Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metoda ilmiah yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan
kesehatan. Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan
adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk
mengatasi ancaman.
Kecemasan akan membuat seseorang tidak merasa nyaman, karena dapat mengganggu
aktivitas individu itu sendiri. Adapun jenis dapat teratasi dengan sendirinya, contohnya cemas
ringan, sedang cemas yang berkepanjangan yang bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu
faktor penyebab atau pencetus tertentu dapat menjadi pertanda gangguan kejiwaan yang dapat
menyebabkan hambatan dalam berbagai segi dan kemampuan fungsi sosial penderitanya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu kecemasan/ansietas ?
Apa saja etiologi kecemasan/ansietas ?
Apa saja manifestasi kecemasan/ansietas ?
Bagaimana rentang respon kecemasan/ansietas ?
Apa saja tingkat kecemasan/ansietas ?
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kecemasan/ansietas ?

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
Pengertian kecemasan/ansietas
Etiologi kecemasan/ansietas
Manifestasi kecemasan/ansietas
Rentang respon kecemasan/ansietas
Tingkat kecemasan/ansietas
Asuhan keperawatan pada pasien kecemasan/ansietas
1.3.2 Tujuan khusus :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa dan mendapatkan nilai
yang maksimal dan memuaskan untuk matakuliah keperawatan jiwa ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Menurut Lynn S.Bickley (2009) kecemasan merupakan reaksi yang sering
terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri,
bagi sebagian pasien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan reaksi

mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang
dideritanya.
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap
individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara
luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi emosional
yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan
pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat patologis.
Perasaan umumnya dikategorikan menjadi empat tingkat untuk tujuan pengobatan:
ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat menemukan pasien cemas di mana
saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.
Beberapa teori membagi kecemasan menjadi empat tingkatan:
Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan persepsi
meningkat . Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan
dan kreativitas.
Kecemasan sedang
Pada tingkat ini bidang persepsi lingkungan menurun. Dan setiap Individu
lebih fokus terhadap malah penting pada saat itu dan mengesampingkan hal-hal
lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
Kecemasan berat
Pada tahap ini Individu cenderung memikirkan sesuatu yang sangat kecil dan
membesar besarkanya dan mengabaikan hal-hal lain. Individu tidak mampu berpikir
realistis dan membutuhkan banyak arah, dalam rangka untuk berkonsentrasi pada
masalah lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suat
masalah lain.
Panik
Pada tahap ini adalah persepsi yang sangat sempit , sehingga individu tidak
bisa lagi mengendalikan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun diberi
pengarahan / tuntutan. Dalam keadaan panik, aktivitas motorik meningkat,
penurunan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain tidak ada dan
hilangnya pemikiran rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan
dan jika berlangsung terus menerus dan dalam waktu yang lama , dapat terjadi
kelelahan yang sangat dan bahkan kematian.
Renta
ng respon ansietas :

Respon
maladaptif
Antisipasi
ik

adaptif
ringan

Respon
sedang

berat

pan

2.2 ETIOLOGI / PENYEBAB


Menurut Sylvia D.Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut :
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan , antara lain faktor
organbiologi, faktor psikoedukatif. Faktor organbiologi adalah ketidakseimbangan
zat kimia pada otak yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena
kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif adalah faktor faktor psikologi yang
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang
menentramkan, menyenangkan dan menyedihkan.

1.
a.
b.
c.
d.

2.3 TANDA DAN GEJALA KECEMASAN


Respons fisik :
Kardiovaskular
: palpitasi, jantung bedebar, tekanan darah meninggi,
denyut nadi cepat
Pernafasan
: napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal,
pembengkakan pada tenggorokan, terengah engah
Neuromuskular
: refleks meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang,
kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang janggal
Gastrointestinal
: anoreksia, diare/konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pd
abdomen
Traktur urinarius
: sering berkemih dan tidak dapat menahan kencing
Kulit
: wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pd kulit
Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus
pada apa yang menjadi perhatiannya
Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed,
khawatir, prihatin
2.4 PENATALAKSANAAN KECEMASAN
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan
dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
Makan makanan yang berigizi dan seimbang
Tidur yang cukup
Olahraga yang teratur
Tidak merokok dan tidak minum minuman keras

2.

3.

4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
5.

Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhankeluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ
tubuh yang bersangkutan.
Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
Psikoterapi suportif
Psikoterapi re-edukatif
Psikoterapi re-konstruktif
Psikoterapi kognitif
Psikoterapi psikodinamik
Psikoterapi keluarga
Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
merupakan stressor psikososial.

Вам также может понравиться