Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah yang berjudul Konsep
Berpikir
Kritis
Dalam
Keperawatan, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar I yang di bimbing oleh Bpk. REZEKI SINAGA ,SKep.Ns
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu,
penyusun memohon sumbang saran dan kritik konstruktif dari berbagai
pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah ilmu Keperawatan
Dasar I untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan
datang.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita, khususnya bagi masyarakat luas.
Medan , 15 November 2012
Ahmad Priyani
Daftar Isi
Halaman
Judul..............................................................................................................
............. 1
Kata
Pengantar......................................................................................................
..................... 2
Daftar
Isi..................................................................................................................
...................... 3
Bab 1
Pendahuluan.................................................................................................
................. 4
1.1. Latar
Belakang......................................................................................................
4
1.2. Rumusan
Masalah................................................................................................ 5
1.3.
Tujuan............................................................................................................
........... 5
1.4.
Manfaat.........................................................................................................
.......... 5
Bab 2
Pembahasan..................................................................................................
.................. 6
2.1. Pengertian Berpikir Kritis dalam
keperawatan.................................... 6
2.2.
Latar
Belakang
Berpikir
Kritis
dalam
Keperawatan.......................... 7
2.3.
Fungsi
dan
Manfaat
Berfikir
Kritis
Dalam
keperawatan.................. 8
2.4.Ciri
Berfikir
Kritis
dalam
keperawatan .................................................. 8
2.5.
Karakteristik
Berpikir
Kritis
dalam
Keperawatan.............................. 8
2.6.
Cara
Berpikir
Kritis
Yang
Baik
dalam
Keperawatan............................ 9
2.7.
Model
dari
Berpikir
Kritis
dalam
Keperawatan.................................... 10
2.8.
Langkah-Langkah
berfikir
Kritis
dalam
Keperawatan...................... 11
2.9
Penerapan
Konsep
Berfikir
Kritis
Dalam
Keperawatan..................... 11
2.10
Aspek-aspek
Berfikir
Kritis
dalam
Keperawatan............................... 14
3
Bab
3
Penutup.........................................................................................................
........... 15
3.1.
Kesimpulan....................................................................................................
... 15
3.2.
Saran.............................................................................................................
... 15
Daftar
Pustaka.........................................................................................................
.......... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Berfikir
merupakan
suatu
proses
yang
berjalan
secara
berkesenambungan mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan
persepsi. Sedangkan berfikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri
dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang
komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari
defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir
kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan
masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah,proses pengambilan
keputusan,fungsi
berfikir
kritis,model
penggunaan
atribut,proses
intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu
memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan
berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir
dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang
selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan,
dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus
selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia
dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun
orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan
yang kita miliki, kita jadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide
dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas
dari sebuah proses berfikir dan belajar.
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara
konstan dan dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan
keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh karena itu sangat
penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis
dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai
keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan
melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin,
kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi,
berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan perseverance
1.3 TUJUAN
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam
keperawatan, serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis
dalam keperwatan,sehingga kita mampu menyelesaikan suatu masalah
serta dapat mengambil suatu keputusan.
1.4 MANFAAT
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan
berpikir kritis keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu
mengambil suatu keputusan dengan tepat dan pasti
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Beberapa tahun yang lalu keperawatan memutuskan bahwa berpikir
kritis dalam keperawatan penting untuk disosialisasikan. Meskipun ada
Literatur yang menjelaskan tentang berpikir kritis tetapi spesifikasi
berpikir kritis dalam keperawatan sangat terbatas. Tahun 1997 & 1998
penelitian menegaskan secara lengkap tentang berpikir kritis dalam
keperawatan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis
keperawatan
menunjukkan
kebiasaan
mereka
dalam
berpikir,
kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan penyebab
(anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola piker terbuka,
pemeliharaan dan refleksi. Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan
keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas,
penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai dengan ilmu
pengetahuan.
Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat
mencapai sukses dalam berbagai aktifitas dan merupakan suatu
penerapan profesionalisme serta pengetahuan tekhnis atau keterampilan
tekhnis dalam memberikan asuhan keperawatan.
Proses
berpikir
kritis
meliputi
memahami,
mengevaluasi,
mempertanyakan maupun menjawab, membangun pertanyaan yang
merupakan pemicu proses berkelanjutan untuk mencari jawaban dngan
kemungkinan ada jawaban atau tidak terdapat jawaban.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah
suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterfensikan atau mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah
penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional
terhadap
ide-ide,
kesimpulan,
pendapat,
prinsip,
pemikiran,masalah, kepercayaan, dan tindakan.
Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses
pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan
menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut
untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif
pandangan baru.
Menurut Potter dan Perry,(fundamental of nursing vol 1 hlmn
131) .Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang seorang individu
untuk menginterpretasidan mengevaluasi informasi untuk membuat
penilaian, kemampuan
untuk
berpikir
secara
kritis,menerapkan
pengetahuan dan pemahaman, pemecahan masalah, dan membuat
keputusan adalahinti dari praktik keperawatan.
10
dari
pengalaman
masa
lalu
untuk
2.
Repeating : Semakin sering menggunakan cara berpikir kritis dalam
menghadapu setiap persoalan kehidupan sehingga memudahkan
mengambil keputusan
3.
Reasoning : berpikir kritis yaitu pengambilan keputusan atas dasar
pertimbangan yang akurat serta penentuan pilihan atas alternative yang
ditetapkan
4.
Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang
sementara menjadi focus perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat
terhadap fenomena yang menjadi perhatian utama
5.
Relating : menghubungkan
fenomena yang dipikirkan
dan
11
menemukan
relasi
diantara
6.
Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan
menganalisa kembali secara hati-hati akan apa yang telah
dipertimbangkan
Lima Model berpikir kritis
Meskipun The Six Rs sangat berguna namun tidak semuanya cocok
dengan dalam keperawatan. Kemudian Perkumpulan Keperawatan
mencoba mengembangkan gambaran berpikir dan mengklasifikasikan
menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K. yaitu:
Total Recall, Habits, Inquiry, New Ideas and Creativity, Knowing How You
Think.
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang Model T.H.I.N.K., kita perlu
untuk mempelajari asumsi yang menggarisbawahi pendekatan lima model
tersebut.
Asumsi pertama adalah berpikir, merasa, dan keahlian mengerjakan
seluruh komponen esensial dalam keperawatan dengan bekerja sama dan
saling berhubungan. Berpikir tanpa mengerjakan adalah suatu kesiasiaan. Mengerjakan sesuatu tanpa berpikir adalah membahayakan. Dan
berpikir atau mengerjakan sesuatu tanpa perasaan adalah sesuatu yang
tidak mungkin. Perasaan, diketahui sebagai status afektive yang
mempengaruhi berpikir dan mengerjakan dan harus dipertimbangkan saat
belajar berpikir dan menyimpulkan sesuatu. Pengakuan atas 3 hal
(Thinking, Feeling, and Doing) mengawali langkah praktek professional ke
depan.
Asumsi yang kedua mengakui bahwa berpikir, merasakan, dan
mengerjakan tidak bisa dipisahkan dari kenyataan praktek keperawatan.
Hal ini dapat dipelajari dengan mendiskusikan secara terpisah mengenai
ketiga hal tersebut. Meliputi belajar mengidentifikasi, menilai dan
mempercepat kekuatan perkembangan dalam berpikir, merasa dan
mengerjakan sesuai praktek keperawatan.
Asumsi yang ketiga bahwa perawat dan perawat pelajar bukan
papan kosong, mereka dalam dunia keperawatan dengan berbagai
macam keahlian berpikir. Model yang membuat berpikir kritis dalam
keperawatan meningkat. Oleh karena itu bukan merupakan suatu
kesungguhan yang asing jika mereka menggunakan model sama yang
digunakan setiap hari.
Asumsi yang keempat yang mempertinggi berpikir adalah sengaja
berbuat sesuai dengan pikiran dan yang sudah dipelajari.
Asumsi yang kelima bahwa pelajar dan perawat menemukan
kesulitan untuk mengambarkan keahlian mereka berpikir. Sebagian orang
jarang bertanya bagaimana pelajar dan perawat berpikir, selalu yang
ditanyakan adalah apa yang kamu pikirkan.
Asumsi yang keenam bahwa berpikir kritis dalam keperawatan
merupakan gabungan dari beberapa aktivitas berpikir yang bersatu dalam
konteks situasi dimana berpikir dituangkan.
Menurut Kozier dan Rubenfeld, model berpikir kritis terdiri dari
5 jenis, yaitu :
12
Pengambilan keputusan
4.
a.
Perawat
dituntut
untuk
dapat
mengumpulkan
data
dan
memvalidasinya dengan hasil observasi. Perawat harus melaksanakan
observasi yang dapat dipercaya dan membedakannya dari data yang
tidak sesuai. Hal ini merupakan keterampilan dasar berfikir kritis. Lebih
jauh perawat diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data
yang sesuai dan diperlukan. Untuk memiliki keterampilan ini, perawat
harus memiliki kemampuan dalam mensintesa dan menggunakan ilmuilmu seperti biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu
sosial
b.
Perencanaan keperawatan
Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi
nyata yang dialami klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan
tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh
karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan
nyata yang dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai
tujuan atau tidak.
e.
Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya
kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur berfikir
kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat
harus dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien
terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan
masalah klien, atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap
perumusan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
2.10 ASPEK-ASPEK BERPIKIR KRITIS
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari
beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku
berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya
diterimanya dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified
16
sendiri
atau
bahan-bahan
yang
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak
jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta
mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi
atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa
memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu
situasi atau solusi
17
BAB III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Berpikir kritis merupakan proses berfikir dalam menyelesaikan
masalah melalui pertimbangan dengan merumuskan kesimpulan dan
berbagai kemungkinan, sehingga keputusan yang diambil bersifat efektif.
Untuk berpikir kritis dalam keperawatan melalui beberapa model dan
penerapan, seperti penggunaan bahasa keperawatan, penerapan proses
keperawatan serta pengkajian,sehingga berpikir kritis dalam keperawatan
merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi
dan kualitas perawat.
3.2
SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar
ketika terjun kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan
dan menylesaikan suatu masalah.
Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis
terutama dalam keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
18
DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan
Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC
Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia :
Lippincot.. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.Rubenfeld
& Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia :
Lippincot.ubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing.
Philadelphia : Lippincot. Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in
Nursing. Philadelphia : Lippincot.
19
jawab
jika saya mengalami kejadian tersebut saya akan menyelamatkan
semampunya , dengan cara memerhentikan pendarahan semampu
saya,,lalu saya bawa ke petugas kesehatan secepat mungkin....
20