Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERSPEKTIF ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan sumber segala ilmu. AlQuran menyebutkan tentang kejadian alam
semesta dan berbagai proses kealaman lainnya,
tentang penciptaan manusia, termasuk manusia
yang didorong hasrat ingin tahunya dan dipacu
akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada
disekitarnya seperti keingintahuan tentang rahasia
alam semesta.
Alam semesta merupakan sebuah bukti kebesaran
Tuhan, karena penciptaan alan semesta dari
ketiadaan memerlukan adanya Sang Pencipta Yang
Maha Kuasa. Tuhan telah menciptakan alam
semesta ini dengan segala isinya untuk manusia dan
telah menyatakan tentang penciptaan alam
semesta dalam ayat-ayat Nya. Meskipun demikian
al-Quran bukan buku kosmlogi atau biologi, sebab
ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat
penting saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.
Keinginantahuan manusia tentang alam semesta
tidak hanya membaca al-Quran saja, akan tetapi
juga melakukan perintah Tuhan. Sehingga ia dapat
menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan
dalam pemahaman serta penafsiran al-Quran,
berdasarkan surat Yunus ayat101. Oleh karena itu
tidak dapat diragukan lagi bahwa penciptaan alam
semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran
manusia, akan tetapiproduk dari hasil Tuhan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka kami dapat
menyimpulkan yang menjadi masalah di atas
adalah sebagai berikut :
Alam Semesta dalam Perspektif Islam
Ayat-ayat Yang Berhubungan Dengan Al-quran
Tujuan Penciptaan Alam Semesta
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alam Semesta dalam Perspektif Islam
Alam semesta menurut Islam adalah diciptakan
pada suatu waktu dan akan ditiadakan pada saat
yang lain.
Pandangan Einstein tentang alam semesta sangat
bertentangan dengan konsep alam menurut AlQuran. Karena semula alam tiada tetapi kemudian,
sekitar 15 milyard tahun yang lalu, tercipta dari
ketiadaan. Sedangkan perbandingan konsepsi fisika
tentang penciptaan alam dengan ajaran Al-Quran
dapat kita lihat dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang
berbunyi:
Penjelasan
Menurut Syekh Ahmad Musthofa Al-Maraghi
makna ayat:2
( Dialah Tuhan yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu)
yaitu : Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi
31. Dan Telah kami jadikan di bumi Ini gununggunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan Telah kami jadikan
(pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar
mereka mendapat petunjuk.
Allah menciptakan gunung di bumi dan makanan
untuk penghuni-penghuninya dan menciptakan
pepohonan dan semuanya diperlukan di bumi pada
hari Selasa dan Rabu.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Fushilat
ayat 9-10. berdasarkan surat Fushilat ayat 11 yang
berbunyi:
Penjelasan
Menurut Prof. Dr. Hamka
( Maha Suci Dia, yang di dalam
tangan-Nya sekalian kerajaan) yaitu:
Bahwa ayat tersebut mengandung pengertian
betapa Tuhan memberi ingatan kepada manusia
dalam kerajaan dan kemegahan dalam dunia ini,
bahwasannya kerajaan yang sebenar kerajaan,
kekuasaan yang sebenar kekuasaan hanya ada
dalam tangan Allah.
Segala kerajaan dan kekuasaan yang ada di muka
bumi ini, bagaimanapun manusia mengejarnya atau
mempertahankannya bila telah dapat diperoleh,
tidaklah semua itu benar-benar kerajaan
(kekuasaan). Bagaimanapun seorang Raja
(Presiden) memerintah dengan segenap kekuatan,
kegagahan dan kadang-kadang kesewenangwenangan, namun kekuasaan yang seperti demikian
hanyalah pinjaman belaka dari Allah dan tidak ada
Penjelasan
Menurut Sayyid Quthb makna ayat :
( Dia telah menciptakan
tujuh langit bertingkat-tingkat) yaitu:
Di dalam zilal nya bahwa langit tujuh tingkat itu
jangan ditafsirkan dengan ilmu pengetahuan
(science, sains) yang bisa berubah-ubah. Karena
penyelidikan manusia tidak akan lengkap
menghadapi alam cakrawala yang begitu luas.
Surat Al-Mulk ayat 1 - 4, berbunyi :
menajubkan.
yaitu:Penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sebuah cacat sebagai bukti, dan tidak melihat apa
yang kamu inginkan.
yaitu:Penglihatanmu dalam keadaan
letih dan payah karena penyakit yang tak mau
sembuh. Imam fahr berkata: Bahwa makna
sesungguhnya apabila kamu mengulang-ulangi
pandanganmu, penglihatanmu tidak akan kembali
kepadamu dengan apa yang disandarkan dari
adanya cacad dan cela tetapi kembali karena tidak
menemukan cacad dan melihat keletihan serta
kepayahan penyakit yang tak mu sembuh.
Imam Qurthubi berkata: mengulangi pandanganmu
dan membalikkan penglihatanmu kelangit secara
berulang-ulang maka penglihatanmu akan kembali
kepadamu karena tunduk dan merasa kecil yang
jauh dari melihat cela dan cacad. Akan tetapi
masalah pandangan dengan berulang kali karena
manusia apabila melihat sesuatu ssekali tidak
melihat cela selagi tidak melihat yang kedua
kalinya.
Dan maksud bil karrotaini adalah untuk
memperbanyak dengan dalil yanqolib ilaikal
bashoro khosinan wahuwa hasiir ini menunjukkan
bukti atas banyaknya melihat kemudian Allah
menerangkan tentang bintang yang bercahaya dan
memancar menghiasi langit.
Sesungguhnya keempat ayat Mulk ini, membawa
kita manusia ke halaman alam yang Maha Kuasa
untuk mempergunakan penglihatan mata dan
pendengaran telinga menghubungkan diri dengan
Allah, dengan perantaraan alam yang Allah