Вы находитесь на странице: 1из 3

Hipermetropi

Disebut juga rabun dekat. Merupakan keadaam dimana ada gangguan kekuatan
pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya
terletak dibelakang retina.

Etiologi
o Hipermetropi sumbu, kelainan refraksi karena bola mata pendek atau
sumbu anteroposterior pendek.
o Hipermetrofi kurvatur, di mana kelengkungan kornea atau lensa kurang,
sehingga bayangan jatuh dibelakang retina.
o Hipermetropi refraktif, terdapat indeks bias yang kurang pada optik mata.

o
o
o
o
o

o
o

o
o

Klasifikasi
Hipermetropi manifes, hipermetropi yang dapat dikoreksi dengan kaca
mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
Hipermetropi absolut, hipermetropi yang dimana kelainan refraksinya
tidak dapat diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kaca mata
positif untuk melihat jauh
Hipermetropi fakultatif, kelainan hipermetropi dapat diimbangi dengan
akomodasi ataupun dengan kaca mata positif.
Hipermetropi laten, dimana kelainan hipermetropi tapa siklopegia (atau
dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan
akomodasi.
Hipermetropi total, hipermetropi yang ukurannya didapatkan setelah diberi
siklopegia.
Gejala klinis
Penglihatan jauh dan dekat kabur, sakit kepala, silau, kadan merasa
julingatau lihat ganda.
Mengeluh matanya sakit atau lelah karena matanya terus menerus
berakomodasi untuk memfokuskan bayangan yang terletak dibelakang
makula agar tepat jatuh di daerah makula lutea. Ini disebut astenopia
akomodatif.
Pasa pasien muda tidak memberikan keluhan karna matanya masih
mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat.
Pada pasien yang banyak membacaatau mempergunakan matanya
terutama usia yang lebih lanjut, akan memberi keluhan kelelahan setelah
membaca. Keluhan bisa berupa sakit kepala, mata terasa pedas dan
tertekan.

Pengobatan
o Diberi koreksi hipermetropi manifes dimana tanpa sikopegia didapatkan
ukuran lensa positif maksimal yang memberi tajam penglihatan normal.
o Bila terdapat juling kedalam atau esotropia diberi kacamata koreksi
hipermetropi total.

o Bila terdapat tanda atau bakat diberi kacamata koreksi positif kurang.
o Pasien dengan hipermetropi sebaiknya diberikan kacamata seris positif
terkuat, atau terbesar yang mampu memberikan penglihatan maksimal.
Bila pasien dengan +3.0 atau dengan +3.25 memberi tajam penglihatan
6/6 maka diberi 3.25. hal ini untuk memberikan istiraha pada mata.
o Pada pasien yang akomodasinya masih kuat atau pada anak sebaiknya
pemeriksaan dilakukan dengan memberi siklopegik atau melumpuhkan
otot akomodasi. Dengan siklopegik maka pasien mendapat koreksi
kacamata dengan dengan mata yang istirahat.
o Pada pasien yang sering membaca diberi kacamat asferis positif terkuat,
yang memberi penglihatan maksimal.

Penyulit
o Esotropia : atau juling kedalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan
akomodasi.
o Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar
yang akan mempersempit sudut bilik mata.

Astigmatisma
Berkas sianr tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina melainkan
pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan lengkung
permukaan kornea. Pada bayi yang baru lahir, biasanya mempunyai kornea yang bulat.
Yang dalam perkembangannya terjadi apa yang disebut astigmatisma with the rule
(astigmat lazim). Astigmat lazim berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal
bertambah atau lebih kuat atau jarinya lebih pendek dibanding jari kelengkungan
kornea di bidang horizontal. Pada pasien ini diberi lensa silinder negatif dengan sumbu
180 derajat. Untuk memperbaiki kelainan yang terjadi.
Pada usia pertengahan kornea menjadi sferis lagi sehingga menjadi against the
rule (tidak lazim). Suatu kedaan astigmat dimana koreksi dengan silinder negatif,
dilakukan dengan sumbu tegak lurus (60-120 derajat) atau dengan sumbu positif
horizontal (30-150 derajat). Ini terjadi akibat kelengkungan kornea pada horizontal lebih
kuat dibanding kelengkungan kornea vertical. Sering terjadi pada usia lanjut.

Klasifikasi
Astigmat regular:
Astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau
berkurang perlaha-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian
berikutnya. Bayangan yang terjadi pada astigmat regular dengan bentuk yang
teratur dapat berbetnuk garis, lonjong atau lingkaran
o Astigmat ireguler
Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian yang tegak lurus.
Dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda,
sehingga bayangan menjadi ireguler. Etiologi bisa karena infeksi kornea,
trauma dan distorfi, atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa yang
berbeda
o

Pengobatan
o
Pengobatan dengan lensa kontak keras, bila epitel tidak rapuh.
o
Dengan lensa kontak lembek bila disebabkan infeksi, trauma dan
distorfi untuk memberi efek yang ireguler.

Вам также может понравиться