Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Kelompok 5
Windi Ariyani
230110130155
M. Musa Dzulfikar W
230110130187
230110130169
M. Galdio Novalli A
230110130179
230110130189
Kelas C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II ISI
2.1 Sistematika Marine Fish Di Laut Dalam
11
DAFTAR PUSTAKA
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah mengenai Marine Fish Di Laut Dalam ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Laut.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan laut dalam
2. Dapat mengetahui bagaimanakah zonasi perairan laut dalam
3. Dapat mengetahui apa sajakah jenis marine fish yang terdapat di laut dalam
4. Dapat mengetahui bagaimanakah adaptasi fisiologi marine fish di laut dalam
5. Dapat mengetahui bagaimanakah adaptasi tingkah laku marine fish di laut
dalam
BAB II
ISI
2. Zona Bentik
Zona bentik merupakan wilayah yang organismenya berasosiasi dengan
dasar lautan. Penghuni zona bentik dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penghuni zona Abisal
Penghuni zona ini menempati dasar laut dalam yang merupakan kawasan
terluas di dasar laut.
2. Tekanan hidrostatis
Meningkat secara konstan sebanyak 1 ATM (1 kg/cm2), setiap
pertambahan kedalaman 10 meter.
3. Suhu
Umumnya seragam, dengan kisaran 1 3oC (kecuali wilayah
hydrothermal vents (>80oC) dan cold hydrocarbon seeps (<1 oC).
4. Salinitas
Umumnya seragam (35 permil), Pada daerah cold hydrocarbon seeps
(hipersalin = 40 permil).
5. Sirkulasi air
Sangat lamban (< 5 cm/detik), tergantung pada bentuk dan topografidasar
laut.
6. Kadar Oksigen
Cukup untuk menghidupi seluruh organisme di laut dalam (DO= 4% s/d
6%; di perairan eufotik, DO= 3.5% s/d 7%).
7. Tipe substrat
Terdiri atas substrat yang halus, Substrat berbatu di daerah mid-ocean
ridge.
8. Suplai makanan
Langka. Bergantung pada pakan yang diproduksi di tempat lain dan
terangkut oleh proses hidrodinamis ke wilayah laut dalam.
9. Jenis pakan
Hujan plankton atau partikel organik lain, Jatuhan bangkai hewan besar
atau tumbuhan, Bakteri berlemak yang mudah dicerna (rata-rata populasi
bakteri 2mgC/m2), Bahan organik terlarut
tajam). Seperti kebanyakan ikan dari lautan dalam, ikan ini tidak memiliki warna
kulit alias tembus pandang dan organnya menyala karena proses yang disebut
bioluminescence, selain itu mereka memiliki mata yang besar untuk
mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin di dalam kondisi minim cahaya atau
bahkan tanpa cahaya sama sekali.
Mulutnya yang lebar dalam menelan utuh ikan yang bahkan lebih besar
dari badannya, hal ini dimungkinkan karena perutnya bersifat elastis sehingga
dapat mengembang. Ikan-ikan dasar laut ini harus beradaptasi dengan lingkungan
yang sangat minim stok makanan karena lingkungannya yg sangat dalam sehingga
tidak banyak mahluk lain yg blogwalking berkeliaran, kadang mereka saling
memakan sesama sejenis untuk dapat bertahan hidup.
3. Dragonfish
Mempunyai nama latin Grammatostomias flagellibarba, hidup di
kedalaman 5000 kaki / 1.500 meter, memiliki semacam belalai menyala yang
terhubung dengan dagunya. Dibagian samping tubuhnya juga terdapat bagian
menyala yang digunakan untuk memberi tanda kepada ikan Dragonfish lain
selama musim kawin.
4. Angler fish
Dikenal juga dengan nama Melanocetus johnsoni, tubuhnya berkembang
sampai 5 inci, tubuhnya hampir menyerupai bola basket, ditemukan dikedalaman
3000 kaki. Penampilannya sekilas menyeramkan karena tubuhnya berbentuk bulat
& memiliki mulut yg lebar & bertaring melengkung panjang. Ciri khas lain ikan
angler adalah organ lampu pada semacam tali pancing di bagian atas
moncongnya.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Classis
: Actinopterygii
Ordo
: Lophiiformes
Subordo
: Lophioidei
Genus
: Melanocetus
Species
: Melanocetus johnsonii
Ikan laut dalam cenderung untuk menghemat energi. Energi yang mereka
miliki digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan reproduksi. Ikan laut
dalam menurunkan penggunaan energi mereka dengan menyesuaikan tubuh
terhadap kondisi yaitu dengan memiliki otot yang lemah, tulang yang kurang
padat, tingkat metabolisme yang lebih rendah, dan memperlambat kecepatan
bernapas (respirasi).
10
yang hanya dimiliki oleh hewan laut betina. Cahaya bioluminescence yang
dihasilkan biasa berwarna biru atau kehijauan, putih, dan merah. Walau sebagian
besar bioluminescence digunakan untuk mekanisme bertahan hidup, namun
beberapa diantara hewan laut dalam tersebut menggunakan bioluminescence
untuk menarik lawan jenisnya. Asosiasi seperti ini merupakan adaptasi tingkah
laku dari penghuni perairan laut bawah.
Asosiasi juga ditampakkan pada ikan pemancing laut dalam yang ukuran
tubuh jantan dan betina berbeda. Ikan jantan mempunyai ukuran tubuh lebih kecil
di banding yang betina, seperti terlihat pada gambar di atas. Ukuran ikan angler
jantan hanya sebesar ibu jari. Ikan jantan mempunyai pengait untuk menempel
pada ikan betina, begitu mengait dengan ikan betina kait ikan jantan akan
terhubung dengan pembuluh darah ikan betina dan seumur hidupnya akan terus
menempel pada ikan betina seperti parasit dan menghisap sari makanan dari tubuh
sang betina. Jika ikan jantan gagal mengait pada ikan betina, maka ia akan mati
kelaparan. Sementara si jantan akan selalu menyediakan spermanya untuk si
betina.
BAB III
KESIMPULAN
Laut dalam adalah daerah paling bawah dari lautan yang terletak di bawah
zona eufotik (zona bercahaya) mencakup zona batipelagik, abisal dan hadal.
Kondisi lingkungan di perairan laut dalam ini berbeda dengan lingkungan di
permukaan laut. Di laut dalam ini tidak ada sinar matahari sehingga keadaan
dilaut dalam ini gelap gulita. Di perairan laut dalam ini terdapat beberapa jenis
ikan, contihnya adalah viper fish, angler fish, fangtooth fish dll.
Marine fish di laut dalam ini pun memiliki adaptasi fisiologis dan adaptasi
tingkah laku terhadap lingkungan sekitarnya. Adaptasi Fisiologi adalah
penyesuaian fungsi-fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup terhadap keadaan
lingkungannya. Adaptasi fisiologi tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Karena
pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian dalam
tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Adaptasi fisiologi biota laut
dalam adalah organisme laut dalam mempunyai kapasitas untuk mengolah energi
yang jauh lebih efektif dari makhluk hidup di darat dan zona laut atas. Mereka
bisa mendaur energinya sendiri dan menentukan seberapa banyak energi yang
akan terpakai dengan stok makanan yang didapat.
Sedangkan adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada
tingkah laku terhadap lingkungannya. Dalam ekosistem laut dalam, sebisa
mungkin mereka dapat memperoleh sumber energi atau makanan agar dapat
bertahan hidup, oleh karena itu beberapa ikan yang hidup di ekosistem ini
dilengkapi keahlian khusus agar dapat memperbesar kemungkinan mendapatkan
mangsa
11
DAFTAR PUSTAKA
laut
suatu
pendekatan
iv