Вы находитесь на странице: 1из 2

RS.

BAPTIS BATU
Jl. Raya Tlekung No. 1
Batu

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

No Dokumen
55.01.11

Tanggal
30 Mei 2013

ASESMEN NYERI
No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.


Perawat atau dokter melakukan asesmen awal mengenai nyeri terhadap
semua pasien yang datang ke bagian IGD, poliklinik, ataupun pasien
rawat inap.
Mengetahui tingkat nyeri yang dialami penderita yang dirawat di RS
Baptis Batu
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010
Tentang
Izin
Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia
Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah
Sakit Baptis Batu.
1. Asesmen nyeri dapat menggunakan Visual Analogue Scale
a) Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9
tahun yang dapat
b) menggunakan ekspresi wajah pasien yang dikonversi ke angka 0
10.
2. Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri kepada Pasien : Bapak/ibu/saudara/i..apakah
yang memperberat/ memperingan rasa nyeri yang Bapak/ibu/sdr/i rasakan?
3. Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri:
a. Lokasi nyeri : dimana nyeri yang Bapak/ibu/sdr/I rasakan?
b. Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran : Bagimana rasa
nyerinya? Diiris? Ditusuk? Ditekan? Apakah nyeri tersebut dijalarkan?
c. Onset, durasi, dan faktor pemicu : Kapan nyeri itu timbul?berapa
lama setiap kali nyeri itu timbul? Apakah ada hal hal yang memicu
nyeri?
d. Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya:
Apakah yang Bapak/ibu/sdr/I lakukan untuk mengurangi nyeri
sebelumnya? Seberapa besar hal itu menolong Bapak/ibu/sdr/i
e. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari: apakah nyeri yang
Bapak/ibu/sdr/I rasakan mengganggu kegiatan sehari hari ?

RS. BAPTIS BATU


Jl. Raya Tlekung No. 1
Batu

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

ALUR
UNIT TERKAIT

No Dokumen
55.01.11

Tanggal
30 Mei 2013

ASESMEN NYERI
No. Revisi
1

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.


f. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien : apakah ada obat yang
diminum untuk mengurangi nyeri sebelumnya?
4. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi
sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien
menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa
nyeri.
5. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
a. Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien.
b. Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah
tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/
bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum
transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan
asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obatobat intravena.
d. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit
1 jam setelah pemberian obat nyeri.
6. Tuliskan hasil asesmen nyeri pada status pasien.
Asesmen nyeri awal Terapi Asesmen ulang nyeri
Instalasi Rawat Inap.
Instalasi Rawat Jalan.
Instalasi Dawat Darurat.
Instalasi Kamar Operasi.

Вам также может понравиться