Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul Studi Penurunan COD dan TSS pada Limbah Tahu dengan Metode
Elektrokimia sebagai tugas kimia fisik.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Purwokerto, 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................6
1.3 Tujuan......................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................7
2.1 Prosedur Penelitian...................................................................................................8
2.1.1. Elektrolisis limbah tahu....................................................................................8
2.1.2 Analisa COD......................................................................................................8
2.1.3 Analisa TSS........................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................10
3.1 Pengaruh Waktu Elektrolisis pada % Removal COD Pada Berbagai Tegangan....10
3.2 Pengaruh Waktu Elektrolisis pada %Removal TSS Pada Berbagai Tegangan........11
BAB IV............................................................................................................................13
KESIMPULAN................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri tahu banyak dijumpai di berbagai daerah di kota Malang, dengan skala
kecil, dikelola dengan teknologi sederhana, modal kecil dan jumlah tenaga kerja
yang sedikit. Limbah industri tahu dapat dibagi menjadi dua yaitu limbah padat
dan limbah cair. Limbah cair biasanya dibuang langsung ke badan sungai tanpa
pengolahan terlebih dahulu, sedangkan limbah padat bisa digunakan sebagai
produk samping maupun dipkai sebagai pakan ternak. Dilihat dari bahan baku
pembuatan tahu yaitu kedelai yang termasuk bahan organik, maka limbah dari
industri tahu juga akan mengandung banyak bahan organik. Menurut Murteza Nur
Isnani R, dkk dalam karya tulisnya "PengaruhWaktu pada Elektrokoagulasi
Berelektrodamultiplate Fe-Al terhadap Limbah Cair IndustriTahu Ditinjau dari
Nilai BOD dan TSS" , limbah tahu memiliki komposisi sebagai berikut :
Parameter
Nilai (mg/lt)
8,5-12
5-10
130-450
5
3
38
Karbohidrat
Gula Reduksi
Fe
Zn
Ca
K
Dari data di atas bahan-bahan organik seperti karbohidrat, gula reduksi dan
protein merupakan komposisi terbesar dalam limbah cair industri tahu. Jika
limbah cair ini dibuang langsung ke badan sungai tanpa dilakukan pengolahan
terlebih dahulu tentu akan mempengaruhi kualitas air sungai, pengaruh limbah
industri tahu terhadap kualitas air sungai antara lain:
a) Kelarutan Oksigen dalam air sungai menurun. Suhu limbah cair yang berasal
dari rebusan kedelai mencapai 75 0C, jika limbah cair ini langsung dibuang ke
sungai tentu akan mempengaruhi temperatur air sungai. Meningkatnya suhu
akan menyebabkan penurunan Oksigen terlarut, karena kelarutan Oksigen
dalam air dipengarhi oleh temperatur (Salim, E. 2011:9). Semakin tinggi
temperatur kelarutan Oksigen akan semakin kecil. Pada 20o C dengan tekanan
1 atm konsentrasi Oksigen terlarut dalam keadaan jenuh 9,2 ppm sedangkan
pada suhu 50o C tingkat kejenuhannya hanya 5,6 ppm. Kelarutan Oksigen
yang semakin kecil akan mengganggu kehidupan air seperti ikan dan hewan air
lain (Kristanto, P. 2004:77).
b) Meningkatnya BOD dan COD. Limbah dari industri tahu termasuk dalam
limbah biodegradable yaitu limbah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Untuk menguraikan bahan-bahan organik tersebut mikroorganisme
memerlukan Oksigen dalam jumlah tertentu, kebutuhan Oksigen inilah yang
disebut Biologycal Oxygen Demand (BOD). Jika, angka BOD meningkat
kebutuhan Oksigen agar mikroorganisme dapat mengurai bahan-bahan organik
juga meningkat. Sama halnya dengan COD (chemical oxygen demand)
meningkatnya angka COD akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan
Oksigen untuk mengurai bahan organik, tetapi penguraian bahan organik tidak
dilakukan oleh mikrorganisme tetapi senyawa kimia seperti kalium bikromat
(K2Cr2O7). Saat Oksigen yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk mengurai
bahan-bahan organik, sementara limbah industri tahu terus-menerus dibuang ke
sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu akan menimbulkan pencemaran yang
berpengaruh terhadap kualitas air sungai (Salim, E. 2011: 9-10).
c) Mengganggu kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya kandungan
bahan organik. Selama proses metabolisme Oksigen banyak dikonsumsi
apabila kandungan bahan organik dalam air sedikit, Oksigen dalam air akan
segera diganti oleh Oksigen hasil fotosintesis atau reaerasi melalui udara.
Namun, apabila konsentrasi bahan organik terlalu tinggi akan tercipta kondisi
anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi seperti amonia, karbon
dioksida, asam asetat, hidrogen sulfida, dan metana. (Husni :5).
Ada berbagai metode dalam pengolahan limbah cair, salah satu proses
pengolahan limbahyang saat ini sedang berkembang yaitu pengolahan limbah
secara elektrokimia.Pengolahan limbah secara elektrokimia dipilih karena
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a) Dibandingkan dengan pengolahan secara biologi yang menggunakan
mokroorganisme aerob atau anaerob dibutuhkan lahan yang luas serta
dibutuhkan waktu yang lama untuk mengurai bahan-bahan oganik
dalam limbah cair (Tuhu :20).
b) Pada proses elektrokimia tidak menggunakan bahan kimia, sehingga
tidak perlu dilakukan penetralan terhadap pemakaian bahan kimia
berlebih (excess chemical). Selain itu, selama proses berlangsung
kemungkinan terbentuk polutan baru (secondary pollutant) sangat kecil
(Avsar, 2007: 341 ).
c) Pengolahan limbah secara elektrokimia dapat dilakukan di daerah
manapun bahkan di pedesaan atau pedalaman yang tidak
tersediasumber listrik. Penggunaan panel surya yang saat ini
berkembang pesat akan sangat membantu dalam menyediakan sumber
listrik untuk proses pengolahan limbah (Avsar, 2007: 341 ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah cair industri tahu berasal dari air bekas pencucian kedelai,
perendaman kedelai, air bekas pembuatan tahu, dan air bekas perendaman tahu.
Limbah cair tersebut mengandung senyawa organik, jika langsung dibuang ke
badan perairan akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Mikroorganisme
aerob dalam air yang berfungsi sebagai perombak (decomposer) senyawa organik
hanya dapat menjalankan fungsinya jika terdapat oksigen yang cukup. Jika
oksigen yang tersedia tidak mencukupi jumlah yang dibutuhkan maka oksidasi
senyawa organik menjadi terhambat atau hanya sampai pada tahap pembusukan.
Semakin banyak oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik
akan menyebabkan kandungan oksigen dalam badan perairan berkurang.
Dampaknya adalah kematian biota perairan. (Suharto, 2011).
Indikator tingginya kadar senyawa organik dalam limbah cair industri tahu
adalah tingginya nilai COD dan TSS limbah cair tersebut. Oleh karena itu, untuk
menurunkan nilai COD dan TSS limbah cair industri tahu tersebut perlu dilakukan
penguraian senyawa organik yang terkandung dalam limbah sebelum dibuang ke
badan perairan. Berbagai metode telah direkomendasikan untuk penurunan nilai
COD dan TSS limbah cair industri tahu, namun metode-metode tersebut tidak
efektif dan memerlukan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, sebagian besar industri
tahu membuang limbah ke badan perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Metode elektrokimia memiliki keunggulan untuk pengolahan limbah cair organik
dibandingkan dengan metodemetode lain. Kelebihan metode elektrokimia adalah :
biaya operasional yang rendah sehingga lebih ekonomis, menghasilkan produk
yang ramah lingkungan yaitu berupa CO2 dan H2O, tidak menghasilkan limbah
baru, berlangsung pada suhu rendah, dan efektif. (Comninellis, 1994; Chen et al.,
2013; Suharto , 2011, dan Kapalka et al., 2009).
Berdasarkan latar belakang tersebut, telah dilakukan penelitian penerapan
metode elektrokimia untuk penurunan nilai COD dan TSS limbah cair industri
tahu. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh voltase, jarak elektroda, pH, dan
waktu elektrolisis terhadap persentase penurunan nilai COD dan TSS.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
11
BAB IV
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Elektrokimia, http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokimia, diakses
tanggal
10
November
2013.
Anonim, Elektrode, http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrode, diakses tanggal 28
Oktober
2013.
Anonim, Modul Elektrolisis Air II,http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wpcontent/uploads/2010/08/modulelektrolisis-air-ii.pdf, diakses tanggal 16 Oktober
2013.
Avsar,
Y.
2007.
Comparison
of
ClassicalChemical
and
ElectrochemicalProcesses for Treating RoseProcessing Wastewater, Journal of
Hazardous
Materials,
p.341
-342,
343.
B. M. Krishna, U. N. M. 2010. Study of TheElectrochemical Process for
Distillery Waste Water Treatment, Journal of Environmental Researchand
Development,
Vol.
5,
No.
1,
p.139.
Chang, R. 2003. Kimia dasar konsepkonsep inti, jilid 2, edisi III, Erlangga,
Jakarta,
p.221.
Cheng, H., Xu, W., Liu, J., Wang, H., He, Y., Chen, G. 2006. Pretreatment
ofwaste water from triazinemanufacturing by coagulation,electrolysis, and
internalmicroelctrolysis,
p.386,
p.389.
Husni, H. Uji Toksisitas Akut Limbah CairIndustri Tahu Terhadap Ikan Mas
(Cyprinus carpio Lin), Studi kasus: limbah cair industri tahu SUPER, Padang,
p.5.
Isnani, R. M. N. 2010. Pengaruh WaktuPada Elektrokoagulasi
BerelektrodaMultiplate Fe-Al Terhadap LimbahCair Industri Tahu Ditinjau
DariNilai BOD dan TSS, Proposal program kreativitas mahasiswa, p.8.
Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri, edisi II, ANDI, Yogyakarta, 77.
Mollah, M. Y. A. 2004. Fundamental,present and future prespectives
ofelectrocoagulation,
p.202.
Mulya, H. V. 2011. Pemanfaatan LimbahBijih Tembaga Dari
IndustriPengolahan Logam Dengan MetodeElektrolisis, laporan akhir,
politeknik
negeri
malang,
p.26.
Mulyani, S., Hendrawan. 2005. KimiaFisika 2, UM Press, Malang, p.55, p.78.
Myrasandri, P. Degradasi SenyawaOrganik Limbah Cair Tahu Dalam
Anaerobic Baffled Reactor, p. 1.
Oxtoby, D. W. 2001. Prinsip-prinsip KimiaModern, jilid 1, edisi IV, Erlangga,
Jakarta,
p.
380-381,
p.
386.
Petrucci, R. H. 1993. Kimia Dasar Prinsipdan Terapan Modern, jilid 3, edisi
IV,
Erlangga,
Jakarta,
p.
161.
Petrucci, R. H. 2011. Kimia dasar prinsipprinsip dan aplikasi modern, jilid 1,
edisi
IX,
Erlangga,
Jakarta,
p.
140.
13
14