Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
yang berkembang secara cepat, akut, sakit, dan nekrosis dan dapat berkembang
menjadi tahap subakut atau kronis. Pada pasien ANUG, pemeriksaan kedalaman
probing biasanya sedikit karena gingiva sudah mengalami nekrosis. Ulser di
permukaan mulut yang lain jarang terlihat, bahkan pada kasus ANUG yang parah.
(Klaus, 1989)
2.1.1. Etiologi
Etiologi dari ANUG belum diketahui. Selain dikarenakan plak dan
gingivitis, faktor-faktor berikut dicurigai:
Faktor Lokal:
-Oral Hygiene yang buruk
-Pengaruh dari Spirochetes, Bacteroides dan Bakteri
Fusiform pada plak
-Area yang retensi plak nya tinggi (Gigi crowded, restorasi
overhang)
-Merokok (Iritaqsi local dari zat Tar)
Faktor Sistemik:
-Kesehatan umum yang buruk
-Fatigue atau stres psikis
Debridement
yang
hati-hati
menggunakan
ultrasonic,
Motivasi
dan
instruksi
kebersihan
rongga
mulut.
Severe ANUG:
2.2
mulut, dan pasien umumnya merasakan saat sakit maupun makan. (Klaus,
1989)
2.2.3 Perawatan
Aplikasi topical dari salep palliative dan mungkin menggunakan
agen penghambat-plak (chlorhexidine) untuk mencegah superinfeksi
bakteri. (Klaus, 1989)
2.3
Abses Periodontium
Abses periodontal adalah inflamasi purulen yang terlokalisasi pada
Abses Periodontal
Abses periodontal ditemukan khas pada pasien dengan
10
2.
3.
4.
Mobility/kegoyangan
5.
6.
7.
Terdapat eksudat
8.
Suhu meningkat
9.
Lymphadenopathy regional
Tanda Gejala Abses Kronik
1.
2.
3.
4.
Eksudat intermitten
5.
6.
11
12
untuk
direkomendasikan
melanjutkan
untuk
24
jam
regimen
tambahan.
yang
Lesi
sebelumnya
ini
dapat
saat
kerusakan
furkasi
dialami
tergantung
dari
13
dengan
Abses Pulpa
adanya Berhubungan dengan restorasi
poket periodontal.
Pada
gambaran
menunjukkan
yang besar
radiografi Mungkin tidak terdapat poket
periodontal periodontal,
bila
ada
14
sangat
Terkadang
sensitif
2.3.2
Abses Gingiva
Abses yang terlokalisasi, lesi akut terinflamasi yang disebabkan
15
ataupun
local
anastesi
diadministrasikan.
Apabila
2.3.3
Abses Perikoronal
Abses perikoronal merupakan hasil dari inflamasi jaringan lunak
operkulum yang menutupi gigi erupsi sebagian. Situasi ini sering terjadi
16
Perawatan
Sama dengan abses periodontium lainnya, abses pericoronal
ditujukan dengan pengelolaan fase akut lalu diikuti oleh kondisi
kronis. Dilakukan anestesi untuk kenyamanan, kemudian drainase
dilakukan dengan lembut mengangkat operculum jaringan lunak
menggunakan periodontal probe atau kuret. Jika debris yang
mendasari mudah diakses, mungkin dihapus, diikuti oleh irigasi
lembut dengan saline steril. Jika ada pembengkakan regional,
17
2.4
Perikoronitis Akut
18
umumnya terjadi pada remaja dan dewasa muda. Perikoronitis merupakan suatu
kondisi yang umum terjadi pada molar impaksi dan cenderung muncul berulang
bila molar belum erupsi sempurna. Akibatnya, dapat terjadi destruksi tulang di
antara gigi molar dan gigi sebelahnya.
2.4.1
Gejala Klinis
Erupsi sebagian atau impaksi molar ketiga mandibula adalah
tempat yang paling umum dari perikoronitis. Ruang antara mahkota gigi
dan flap gingiva diatasnya (operculum) adalah daerah yang ideal untuk
akumulasi sisa-sisa makanan dan pertumbuhan bakteri. Bahkan pada
pasien tanpa tanda-tanda atau gejala klinis, flap gingiva sering meradang
secara kronis, terinfeksi, dan terdapat berbagai tingkat ulserasi sepanjang
permukaan dalamnya. Inflamasi akut kemungkinan konstan dan dapat
diperburuk oleh trauma, oklusi, atau terperangkapnya benda asing di
bawah flap.
Perikoronitis akut diidentifikasi oleh berbagai tingkat inflamasi
flap pericoronal dan struktur yang berdekatan, serta dengan komplikasi
sistemik. Cairan inflamasi dan eksudat selular meningkatkan massa flap,
yang kemudian dapat mengganggu penutupan penuh dari rahang dan
trauma saat kontak dengan rahang lawan, sehingga memperparah
inflamasi.
Gambaran klinis yang dihasilkan adalah merah, bengkak, lesi
supuratif lunak, dengan nyeri menjalar pada telinga, tenggorokan, dan
dasar mulut. Pasien sangat tidak nyaman karena foul taste dan
19
Perawatan
Gambar Perawatan
Perikoronitis Akut
a) Hubungan flap
perikoronitis dengan
molar ketiga.
b) Tampak anterior .
c) Tampak lateral : scaler
pada posisi sedang
membersihkan debris di
bawah flap.
d) Tampak depan.
e) Pembuangan jaringan
flap yang salah,
menimbulkan poket di
daerah distal.
f) Pembuangan jaringan
flap distal molar ketiga:
Garis insisi adalah garis
terputus-putus.
g) Gambar sesudah proses
penyembuhan jaringan
(Sumber : Carranza, 2006)
komplikasi
sistemik,
20
dan
perlu
tidaknya
sebagian
atau seluruhnya
harus
diekstraksi
pada
awal
pertumbuhan gigi.
Jika keputusan dibuat untuk mempertahankan gigi, flap pericoronal
dikurangi dengan pembedahan. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan
jaringan distal pada gigi, dan juga flap di permukaan oklusal. Insisi hanya
21
bagian oklusal flap yang meninggalkan pocket distal yang dalam, yang
mengundang kekambuhan perikoronitis akut. Pada fase penyembuhan,
pasien perlu instruksi dengan tepat dalam pemeliharaan jangka panjang.
2.5
Penyakit Kardiovaskular
Kondisi ini termasuk hipertensi, angina pectoris, myocardial
infarction,
operasi
cardiac
bypass
sebelumnya,
penyakit
22
myocardial
infarction,
gagal
jantung
congestive,
peran
vital
dalam
mendeteksi
hipertensi
dan
minimalnya
dua
kali
pertemuan,
kecuali
Klasifikasi
Normal
Tekanan
Tekanan
darah sistol
darah diastol
(mmHg)
(mmHg)
<120
dan <80
Tidak berubah
Tidah berubah, gunakan monitor
Prehipertensi 120-139
atau 80-89
tekanan darah saat perawatan
- Menginformasikan kpd pasien
Tahap 1
atau 90-99
Hipertensi
23
- Menginformasikan kepada
pasien
- Jika sistol <180 dan diastole
<110, lakukan perawatan gigi
selektif (evaluasi rutin,
profilaksis, restorative nonbedah
endodontik dan periodontik),
Tahap 2
160
100
meminimalisir stres
Hipertensi
- Jika sistol 180 atau distol
100, berikan konsultasi medis
langsung/rujukan, dan lakukan
perawatan gigi kegawatdaruratan
(mengurangi nyeri, perdarahan,
infeksi), meminimalisir stres
- Mereduksi stress
dan
manajemen
Banyak
dokter
tidak
24
anestesi
local
yang
mengandung
konsentrasi
25
pengobatan
antihipertensif.
Postural
hypotension
prosedur
menghasilkan serangan
dental
elektif.
Karena
stress
sering
26
tingkat stress. Anestesi lokal utama sangatlah vital dan sedasi sadar
dapat diindikasikan untuk pasien yang cemas. Suplemental oksigen
diantarkan oleh nasal cannula dapat juga membantu mencegah
serangan anginal intraoperatif.
Pasien dalam masa pengobatan anginal akut harus diinstruksikan
membawa obatnya ketika menemui dokter gigi. Nitroglycerin juga harus
selalu tersedia pada kotak p3k. Untuk prosedur mengurangi perasaan
stress, pasien dapat diberi nitrogliserin sebelum operasi untuk mencegah
angina,
meskipun
hal
ini
biasanya
tidak
diperlukan.
Nitrogliserin pasien harus siap diakses pada dental tray dalam kasus itu
diperlukan selama perawatan. Karena daya simpan nitrogliserin relatif
singkat, maka masa kadaluarsa nitrogliserin pasien harus dicatat, begitu
juga dengan yang ada dalam kotak p3k. Dan juga pasien yang menderita
angina dapat mengkonsumsi nitrogliserin dalam bentuk lain yang lebih
tahan lama, -blocker atau calcium channel blocker untuk mencegah
angina. Batas-batas penggunaan anestesi lokal yang mengandung
epinephrine sama dengan yang diperuntukkan pada pasien dengan
hipertensi. Selain itu, injeksi intraosseous dengan epinefrin yang
mengandung anestesi lokal menggunakan sistem khusus harus dilakukan
hati-hati
pada
pasien
penyakit
jantung
ishemic,
karena
dapat
27
pemberian
tablet
nitroglyserin
mengindikasikan
28
kegagalan
ketidaksesuaian
ventricular
antara
muatan
kiri
yang
hemodinamis
disebabkan
dan
oleh
kapasitas
29
Pacemaker biasanya
30
tidak
terpengaruh
oleh
peralatan
cardioverter-defibrillators diaktifkan
dental.
Automatic
dental
karena
beberapa
aktivitas
tersebut
sering
merusak
endocardium
atau
katup
jantung.
31
32
perubahan
prophylaxis
regimen
pada
IE
dapat
periodontal
berikutnya.
Pasien
dengan
tanda-tanda
Actinomycetemcomitans,
dan
diikuti
protokol
profilaksis
33
34
5) Faktanya
tidak
menunjukkan
atau
menyangkal
untuk
35
berdosis
kecil.
36
lebih
3.
polydipsia
(kehausan
berlebih),
polyuria
(kencing
37
pasien
dicurigai
mempunyai
diabetes
tidak
memulai perawatan
38
merespon
hampir
mendekati
layaknya
individu
diberikan
penangganan
kebersihan
mulut,
mekanisme
39
untuk
membuat
pasien
mengkonsumsi
sebagian
40
menanyakan
darahlebih baik. Jika kadar gula darah terlihat normal dan tingginya
kadar gula darah karena beberapa asupan makanan sesaat
sebelumnya, prosedur operasi dapat dilanjutkan.
3. Jika prosedur berlangsung beberapa jam, sangatlah penting untuk
mengecek level glukosa selama perawatan untuk memastikan
bahwa pasien tidak mengalami hypoglycemic.
4. Setelah perawatan, glukosa darah dapat dicek lagi untuk menilai
fluktuasi dari waktu ke waktu.
5. Kapanpun pasien merasakan gejala hypoglycemia, glukosa darah
harus dicek segera. Ini dapat mencegah awal dari hypoglycemia
akut, keadaan gawat medis.
Komplikasi gigi yang paling umum terjadi pada pasien
diabetes menggunakan insulin adalah simptomatis glukosa darah
rendah atau hypoglycemia. Hypoglycemia juga disebabkan karena
penggunaan sejumlah obat.
sadar,
tanda-tanda
munculnya
hypoglycemia
dapat
diatasi.
41
tingkat
glukosa
darah
dapat
memicu
tanda
dan
gejala
dari
pharmacodynamic
mencegah hypoglycemia.
42
insulin
pasien
dan
membantu
dapat
kritis
digunakan
dari
untuk
mengatur
hyperglycemic
seperti
mencegah
diabetic
43
para
dokter
untuk
meninjau
ajuan
rencana
periodontal
untuk
pasien
dalam
pengawasan
44
hyperthroidism,
anestetis
meskipun
pada
perawatan
dalam
jumlah
kecil,
gigi
jarang
sekali
45
collapse dan cardiac arrest. Karena itu, dokter gigi harus sadar akan
manifestasi klinis dan caracara untuk mencegah insufisiensi
adrenal akut pada pasien dengan riwayat insufisiensi adrenal primer
(penyakit Addison) atau insufisiensi adrenal sekunder (sebagian
besar
sering
disebabkan
oleh
penggunaan
exogenous
glucocorticosteroids).
Mengkesampingkan langkanya, konsekuensi akut dari krisis
adrenal disarankan agar berhati-hati merawat pasien. Sebelum
memberikan perawatan gigi ekstensif pada pasien dengan atau tanpa
riwayat penggunaan steroid, konsultasi dengan dokter dibidangnya
perlu diindikasikan untuk menentukan perawatan periodontal untuk
pasien dan ajuan rencana perawatan penggunaan supplemental
steroids. Penggunaan
46
steroid
jam
sebelum
prosedur
perawatan
sering
terhadap
pasien
47
mengidap
adrenal
Gagal ginjal
pada pasien
mempunyai penyakit
48
periodontal
mengeliminasi
harus
dimaksudkan
dalam
49
2. Sediakan
antibotik
prophylaxis
antibiotic
untuk
mencegah
50
transplansi
menggunakan
obat
imunosupresif
bagi
langkah-langkah
yang
pada
yang
harus
dipertimbangkan
untuk
pasien
transplant ginjal.
1. Hepatis B dan C screening.
2. Penentuan level sistem immune berdasarkan hasil dari terapi obat
antirejeksi
3. Prophylactic antibiotics (menggunakan rekomendasi AHA). Tidak
semua
pada
liver,
maka
51
penyakit liver
menganggu
dan
perubahan
yang
diperlukan
dalam
terapi
periodontal.
2. Screening untuk hepatitis B dan C.
3. Cek nilai lab untuk PT dan PTT.
memukul-mukulkan
jari
jemari,
batuk
kronis,
sakit
dada,
52
menjalani
terapi
mereka
menjalani
berkurang.
Mereka
harus
terus
menerus
mengalami
53
b. Hindari
pengobatan
yang
dapat
menyebabkan
depresi
54
pasien ini
harus
diarahkan terhadap
terbesar
untuk infeksi
terjadi
selama
periode
dari
dan
pemulihan.
Jika
terapi
periodontal
55
Perawatan
gigi
harus
dilakukan
ketika
sell
darah
putih
dari
mucositis,
dermatitis,
xerostomia,
dysphagia,
56
ekstraksi
memungkinkan
karena
radiasi
dapat
Kompilasi
osteoradionecrosis
mulut
(ORN).
paling
parah
Menurunnya
diantaranya
vascularity
adalah
membuat
ORN berlanjut selama sisa waktu hidup pasien dan tidak berkurang
seiring dengan waktu.
Penyakit periodontal dapat menjadi faktor endapan dalam
ORN. Ekstraksi gigi setelah perawatan radiasi beresiko tinggi
pengembangan ORN dan prosedur operasi penutupan secara umum
tidak dibolehkan setelah radiasi. Atas alasan ini, adalah penting
bahwa dokter membahas penyakit periodontal pasien sebelum
radiasi dimulai, ketika memungkinkan. Gigi yang tidak dapat
diperbaiki atau penyakit periodontal akut harus diekstraksi, idealnya
setidaknya 2 minggu sebelum radiasi. Ekstraksi harus dilakukan
57
instruksi
oral
hygiene
dan
secara
profesional
setiap hari dengan 0.4% stannous atau 1.0% sodium fluoride gel.
Gel trays khusus memungkinkan penyerapan flouride optimum.
Semua gigi yang ada harus menerimanya melaui debridement
(scaling dan root planing).
Postirradiation follow-up terdiri dari perawatan palliative
yang diberikan sebagaimana diindikasikan. Viscous lidocaine dapat
58
perawatan
prosthetic
joint
replacement
kebutuhan
akan
antibiotic
utama
untuk
berhubungan
prophylaxis
pasien
dengan
dengan
potensi
sebelum
perawatan
rutin
prophylaxis
sebelum
perawatan
59
gigi
tidak
pasien dengan
rheumatoid
arthritis,
systemic
lupus
pasien
joint.
Berkonsultasi dengan
dokter
bedah
pasien
60
2.5.9 Kehamilan
Tujuan dari terapi periodontal untuk pasien hamil adalah
untuk
meminimalkan
potensi
langsung
perdarahan
yang
61
62
potensi
spider
telangiectasia,
hemarthrosis,
petechiae,
pendarahan
koagulasi,
dapat
diklasifikasikan
thrombocytopenic
purpuras,
sebagai
atau
nonthrombocytopenic purpuras.
2.5.10.1Gangguan Koagulasi
Gangguan
koagulasi
keturunan
yang
utama
adalah
63
secara
64
akar atau
untuk memastikan
65
pemurnian
EACA
dan
telah
diketahui
dapat
mencegah
adalah keturunan.
disintesis dan
66
utama
dari
kelainan
koagulasi
mungkin
MI,
CVA
atau
thromboembolisme
adalah
sering
67
dokter
tidak
lagi
merekomendasikan
penghentian
cellulosa,
68
dan
diberikan
secara
intravenous
(biasanya
dalam
69
thrombocytopenia
dapat
dilihat
thrombocytopenia
purpuras,
terapi
dengan
radiasi,
idiopathic
obat
terapi
diarahkan
untuk
mengurangi
peradangan
dengan
jumlah
trombosit
kurang
dari
60.000/mm3.
Tidak
Purpuras
disebabkan
dari
baik
terjadi
70
luka,
pendarahan,
penampilan
jaringan
dan
berdasarkan
pada
peningkatan
kerentanan
infeksi
perawatan.
71
72
seperti
viscous
lidocaine.
Antibiotik
sistemik
dapat
73
pembahasan
ringkas
hepatitis,
human
dengan
74
beragam
transfusi
darah,
homoseksual,
telah
pengguna
di Amerika
se-rumah,
seksual,
biasanya
atau
berjangkit kedekatan
kontak
pusat
perawatan.
75
operasi
mulut. Luka
percutaneous atau
permucosal dengan
media paling umum
76
77
tersedia.
d. Gunakan sebanyak mungkin pelindung yang sekali pakai,
mencakup penanganan ringan, penanganan penggambar dan
bracket trays, pelindung kepala juga harus digunakan
78
e. Semua
alat-alat
yang
sekali
pakai
(sebagai
contoh,
yang
tersedia
harus
dimasukan
kantong,
sangat direkomendasikan.
g. Ketika prosedur dilengkapi, semua peralatan harus digosok
dan disterilkan. Jika item tidak dapat disterilkan atau
dibuang, jangan digunakan lagi.
Jika percutaenous atau luka permucosal terjadi selama
perawatan dental dari HBV carrier, Centers for Disease Control and
Prevention (CD) merekomendasikan langkah-langkah penangganan
pada pasien hepatitis B immune globulin (HBIG). Vaksin HBV
harus
juga
diadakan
jika
pasien
belum
mendapatkannya.
79
pencegahan
perawatan
periodontal
ekstensif
harus
80
dengan
tuberculosis
hanya
boleh
menerima
infektivitas
oleh dokter
2.6
81
2.
Membantu penyembuhan
3.
1.
Mengandung eugenol
2.
Namun,
hipersensitivitas
bisa
juga
terjadi
setelah
82
2.
1.
2.
2.
2.6.4. Analgetika
Pemberian analgetika untuk menanggulangi nyeri akibat inflamasi
periodontal kadang diperlukan. Contoh : ibuprofen
2.6.5. Antibiotik
Dalam perawatan periodontal seperti kontrol plak, dalam salah
satu metodenya adalah pemberian bahan anti mikroba.
Tujuan pemberian bahan AM pada periodontal :
a.
83
b.
komplikasi
sistemik,
misalnya
SBE,
leukimia,
d.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
84
2.6.6. Antiviral
Misalnya terapi acyclovir
2.6.7. Obat Lainnya
Periodontal Abses
Pilihan antibiotik pilihan untuk infeksi periodontal :
1) Amoksilin 500 mg, 1 g dosis awal, kemudian 500 mg tiga kali sehari
untuk tiga hari. Evaluasi setelah 3 hari untuk menentukan kebutuhan
lanjutan atau penyesuaian terapi antibiotic.
2) Jika alergi penisilin, berikan Klindamisin. Dosis awal 600 mg,
kemudian 300 mg 4 kali sehari untuk 3 hari.
3) Azritomisin, Dosis awal 1 g kemudian 500 mg 4 kali sehari untuk 3
hari.
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)
Antibiotik yang bisa diberikan adalah:
1)
85
membantu nutrisi yang cukup pada selama phase awal pada acute
herpetic gingivostomatitis.
Perikoronitis
Pemberian antibiotik seperti metronidazole 250-500 mg 3 x
sehari selama 4-6 hari atau erythromisin 500 mg/day selama 4-6 hari
atau penicilin 1-2 MIU/hari selama 4-5 hari.
86
87
BAB III
HASIL DISKUSI
88
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan menimpa
Acute
Herpetic
Perikoronitis Akut.
Selain itu, terdapat perawatan periodontal untuk pasien dengan penyakit
tertentu seperti penyakit kardiovaskular, gangguan endokrin, penyakit ginjal,
penyakit hati, penyakit infeksi, dan lain sebagainya. Sebagai dokter gigi, kita
harus dapat mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan ketika mendapat pasien
dengan kegawatdaruratan tersebut. Selain itu, dokter gigi juga harus merujuk ke
dokter spesialis di bidang penyakit sistemik tersebut agar mengetahui kondisi
sistemik pasien lebih jauh, dan dokter gigi pun tidak boleh melupakan standar
precaution yang harus senantiasa diterapkan saat menjalankan perawatan pada
pasien untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit infeksi dari pasien.
Terdapat beberapa obat dan bahan yang digunakan untuk perawatan
periodontal, diantaranya periodontal pack, desensitizing agent, disclosing
solution, analgetika, antiviral, dan antibiotic seperti tetrasiklin, metronidazole,
chlorhexidine, dan lain-lain.
89
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Carranza, FA and Newman, MG. 2006. Clinical Periodontology. 10th ed. St.
Louis: WB. Saunders.
4.
90