Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya pertumbuhan masyarakat di Indonesia maka
diperlukan upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya
penyejateraan salah satu adalah dengan memenuhi kebutuhan penduduk yang
diperoleh dari upaya penambangan yang efektik dan aman. Oleh karena itu demi
memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan bahan tambang diperlukan
pengertian akan ilmu tambang itu sendiri.
Dalam ilmu tambang terdapat beberapa hal yang harus dipelajari mengenai
klasifikasi bahan tambang itu sendiri. Apakah tergolong bahan galian industri atau
bahan galian logam? Dalam makalah ini akan dikupas secara singkat pemahaman
mengenai klasifikasi bahan galian industri. Sehingga didapatkan pengertian akan
klasifikasi bahan galian indutri guna menambah pemahaman akan ilmu
pertambangan.

II
-

Rumusan Masalah
Apa pengertian bahan galian industri?
- Bagaimana Pengelompokan bahan galian industri berhubungan dengan batu
-

sedimen
Apa manfaat bahan galian industri?
Apa metode penambangan bahan galian industri?
Keterdapatan Bahan Galian Industri di Indinesia?

III
-

Tujuan Penulisan
Pembaca dapat memahami definisi bahan galian industri
Pembaca dapat mengetahui pengelompokan bahan galian industri
Pembaca dapat memahami manfaat dari bahan galian industri
Pembaca dapat memahami metode penambangan yang dipakai
Pembaca dapat memahami letak dari penyebaran bahan galian

indutri di

Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Bahan Galian Industri


Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali

mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir industri

dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur seperti bauksit,
kromit, ilmenit, mangan, biji, zircon dan lainya.
2.1.1

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya


Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan

tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi,
1999] adalah sebagai berikut :
A

Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, kelompok ini dapat
dibagi menjadi :
Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping,
dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.
Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya :
bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan,
felspar.

Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit,
pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan

basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.


Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra
basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika,

dan asbes
D Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan
letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok
E

kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu


Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit,

gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.


Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer,
batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

2.2.

Kelompok Bahan Galian Industri berhubungan dengan Batu Sedimen

2.2.1

Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit

dalam

dunia

perdagangan

dan

termasuk

kelompok

di

oktohedral.

Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur


bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air.
Sedangkan

Ca-bentonit

banyak

dipakai

sebagai

bahan

penyerap.

Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu
atapulgit,

sepiolit

dan

lempung

lain

yang

telah

diaktifkan.

Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat


dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga
terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat
reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan
lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer.

Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur
bor.Dikarenakan bentonit bersifat lunak, oleh karena itu penambangannya bisa
dilakukan dengan sistem quarry atau dengan peralatan sederhana.

2.1
Gambar Bentonit
2.2.2

Ball Clay dan Bond Clay


Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit yang
bentuk kristalnya tidak sempurna, ilit, kuarsa dan mineral lain yang mengandung
karbon. Apabila sifat-sifat fisik ball clay tersebut lebih rendah dari standart maka
lempung tersebut disebut bond clay.
Ball clay dan Bond clay hampir tersebar merata diseluruh indonesia. Sistem
penambangnnya dengan system quarry mining. Ball clay dan Bond clay banyak
digunakan untuk bahan industri keramik dan bata tahan api, Campuran makanan
ternak, Sebagai bahan vulkanisir dalam industri karet. Teknik penambangan yang
digunakan dengan sistem quarry dan penambangan sederhana, dengan peralatan
sederhana seperti linggis.

2.2
Gambar Ball Clay
2.2.3

Fire Clay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk

kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan

mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak mempunyai perlapisan. Lempung
tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehingga tahan terhadap suhu tinggi (>15000 C)
tanpa adanya pembentukan masa gelas.
Fireclay terbentuk karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan
atau cekungan lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.

2.3
Gambar Fire clay
2.2.4

Zeolit
Zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi, dengan unsur

utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini berstruktur tiga
dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh molekul air.
Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan
bersifat

riolitik

dengan

air

pori

atau

airmeteorik

Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment, pembersih limbah cair
dan rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik,
industri farmasi, dan lain-lain.

2.4
Gambar Zeolit
2.2.5

Diatomit
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang

secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka
diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan
terendapkan di danau atau non marin. Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel,
ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2 2,3,
porositas < 90%, dan kandungan cangbangl 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001
0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang
berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari unsur
pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi ada unsure
lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium
oksida, fosfat, dan kalsium oksida. Sistem penambangan yang digunakan dengan
sistem Quarry mining.

2.5
Gambar Diatomit

2.2.6

Yodium
Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau
kombinasi keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit
(IO3)2 atau kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat.
Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya
dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba
yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel
yang

terjebak

bagian

atas

dan

bawahnya

oleh

lapisan

impermeabel.

Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk
tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan
herbisida. Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam
tersebut agar layak dan sehat untuk dikonsumsi.
Sistem penambangan dilakukan dengan pengeboran hingga diperoleh yodium.

2.6
Gambar Yodium

2.2.7

Mangan
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih

mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida
dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abuabu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 6, berat jenis 4,8,
massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan
radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral
utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori,
sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang
berkomposisi silika.
Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan
hidrotermal, cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah
laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar 90%
mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-

baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk
produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.
Sistem penambangan yang digunakan dengan tambang terbuka secara gophering.

2.7
Gambar Mangan
2.2.8

Feldspar
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka
struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur
tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini
menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke
dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar
secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar
(KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan
barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar dikelompokkan
menjadi plagioklas dan K-felspar.

10

2.8
Gambar Felspar
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang
kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi
mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk ke
dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan
kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan
intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai
komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak
mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan
CaO rendah. Sistem penambangan dilakukan dengan Quarry mining dan benching
system.
11

2.3 Pemanfaatan Bahan Galian Industri


2.3.1

Pemanfaatan Bentonit

1. Proses Pengaktifan
Seperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit.proses pengaktifan
dilakukan khusus untuk jenis bentonit yang tidak mengembang yaitu Ca-Mg bentonit
jenis ini dabagi menjadi 2 macam yaitu yang aktif dan tidak aktif.
1. dimanfaatkan sebagai lumpr pemboran minyak bumi/gas/panas bumi
2. sebagai pencampuran semen insektisida,sabun.
2.3.2 Pemanfaatan Yodium
1. Bidang Industri Kimia seabgai bahan obat-obatan : emulsi Fotografi, Filem, kertas
dan sebagian reagaen
2. Bidang Industri Pangan untuk yodisasi garam dapur sebagai pencegah penyakit
gondok
Untuk yodium dari air didasarkan atas perbedaan berat jenis atau perbedaan suhu
penguapan.
2.3.3 Pemanfaatan Magan
Pemanfaatan magan di dunia sebagian besar digunakan sebagai berikut :

12

1. Produksi besi-baja logam magan dalam proses pembutan baja sangat


menguntungkan karena mangan dapat mengikat belerang, sehingga mencegah
terjadinya fes yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, magan juga mampu
mengikat

oksigen

sehingga

dapat

mencegah

terjadinya

rongga-rongga

(gelembung) pada baja yang terbentuk setelah peroses pendingin dilakukan.


2. Campuran aluminium, aluminium dengan kadar mangan sekitar 1,5 %
mempunyai tingkat perlawanan karatan dan kerusakan disebabkan oleh
pembentukan urat yang menyerap kotoran
3. Untuk industri, Baterai kering salah satu peran atau manfaat mno2 (sebagai
pirolusit) dalam bateri sel kering yaitu sebagai oksidator dan juga digunakan
sebagai pendopolarisasi pada sel kering baterai.
4. Dalam pembuatan keramik dan gelas pada pembuatan keramik dan pada gelas
sebagi penghilang unsur organik dalam adonan gelas, bahan menghilang warna
dengan mengoksidasi ion besi dan bahan pewarna.
5. Magan sendiri bermanfaat memberikan warna lembayung pada kaca.
6. Pemanfaatan dalam tubuh manusia magan merupakan unsur yang penting untuk
pengguna vitamin b1 magan, kalsium, dan fosfor bersama- sama membentuk
sistim tulang dan gigi. Mangan bermanfaat dalam pembentukan hemosianin
dalam sistem darah dan enzimatik pada hewan air.
2.3.4

Pemanfaatan Diatomea

1. Bahan bangunan
Diatomea dicampur dengan bahan perekat, kemudian dicetak tekan dapat
dimanfaatkan sebagai bata ringan ataupun wallboard. Bata cetak tekan dengan diberi
pori-pori dapat dimanfaatkan sebagai dinding peredam.
2. Bahan Isolator/Peredam Panas
Karena sifatnya yang ringan,tidak terbakar,diatomea dengan bahan perekat
tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan ukuran.
3. bahan keramik
2.3.5

Pemanfaatan Feldspar

1. Proses Pengaktifan
13

Seperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit.proses pengaktifan


dilakukan khusus untuk jenis bentonit yang tidak mengembang yaitu Ca-Mg bentonit
jenis ini dabagi menjadi 2 macam yaitu yang aktif dan tidak aktif.
2. dimanfaatkan sebagai lumpr pemboran minyak bumi/gas/panas bumi
3. sebagai pencampuran semen insektisida,sabun

2.4.

Metode Penambangan Bahan Galian Industri

2.4.1

Metode Penambangan Bentonit


Kebanyakan endapan bentonit terdapat dekat dengan permukaan tanah atau

ada yang sudah tersingkap akibat proses pelapukan, oleh karena itu penambangan
dilakukan dengan cara penambangan terbuka sistim jenjang.
Lapisan tanah atas dikupas dan dipindah ke suatu tempat penimbunan, yang
akan digunakan untuk menimbun daerah endapan bila selesai ditam-bang, sehingga
bekas penambangan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. Peralatan yang
digunakan dalam proses penggalian dan pengupasan tanah penutup, antara
lain: power scraper, dragline scraper, dragline excavator, dan power shovel.
2.4.2

Metode Penambangan Zeolit


Secara umum, penambangan zeolit dilakukan secara tambang terbuka.

Peralatan yang digunakan dapat yang sederhana hingga mekanis, tergantung kepada
kapasitas produksi (skala menengah ke atas), penggalian zeolit dengan cara pemboran
dan peledakan tidak dapat dihindari, mengingat kekerasan zeolit cukup tinggi.
Tahap penambangan zeolit terdiri atas :
a.

Pengupasan tanah penutup.

b.

Penggalian zeolit, manual atau dengan pemboran dan peledakan.

14

c.

Pemuatan.

d.

Pengangkutan.

e.

Produk tambang zeolit berukuran 20 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk
utama yang digunakan.

2.4.3

Metode Penambangan Mangan


Penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dan tambang bawah tanah

pada bermacam-macam variasi tergantung keadaan cebakan. Penambangan mangan


ditentukan oleh letak deposit yang bersangkutan. Apabila depositnya terletak didekat
permukaan, teknik penambangan dengan sistem tambang permukaan/terbuka lebih
sesuai diterapkan

2.4.4

Metode Penambangan Feldspar


Penambangan bahan galian Feldspar dapat dilakukan secara tambang

terbuka dalam bentuk kuari dengan sistem teras (bench siytem) atau tambang dalam.
Feldspar yang diperoleh dilakukan pemilihan /penyortiran (hand sorting) untuk
selanjutnya di olah sesuai keperluan.
2.4.5
ini

Pertamabangan Yodium
Yodium yang mempunyai nilai ekonomis diperoleh pengobaran.Yodium saat

hanya

diusahakan

oleh

pabrik

Yodium

dan

eter

PT.Kimia

Farma

Watudakon,Mojokerto yang merupakan kelanjutan dari usaha sejak jaman Belanda.


2.4.6

Penambangan Diatomea
merupakan bahan galian yang lunak, pada umunya didapatkan dekat

permukaan. Oleh karenanya sistem penambangan dilaksanakan dengan sistem kuari,


mempergunakan peralatan sederhana .

15

2.5. Lokasi Keterdapatan Bahan Galian Industri


2.5.1

Bentonit
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P.
Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta
ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa
lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang,
Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan

2.5.2

Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.


Fireclay
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan

2.5.3

Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.


Zeolit
Zeolit terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai
cadangan zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa

2.5.4

Barat dan Lampung.


Diatomea
Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat, antara lain

2.5.5

di Sumatera Utara, Pulau Jawa, dan Maluku Utara.


Yodium
Potensi yodium di Indonesia berdasarkan Tushadi Madiadipoera (1990)
tersebar di beberapa lokasi dengan cadangan yang umumnya masih
sumberdaya. Kandungannya berkisar dari yang terkecil hingga mencapai 182
mg/lt. Di beberapa tempat, muncul sebagai air lolosan (seepage) dengan debit
0,5 170 m3/hari. Lokasi cadangan yodium yang sudah dieksploitasi adalah
di Watokadon Mojokerto, Jawa Timur dengan kapasitas 400 - 600 kl/air

16

asin/hari dan mutu sekitar 112 - 182 mg/lt. Yodium di daerah ini terdapat
dalam Formasi Kalibeng umur Miosen.
2.5.6

Mangan
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di
berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di
Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau

2.5.7

Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.


Felspar
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini
terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau
sekunder.

Data

dari

Direktorat

Inventarisasi

Sumberdaya

Mineral

menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi


(possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

17

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Bahan galian industry adalah bahan galian tambang bukan bijih

yang digunakan
sebagai bahan baku industry, yang penggunaannya dalam industry banyak di tentukan
sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, plastisitas, kekesrasan, daya serap, dll
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan sedimen di antaranya dolomite,
kalsit, oniks, fosfat, gypsum dan rinjang, bentonit, zeloit, yodium, mangan, feldspar,
dll.
Banyak

kegunaan

dari

bahan

galian

industry

yang

berkaitan

dengan batu sedimen, tergantung kebutuhan dari masing-masing pengguna, antara


lain digunakas sebagai :
Fondasi rumah, pengeras jalan dan bangunan fisik lainnya. Penetral keasaman tanah,
Kapur tohor dan kapur padam, Bahan bangunan, Bahan penstabilan jalan raya, Bahan
aku pembuatan semen Portland, Pembuatan karbit, Tambahan dalam proses peleburan
dan pemurnian baja, Bahan pemutih, Soda abu, Bahan penggosok, Pembuatan logam
magnesium dari air laut, Floatasi, Sebagai pembasmi hama, Bahan pupuk
dan insektisida dalam pertanian, Bahan kramik, Industri kaca, Penjernihan air, dll

18

DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi, 1999. Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta
Sukandarrumidi, 2009. Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/bahan-galian-industri-bgi.html
http://infotambang.com/bahan-galian-industri-p334-151.htm

19

Вам также может понравиться