidak
patuh,
10
merusak
harta
benda,
mencuri,
membawa
dan
pada anak
VII.
PENATALAKSANAAN
Anak dengan GPP/H biasanya akan diterapi secara komprehensif
yang meliputi farmakoterapi, terapi perilaku, konseling, serta pelatihan
guru maupun orang tua. Penatalaksanaan ini membutuhkan konsistensi dan
kesabaran ekstra mengingat anak dengan GPP/H memerlukan keteraturan
dan kedisiplinan.1,6,9 Terapi terbaik adalah terapi kombinasi farmakologik
11
Farmakoterapi pada GPP/H meliputi : stimulansia dan nonstimulansia.1,9 Macam-macam stimulansia yang umumnya diresepkan
untuk terapi GPP/H pada anak serta sediaan yang tersedia dan strategi
penentuan dosis yang dianjurkan dapat dilihat pada Tabel 4. Di Indonesia
12
Sediaan
Dosis
Dosis
tablet (mg)
awal
terapeutik
5, 10, 20
5mg bid
0,3-0,8
First-line agents :
Methylphenidate
mg/kg/dosis
(Ritalin)
Dextroamphetamine
5, 10, 15
(Dexedrine)
Dextroamphetamine
20
5 mg qd
0,2-0.5
atau bid
mg/kg/dosis
5 mg qd
0,15-0,4
atau bid
mg/kg/dosis
37,5 mg
1-2
(Adderall)
Second-line agents :
Pemoline (Cylert)
Buproprion (Welbutrin;
18,75; 37,5;
75
mg/kg/hari
3-6 mg/kg
Zyban)
Venlafaxine (Effexor)
25 mg bid
100
25150mg/hr
13
Clonidine (Catapres)
0,1;0,2; 0,3
0,1 mg tid;
3-10g/kg
qid
Comprehensive
of
Psychiatry.
Philadelphia
Lippincott
antidepressant
(TCA)
terutama
imipramin
dan
14
Agonis adrenergik
Klonidin mempunyai sifat agonis adrenergik terutama digunakan
untuk terapi hipertensi bermanfaat untuk terapi anak dengan GPP/H.
Semua penelitian melaporkan respons perilaku positif, 50%-70% subyek
sedikitnya menunjukkan perilaku sedang. Akan tetapi efek pada kognisi
masih kurang jelas.1
VIII.
KOMPLIKASI
Penelitian follow-up jangka panjang anak dengan GPP/H hingga
remaja dan dewasa awal menunjukkan bahwa GPP/H seringkali menetap
dan berhubungan dengan disfungsi dan psikopatologi yang bermakna
dalam kehidupannya di kemudian hari.1 Remaja dan dewasa muda GPP/H
berisiko untuk gagal sekolah, kesulitan emosional, hubungan buruk dengan
teman sekolah dan sering bermasalah dengan hukum.6
Komplikasi tersering yang ditemukan pada penderita ADHD
adalah kesulitan belajar, yang ditandai dengan3,11 :
Dysgraphia
Gerstmanns Syndrome, yang meliputi :
Finger agnosia (difficulty locating body
parts in space)
Dyscalculia
(difficulty
with
mathematics)
Right-Left disorientation
Dyslexia
15
IX.
PROGNOSIS
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masalah agresi dan
perilaku di masa kanak-kanak merupakan prediksi menetapnya GPP/H di
kehidupan remaja dan dewasa muda. 1 Pemberian farmakoterapi pada
ADHD tidak menyembuhkan ADHD tetapi hanya meringankan gejala
ADHD.10 Secara rata-rata, gejala menurun sekitar 50% setiap 5 tahun
antara usia 10 hingga 25 tahun. Hiperaktivitas sendiri menurun lebih cepat
ketimbang impulsivitas dan inatensi.1
Prognosis lebih buruk bila penderita tinggal dalam kondisi
psikososial buruk, seperti kemiskinan, tinggal bersama banyak orang,
permusuhan antar orangtua. Bila gejalanya berat, maka ko-morbid dengan
kenakalan, gangguan bahasa dan pelajaran.6,9
16
PENUTUP
Gangguan
ini
menyebabkan
penderitaan
bagi
penyandang
maupun
keluarganya. Penderita kanak lebih berisiko tinggi untuk terganggu daya belajar,
tingkah laku dan hubungan sosialnya, juga hambatan pada pencapaian akademik,
timbulnya penyalahgunaan zat dan kejahatan (criminality) pada masa remaja dan
dewasa, dengan akibat pembebanan pada layanan kesehatan jiwa, pendidikan, dan
peradilan.
Umumnya, guru merupakan orang pertama yang dapat mendeteksi kesulitan
belajar pada anak karena dapat segera melihat perbedaan kemampuan dan perilaku
anak tersebut daripada teman-teman seusianya. Tetapi, terkadang, ada juga orang tua
yang bisa mengetahuinya. Kesulitan belajar biasanya terdiagnosis ketika anak
sekolah. Hal ini menjadi masalah saat anak berusia delapan tahun atau lebih karena
pada usia itu, tuntutan kemampuan akademik sudah lebih tinggi.
Penatalaksanaan pada GPP/H yang meliputi farmakoterapi dan terapi perilaku
membutuhkan konsistensi dan kesabaran ekstra mengingat anak dengan GPP/H
memerlukan keteraturan dan kedisiplinan.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Romadhon YA. Aspek Klinik dan Farmakoterapi Anak dengan Gangguan
Pemusatan Perhatian / Hiperaktivitas. Available from : URL : HYPERLINK :
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/11_149_AspekKlinikFarmakoterapipad
aAnak.html
2. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder. Available from : URL : HYPERLINK :
http://en.wikipedia.org/wiki/Attention-deficit_hyperactivity_disorder definisis
3. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder. Available from : URL : HYPERLINK :
www.edutechsbs.com/adhd/Neurology.htm kompli, obat, d/
4. Sadock BJ. Attention-Deficit Disorder. In : Kaplan & Sadocks Synopsis of
Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia; 2003. pp. 1223-30.
5. McCraken JT. Attention-Deficit Disorder. In : Kaplan & Sadocks Comprehensive
of Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia; 2000. pp. 2679-703.
6. Anak Sulit Belajar, Jangan-jangan Hiperaktif. Available from : URL :
HYPERLINK
http://groups.google.co.id/group/MirrorIKS/browse_thread
/thread/2029c2f714adabae/5f20ef939dcc2452?
lnk=st&q=gangguan+pemusatan+perhatian+pada+anak&rnum=1&hl=id#5f20ef9
39dcc2452
7. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder. Available from : URL : HYPERLINK :
www.adderallxr.com/.../might_have_adhd.asp
18
19