Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama/NIM/Kelas : Oriza Krisnata W/141710101043/THP A

Beras Bagus Belum Tentu Sehat, Beras Sehat, Itu Baru Bagus
Dewasa ini banyak kabar beredar yang menghebohkan masyarakat Indonesia, yang
salah satunya berasal dari bidang pertanian. Kabar yang beredar bahwa diisukan telah marak
beredarnya beras beras sintetis di masyarakat Indonesia. Salah satu beras sintetis yang
beredar di masyarakat yaitu telah ditemukannya beberapa beras yang dicampur dengan bahan
plastik. Hal ini membuat cemas dan resah semua masyarakat, dikarenakan beras merupakan
makanan pokok orang indonesia. Namun, hal ini baru isu dan belum diketahui kebenarannya.
Motif dari pencampuran beras dengan plastik oleh para pedagang ini juga telah diselidiki
lebih lanjut oleh aparat berwenang, hal ini dikarenakan harga beras yang dicampur dengan
plastik mempunyai harga yang tidak jauh berbeda. Sebenarnya, penambahan plastik pada
beras bukanlah campuran belaka, dikarenakan fungsinya sebagai perekat pada beras sintetis.
Beras sintetis yang mempunyai struktur karbohidrat yang berbeda dengan padi perlu
ditambahkan perekat atau polimer dari butiran beras agar lebih menguatkan struktur beras
sintetis. Dalam kasus beras plastik ini dimungkinkan penambahan perekat yang berasal dari
polivinil klorida.
Selain beras plastik, marak juga berita tentang beras yang ditambahkan dengan
pemutih. Hal ini diduga untuk membentuk kenampakan beras menjadi lebih putih, dimana
masyarakat mempunyai pemikiran bahwa beras yang berwarna putih adalah beras yang
bagus. Masyarakat telah salah pandangan tentang beras yang baik, masyarakat mengira beras
berwarna putih, pulen dan wangi adalah ciri ciri beras yang bagus. Padahal hal itu bukan
sifat asli dari beras. Beras yang bagus adalah beras yang putih agak kecoklatan, tidak terlalu
wangi melainkan kearah tengik dan tidak begitu pulen. Beras yang putih agak kecoklatan
masih mengandung banyak gizi yang bagus dikarenakan tidah semua bagian dari beras
terkikis akibat penggilingan, sehingga protein, lemak dan serat masih terdapat dalam
kandungan beras. Berbeda dengan beras yang terlalu putih yang hanya mengandung hampir
100% karbohidrat dan diduga terdapat campuram bahan bahan kimia yang berbahaya.
Isu isu negatif tentang beras yang beredar tidak semuanya berdampak negatif. Hal
ini dapat dijadikan titik balik dibidang kesehatan dan pertanian Indonesia, dikarenakan
masyarakat dengan sendirinya dan secara tidak langsung dapat di edukasi tentang beras
beras yang menyehatkan. Selain itu, dengan adanya isu beras plastik dan pemutih saat yang
tepat pemerintah mengenalkan beras beras yang menyehatkan seperti beras cerdas maupun
beras analog. Beras cerdas yang berasal dari bahan singkong ini diolah dan dibentuk

Nama/NIM/Kelas : Oriza Krisnata W/141710101043/THP A


menyerupai beras dan kandungannyapun lebih baik dari beras biasa. Beras yang berasal dari
singkong ini dinamakan beras cerdas dikarenakan pertama, beras dikonstruksikan dari tepung
singkong lokal modified cassava flour (MOCAF). Kedua, cerdas dalam proses karena beras
tersebut diproses dari teknologi tingkat rendah (bisa diproduksi oleh warga sampai
perusahaan). Cerdas ketiga adalah dapat dimasak secara sederhana. Sedangkan cerdas
keempat adalah pemanfaatan kesehatan (bahan baku disesuaiakn untuk target spesifik
kesehatan tertentu seperti malnutrisi). Sedangkan keuntungan yang didapat dari
mengkonsumsi beras tiruan ini juga ada banyak hal, seperti kesehatan masyarakat akan
meningkat dikarenakn bahan bahan utama ataupun tambahan yang menyehatkan dan dapat
menekan swasembada beras di Indonesia sehingga tidak perlu lagi impor dari luar negeri.

Вам также может понравиться