Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Regulasi keperawatan (regristrasi & praktik keperawatan) adalah kebijakan atau
ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya dan
terkait dengan kewajiban dan hak. Beberapa regulator yang berhubungan dengan perawat dan
keperawatan Indonesia.
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan resmi
baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar diizinkan
memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan
pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang diterima.
Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua tahun.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang Regulasi Keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
A.SEJARAH KEPERAWATAN EROPA
Pada abad gelap Eropa (the Dark Ages of Europe), konsep keperawatan di Eropa Barat
pertama kali dipraktikkan oleh biarawan Katolik laki-laki yang melayani orang sakit.
Selama abad ke-17, di Eropa asuhan keperawatan diberikan oleh pria dan wanita yang
sedang menjalani hukuman alias narapidana. Oleh karena itu, perawat sering dikaitkan dengan
para pelacur dan perempuan jahat lainnya.
Mereka memiliki reputasi yang buruk dan sering dikenal sebagai pemabuk dan
pengacau. Pandangan ini diperkuat oleh para dokter yang bertujuan membuat diri mereka agar
tampak lebih penting dan lebih memiliki kemampuan di mata masyarakat.
Sampai

munculnya

Florence

Nightingale,

seorang

wanita

terdidik

dari

kalangan keluarga kelaS menengah. Dia mendedikasikan dirinya sebagai seorang perawat.
Kemudian berhasil mengubah kondisi ini secara drastis. Hingga akhirnya masyarakat mulai
menerima perawat sebagai salah satu profesi yang terhormat.
Beberapa aspek lain juga turut membantu dalam penerimaan keperawatan di
masyarakat. Salah satunya adalah pendirian rumah sakit yang mengharuskan perawatnya
berperilaku baik, terutama terhadap pasien.
Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1853 oleh Theodore Fliedner. Hingga kemudian
banyak orang yang terkesan dengan fasilitas ini. Karena itulah kemudian British Institute of
Nursing Sisters didirikan.
Sebelum adanya keperawatan modern, biarawati dan militer sering menyediakan
pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, agama dan militer merupakan akar dari keperawatan
modern, ini terbukti di beberapa negara, misalnya di Inggris, perawat wanita senior dipanggil
sisters yang merupakan panggilan untuk para biarawati.

Selama berlangsungnya Crimean War, terjadi perkembangan yang signifikan dalam


sejarah keperawatan. Ketika Florence Nightingale bekerja untuk memperbaiki kondisi tentara,
dia mulai meletakkan dasar-dasar keperawatan profesional dan meringkas prinsip-prinsip
keperawatan tersebut dalam bukunya yaitu Notes on Nursing.
Perawat lain yang berperan dalam perkembangan profesi keperawatan diantaranya
adalah Maria Seacole, yang juga bekerja sebagai perawat di Crimea. Agnes Elizabeth Jones
dan Linda Richards, yang mendirikan sekolah-sekolah keperawatan yang berkualitas di
Amerika Serikat dan Jepang.
Linda Richards menjadi perawat profesional terlatih pertama dari Amerika, lulus pada
tahun 1873 dari New England Hospital for Women and Children, Boston.
Selandia Baru merupakan negara pertama yang mengatur regulasi perawat secara
nasional, dengan mengadopsi the Nurses Registration Act pada 12 September, 1901. Di
Selandia Baru inilah, Ellen Dougherty menjadi perawat terdaftar (Registered Nurse) pertama.
Sedangkan di Amerika Serikat, North Carolina merupakan negara bagian pertama
yang mengeluarkan undang-undang lisensi keperawatan pada tahun 1903.
Pada prosesnya, perawat mengalami kesulitan menempatkan posisi dalam dunia
profesional kesehatan. Ada kesan bahwa tugas utama perawat adalah hanya mengikuti
perintah dokter, dan kesan ini masih melekat sampai saat ini.
Meskipun sedikit demi sedikit sudah mulai bergeser ke arah yang lebih positif dan
setara dengan profesi kesehatan yang lain. Kecenderungan ini tentu tidak teramati oleh
Nightingale pada saat itu.
Di era modern ini kita telah melihat perkembangan jenjang pendidikan keperawatan
yang cukup pesat. Dunia keperawatan juga telah memiliki banyak jurnal ilmiah yang
berfungsi untuk memperluas basis pengetahuan profesi.
Selain itu, perawat sering memiliki peran utama sebagai pemegang manajemen kunci
di berbagai pelayanan kesehatan dan juga sebagai peneliti di perguruan tinggi
Pasal 49 Perjanjian Maastricht (sebagaimana yang diamandemenkan) menyatakan
bahwa negara Eropa manapun yang menghormati "prinsip kebebasan, demokrasi, hak asasi
3

manusia dan kebebasan dasar, dan aturan hukum" boleh bergabung dengan Uni. Dewan Eropa
Kopenhagen menetapkan persyaratan keanggotaan UE pada Juni 1993 yang disimpulkan
dalam Kriteria Kopenhagen. Negara-negara Balkan Barat harus menandatangani Perjanjian
Stabilisasi dan Asosiasi sebelum mendaftar sebagai anggota dan semua negara kecuali
Kosovo[2] telah melakukannya.
Kroasia adalah negara pendaftar yang akan menjadi anggota ke-28 UE pada 1 Juli
2013. Negara ini menandatangani perjanjian penggabungannya pada 9 Desember 2011. [3]
[[Islandia, Makedonia,[4] Montenegro dan Turkey adalah negara-negara kandidat resmi,
sementara Albania dan Serbia telah mendaftar untuk masuk. UE berencana memulai negosiasi
penggabungan dengan Montenegro pada Juni 2012 jika negara tersebut melanjutkan usahanya
dalam memenuhi Kriteria Kopenhagen.[5] Bosnia dan Herzegovina telah menyelesaikan
perjanjian asosiasi dan sedang bersiap mendaftar, sementara Kosovo sedang memulai
negosiasi untuk mencapai perjanjian.[rujukan?] Balkan Barat telah diprioritaskan untuk
keanggotaannya sejak bangkit dari perang selama pembubaran Yugoslavia; Turki juga telah
meminta keanggotaan sejak 1980-an dan Islandia telah mengajukan pendaftaran sejak
mengalami krisis ekonomi tahun 2008.
UE juga akan bergabung dengan wilayah terluar pada tahun 2015 karena terjadi
integrasi tiga pulau Karibia dengan Belanda setelah pembubaran Antilen Belanda pada tahun
2010.
Tema Hari Keperawatan Sedunia (International Nurses Day) 2011 yang dirilis oleh
International Council of Nurses pada 2011 adalah "Closing the gap: Increasing Access and
Equity" . "Thema tersebut sejalan dengan kondisi keperawatan di Indonesia saat ini yang
berusaha merevitalisasi perannya untuk berkontribusi dalam pelayanan kesehatan,"
B.Nano-Kanker Terapi MagForce yang menerima persetujuan regulasi
Eropa
Setelah dua dekade penelitian intensif dan upaya pengembangan, MagForce
Nanotechnologies AG, yang berbasis di Berlin perusahaan teknologi medis yang didirikan
pada tahun 1997, telah menerima persetujuan regulasi Eropa untuk Nano-Kanker terapi nya.
Pemberitahuan resmi persetujuan peraturan menandakan bahwa pusat-pusat pengujian yang
berwenang di Jerman yang bertanggung jawab untuk evaluasi kesesuaian alat-alat medis telah
menyelesaikan pemeriksaan mereka dari aplikasi yang diajukan untuk persetujuan pasar

Nano-Kanker

terapi dan bahwa peralatan medis disetujui memenuhi semua persyaratan

sehubungan dengan kualitas, keamanan dan kemanjuran medis.


"Ini merupakan tonggak bersejarah bagi MagForce," seru Dr Peter Heinrich, CEO
Nanotechnologies MagForce AG, pada berita tentang persetujuan peraturan. "Selama dua
puluh tahun terakhir, perusahaan telah bekerja dalam kemitraan erat dengan sejumlah mitra di
akademisi, khususnya Charite University Medical Center di Berlin, untuk mengembangkan
pendekatan terapi yang sangat inovatif untuk mengobati tumor padat. Sepanjang jalan ini
panjang, Dr Andreas Jordan, pendiri perusahaan dan rekan saya di dewan eksekutif, selalu
tetap setia pada visinya tentang konsep yang sama sekali baru dalam pengobatan kanker
berdasarkan kemajuan terbaru dalam nanoteknologi. Dalam pengakuan bertahun-tahun
tentang dedikasi, sehingga saya sangat gembira bahwa, dengan persetujuan pemerintah
menerima, sebuah produk baru yang revolusioner dalam nano sekarang mungkin dibawa ke
pasar. "
Persetujuan peraturan meliputi pengobatan tumor otak seluruh Uni Eropa. Dengan
persetujuan di tangan, perusahaan sekarang mempercepat dan memperkuat penjualan dan
kegiatan pemasaran untuk memperkenalkan prosedur baru terapeutik ke pasar Eropa besar,
dimulai dengan Jerman, serta model bisnisnya bergerak ke tahap berikutnya. Fokus lebih
lanjut dari kegiatan ini dalam persiapan untuk peluncuran pasar adalah diskusi dengan
asuransi medis, seperti Krankenkassen Jerman, mengenai cakupan untuk terapi ini. Selain itu,
MagForce akan pada bulan-bulan mendatang akan menentukan strategi pembangunan,
kemitraan dan komersialisasi untuk Amerika Utara dan pasar Asia.
Pendapatan awal dari komersialisasi Kanker

Nano-terapi melalui struktur perusahaan

sendiri penjualan harus tercermin pada tahun 2011 yang hasil keuangan. Dengan persetujuan
peraturan Eropa sekarang diterima, perusahaan mengantisipasi bahwa pencatatan saham di
Bursa Saham Frankfurt akan berubah selama jangka menengah dari segmen Standard Masuk
ke Perdana Standar.
C.TUJUAN PENERAPAN SISTEM REGULASI
Tujuan Perapan system regulasi atau penaturan praktek keperawatan
Ssisten regulasi merupakan sustu mekanisme pengaturan yang harus ditempuh oleh setiap
tenaga keperawatan yang ingin untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.

Tujuan pokok system regulasi:


1. Menciptakan lingkungan system keperawatan yang didasarkan keinginan merawat(caring
environment)
2. Menjamin bektuk keperawatan yang aman bagi klien.
3. Meningkatkan hubungan kesejawatan(kolegialitas).
4. Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi klien
5. Meningkatkan tanggung jawab professional dan social.
6. Meningkatkan advokasi bagi klien.
7. Meningkatkan system pencatatan dan pelaporan keperawatan.
8. Menjadi landasan untuk mengembangan karier tenaga keperawatan.

BAB III
PENUTUP

Peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penyelenggaraanpraktik keperawatan saat


ini didominasi oleh kebutuhan formil dankepentingan pemerintah, sedangkan peran profesi masih kurang
apalagi biladibandingkan dengan perangkat hukum negara lain di Asia dan Eropa.Kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi dibidang keperawatan yangsangat pesat harus diimabngi pula dengan perangkat
hukum yang ada,sehingga dapat memberikan perlindungan yang menyeluruh kepada tenagakeperawatan
sebagai pemberi pelayanan maupun masyarakat sebagaipenerima pelayanan kesehatan. Dalam melakukan
perubahan ataumembentuk suatu undang-undang yang diharapkan dapat sesuai dengankebutuhan hukum
masyarakat, maka keberadaan naskah akademis menjadisangat penting. Oleh karena itu penyusunan naskah
akademis Praktik Keperawatan inimemuat pokok-pokok pikiran mengenai materi hukum yang
melandasipenyusunan praktik keperawatan mencakup antara lain;a. Pengaturan kompetensi seorang
tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.b. Pengaturan izin praktik kaitannya dengan
seritifikasi, registrasi dan lisensi.c. Akreditasi tempat praktik dan orang yang bertanggung jawab
ditempatpraktik.d. Pengaturan penetapan kebijkan, yang sekarang ini hanya ada di Departemen
Kesehatan.e. Pengaturan ketatalaksanaan hubungan perawat-klien

(pasien)f. Penerapan

dengan penapisan ilmu pengetahuan dantehnologig. Pemberian sanksi displin.

ilmu kaitannya

DAFTAR PUSTAKA:
http:\www.dinkes ngawi.netindex.modelkemitraan dalampengarahan masy&catid.com
http:\regulasi kepperawat_ima.blogspot.com
http:\regulasi kepsistem legislasi tenaga keperawatan(PDF file)
http:\www.bondankomunitas.blogspot.com
http:\www.hukum regulasi kep.com
http:\regulasi kepmodel kemitraan kep komunitas dalam pengembangan kesehatan
masyarakat.htm
http:\regulasi keplihat materi.htm
http:\regulasi kepaspek legal perawat.htm
keperawatan profesi.doc

Вам также может понравиться