Вы находитесь на странице: 1из 31

FAKTOR PEMBATAS DAN

TOLERANSI DALAM
EKOSISTEM

1.
2.
3.
4.
5.

Disusun oleh :
Putri Wahyu Septiana
( 4401412089 )
Filda Syahfitri Andzani
( 44014120)
Debbie Linda Fatma
( 44014120)
Ulfa Damayanti
( 44014120.)
Temuningsih
( 4401412102)

ROMBEL 04 PENDIDIKAN BIOLOGI 2012

FAKTOR PEMBATAS DAN


TOLERANSI DALAM
EKOSISTEM

1. Hukum Minimum Liebig ( 1840 )


2. Hukum toleransi / Keseimbangan Shelford ( 1913 )
3. Konsep Gabungan Faktor Pembatas
4. Syarat Sebagai Faktor Pengatur
5. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
6. Indikator Ekologi

Faktor Pembatas adalah bahan atau faktor penting

yang dalam keadaan minimum dapat mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme.
Menurut Samingan,T.(1994), untuk dapat bertahan

dan hidup di dalam keadaan tertentu suatu


organisme harus memiliki bahan-bahan penting
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan.

1. Hukum Minimum Liebig ( 1840 )

Pada keadaan yang kritis, bahan bahan pendukung

kehidupan suatu organisme yang tersedia dalam


jumlah minimum bertindak sebagai faktor
pembatas. ( Hukum Minimum Liebig )
Justus Liebig (1840) menemukan hasil tanaman
tidak ditentukan oleh unsur hara N,P, K yang
diperlukan dalam jumlah banyak tetapi oleh mineral
seperti magnesium yang diperlukan dalam jumlah
sedikit oleh tanaman.

Permasalahan dalam hukum minimum :


a. Hukum minimum hanya berperan dengan baik
untuk materi kimia yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan reproduksi
b. Tidak mempertimbangkan faktor lainnya seperti
suhu dan cahaya
c. Tidak memperhitungkan interaksi berbagai unsur
hara dan faktor-faktor lingkungan
d. Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi
keseimbangan yang dinamis atau steady state

2. Hukum Toleransi Shelford

Kegagalan suatu organisme dalam mempertahankan

hidupnya dapat ditentukan oleh kekurangan atau


kelebihan (kuantitatif dan kualitatif) beberapa faktor
yang mendekati batas toleransinya.
Kisaran minimum merupakan batas toleransi
digambarkan sebagai Hukum Toleransi Shelford
(1913).

Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu

organisme dapat diketahui keberadaan dan


penyebaran (distribusi) organisme tersebut.
Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah
yang bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah
yang berlebihan atau tinggi.

Beberapa asas tambahan terhadap Hukum Toleransi


dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Bila keadaan tidak optimum untuk suatu faktor, maka batas
2.
3.

4.
5.

toleransi terhadap faktor ekologi yang lain dapat dikurangi.


Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi
satu faktor dan kisaran yang sempit untuk faktor yang lain.
Sering ditemukan bahwa organisme di alam sebenarnya
tidak hidup pada kisaran optimum dengan faktor fisik
tertentu Dalam keadaan demikian beberapa faktor lain
ditemukan mempunyai arti yang lebih besar.
Organisme dengan kisaran toleransi yang luas untuk semua
faktor wajar kalau memiliki penyebaran yang paling luas.
Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat
bila faktor lingkungan bersifat membatasi.

Istilah yang digunakan dalam

menggambarkan kisaran toleransi :


steno

: sempit dan eury : lebar


stenothermal eurythermal (temperatur)
Telur ikan stenothermal trout /salvelinus
(0 12 oC), optimum 4%
Telur katak eurythermal (0 - 30 oC).
stenohaline euryhaline (salinitas)
Ikan salmon euryhaline (tawar laut),
ikan mas stenohaline (tawar)
stenophagik euryphagik (makanan)
Kelinci stenophagik (rumput),
kambing euryphagik (rumput, perdu,
semak dll).

Batas toleransi steno- Euri

3. Konsep Gabungan ( Faktor pembatas )


Dengan menggabungkan konsep hukum
minimum dan konsep toleransi, maka dapat
dipahami konsep faktor pembatas (limiting
factor).
Faktor pembatas ( limiting factor ) adalah
suatu keadaan yang melampaui batas-batas
toleransi.

Faktor pembatas suatu organisme mencakup

kisaran minimum atau maksimum dari faktorfaktor abiotik suatu ekosistem. Misal : Suhu,
cahaya, pH yang terlalu rendah (minimum) atau
terlalu tinggi (maksimum).
Suatu organisme mempunyai toleransi yang
besar terhadap suatu faktor yang konstan, maka
faktor itu tidak merupakan pembatas.
Sebaliknya bila mempunyai toleransi tertentu
terhadap suatu faktor yang bervariasi dalam
lingkungan, dapat menjadi faktor yang
membatasi

Contohnya Kandungan O 2 di udara dalam jumlah

banyak dan konstan bukan merupakan faktor


pembatas organisme darat.
Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan,
terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya
selalu berubah-ubah, menjadi faktor pembatas
bagi organisme yang hidup di perairan.
contoh : konsep faktor pembatas
dengan membandingkan telur-telur ikan trout dan
telur-telur kodok. Telur-telur ikan trout berkembang
antara 00C dan 120C dengan optimum 40C
sedangkan telur-telur kodok antara 0 0C dan 300C
dengan optimum 220C. Jadi telur-telur ikan trout
adalah stenothermal dan telur-telur kodok
eurythermal.

Kondisi faktor pembatas dan faktor regulasi


Ekosistem daratan : temperatur, sinar, dan air
Ekosistem perairan laut : temperatur, sinar, dan kadar garam
Ekosistem perairan tawar
Danau : temperatur, sinar, dan kadar oksigen terlarut
Sungai : kecepatan arus
Periodisasi faktor fisik (kondisi)
Organisme mampu mengatur cara hidupnya menanggapi kondisi
periodik; adanya koaksi dan seleksi alami maka seluruh komunitas akan
terkondisikan pada periodisasi tersebut.
Contoh :
Fotoperiodisasi ---- pertumbuhan dan pembungaan, migrasi burung

4. Syarat Sebagai Faktor Pengatur


Faktor lingkungan yang penting dalam setiap

ekosistem berbeda beda seperti

di darat: sinar, suhu dan air;

di laut: sinar, suhu dan salinitas;

di perairan tawar: kandungan oksigen.

Faktor

lingkungan tidak hanya sebagai


faktor pembatas (negatif) tetapi juga
menjadi faktor menguntungkan (positif) bagi
organisme yang mampu menyesuaikan diri.

Organisme

mampu
mencapai
keadaan
homeostatis dikarenakan mampu memanfaatkan
faktor perubahan lingkungan yang berkala
dengan cara mengatur waktu kegiatannya
sehingga
memperoleh
keuntungan
dari
lingkungannya
Photoperiode merupakan pengatur waktu untuk
memulai proses fisiologis yang menghasilkan :

pertumbuhan dan pembungaan pada


tanaman
penimbunan lemak, penggantian bulu,
migrasi, dan perkembangbiakan pada
mamalia
diapause pada serangga

Contoh :

Di gurun, panjang hari dan datangnya


hujan sangat tidak terduga, maka
tumbuhan gurun dimanfaatkan sebagai
faktor
pengatur
dengan
cara
menghasilkan
biji-biji
yang
mengandung
hormon
penghambat
perkecambahan, biji dapat tetap hidup
dalam tanah bertahun-tahun setelah
hujan lebat.

5. FAKTOR FISIK UTAMA SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS

Suhu
Radiasi
Air
Kekeruhan, Warna Dan Bau
Arus dan Tekanan Air
Gas Atmosfer (Kadar Oksigen dan

Karbondioksida)
Unsur Hara

SUHU
1. Saat kritis umumnya terjadi pada batas atas
toleransi organisme.
2. Variasi suhu sangat kecil di perairan dibandingkan
daratan, dan biota air umumnya mempunyai kisaran
toleransi yang lebih sempitdaripada organisme
darat.
3. Suhu sering membatasi zonasi dan stratifikasi biota
baik perairan maupun daratan.

RADIASI
Radiasi cahaya matahari merugikan karena cahaya
matahari langsung akan merusak atau membunuh
protoplasma.

AIR
Hujan, kelembaban, kekuatan penguapan di udara,
dan tersedianya air di permukaan dapat menjadi
faktor pembatas.
Curah hujan menjadi pembatas zonasi daratan:
a. 0 10 inchi/th : padang pasir
b. 10 30 inchi/th : padang rumput, savana
c. 30 50 inchi/th : hutan kering
d. > 50 inchi/th : hutan hujan

KEKERUHAN, WARNA DAN BAU


Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel
tanah, partikel bahan organik dan biota renik
maka kecerahan air menjadi rendah
Warna air ditentukan warna senyawa atau bahan
terlarut dan melayang di dalam air misal warna
coklat dan kekeruhan tinggi,kecerahan rendah
maka banyak terdapat partikel tanah
Bau disebabkan oleh bau dari senyawa atau
materi dan gas-gas.

ARUS DAN TEKANAN AIR


Di laut, tekanan air akan bertambah 1
atmosfer pada setiap penurunan kedalaman
10 meter. Pada bagian laut yang paling
dalam, tekanan ini dapat mencapai 1000
atmosfer.

GAS ATMOSFER (KADAR OKSIGEN DAN


KARBONDIOKSIDA)
Udara di atmosfer mempunyai kemampuan
homeostasis yang sangat tinggi, kandungan CO2 dan
O2 di udara relatif tetap, yaitu 0.03% dan 21%. Oksigen
di dalam tanah menurun dengan bertambahnya
kedalaman, sebaliknya CO2. Oksigen dan CO2 di air
mempunyai variasi yang tinggi pada kedalaman dan
waktu. Oksigen menjadi faktor pembatas di danau serta
sungai dengan masukan bahan organik yang tinggi.

Suhu dan garam terlarut dalam air berpengaruh pada


kelarutan O2 dalam air.
Suhu rendah ----- kelarutan O2 tinggi
Garam tinggi ----- kelarutan O2rendah
Arus, angin dan penetrasi cahaya --- diffusi O2>>

UNSUR HARA
Pada umumnya, nitrogen dan fosfor merupakan
faktor pembatas, terutama fosfor, karena
kaitannya dengan unsur struktural organisme.
Terdapat 10 unsur esensial untuk tumbuhan, yaitu:
1. Untuk fotosynthesis : Mn, Fe, Cl, Zn, dan V
2. Untuk metabolisme nitrogen : Mo, B, Co, dan Fe
3. Untuk fungsi metabolisme lain : Mo, B, Co, Cu, Si

6. Indikator Ekologi
Seringkali faktor-faktor tertentu dapat

dengan tepat menentukan organisme


yang ditemukan di suatu daerah. Atau
sebaliknya kita dapat menentukan
keadaan lingkungan fisik dengan
menggunakan organisme yang
ditemukan pada suatu daerah. Hal ini
disebut dengan indikator ekologi/
indikator biologi

Hal yang harus diingat jika kita memakai

indikator ekologi adalah :


Umumnya organisme steno merupakan
indikator yang lebih baik dari pada organisme
eury.
Species yang besar merupakan indikator
yang
lebih
baik daripada species yang
lebih kecil, karena organisme yang besar
mempunyai biomassa
lebih
stabil.

Daftar Pustaka
Rohmani,Yudi Miftahul. 2013. Jurnal Faktor
Pembatas Volume 1, No. 1, Mei 2013: 1-6.
Diunduh 4 November 2014 pukul 16.00.

Terima Kasih

Вам также может понравиться