Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NIM
: 10514015
Kelompok
: 2 (dua)
Asisten
: Kak Regy
Shift
: Selasa
Tanggal Percobaan
: 15 September 2015
Tanggal Pengumpulan
: 22 September 2015
I.
Tujuan Percobaan
1. Menentukan konsentrasi larutan asam asetat awal, jumlah asam asetat dalam air, dan
persentase asam asetat dalam fasa air dan etil asetat
2. Menentukan titik leleh dari Kristal hasil ekstraksi
3. Menentukan Rf masing-masing noda pada uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
II.
Data Pengamatan
Percobaan 3 (Pemisahan Senyawa Organik : Ekstraksi)
A. Ekstraksi cair-cair (kelarutan)
HOAc= 0,7918g/ml
[NaOH] = 0,3 M
B. Massa campuran : 3,901
HOAc
VHOAc (ml)
VNaOH (ml)
g
awal
5
0,5
Fraksi
1 x ekstraksi
Basa
3 x ekstraksi
Asam
Organik
Massa (g)
15
0,2530
15
0,04
0,9
120
0,3920
124-128
Berdasarkan literatur :
Massa sampel
Massa literatur
Titik leleh sampel
: 0,005gram
: 0,008125gram
: 221 C
: 235 C
CHCl3 : MeOH = 9 : 1
Jarak eluen
: 4,5 cm
Jarak noda sampel
: 0,5 cm
Jarak noda standar
:c. Uji Alkaloid
Pengamatan Rx. Meyer : Terjadi endapan kuning muda
Pengamatan Rx. Dragendorff : Terbentuk endapan berwarna jingga
III.
Pengolahan Data
Percobaan 3
A. Ekstraksi Cair-Cair (Kelarutan)
a. Asam asetat awal:
[ NaOH ] X V NaOH
0,3 x 0,5
[HOAc]o=
=
= 0.03 M
5
V HOAc
b. Asam asetat hasil 1x ekstraksi :
[ NaOH ] X V NaOH
0,3 x 0,4
[HOAc]=
=
= 0.008 M
15
V HOAc
[ HOAc ] t
0,008
% HOAc(aq)= [HOAc ]o x 100 %= 0.03
X100% = 26,67 %
[ HOAc ] t
0,018
% HOAc(aq)= [HOAc ]o x 100 %= 0,03 X100%= 60%
HOAc
Awal
1 kali ekstraksi
3 kali ekstraksi
[HOAc] (M)
0,03
0,008
0,018
massa zat
0,04
% zat= massa campuran x 100%= 3,901 = 1,025 %
% galat=
x100%=
120122,4
122,4
=1,96 %
x100%=
12480,26
=54,49 %
80,26
144107
107 = 34,58%
x100%=
Percobaan 4
A. Percobaaan Ekstraksi Padat/Cair: ekstraksi kafein dari teh
massa sampel
0,005
% perolehan = massaliterature x100% = 0,008215 x100%=61,54 %
% galat=
TL .lit x100%=
221235
x100%= 5,97 %
235
yang
berbeda
sebelum
dititrasi.
Kondisi
pertama
kita
Etilasetat
: Mengekstrak asam asetat dari air
CaCl2
: Menyerap air, garamnya bersifat higroskopis
Diklorometana
: Mengekstrak asam asetat dari air
Ligroin
: Mengurangi kelarutan aseton dalam air
Pada the terdapat senyawa yang disebut tannin yaitu senyawa fenolik yang memiliki
gugus OH yang terikat pada cincin aromatik. Tanin merupakan senyawa penyamak yaitu
memberikan rasa sepat pada minuman teh.Pada percobaan ini, kafein larut mudah dalam
diklorometana, namun tannin juga sedikit larut dalam diklorometana.Kafein yang
diekstraksi sebaiknya dapat dipisahkan dari kandungan tannin, jadi tannin harus tetap
berada dalam fasa air.Oleh karena tannin merupakan senyawa fenolik yang bersifat cukup
asam, maka senyawa ini dapat diubah dulu menjadi garam menggunakan natrium
karbonat sehingga tannin berubah menjadi anion fenolik yang tidak larut dalam
diklorometana tapi larut dalam air.
Prinsip percobaan Kromatografi Lapis Tipis yaitu memisahkan dua atau lebih
senyawa atau ion berdasarkan pada perbedaan migrasi dan distribusi senyawa atau ionion tersebut di dalam dua fasa yang berbeda, yaitu fasa gerak dan fasa diam. Dalam
percobaan modul 4 ini, yang berperan sebagai fasa gerak adalah pelarut dan fasa diam
adalah pelat yang dilapisi adsorben tertentu.Zat terlarut dalam suatu fasa gerak mengalir
pada suatu fasa diam. Zat terlarut yang afinitasnya terhadap fasa gerak lebih besar akan
tertahan lebih lama dalam fasa gerak, sedangkan zat terlarut yang afinitasnya lebih kecil
akan tertahan lebih lama pada fasa diam.
Prinsip Rekristalisasi yaitu memurnikan suatu zat padat dengan cara melarutkan zat
tersebut dalam suatu pelarut, kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada
kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total
impurity biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin maka
konsentrasi impuriti yang rendah tetap dalam larutan sementara produk yang
berkonsentrasi tinggi akan mengendap.
Pada percobaan pemisahan senyawa organic dengan ekstraksi bagianA, %HOAc yang
paling besar didapat setelah 3 kali ektraksi yaitu 60%.
ekstraksi dilakukan secara bertahap, sehingga asam asetat larut sempurna dalam pelarut
organiknya, yaitu etil asetat. Pada percobaan bagian B, yang berperan sebagai fasa asam
adalah asam benzoat, fasa basa adalah p-nitroanilin, dan fasa organic adalah naftalen.
Data yang didapat dari hasil perhitungan, %galat untuk fasa organic sangatbesar, yaitu
54%, berarti terjadi kesalahan pada pengamatan hasil fasa senyawa organic tersebut. Hal
ini dapat disebabkan karena tercampurnya debu dengan fasa organic sehingga saat
ditimbang, beratnya bertambah, ketidakteitian pada saat memisahkan fasa, dan larutan
yang sangat mudah menguap sehingga bisa saja tidak didapat 3 fasa tersebut.
Pada percobaan isolasi kafein dari daunthe bagian A, Kristal kafein yang didapat
sangat sedikit dan tidak bisa ditimbang. Hal ini disebabkan dari 200 ml larutan teh, hanya
50 ml teh yang didestilasi dan dikristalisasi per kelompok kecil sehingga Kristal kafein
yang terbentuk sangat sedikit dan tidak dapat ditimbang. Oleh karena hal tersebut, kami
menggunakan literature the sari wangi pada data laporan kali ini. % galat yang diperoleh
dari isolasi kafein yaitu 5,97%, berarti titik didih kafein dari the tersebut sudah mendekati
titik leleh literatur. Pada isolasi kafein bagian B, nilai Rf yang didapat dari kedua elusi
tidak jauh berbeda, elusi oleh EtOAc : MeOH = 3:1 yaitu 0,147 dan elusi oleh CH2Cl2 :
MeOH = 9:1 yaitu 0,11.
V.
Kesimpulan
Dari pengolahan data yang telah dilakukan di atas maka didapatkan :
1. Konsentrasi larutan asam asetat awal, jumlah asam asetat dalam air, dan persentase asam
asetat dalam fasa air dan etil asetat
HOAc
Awal
1 kali ekstraksi
3 kali ekstraksi
[HOAc] (M)
0,03
0,008
0,018
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat nilai titik leleh Kristal hasil ektraksi adalah
221 C.
3. Rf masing-masing noda pada uji Kromatografi Lapis Tipis
EtOAc : MeOH = 3:1
jarak noda
0,5
Rf = jarak eluen = 3,4 =0,147
VI. DaftarPustaka
Hermanto. 2007. Kafein, Senyawa Bermamfaat atau Beracunkah?
Medicafarma. 2010. Prinsip Ekstraksi..
Puspasari, Dian. 2010.Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Dwi Media
Press, hal. 159.