Вы находитесь на странице: 1из 4

WORK SHEET

MIXTURE CLASSIFICATION
Differences between Solution, Colloid, and Suspension
A. Aim : to learn the differences between solution,colloid and suspension.
B. Theory
Dalam dunia kimia, dikenal istilah system disperse yaitu suatu system yang terdiri
dari zat terlarut pelarut. Apabila suatu zat dilarutkan ke dalam suatu pelarut, maka zat
terlarut tersebut akan terdispersi ke dalam pelarut. Zat terlarut yang dilarutkan disebut
fase terdispersi, dan pelarut yang diugnakan untuk melarutkan zat terlarut dinamakan
pendispersi. Berdasarkan ukuran partikel hasil pendispersinya, system disperse di bagi 3
yaitu: disperse molekuler (larutan sejati), disperse koloid(system koloid), dan disperse
kasar (campuran/suspensi).
Bila garam dapur dilarutkan ke dalam air akan terbentuk larutan sejati. Komponenkomponen larutan sejati tidak akan terpisah jika didiamkan. Suatu suspense kasar dapat
diperoleh denga mencampurkan pasir dan air. Pasir dan air akan segera memisah kembali,
jika campuran ini didiamkan. Di antara keadaan suspense kasar dan larutan sejati ada
suatu keadaan campuran yang disebut system koloid.
System koloid adalah suatu campuran berfase dua yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 1 nm-100nm. Besaran
partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. partikel
dapat terdiri atas atom, molekul kecil, atau molekul yang sangat besar.
Agar dapat membedakan ketiga jenis campuran itu, maka dilakukanlah

eksperimen ini.
C. Apparatus and Material
Apparatus and Material
1. Chemical glass of 100ml
2. Stirrer
3. Funnel
4. Filter Paper
5. Sugar
6. Flour

Procedure

(12 pcs)
(1 pc)
(1 pc)
(1 roll)
(1 g)
(1 dan g)

7. Instant milk
8. Urea
9. Soap
10. Sulphur Powder
11. Water

(1 g)
(1 g)
(1 g)
(1 g)
(as needed)

1.
2.
3.
4.

Pour about 50 ml of water into the chemical glass.


Add one spoon of sugar into the glass and stir it about one minute.
Let the solution for five minutes and make notes on what occurs.
Filter the mixture using filter paper and majke notes on what occurs.
Note: stirrer and funnel should be rinsed and dried before used to stir and to filter
different mixtures.
D. Observation Results
Mixture
Characteristic

Sugar

Dissolved/not

Dissolved

Stable/not
Clear/not

Stable
Clear
Not
Precipitate
d
Clear
filtrate

Precipitated/n
ot
Clear /turbid
filtrate

Flour
Not
Dissolved
Not stable
Not clear
Precipitate
d
Turbid
filtrate

Mixture of water with


Milk
Urea
Soap
Dissolved

Dissolved

Dissolved

Stable
Not clear
Not
precipitate
d
Clear
filtrate

Stable
Clear
Not
Precipitate
d
Clear
filtrate

Stable
Not clear
Not
precipitate
d
Clear
filtrate

Sulphur
Not
Dissolved
Not stable
Not clear
precipitate
d
Turbid
filtrate

Question:
1. Classify the mixtures in this experiment into solution, colloid system, and suspension!
Solution: Sugar and Urea
Colloid:milk and soap
Suspension : flour and sulphur.
2. Explain the differences between solution,colloid and suspension!
Variabel
Ukuran partikel (cm)
Fasa campuran
Penembusan oleh
cahaya
Penyaringan

Larutan Sejati
108 107
Satu fasa
Transparan
Tidak terpisahkan
Sangat stabil

Sistem Koloid
106 104
Satu fasa
Tidak transparan
Tidak terpisahkan
Beragam

Suspensi Kasar
103 101
Polifasa

Terpisahkan
Tidak stabil

3. What is your conclusion from the experiment?


Berdasarkan eksperimen tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa system disperse
di bagi 3 yaitu: disperse molekuler (larutan sejati), disperse koloid(system koloid), dan
disperse kasar (campuran/suspensi), pembagian ini dilakukan berdasarkan ukuran
partikel. Oleh karenanya dari percobaan ini kita dapat ketahui, campuran yang tergolong:
Larutan: jika dilarutkan ke dalam air, campuran ini akan larut, karena ukuran partikel
terdispersinya sangat kecil<10-7cm, stabil, campurannya juga jernih, tidak terdapat
endapan, dan ketiga disaring juga tidak meninggalkan residu.

Sementara koloid: jika dilarutkan ke dalam air, campuran ini akan larut, karena
ukuran partikel terdispersinya antara<10-7 dan 10-5 cm, stabil, campurannya tidak jernih,
tidak terdapat endapan, dan ketiga disaring dengan kertas saring biasa juga tidak
meninggalkan residu.
jika dilarutkan ke dalam air, campuran tidak akan larut, karena ukuran partikel
terdispersinya sangat besar >10-5cm, tidak stabil, campurannya tidak jernih, terdapat
endapan, dan ketiga disaring dengan kertas saring biasa juga meninggalkan residu.

E. Conclusion
Berdasarkan pratikum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan
metode titrasi, kita dapat menentukan kadar/konsentrasi suatu zat yang belum diketahui
kadar ( konsentrasi )nya, dengan terlebih dahulu menetapkan larutan standar yang telah
diketahui kemolarannya. Dan dengan mengamati perubahan warna yang terjadi saat
penetesan indicator (fenolftanlein ) ke dalam larutan, di mana pada reaksi ini terjadi
perubahan warna dari bening menjadi pink muda. Maka, pada saat itulah telah tercapai
titik akhir titrasi. Sehingga dapat langsung dilakukan perhitungan terhadap perubahan
jumlah volum yang terjadi dengan molar zat yang diketahui. Dan dengan melakukan
rumus titrasi maka akan didapat kemoloran (kadar) dari zat yang kita cari. untuk hasil
pratikum pengujian kadar asam cuka, di dapat bahwa kadar asam cuka tersebut adalah
0,2325 M.

F. Daftar Pustaka
Salirawati Das, Meilina Fitria K., dan Suprihatiningrum Jamil,2007.Belajar Kimia Secara
Menarik kelas XI, Jakarta:Grasindo
Johari, J.M.C dan Rachmawati.M,2009.Kimia 2 SMA/MA kelas XI, Jakarta: Esis

Вам также может понравиться