Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A.
ETOS BISNIS
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut
kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke
generasi yang lain. Inti etos disini adalah pembudayaan atau pembiasaan
penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap
sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari
perusahaan yang lain.
Banyak perusahaan besar sesungguhnya telah mengambil langkah
yang tepat ke arah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip
yang mereka anut bisa beragam atau sebagiannya merupakan varian dari
prinsip-prinsip dengan pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai
budaya perusahaan (corporate culture) atau lebih cenderung disebut sebagai
etos bisnis
Dalam perusahaan ini pun berlaku nilai, lalu menjadi prinsip dan kode
etik perusahaan yang menentukan sikap dan pola perilaku seluruh
perusahaan dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari. Tidak mengherankan
bahwa hampir setiap perusahaan besar mempunyai kekhasannya sendiri
yang menjadi simbol keunggulannya. Pada umumnya perusahaan yang
besar, berhasil, dan bertahan lama berdasarkan perkembangan murni pasar
(bukan karena perlindungan politik) mempunyai etos semacam itu.
B.
ingin mematuhi atau menerapkan aturan moral atau etika akan berada pada
posisi yang tidak menguntungkan. Namun, anggapan tersebut tidak
sepenuhnya benar karena ternyata beberapa perusahaan dapat berhasil
karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu.
Bisnis merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga
norma dan nilai moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat
dibawa dan diterapkan ke dalam kegiatan bisnis. Selain itu agar dapat
menjadi bisnis yang baik secara moral harus dibedakan antara legalitas dan
moralitas. Suatu kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena
terdapat dasar hukum yang melandasinya, tetapi tidak diterima secara moral.
Contohnya adalah praktek monopoli.
Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam
kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan
tetap mengindahkan norma-norma moral sebagai dasar menjalankan bisnis.
Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung
pada kinerja yang baik, pengaturan manejerial dan financial yang baik,
keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki,
melainkan juga harus didasari dengan etika dan etos bisnis yang baik.
Dengan memperhatikan etos kerja dan etika bisnis maka kepercayaan
stakeholders terhadap perusahaan tetap terjaga. Hal ini tentunya membantu
perusahaan dalam menciptakan dan menjaga citra bisnis mengingat
kedudukan stakeholders sebagai pihak-pihak yang berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan.
C.
cara melakukan bisnis bisa berbeda sama sekali dari yang ditemukan di
Amerika?
Persoalan ini sesungguhnya menyangkut apakah norma dan prinsip
etika bersifat universal atau terkait dengan budaya. Untuk menjawab
pertanyaan ini menurut De George, kita perlu melihat terlebih dahulu tiga
pandangan yang umum, yaitu :
a. Pandangan pertama, bahwa norma etis berbeda antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Maka prinsip pokok yang dipegang adalah di
mana saja perusahaan beroperasi, ikuti norma dan aturan moral yang
berlaku dalam negara tersebut.
b. Pandangan kedua,bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat.
Karena itu prinsip yang harus dipegang adalah bertindaklah dimana saja
sesuai prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri.
c. Pandangan ketiga, adalah pandangan yang disebut De George immoralis
naif yang mengatakan bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti
sama sekali.
Karena pandangan ini tidak benar, maka tidak akan di bahas disini.
Akan tetapi pandangan pertama sedikit didukung oleh A. MacIntyre,
menekankan bahwa setiap komunitas mempunyai nilai moral dan budaya
sendiri yang sama bobotnya dan harus dihargai. Maka, dalam kaitan dengan
bisnis internasional, perusahaan multinasional harus broperasi dengan dan
berdasarkan nilai moral dan budaya yang berlaku di negara tempat
perusahaan itu beroperasi.
Inti pandangan ini adalah bahwa tidak ada norma atau prinsip moral
yang berlaku universal. Maka, pokok yang harus di pegang adalah bahwa
prinsip dan norma yang dianut negara tuan rumah itulah yang dipatuhi dan
dijadikan pegangan. Namun, yang menjadi persoalan adalah anggapan
bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang bersifat universal yang berlaku
di semua negara dan masyarakat;bahwa nilai dan norma yang berlaku di
satu negara berbeda dari yang berlaku di negara lain. Oleh karena kitu,
menurut pandangan ini norma dan nilai moral bersifat relatif. Ini tidak benar
3
moral
lainnya,
yang
menjadi
alasan
mengapa
DeGeorge
berbuat banyak ketika orang tertentu tidak peduli pada integritas moralnya.
Maka,dalam konteks dimanaintegritas pribadi dan moral mempunyai gema
yang kuat. Tentu saja kita tetap optimis bahwa dalam bsinis global yang
mengandalkan mekanisme pasar yang tidak pandang bulu, integritas pribadi
lama kelaman dapat menjadi sebuah prinsip yang menentukan bagi kegiatan
bisnis yang etis. Ini terutama karena dengan mengandalkan pasar global,
praktik-praktik monopolistis dan kolusi relatif akan tergusur sehingga orang
mau tidak mau akan lebih mangandalkan integritas pribadinya, yang
ditunjukkan oleh keunggulan objektifnya dalam pasar.
D.
STAKEHOLDER
Stakeholder merupakan semua pihak yang berkepentingan dalam
aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Stakeholder juga dapat diartikan sebagai suatu lingkungan masyarakat berupa
individu atau institusi yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan,
keputusan, kebijakan praktek-praktek atau tujuan perusahaan itu secara
institusional. Adapun kepentingan yang dimaksud mencakup 3 tingkatan,
kepedulian sederhana lantaran mendapat pengaruh dari perusahaan itu (an
interest) hak legal atau moral untuk suatu perlakuan tertentu atau suatu
perlindungan tertentu (a legal of moral right) dan klaim legal terhadap
kepemilikan perusahaan (ownership).
Menurut Trevino dan Nelson (1995) empat unsur utama yang
berkepentingan dalam setiap keputusan bisnis adalah konsumen, pegawai,
pemegang saham dan lingkungan (masyarakat sebagai keseluruhan).
Berikut pihak-pihak yang dapat dikatakan sebagai stakeholders :
Pelanggan
Suatu perusahaan biasanya tidak akan bertahan lama tanpa ada
seorang customer karena komunikasi yang terjalin akan menjadi sebuah
kerja sama positif bagi sebuah perusahaan. Customer merupakan target
dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk
menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk
dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
7
Pemasok
Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga
sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan
bahan baku dengan tepat waktu
E.
Kreditur
Pesaing
PENDEKATAN STAKEHOLDERS
Pendekatan Skateholder merupakan sebuah pendekatan baru yang
banyak digunakan, khususnya dalam etika bisnis, belakangan ini dengan
mencoba mengintegrasikan kepentingan bisnis disatu pihak dan tuntutan
etika dipihak lain. Dalam hal ini, pendekatan stakeholder adalah cara
mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur
dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis. Pendekatan
ini lalu terutama memetakan hubungan hubungan yang terjalin dalam
kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang punya
kepentingan, terkait, dan terlibat dalam kegiatan bisnis pada umumnya itu.
Pada akhirnya, pendekatan ini memepunyai satu tujuan imperatif: bisnis
harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak
terkait yang berkepentingan (stakeholder) dengan suatu kegiatan bisnis
dijamin, diperhatikan, dan dihargai. Sekaligus dengan pendekatan ini bisa
dilihat secara jelas bagaimana prinsip-prinsip etika bsinis yang dibahas
dalam bab ini menemukan tempatnya yang relevan dalam interaksi bisnis
8
F.
bisnis,
termasuk
pelayanan
berkualitas
tinggi
dan
b. Karyawan
Karyawan merupakan asset berwujud paling bernilai bagi perusahaan,
dengan meningkatkan kulitas SDM, perusahaan akan selalu menuju
pertumbuhan yang diharapkan. Oleh karena itu, perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk :
-
10
c. Pemilik / Investor
Investor / Pemilik bisnis memberikan mandat untuk turut mengelola
usahanya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan dan kekayaan
pemilik atau investor, oleh karena itu etika perusahaan terhadap investor
yaitu :
-
d. Supplier
Supplier / Pemasok merupakan aspek tak terpisahkan dalam operasional
perusahaan. Dengan adanya supplier perusahaan dapat terbantu dengan
supply kebutuhan barang yang dibutuhkan perusahaan.
-
11
e. Pesaing
Persaingan ekonomi yang adil merupakan salah satu persyaratan dasar
dalam rangka meningkatkan kemakmuran Negara dan pada akhirnya
menciptakan barang dan jasa yang lebih berkualitas.
-
pengembangan
manusia
melalui
hubungan
yang
harmonis.
-
peran
utama
dalam
menjaga
dan
meningkatkan
BAB II
DASAR-DASAR TEORI
12
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
14
A.
KESIMPULAN
Pemahaman bersama bahwa etika bisnis merupakan inti dari
penyehatan dan penguatan kualitas perusahaan, haruslah menjadi komitmen
antara Stakeholder dan Manajemen Perusahaan. Namun demikian, dalam
prakteknya, masing-masing pihak memiliki kepentingan, yang tidak jarang
kepentingan tersebut saling berbenturan.
Dengan dasar itulah, Manajemen Perusahaan dan Stakeholder harus
memiliki pemahaman yang sama terkait dengan fungsi Etos Bisnis dalam
opersional perusahaan. Selain itu, manajemen perusahaan dituntut untuk
memiliki fondasi ataupun standard operasional prosedur yang dengan
kesemuanya itu dapat menjadi rujukan ketika berhubungan dengan
stakeholder. Artinya, semua pihak yang punya kepentingan dalam suatu
kegiatan bisnis dan terlibat didalamnya hak dan kepentingan mereka harus
di perhatikan dan dijamin.
Pada akhirnya, pendekatan stakeholder merupakan pendekatan yang
menuntut agar bisnis apapun perlu dijalankan secara baik dan etis justru
demi menjamin kepentingan semua pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
B.
SARAN
Sebuah perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung
pada kinerja yang baik, pengaturan manejerial dan finansial yang baik,
keunggulan teknologi, sarana dan prasarana yang dimiliki, melainkan juga
harus didasari dengan etika dan etos bisnis yang baik.
Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok,
pemodal
dan
masyarakat umum secara etis dan jujur adalah cara supaya dapat bertahan di
dalam dunia bisnis saat ini. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama
akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 2010. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius
Djajendra. 2011. Etika adalah Tentang Stakeholder.
15
http://djajendra-motivator.com/?p=8848
(diakses pada tanggal 9 Oktober 2015)
Hartman dan Desjardin. 2008. Etika Bisnis :Pengambilan Keputusan Untuk
Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial. Jakarta : Penerbit Erlangga
Supriyadi, Zulfa. 2014. Hubungan Stakeholder Dengan Organisasi Perusahaan
https://zufasupriyadi.wordpress.com/2014/05/25/hubungan-stakeholderdengan-organisasi-perusahaan/
(diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
Wibowo, Arif. Dkk. 2011. Etika Pada Stakeholder.
http://www.academia.edu/9605294/etika-pada-stakeholder
(diakses pada tanggal 9 Oktober 2015)
16