Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB 1

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tumor solid adalah bentuk benjolan yang tidak normal (abnormal) dalam tubuh, yang
disebabkan oleh berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan. Secara umum
keganasan ini disebut kanker. Ada jenis-jenis tumor solid diberi nama untuk jenis sel-sel yang
membentuknya yaitu:
1. Sarkoma
Sarkoma terdiri atas fibrosarkoma, osteosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma dan
sarkoma jaringan lunak.
2. Karsinoma
Jenis-jenis karsinoma berupa karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma tiroid,
karsinoma lidah, karsinoma mammae, karsinoma paru, karsinoma gaster, karsinoma hati
primer, kanker kolorektum, karsinoma pankreas, karsinoma ginjal, karsinoma prostat,
karsinoma penis, karsinoma serviks uteri, karsinoma endometrium karsinoma ovarium,
karsinoma vulva.1
Pada tahun 2007, kanker merupakan penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13%
dari seluruh penyebab mortalitas). Angkanya diperkirakan sekitar 7,9 juta kematian. Jenis
kanker tersering penyebab mortalitas tiap tahunnya berupa karsinoma paru (1,4 juta
mortalitas/tahun),karsinoma

lambung

(866.000

mortalitas/tahun),kolon

mortalitas/tahun), dan karsinoma mammae (548.000 mortalitas/tahun).


1

(677.000

Jenis kanker tersering berbeda antara pria dan wanita. Pada pria terdiri dari karsinoma paru,
lambung, kolorektal, dan prostat. Sedangkan pada wanita terdiri dari karsinoma mammae, paru,
lambung, kolorektal dan serviks. Sekitar 72% dari seluruh mortalitas kanker pada tahun 2007
terjadi di negara berpendapatan rendah sampai berpendapatan menengah.2
Sebanyak 1.596.670 kasus kanker baru dan 571.950 kematian akibat kanker yang di
proyeksikan terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2011. Diperkirakan bahwa sekitar 571.950
orang Amerika akan mati karena kanker, sesuai dengan data lebih dari 1500 kematian per hari.
Kanker paru-paru, Prostat, dan Kolorektum pada pria, dan kanker paru-paru, payudara, dan
colorectum pada wanita terus menjadi penyebab paling umum kematian kanker.3
Menurut data Riskesdas tahun 2007, di Indonesia prevalensi tumor atau kanker adalah
4,3/1000 penduduk, dengan proporsi kejadian penyakit sebesar 10,2% dan berada pada urutan
ketujuh penyebab kematian stelah tuberculosis, hipertensi, perinatal dan diabetes mellitus.4
Dampak penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia di Indonesia sangat besar
karena selain merupakan penyebab kematian dan kesakitan juga menurunkan produktivitas.5

I.2.

Rumusan Masalah
2

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: Bagaimana gambaran tumor solid pada pasien yang rawat inap di RSUP.Prof.dr.R.D.
Kandou Manado periode Januari 2012 sampai Desember 2013.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui berbagai tipe gambaran profil tumor solid
pada pasien yang rawat inap RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado periode Januari 2012 sampai
Desember 2013.
I.4. Manfaat Penelitian
1. Memperoleh gambaran tumor solid pada pasien yang rawat inap di bagian ilmu penyakit
dalam RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado periode Januari 2012 sampai Desember
2013
2. Dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman penulis di bidang penelitian
3. Bermanfaat bagi masyarakat karena dapat memberikan informasi tentang tingginya
angka kejadian tumor solid sehingga masyarakat dapat menghindari faktor-faktor resiko
4. Sebagai bahan referensi di Perpustakaan FK UNSRAT Manado
5. Sebagai bahan acuan untuk penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Tumor solid adalah bentuk benjolan yang abnormal dalam tubuh, yang disebabkan oleh
berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan; dan secara umum keganasan disebut
kanker.1
Ada jenis-jenis tumor solid diberi nama untuk jenis sel-sel yang membentuknya yaitu:
1. Sarkoma
Sarkoma terdiri atas fibrosarkoma, osteosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma dan
sarkoma jaringan lunak.
2. Karsinoma
Jenis-jenis karsinoma berupa karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma tiroid,
karsinoma lidah, karsinoma mammae, karsinoma paru, karsinoma gaster, karsinoma hati
primer, kanker kolorektum, karsinoma pankreas, karsinoma ginjal, karsinoma prostat,
karsinoma penis, karsinoma serviks uteri, karsinoma endometrium karsinoma ovarium,
karsinoma vulva.
II.2. Etiopatogenesis
Karsinogenesis di pengaruhi oleh dua jenis gen penting. Onkogen (gen pemicu
pertumbuhan tumor) dan antionkogen/tumor supresor gen (gen penghambat pertumbuhan
tumor) adalah gen yang memainkan peran penting dalam karsinogenesis. Pada tumor terjadi
penurunan aktivitas dari antionkogen yang diiringi peningkatan aktivitas dari onkogen.6
Penurunan antionkogen dapat disebabkan oleh factor genetic, lingkungan makanan dan
zat-zat kimia, perilaku, gangguan keseimbangan hormonal, faktor emosional, dan radikal
bebas. Sedangkan peningkatan aktivitas onkogen dapat disebabkan oleh virus dan infeksi.6

Penyebab kanker biasanya tidak diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat
merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetic dan lingkungan. Namun ada beberapa
faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :7
Faktor keturunan
Dari Prancis dilaporkan pada suatu keluarga berturut-turut selama lima generasi dari 24
wanita terdapat 10 orang menderita kanker mammae.
Faktor lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru, mulut, laring (pita
suara), kandung kemih, Sinar Ultraviolet dari matahari, Radiasi pengion merupakan
karsinogen yang terpenting, terutama radiasi gelombang elektromagnetik bergelombang
pendek dan berfrekuensi tinggi, serta radiasi elektron.

Virus
Virus-virus yang menyebabkan tumor solid, misalnya Epstein-Barr (EBV), Virus
hepatitis B (HBV), Virus Papiloma (HVP).

Karsinogen Kimiawi
Karsinogen kimia yang sering menyebabkan penyakit ini, misalnya nitrosamin,
mikotomiksin, hidrokarbon poliaromatik, amina aromatic dan zat warna azo, serta
benzene.
Gangguan Keseimbangan Hormonal

Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron


menyebabkan meningkatnya resiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim
dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
Faktor Usia
Tumor dan usia berkaitan erat, spektrum tumor pada anak-anak, remaja dan dewasa
berbeda secara mencolok.
Faktor Kejiwaan, Emosional
Stress yang berat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan
tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan
berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.

II.3.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan manifestasi klinik. Pada anamnesis sangat penting ditanyakan keluhan,
lokasi tumor, dan penyulit yang ditimbulkannya.

Pemeriksaan fisik melihat keadaan umum pasien, dan keadaan awal tumor, ukuran tumor,
konsistensinya, dan ada pelekatan atau tidak. Pada pemeriksaan penunjang yang perlu di
periksa adalah darah lengkap, urin lengkap, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, biopsy,
radiografi polos, USG, CT-Scan, MRI, Sintigrafi, dan RIA (Radio Immuno Asay).1,8
Manifestasi klinik tumor solid secara umum berupa benjolan (tumor), nyeri, secret
patologis, ulserasi, demam, penurunan berat badan, dan ikterus. Gejala-gejala khusus
yang terdapat pada berbagai tipe tumor solid akan diuraikan sebagai berikut :
Karsinoma paru menunjukkan gejala seperti batuk darah, sesak napas, nyeri dada,
suara parau, syndrome vena cava superior yang terjadi karena bendungan pada vena cava
superior dan disertai dengan pembengkakan muka dan lengan, disfagia, efusi pleura, jari tabuh,
ginekomastia, flebitis, anemia dan penurunan berat badan.9
Karsinoma mammae menduduki peringkat ke dua dari insiden semua tipe kanker di
Indonesia. Gejala yang muncul berupa benjolan di kelenjar payudara, gejala retraction seperti
penarikan putting susu, pada tahap awal penderita tidak merasakan nyeri, nyeri baru muncul
saat infiltrasi ke sekitar sudah mulai, dan edema kulit, klasifikasi stadium karsinoma mamae
berupa:10

Berupa 1 : Kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak

sebar.
Stadium 2 : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar di
kelenjar ketiak.

Stadium 3 : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak,
infra dan surpaclavicular; atau infiltarasi ke fasia pektrolis atau ke kulit; atau kanker

payudara yang apert (memecah ke kulit).


Stadium 4 : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ke tengkorak, atau
tulang punggung atau paru paru, atau hati dan panggul.

Karsinoma kolorektum Insiden untuk kanker kolorektum yaitu usia 60 sampai 70 tahun.
Pada karsinoma kolorektum tidak menimbulkan gejala selama bertahun tahun; gejala timbul
perlahan dan sering telah ada sejak berbulan bulan, kadang kadang tertahun tahun,
sebelum terdiagnosis. Kanker kolon kanan dan sekum sering menyebabkan rasa lelah, lesu, dan
anemia defisiensi zak besi. Kanker di sisi kanan mungkin menyebabkan perdarahan tersamar,
perubahan kebiasaan buang ari besar, atau rasa kram di kuadran kiri bawah. Meskipun
karsinoma kolorektum berawal sebagai lesi in situ, lesi tersebut berkembang dengan pola
morfologik yang berbeda beda. Tumor di kolon proksimal cenderung tumbuh sebagai massa
polipoid eksofitik yang meluas di sepanjang salah satu dinding sekum dan kolon asendens. Bila
terletak di kolon distal, karsinoma cenderung berbentuk lesi anular melingkar yang
menimbulkan apa yang disebut sebagai kostriksi napkingring pada urus dan penyempitan
lumen.11
Karsinoma lambung di temukan lebih dari 2 cm dalam ukuran yang berhubungan
dengan peningkatan resiko invasi dan metastasis lymphovascular.
Sekitar 10-15% dari kanker lambung merupakan penyakit keturunan. Herediter kanker
lambung yang menyebar (HDGC) adalah kondisi yang sangat penetran dominan autosomal
8

dengan usia rata rata pada diagnosis 38 tahun. Gejala yang muncul ada karsinoma lambung
adalah rasa tak enak atau nyeri samar abdomen atas terutama parah sehabis makan, nafsu
makan menurun, eruktasi, regurgitasi asam, mual, muntah dan melena.12
Karsinoma prostat, pada stadium dini umunya tanpa manifestasi khas, gejala klinis
sama dengan hipertrofi prostat jinak. Pada stadium lanjut dengan metastasis jauh timbul gejala
sesuai dengan daerah terkena. Gejala yang sering muncul berupa kesulitan memulai aliran urine
(heisntacy) dan interupsi intermiten aliran urine sewaktu berkemin. Pada beberapa pasien dapat
terjadi obstruksi total aliran kemih yang menyebabkan peregangan kandungan kemih nyeri dan
kadang kadang, hidronefrosis. Pada pemeriksaan kadar antigen spesifik prostat (SPA) di
temukan kadarnya meningkat.13
Karsinoma serviks, stadium dini dapat tanpa simtom jelas, gejala yang utama adalah
perdarahan per vaginam, sekret per vaginam, nyeri, gejala salurun urinarius, gejala saluran
pencernaan, gejala sistemik.14 Karsinoma endometrium, stadium dini tak memiliki gejala jalas.
Sejalan progresi penyakit, dapat timbul gejala, perdarahan abnormal per vaginam, skresi
abnormal per vaginal, nyeri, manifestasi metastasis kanker.15 Karsinoma ovarium solid pada
stadium dini umumnya asimtomatik, atau hanya terdapat gejala tidak khas yang ringan, seperti
tidak nafsu makan, kembung, sakit perut, mengurus dan gejala lainya. Keluhan tersering pada
pasien adalah perut kembung, tukak nyaman, mudah di kelirukan sebagai dyspepsia. 16
Karsinoma vulva, pruritus sebagaian sangat besar pasien karsinoma vulva menderita pruritus
pada waktu bersamaan atau sebelum timbul lesi. Disurai, bila timbul di vestibulum vulva, dapat
timbul vulva. Sejalan progresi penyekit di daerah lesi dapat timbul nyeri, perdarahan dan
metastasis.17
9

Karsinoma laring biasanya asimtomatik atau hanya rasa tak enak di tekak, rasa benda
asing di tenggorokan. Dengan berkembangnya penyakit dapat timbul nyeri tekak, lebih hebat
waktu menelan makanan, timbul suara serak. Ketika tumor membesar, mengalami ulserasi
maka timbul batuk dan hemoptisis.21Karsinoma tiroid memperlihatkan gejala seperti tumor atau
nodal yang keras dalam kelenjar tiroid, bergerak naik turun sesuai gerakan menelan, dan terjadi
pembesaran kelenjar lemfe leher. Pada pemeriksaan laboraturium di temukan kadar kalsitonin
serum meningkat. Karsinoma lidah menunjukan gejala seperti benjolan di lidah, nyeri, gerakan
lidah terbatas, berat badan menurun dan limfadenopati leher.22
Karsinoma hati primer gejala yang muncul berupa nyeri tumpul abdomen kanan atas,
massa abdomen kanan atas, perut kembung, anoreksia, letih, penurunan berat badan, demam,
ikterus, asites, perdarahan diare, nyeri bahu belakang kanan, udem kedua tungkai bawah, dan
kulit gatal.
Pada pemeriksaan AFP > 500ng/L bertahan 1 bulan atau >200 ng/L bertahan 2 bulan, tanpa
bukti penyakit hati aktif maka dapat dibuat diagnosis karsinoma hati primer.23
Korsinoma ginjal, asimtomatik dewasa ini secara klinis terdapat sekitar 20 40 %
karsinoma renal di temukan pada saat pemeriksaan fisik rutin atau sebab lainnya. Gejala
sistemik terdapat demam, anemis, lesu, berat badan turun, hipertensi, hiperkelsemia dan
gangguan fungsi hati (sindrom staufer).24
Karsinoma buli buli, sebagian besar dating dengan keluhan makrohematuria tanpa
nyeri. Hematuri biasanya menyeluruh sepanjang urinasi, bertambah hebat di akhir. Volume
perdarahan tidak terkait dengan ukuran, jumlah, derajat keganasan tumor.25 Karsinoma sel
germinal testis, pembesaran tidak nyeri testis unilateral, ada pasien mengeluh testis terasa berat,
10

nyeri tumpul, nyeri tekan atau infertilitas.26 Karsinoma penis kebanyakan muncul dari glans
penis atau bagian dalam prepusium karena umumnya pasien menderita fimosis, lesi dini sangat
mudah terabaikan.27
Fibrosarkoma sering terjadi pada usia 30-55 tahun. Namun, wanita agak lebih banyak
dari pria, dapat timbul di setiap lokasi tubuh, namun paling sering timbul di ekstremitas. Gejala
utamanya berupa tumor tidak nyeri, dengan membesarnya tumor sering timbul nyeri sampai
mempengaruhi fungsi ekstremitas. Dari pemeriksaan penunjang menunjukkan konsistensi
lembut, permukaan irisan umumnya berwarna abu-abu putih, dapat terjadi nekrosis, hemoragi
dan transformasi.7,18
Liposarkoma umumnya terjadi pada dewasa, namun paling sering terjadi pada usia 40-60
tahun. Liposarkoma memiliki gejala seperti massa berlokasi dalam, berbatas tidak jelas dan
tidak nyeri. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan tumor sering kali lobular, konsistensi
lunak, liposarkoma yang timbul di retroperitoneum, penampang irisan tumor berwarna kuning
keputihan.7,19
Osteosarkoma merupakan neoplasma kedua yang sering ditemukan pada anak, remaja,
dan dewasa muda. Lokasi dapat terjadi dimana-mana tetapi lebih banyak terjadi di sekitar bahu
dan lutut. Gambaran klinis yang timbul berupa nyeri menetap dan pelebaran vena. Untuk
diagnosis selalu diperlukan biopsi.20
Kondrosarkoma merupakan tumor ganas tulangyang berasal dari jaringan tulang rawan.
Kondrosarkoma memiliki gejala seperti rasa sakit dan nyeri dan nyeri local terutama nyeri
samar, intermiten, serta tumor yang membesar secara bertahap. Pada pemeriksaan penunjang,
tipe sentral terdapat berbagai bentuk klasifikasi, dapat berbentuk cincin, kapas dan bercak.7
11

II. 4. Penetuan Stadium Tumur Solid


Stadium tumor solid berdasarkan letak topografi, ekstensi, dan metstasenya dalam organ
terdiri atas tiga bagian yaitu stadium local yang terdiri dari karsinoma in situ dan infiltrasi local
atau invasive, stadium metastase regional atau tumor padat telah bermetastase ke kelenjar limfe
regional dan stadium metastase jauh berupa tumor pada telah bermetastase pada organ yang
letaknya jauh dari tumor primer. Pada penentuan stadium tumor ada pula yang menggunakan
Sistem TNM (stadium TNM) yang terdiri dari :1
T = Tumor Primer
Tx = Syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi.
Tis = tumor in situ
T0 = tidak ditemukan adanya tumor primer
T1 = tumor dengan f maksimal < 2 cm
T2 = tumor dengan f maksimal 2-5 cm
T3 = tumor dengan f maksimal > 5 cm
T4 = tumor invasi keluar organ
N = Nodal, metastase ke kelenjar regional.
N0 = Nodul regional negative
N1 = nodul regional positif, mobil (belum ada perlekatan)
N 2 = nodul regional positif, sudah ada perlekatan
N3 = nodus jukstaregional atau bilateral

M = Mestastase organ jauh


M0 = Tidak ada metastase organ jauh
M1 = ada metastase organ jauh
Mx = syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.
II. 5 Penatalaksanaan

12

Penatalaksanaan tumor solid saat ini biasanya dilakukan operasi radioterapi, kemoterapi
dan terapi biologis serta beberapa metode lainya, dan penggunaan klinis berbagai
teknis penanganan akan dijelaskan di bawah ini :28
1. Operasi
Operasi merupakan metode penting dalam terapi tumor padat dewasa ini
karena

angka kesembuhannya mencapai 5 tahun untuk kanker stadium dini

(stadium 1), stadium II III angka kesembuhan 5 tahun berkisar 30 60 % dan


hanya sebagian kecil pada stadium lanjut (stadium VI) menjalani operasi paliatif
atau simptomatik. Dikenal dangan dua jenis operasi yaitu operasi kuratif dan
paliatif.
a. Operasi kuratif dilakukan dengan tujuan negative margin, sehingga control
local dapat dicapai. Dengan berjalannya waktu teknik operasi pun makin
berkembang, misalnya mastoidektomi radikal untuk kanker payudara dapat
dikembangkan menjadi moddifikasi mastektomi radikal, bila letak tumor
jauh dari otot pektoralis mayor sehingga otot tersebut tidak perlu ikut
diangkat.
b. Operasi paliatif dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sisa
hidup penderita. Contoh dari operasi paliatif berupa, operasi by-pass pada
obstruksiusus atau cholangiocarcinoma dengan obstruksi saluran empedu
yang inoperable.28
2. Radioterapi
Radioterapi memiliki keunggulan seperti indikasi luas, efek jelas dan
efektivitas terapinya semakin hari semakin meningkat sehingga menjadi teknik
13

utama dalam terapi tumor. Radioterapi kuratif untuk memusnakan lesi primer tumor
dan metastasinya, diberikan dosis kuratif yang sesuai kepada tumor dan area target
yang berbeda. Radioterapi paliatif digunakan untuk kasus stadium dengan lanjut
menghambat pertumbuhan tumor, mengurangi penderitaan, memperpanjang usia
dan meningkatkan kualitas hidup.8
3. Kemotarapi
Kemoterapi merupakan terapi paliatif, bukan kuratif untuk jenis jenis
kanker yang sudah menyebar. Paliasi yang efektif akan menghasilkan tanda-tanda
dan keluhan penderita kanker dan perpanjangan hidup yang berguna. Beberapa
kelompok obat yang sudah dikembangkan antara lain, perangsang diferensiasi yang
dapat mendorong sel sel neoplasma melewati taraf maturasi sampai pada tahap
perkembangan akhir atau tidak proliferative lagi.29

Beberapa kelompok obat yang digunakan untuk terapi kanker :


Obat alkilator
Obat alkilator utama yang berguna diklinik mempunyai rumus kimia mengandung
gugus bis (kloretil)amin, etilenimin, atau nitrosourea. Yang banyak dipakai antara
lain bis-(kloretil)amin, siklofosfamid, mekloretamin, melfalan dan klorambusil.
Mekanisme umum kerja obat tersebut berupa siklisasi

intramolekular, untuk

membentuk ion etilenimonium yang dapat langsung atau melalui pembentukan


formasi ion karbonium, mengalihkan grup alkil ke bagian sel tumor. Alkaliator aktif
mempunyai efek langsung vesicant(lepuh) dan dapat merusak jaringan pada tempet
injeksi dan menimbulkan toksisitas sistemik.29
-

Antimetambolit
14

Golongan antimetambolit yang efektif adalah metrotreksat yang merupakan


antagonis asam folat yang terikat pada sisi katalitik yang aktif dari dihidrofolat
reduktase, mengganggu sintesis bentuk reduksi penerima unit karbon tunggal.
Metrotreksat di berikan intravena atau per oral. Obat ini tidak dimetabolisir dan
-

kadar serum seimbang dengan dosis selama fungsi ginjal dan hidrasi sesuai.29
Antibiotik
Antrasiklin, mempunyai tiga cara kerja utama yaitu, afinitas tinggi untuk
mengikat DNA secara interkalasi yang akan menghambat sintesis DNA dan RNA,
dan pemutus rantai DNA melalui efek terhadap topoisomerase, pengikatan pada
membran yang menyebabkan perubahan keadaan cairan dan transport ion dan
membentuk radikal bebas semikuinon dan radikal oksigen melalui proses reduksi
yang diperantarai enzim.

Diktiomisin menghambat semua bentuk sintesis RNA yang DNA dependent,


dengan pembentukan RNA ribosom yang paling sensitive terhadap kerja obat.
Bleomisin merupakan antibiotic yang bersifat antineoplastik oleh
streptomyces verticillus.
Mitomisin merupakan obat yang bersifat alkilator yang bioreduktif yang
mengalami metabolism reduktif dsan reaktivitasi melalui perantaraan reduksi enzim
menghasilkan suatu alkilator yang melalukan ikatan silang dengan DNA. Interaksi
ini akan menghentikan sintesis RNA yang diatur DNA.29

15

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif retrospektif , dimana data
yang diambil adalah data dari rekam medik pada periode Januari 2012 sampai
Desember 2013.
III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Instalasi rawat inap RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou
Manado dan akan dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu selama bulan November 2014.
III.3. Populasi dan Sampel

16

Populasi dan Sampel penelitian yang akan diambil yaitu seluruh data pasien
yang dirawat di Instalasi rawat inap RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado, periode
Januari 2012 sampai Desember 2013.
III.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan di teliti yaitu :

Jenis tumor
Jenis kelamin
Umur
Pekerjaan

III.5. Bahan Penelitian


Catatan rekam medis pasien yang dirawat di Instalasi rawat inap
RSUP.Prof.dr.Kandou Manado, periode Januari 2012 sampai Desember 2013.

III.6. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data


Melihat catatan rekam medis dari status pasien Tumor Solid yang dirawat di
RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado periode Januari 2012 sampai Desember 2013.
Untuk pengolahan data, dilakukan secara manual dan menggunakan komputer. Data
yang ada dihitung secara manual dalam bentuk tabel berdasarkan variable penelitian dan
dianalisis sesuai hasil presentase.

17

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian akan menyajikan karakteristik 628 sampel berdasarkan jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan jenis tumor yang diidap pasien. Hasil tabulasi silang akan menyajikan
karakteristik jenis tumor berdasarkan jenis kelamin, jenis tumor berdasarkan umur dan
jenis tumor berdasarkan pekerjaan.

1.

Jenis Tumor

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Tumor


Jenis Tumor

n
%
18

Karsinoma Mammae

181

28,8

Karsinoma Servix Uteri

158

25,2

Karsinoma Buli-buli

65

10,4

Karsinoma Prostat

63

10

Karsinoma Ovarium

59

9,4

Karsinoma Paru

51

8,1

Karsinoma Kolorektal

38

6,1

Karsinoma Laring

1,1

Karsinoma Nasofaring
Total

6
628

1
100

Berdasarakan tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar jenis tumor pasien yang
dijadikan sampel penelitian adalah karsinoma mammae dengan jumlah 181 orang
(28,8%) dan yang paling sedikit karsinoma nasofaring berjumlah 6 orang (1%).
2.

Umur
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Umur

50-59 tahun

180

28,7

40-49 tahun

157

25

60-69 tahun

123

19,6

> 70 tahun

86

13,7

30-39 tahun

75

11,9

20-29 tahun
Total

7
628

1,1
100

19

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang dijadikan sampel
penelitian adalah berumur 50-59 tahun dengan jumlah 180 pasien (28,7%) dan yang
paling sedikit berumusr 20-29 tahun dengan jumlah 7 pasien (1,1%).
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut.
8600.0%
14%

700.0%
1%

7500.0%
12%

12300.0%
20%

15700.0%
25%

18000.0%
29%

20-29
50-59

30-39
60-69

40-49
>=70

Gambar 2. Grafik Distribusi Berdasarkan Umur


3.

Jenis Kelamin
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin pasien akan disajikan pada tabel 1
berikut.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Laki-laki

460

73,2

Perempuan
Total

168
628

26,8
100

20

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien adalah mempunyai
jenis kelamin perempuan dengan jumlah 460 orang (73,2%) dan jenis kelamin lakilaki berjumlah 168 (26,8%).Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

16800.0%
27%
46000.0%
73%

Laki-laki

Perempuan

Gambar 1. Grafik Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin


4.

Pekerjaan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

287

45,7

PNS/TNI/Polri/Dokter

110

17,5

Pensiunan

83

13,2

Petani/Nelayan

48

7,6

Tidak Bekerja

51

8,1

Wiraswasta

30

4,8

Swasta
Total

16
628

2,5
100

21

Berdasarakan tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan pasien yang
dijadikan sampel penelitian adalah sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 287 orang
(45,7%) dan yang paling sedikit mahasiswa/pelajar berjumlah 3 orang (0,5%).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 berikut.


3000.0%
5%
1600.0%
3%

5100.0%
8%

28700.0%
46%

11000.0%
18%

4800.0%
8%
8300.0%
13%

300.0%
0%

IRT

Pelajar/Mhs

Pensiunan

Tani/Nelayan

PNS/TNI/Polri/Dokter

Swasta

Wiraswasta

Tidak bekerja

Gambar 3. Grafik Distribusi menurut Pekerjaan

5.

Jenis Tumor Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 5. Tabulasi Silang Jenis Tumor Berdasarkan Jenis Kelamin

22

Jenis

Karsinoma

Karsinoma

Kelamin

Buli-buli
n
%

Kolorektal
n
%

Laki-laki
Perempua
n
Total

47
18
65

7,5
2,9
10,
4

17
21
38

2,
7
3,
3
6,
1

Karsinoma

Karsinoma

Laring
%

Mammae
n
%

6
1
7

1,
0
0,

18

28

1
1,

1
18

,8
28

,8

Jenis Tumor
Karsinoma
Karsinoma
Nasofaring
n
%

Ovarium
n
%

0,

0,

5
1
6

8
0,
2
1

0
59
59

0
9,
4
9,
4

Total
Karsinoma

Karsinoma

Karsinoma

Paru

Prostat
n
%

Servix Uteri
n
%

%
4,

30

8
3,

21

3
8,

51

63

10

64

10

16

26,

15

25,

8
46

8
73,

8
15

2
25,

0
62

2
10

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat tentang hasil tabulasi silang jenis tumor berdasarkan
jenis kelamin, dimana sebagian besar pasien perempuan mempunyai karsinoma
mammae sebanyak 181 orang (28,8%).

6.

Jenis Tumor Berdasarkan Umur


Tabel 6. Tabulasi Silang Jenis Tumor Berdasarkan Umur

Umur

Karsinoma

Karsinoma

(tahun)

Buli-buli
n
%

Kolorektal
n
%

20-29
30-39

40-49

50-59

22

60-69
>70

Total

21
19

65

0
0
0,
5
3,
5
3,
3
3,
0
10
,4

4
6
10
11
7

38

0
0,
6
1
1,
6
1,
8
1,
1
6,
1

Jenis Tumor
Karsinoma
Karsinoma

Karsinoma

Karsinoma

Laring
%

Mammae
n
%

Nasofaring
n
%

0
1
4
2
0

0
0

0,

9
6

2
0,

1
6

6
0,

1
2

0
1,
1

2
1
8
1

0,3
4,6

9,7

9,7

4,1
0,3
28,
8

1
0

0
0,
2
0,
5
0,
2
0,
2
0
1,
0

23

Ovarium
n
%
0,
2
3
2,
16
5
2,
15
4
2,
16
5
1,
10
6
0

59

0
9,
4

Total
Karsinoma

Karsinoma

Karsinoma

Paru

Prostat
n
%

Servix Uteri
n
%

0,3

23

3,7

75

n
1
2
13
14
6
15

51

%
0,
2
0,
3
2,
1
2,
2
1

15

%
1,
1
11
,9

55

8,8

0,2

51

8,1

3,5

24

3,8

6,4

0,5

86

15

25,

62

10

2,

2
4

8,

10

7
18

25
28

0
12

,7
19

,6
13
,7

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat tentang hasil tabulasi silang jenis tumor berdasarkan
umur, dimana sebagian besar pasien berumur 40-49 tahun dan 50-59 tahun mempunyai
karsinoma mammae masing-masing sebanyak 61 orang (9,7%).
7.

Jenis Tumor Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 7. Tabulasi Silang Jenis Tumor Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan

IRT
Pelajar/
Mhs
Pensiuna
n
Tani/
Nelayan
PNS/TNI/
Polri/Dok

Karsinoma

Karsinoma

Buli-buli
n
%
2,
13
1

Kolorektal
n
%
2,
14
2

0
14
9

0
2,
2
1,
4
1

0
2
4

ter
Swasta
Wiraswa
sta
Tidak
Bekerja
Total

3
15
5
65

0,
5
2,
4
0,
8
10
,4

3
7
4
38

0
0,
3
0,
6
0,
6
0,
5
1,
1
0,
6
6,
1

Karsinoma

Karsinoma

Laring
%

Mammae
n
%
10 16

0
5

0
0
1
7

0
0,
8
0,
2
0
0
0,

4
1
12
7

50

1
2
4

,6
0,
2
1,
9
1,
1
8,
0
0,
2
0,
3
0,

2
1,

18

6
28

,8

Jenis Tumor
Karsinoma
Karsinoma
Nasofaring
n
%
0

0
3

1
0
1
6

0
0,
5
0,
2
0,
2
0
0,
2
1

Ovarium
n
%
5,
36
7
0,
1
2
0,
1
2
0

13

1
2
5
59

Total
Karsinoma

Karsinoma

Karsinoma

Paru

Prostat
n
%

Servix Uteri
n
%
11 17,

n
10
1
13

0
2,
1

10

0,

2
0,

3
0,
8
9,
4

3
51

%
1,
6
0,
2
2,

4,6

12

1,9

83

2,2

48

25

0,3

0,3

16

2,1

1,1

51

0,8

0,3

30

15

25,

62

8
10

0,
5
0,
8
0,
5
8,
1

,7
0,

9
1

%
45

1
1,

1,

n
28

1
3
5
6
3

10

5
13
,2
7,
6

11

17

,5
2,
5
8,
1
4,

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat tentang hasil tabulasi silang jenis tumor berdasarkan
jenis kelamin, dimana sebagian besar pasien dengan pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga mempunyai karsinoma mammae sebanyak 104 orang (16,6%).
BAB V
PEMBAHASAN

24

Dari hasil penelitian yang dilakukan di bagian Instalasi Rawat Inap RSUP.Prof.R.D
Kandou, di peroleh data tentang jumlah pasien tumor solid selama periode Januari 2013
Desember 2014 jika diurutkan dari penyakit dengan frekuensi terbesar sampai terkecil yaitu
Karsinoma Mammae 181 pasien (28,8 %), Karsinoma Servix Uteri 158 pasien (25,2%),
Karsinoma Buli-buli 65 pasien (10,4%), Karsinoma Prostat 63 pasien (10%), Karsinoma
Ovarium 59 pasien (9,4%), Karsinoma Paru 51 pasien (8,1%), Karsinoma Kolorektal 38 pasien
(6,1%), Karsinoma Laring 7 pasien (1,1%) dan Karsinoma Nasofaring 6 pasien (1%). Menurut
kepustakaan selama 20 tahun terakhir tingkat insiden kejadian Karsinoma Mammae telah
meningkat secara global, dengan tingkat tertinggi di negara-negara barat. Alasan untuk
kecenderungan ini termasuk perubahan dalam pola makan, aktivitas menurun dan pola
reproduksi.30
Dari data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik di RSUP. Prof.R.D Kandou Manado,
diperoleh data mengenai pola penyebaran penyakit tumor solid dimana kasus ini paling sering
diderita oleh pasien dengan kelompok usia 50-59 tahun. Pada kelompok usia ini, jumlah pasien
tumor solid adalah 180 pasien (28,7%). Usia 50-59 tahun ini adalah golongan usia yang paling
sering menderita tumor solid. Menurut kepustakaan penyakit tumor solid sering terjadi dengan
bertambahnya usia karena terjadi penurunan daya imunitas tubuh.31
Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan pola penyebaran penyakit
tumor solid berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin yang paling sering dialami adalah
perempuan dengan jumlah 460 pasien (73,2%). Menurut kepustakaan, selain tumor pada organ
kelamin dan organ yang berkaitan erat dengan hormon seks (misalnya mamme), insiden tumor

25

pada wanita adalah 40-70% lebih banyak dari pria. Dari semua jenis tumor, tumor saluran
empedu dan tumor tiroid juga lebih sering ditemukan pada wanita.6
Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan pola penyebaran tumor solid
berdasarkan pekerjaan. Dimana sebagian besar yang menderita tumor solid adalah ibu rumah
tangga dengan jumlah 287 pasien (45,7%). Jenis tumor yang banyak diderita oleh ibu rumah
tangga adalah karsinoma mamme. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan kanker payudara pada wanita.31.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
26

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.

Jumlah pasien tumor solid perempuan lebih banyak dibandingkan daripada pria

2.
3.

(73,2%).
Sebagian besar pasien tumor solid adalah pasien berumur 50-59 tahun (28,7%).
Sebagian besar pasien tumor solid adalah pasien dengan pekerjaan sebagai ibu rumah

4.

tangga (45,7%).
Sebagian besar jenis tumor solid yang diderita pasien adalah karsinoma mammae

5.

(28,8%).
Sebagian besar pasien tumor solid dengan jenis karsinoma mammae diderita oleh

6.

pasien perempuan (28,8%).


Sebagian besar pasien tumor solid dengan jenis karsinoma mammae diderita oleh
pasien yang berumur 40-49 tahun dan 50-59 tahun dengan jumlah masing-masing

7.

28,8%.
Sebagian besar pasien tumor solid dengan jenis karsinoma mammae diderita oleh
pasien dengan jenis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (16,6%).

B. Saran
1. Pembedadahan sistem rekam medis perlu dilakukan guna menjamin tersedianya data
yang berguna untuk penelitian-penelitian terhadap kasus tumor solid.

27

2. Perlu penelitian yang lebih mendalam terhadap penyakit tumor solid guna
meningkatkan kemampuan pelayanan di RSUP.Prof.R.D Kandou Manado terhadap
pasien-pasien tumor solid.

DAFTAR PUSTAKA

28

1. Sudoyo.W Aru,Setiyohadi Bambang,Alwi Idrus,K Simadibraka Marcellus,Setiati :Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 2,edisi 4.Jakarta: interna publishing,2009.
2. World Health Organization. The Global Burden of Desease: 2004, update. Geneve: WHO
2008. http://www.WHO.com
3. American cancer society. Cancer facts & figures 2008. Atlanta, Ga: American Cancer
Society; 2008. Available at http://www.cancer.org
4. Wijaya Muhadi Awi: Hasil Riset Kesehatan Dasar, Kementrian Kesehatan RI, 2007.
Www.riskesda.com
5. Departemen Kesehatan, Survei Kesehatan Nasional, Laporan Studi Mortalitas 2001, Depkes
R I Jakarta, 2002.
6. Price A. Sylvia, Wilson. Lorraine: patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi
6, volume 1. Jakarta: Pnerbit buku kedokteran EGC, 2006. (Halaman 139-158)
7. Desen Wan, Japaries Willie: Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi ke 2. Balai Penerbit
FKUI,Jakarta,2011
8. Vinay Kumar, Ramzi S.Cotran, Stanley L. Robbins ; ahli bahasa, brahm U. Pendit ; editor
edisi bahasa indonesia, Hurniawati Hartanto, Nurwany Darmaniah, Nanda Wulandari :
buku ajar patologi Robbins, edisi 7. Jakarta : EGC, 2007.
9. Canale S, Vanel D, Couanet D, Patte C, Caramella C, Dromain C. Infantile fibrosarcoma:
magnetic resonance imaging findings in six cases. Eur J Radiol. 2009
10. Binh MB, Sastre-Garau X, Guillo L, et al. MDM2 and CDK4 immunostainings are useful
adjuncts in diagnosing well-differentiated and dedifferentiated liposarcoma subtypes: a
comparative analysis of 559 soft tissue neoplasms with genetic data. Am J Surg Pathol.
2005.
11. Marulanda GA, Henderson ER, Johnson DA, Letson GD, Cheong D. Orthopedic surgery
options for the treatment of primary osteosarcoma. Cancer Control. 2008.
12. Rysewicz M, Manaster BJ, Naar E, Lindeque B. Low-grade cartilage tumors: diagnosis and
treatment. Orthopedics. 2008

29

13. Tarnawski W, Fraczek M, Jelen M, Krecicki T, Zalesska-Krecicka m. The role of computerassisted analysis in the evaluation of nuclear charateristics for the diagnosis of precancerous
and cancerous lesions by contact laryngoscopy. Adv Med Sci. 2008
14. Giuffrida D, Gharib diagnosis and management of medullary thyroid carcinoma. Ann
Oncol. 2004
15. Alsagaff Hood, Mukti. Abdul H. Dasar-dasar penyakit paru. Surabaya : Airlangga
University Press, 2006. (halaman 181-219)
16. Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi : ilmu kandungan. Edisi
ke 2, cetakan ke 7. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009.
17. Stevens J. Scouhten LJ, Goldbohm RA, van den Brandt PA. Alcohol consumption, cigarette
smoking and risk of subtypes of oesophageal and gastric cancer: a prospective cohort study.
Gut. Jan 2010.
18. DeVita VT, Lawrence TS, Rosenberg SA, et al. Cancer In: Principles and Prictice of
Oncology. 8th ed. Philadelphia , 2008.
19. Levin B, Lieberman DA, McFarland B, et al, for the American Cancer Society Colorectal
Cancer Advisory Group; US Multi-Society Task Force, 2008.
20. Baradero Mary, Wilfrid Dayrit Mary, Siswadi Yakobus : Klien gangguan ginjal. Jakarta :
EGC, 2008. (halaman 67-68)
21. Andriole GL, Bostwick DG, Brawley OW, et al. Effect of dutasteride on the risk of prostate
cancer. N Engl J Med.2010.
22. Lagwinski N, Thomas A, Stephenson AJ, Campbell S, Hoschar AP, El-Gabry E, et al.
Squamous cell carcinoma of the bladder: a clinicopathologic analysis of 45 cases. Am J
Surg Pathol. 2007.
23. Pettersson A, Richiardi L, Nordenskjold A, Kaijser M, Akre O. Age at surgery for
undescended testis and risk testicular cancer. N Engl J Med. 2007

30

24. Madsen BS, van den Brule AJ, Jensen HL, Wohlfahrt J, Frisch M. Risk factors for
squamous cell carcinoma of the penis-population-based case-control study in Denmark.
Cancer Epidemiol Biomakers Prev. 2008
25. Everett T. Bryant A, Griffin MF, et al. Interventions targeted at women to encourage the
uptake of cervical screening. Cochrame Database Syst Rev. 2011
26. DiSaia PJ, Creasman WT. 7th ed. Clinical Gynecologic Oncology. St. Louis, Mo: Mosby;
2007
27. Ryerson AB, Eheman C, Burton J, McCall N, Blackman D, Subramanian S, et al.
Symptoms, diagnose, and time to key diagnostic procedures among older U.S. women with
ovarian cancer. Obster Gynecol. 2007
28. Hellman K, Silfversward C, Nilsson B. Primary carcinoma of the vagina: factors
influencing the ageat diagnosis. Int J Gynecol Cancer. 2004
29. Aman Ananda Renindra, Gondhowiardjo Soehartati, Rachman Andhika, Suriadiredja SD
Aida, Syahrudin Elisna, Tobing L. Demak, dkk : Basic Science of Oncologi ilmu onkologi
dasar. Jakarta : Fakultas kedokteran UI,2010. (HALAMAN 369-373).
30. Dawood S, Broglio K, Gonzalez-Angulo AM, Buzdar AU, Hortobagyi GN, Giordano SH,
Trends in survival over the past two decades among white and black patients with newly
diagnosed stage IV breast cancer. J Clin Oncol. 2008
31. Indrati, Rini. 2005. Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker
Payudara Wanita. Jurnal Epidemiologi. Universitas Diponegoro.

31

Вам также может понравиться