Вы находитесь на странице: 1из 13

ALAT TANGKAP SET NET: RAMAH LINGKUNGAN DAN HEMAT ENERGI

Pada saat ini nelayan dan pengusaha perikanan tangkap dipusingkan dengan harga bahan bakar minyak yang
cukup tinggi dan ditambah lagi semakin sulit atau jauh mencari daerah penangkapan ikan. Dengan keadaan seperti
ini tentu sangat diperlukan untuk mencari alternatif jenis alat tangkap yang pengopeasiannya hemat energi (bahan
bakar minyak) dimana set net kemungkinan dapat dikembangkan. Set net atau sero jaring adalah sejenis alat
tangkap ikan bersifat menetap dan berfungsi sebagai perangkap ikan dan biasanya dioperasikan di perairan pantai.
Ikan umumnya memiliki sifat beruaya menyusuri pantai, pada saat melakukan ruaya ini kemudian dihadang oleh
jaring set net kemudian ikan tersebut tergiring masuk ke dalam kantong. Ikan yang telah masuk ke dalam kantong
umumnya akan mengalami kesulitan untuk keluar lagi sehingga ikan tersebut akan mudah untuk ditangkap dengan
cara mengangkat jarring kantong.
Set net adalah salah satu jenis alat tangkap ikan yang sudah sering digunakan oleh nelayan di Jepang sejak ratusan
tahun yang lalu. Di Indonesia yang prinsip kerjanya hampir sama dengan set net adalah jermal, sero, ambai, belat
dan sebagainya. Perbedaannya hanya pada bahan yang digunakan oleh sero, ambai, dll yakni, sebagian besar yang
digunakan terbuat dari bambu, hanya bagian kantong saja yang terbuat dari jaring.
Set net tergolong suatu alat tangkap pasif yang terpasang permanen di dalam kolom perairan dengan konstruksi
system rangkaian tali temali sebagai pembentuk rangka (frame rope) dimana panel-panel jaring digantungkan dan
dirangkai dengan berbagai desain sebagai pembentuk ruang/dinding, seperti : penaju (leader net), serambi (fish
court/play ground), jaring pintu pengarah (slope net) dan jaring perangkap/kantong (chamber net), dimana system
penyangga tali rangka bekerja memanfaatkan rangkaian fungsi pelampung dan pemberat (karung pasir/batu) yang
dihubungkan dengan tali-tali jangkar untuk menjaga posisi dan bentuk dari alat tangkap di dalam perairan.
Prinsip kerja set net adalah memotong alur migrasi/arah renang ikan-ikan berupa dinding jaring dari permukaan
hingga ke dasar perairan yang beruaya ke daerah pantai, kemudian mengarahkan dan menuntun ikan-ikan mengikuti
arah penaju (leder net) yang bermuara pada bagian serambi (fish court/play ground) sebagai perangkap awal, lalu
menuju ke jaring pintu pengarah (slope net) dan akhirnya gerombolan ikan tergiring masuk ke dalam jaring
perangkap/kantor (chamber net) dengan kapasitas tangkapan yang besar dengan tetap memberi ruang gerak/renang
yang luas sehingga ikan tetap berada dalam keadaan hidup.
Bentuk konstruksi dan tipe set net.
Konstruksi setnet terdiri dari 4 bagian utama :
1.

Leader net/penaju.

2.

Slope dan funnelnet/mulut.

3.

Bodynet (playground)/badan.

4.

Bagnet/kantong.

Desain Kontruksi Alat Tangkap Set Net

Uji Coba Set Net di Indonesia


Perikanan set net di Indonesia baru dalam taraf penelitian atau uji coba dan belum dikembangkan oleh
nelayan secara komersial. Uji coba alat set net pertama kali dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Laut/Balai
Penelitian Perikanan Laut di perairan Pacitan Jawa Timur pada tahun 1981. Pada tahun yang sama dilakukan juga uji
coba di perairan Bajanegara Banten, kemudian diikuti uji coba di Prigi Jawa Timur pada tahun 1982 dan di perairan
Selat Sunda, Banten pada tahun 1990 dan 1993. Set net yang diujicoba berukuran relatif kecil dengan panjang
penuju antara 100-300 m dan dipasang di perairan pantai dengan kedalaman kurang dari 10 m.
Pada saat uji coba dilakukan penangkatan hasil tangkapan ikan dari kantong setiap hari. Rata-rata hasil
tangkapan ikan berkisar antara 20-30 kg/angkat. Hasil tangkapan tertinggi pernah mencapai 100 kg/angkat pada

saat dilakukan uji coba di Pacitan. Jenis ikan yang tertangkap saat itu didominasi oleh ikan demersal yang beruaya
mengikuti pergerakan pasang surut seperti ikan layur, petek, mata besar dan sebagian ikan pelagis sejenis sardine.
Selanjutnya kegiatan ujicoba set net juga dilakukan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB bekerjasama
dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap di perairan Sorong Papua Barat pada tahun 2008. Tipe set net yang
diujicoba hampir sama dengan uji coba sebelumnya namun memiliki ukuran yang lebih besar (penaju sekitar 500 m)
dan dipasang di perairan yang lebih dalam (lebih dari 20 m).
Kelebihan dan Kelemahan Set Net
Kelebihan

Hemat bahan bakar karena alat dipasang menetap sehingga kapal tidak perlu berlayar jauh untuk mencari

daerah penangkapan.

Jaring set net yang terpasang di laut dapat digunakan sebagai tempat berlindung (shelter) ikan-ikan yang

berukuran kecil sehingga tidak dimakan predator.

Hasil tangkapan ikan relatif segar/masih hidup dan dapat diangkat/diambil sesuai dengan kebutuhan pasar.

Mudah dipindahkan dibanding dgn jenis trap yang ada di Indonesia.

Sangat sesuai untuk pengembangan usaha perikanan skala menengah kebawah.

Kelemahan

Hasil tangkapan set net sangat tergantung pada ruaya ikan sehingga untuk memasang set net harus

diketahui jalur ruaya ikan terlebih dulu.

Jika digunakan penaju (lead net) cukup panjang akan mengganggu alur pelayaran kapal dan juga

pengoperasian alat tangkap lain.

Tidak semua ikan tertangkap di dalam kantong, kadang-kadang tertangkap juga secara gilled or entangled

di bagian penaju (lead net) atau serambi (trap net) terutama yang menggunakan bahan jarring sehingga
diperlukan pekerjaan tambahan untuk memeriksa bagian tersebut.

Jaring harus sering dibersihkan terutama bagian kantong karena banyak ditempeli oleh kotoran dan teritip.

Kemungkinan Pengembangannya
Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan memiliki garis pantai sekitar 81.000 km dengan berbagai teluk dan
semenanjung. Dengan topografi seperti ini maka wilayah perairan laut Indonesia sangat potensial untuk
dikembangkan perikanan set net. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum pemasangan set antara
lain: ketersedian sumber daya ikan yang menjadi tujuan penangkapan, pola ruaya ikan yang menjadi tujuan
penangkapan, kondisi perairan dimana set net akan dipasang (topografi dasar, keadaan arus, pasang surut, dan
gelombang).
Pengembangann alat tangkap set net sebaiknya dilakukan di wilayah perairan Indonesia bagian timur karena
disamping alasan sumberdaya ikan yang masih tersedia dan juga apabila dipasang dengan ukuran yang besar tidak
terlalu mengganggu arus pelayaran dan pengoperasian alat tangkap lain. Jika dikembangkan di wilayah Indonesia
timur tinggal memikirkan bagaimana cara pemasaran hasil tangkapannya.

Pustaka:
Wudianto. 2010.Set Net Sebagai Alternatif Alat Tangkap Ikan Hemat Energi. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Kementerian kelautan dan perikanan.
Saleh, Malik. 2012. Metode Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Alat Tangkap Ikan Set Net (Otoshi Ami, Trap
Net). Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik Diwa, Makassar.

SERI ALAT TANGKAP IKAN: SET NET


January 22, 2015Topik: alat, Ikan, SERI, Tangkap

Set net merupakan alat tangkap ikan jenis perangkap yang ramah lingkungan, dipasang secara
terus menerus siang dan malam, bersifat pasif dan menghadang ruaya ikan.
Set net terdiri atas 4 bagian utama, yaitu:
1.

Leadernet (dinding jaring), berfungsi untuk menghadang rute migrasi kelompok ikan dan
mengarahkan kelompok ikan ke playground;

2.

Playground (tempat bermain), berfungsi mencegah ikan-ikan untuk melarikan diri dari
segala sisi;

3.

Slope dan funnelnet, berfungsi untuk mengarahkan ikan masuk ke bagnet dan
memutuskan rute kelompok ikan; dan

4.

Bagnet, berfungsi sebagai tempat terakhir kelompok ikan berkumpul karena terperangkap
dan tempat pemanenan hasil tangkapan.

Prinsip operasi penangkapan set net adalah memotong alur migrasi/arah renang ikan-ikan berupa
dinding jarring dari permukaan hingga ke dasar perairan yang ber-ruaya ke daerah pantai dengan
kapasitas tangkap yang besar dengan tetap memberi ruang gerak/renang yang luas sehingga ikan
tetap berada dalam keadaan hidup.
Set net masuk dalam kelompok jenis API Perangkap (Traps). API Perangkap adalah kelompok
alat Penangkapan Ikan yang terbuat dari jarring/besi/kayu yang dioperasikan secara pasif pada
dasar atau permukaan.
KONSTRUKSI SET NET

Keterangan gambar:
1. Pelampung rangka
2. Pemberat
3. Penaju
4. Pelampung tali rangka
5. Kantong
6. Pelampung rangka utama
7. Serambi
8. Daun pintu, dan
9. Slope net
Bagian-Bagian Set Net
Pelampung: Terdiri dari pelampung rangka utama dan pelampung tali rangka
Fungsi : untuk menjaga bentuk rangka set net agar tidak berubah posisinya dan tetap stabil di
daerah penangkapan
Pemberat: Terdiri dari pemberat rangka dan pemberat jarring.
Bentuk pemberat rangka : jangkar, balok-balok beton, kantong berisi pasir/kerikil
Penaju: Bentuknya menyerupai gill net, pada umumnya hingga mencapai dasar perairan.
Fungsi : menghadang/mengarahkan/menuntun gerombolan ikan menuju kea rah jarring utama
Kantong: Merupakan bagian tempat penampungan ikan sekaligus tempat mengambil hasil
tangkapan, untuk bagian kantong harus menggunkan jarring yang kuat.
Serambi: Fungsi : sebagai penampungan sementara sebelum ikan atau gerombolan ikan
diarahkan untuk memasuki jarring bagian kantong (tempat ikan bermain), ukuran luas serambi
akan berbeda menurut jenis dan skala set net.
Fungsi lainnya adalah mencegah/mempersulit gerombolan ikan yang telah masuk ke dalam
serambi untu keluar
Slope net: Terdiri dari dua bagian: jarring menaik bagian luar dan jarring menaik bagian dalam.
Fungsi : mengarahkan ikan dari serambi ke kantong. Sudut kemiringan : 16 22 derajat (jaring
menaik bagian luar) dan untuk jarring menaik bagian dalam lebih kecil dari 16 22 derajat.
Alur Proses Tertangkapnya Ikan

Sumber : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan

__________
Sumber: Media Penyuluhan Perikanan
R

http://hkti.org/seri-alat-tangkap-ikan-set-net.html

Teknologi Alat Penangkap Ikan " Set-Net "

Posted on: 23 April 2015

By: Muhammad Zaenal


Saat ini banyak permasalahan yang mempengaruhi dalam pengembangan bidang
teknologi penangkapan ikan, diantara beberapa persoalan tersebut antara lain
penggunaan alat tangkap ikan yang kurang selektif, penggunaan alat tangkap
yang dapat merusak ekosistem laut, semakin mahalnya bahan bakar minyak (BBM)

serta jauhnya daerah penangkapan ikan, sebagai solusi dari beberapa persoalan diatas
Set-net merupakan salah satu alternatif teknologi penangkapan ikan yang dapat
dikembangkan di Indonesia.Teknologi penangkapan ikan dengan menggunakan Set-net
adalah merupakan teknologi yang sangat hemat bahan bakar (BBM) karena umumnya
Set-net dipasang antara jarak 1 mill laut sampai 2 mill laut dari daratan, waktu
pengoperasian Set-net dari mulai berangkat menuju tempat Set-net terpasang sampai
proses pengambilan ikan dan kembali lagi ke fishing base memerlukan waktu kurang
lebih sekitar 2 sampai 4 jam tergantung ukuran Set-net yang digunakan.Set-net dalam
bahasa Jepang disebut teichi ami merupakan salah satu teknologi penangkapan ikan
yang ramah lingkungan yang pengoperasiannya bersifat perangkap (trap) dan
umumnya dipasang menetap pada suatu daerah penangkapan ikan (fishing ground),
dimana prinsip kerjanya yakni menghadang atau menghalau arah ruaya ikan, jalan
yang dilalui oleh ikan dihadang oleh jaring penaju, sehingga ikan akan merubah arah
ruayanya menuju pintu masuk jaring yang telah terpasang sedemikian rupa dan
berakhir pada bagian kantong.Set-net masuk dalam golongan alat tangkap pasif, di
Indonesia terdapat berbagai jenis alat tangkap yang sejenis Set-net seperti bubu, sero
(dalam bahasa bugis disebut belle), jermal, atau jenis perangkap lainnya, bedanya Setnet dipasang pada perairan yang dalam, namun prinsip kerjanya sama yakni bersifat
perangkap.Target tangkapan dari alat tangkap Set- net a d ala h ikan atau gerombolan
ikan yang sedang melakukan migrasi ke arah pantai (coastal migration).Ada banyak
jenis dan type Set-net seperti dai ami (keddle net), masu ami (pot net), hari ami (fyke
net), dashi ami (barrier net), eri ami (sero), dan otoshi ami (trap net). Beberapa
keunggulan Set-net antara lain:

Hemat bahan bakar karena Set-net dipasang tidak

jauh dari fishing base dan dipasang secara menetap sehingga kapal tidak perlu lagi
berlayar jauh untuk mencari ikan.
pengoperasiannya.

Mudah dan sedikit memerlukan waktu dalam

Pengoperasiannya dapat dilakukan secara terus menerus

selama memperhatikan perawatan bagian-bagian Set-net.

Ramah terhadap

lingkungan karena jaring Set-net yang terpasang di laut dapat berfungsi sebagai
tempat berlindung (shelter) bagi ikan-ikan yang berukuran kecil, tempat bertelur
beberapa jenis cumi-cumi dan tempat ikan-ikan kecil mencari makan.

Selektif dalam

penangkapan karena ikan-ikan yang belum layak komsumsi dan hewan laut yang
dilindungi seperti penyu bisa dilepas kembali.

Hasil tangkapan ikan relatif segar

karena waktu pengangkatan ikan masih hidup kemudian ikan mati dalam air laut
bercampur es.

Dapat dipadukan dengan kegiatan budidaya laut.

Dapat

mengeliminasi penangkapan yang dapat merusak lingkungan, seperti trawl atau


penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penerapan teknologi Set-net :

Pemilihan lokasi (fishing ground)

yang tepat dalam hal ini keberadaan dan arah ruaya ikan.

Faktor oceanografi pada

lokasi penempatan Set-net.


penempatan.

Sosial ekonomi dan faktor keamanan pada lokasi

Pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi dan posisi setiap

bagian dari Set-net, seperti posisi pemberat rangka, kondisi setiap bagian jaring dan
pelampung, serta kondisi tali dan simpulnya.

Diperlukan perawatan terhadap bagian-

bagian Set-net secara berkala baik perawatan di laut maupun perawatan di darat.
Diperlukan lokasi yang mendukung dalam melakukan kegiatan perawatan Set-net di
darat.

Kemampuan dan keterampilan SDM dalam melakukan kegiatan Set-net

tersebut. Bagian-bagian utama Set-net (Teichi ami) type Jepang terdiri dari :
(leader net/michi-ami/kaki-ami),
menaik (slope net/nobori-ami),
(Main frame),

Tali rangka,

Serambi (play gound/ondo-ba/ondo-jo),


Kantong (chamber net/hako-ami),

Pelampung (float),

Penaju
Jaring

Rangka utama

Pemberat (sand bag)Oleh :

Muhammad Zaenal sammaTeknisi Alat Tangkap Perikanan SUPM Negeri Bone


Perpustakaan:
Perpustakaan SUPM Negeri Bone
http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/147

Set Net (Alat Penangkapan Ikan)

PERANGKAP DAN PENGHADANG


(SET NET)

1.

Definisi dan klasifikasi


Setnet merupakan alat penangkap ikan yang dioperasikan di
perairan pantai dengan cara menjebak ikan-ikan yang mempunyai sifat "beruaya ke
pantai". Alat ini di pasang menetap tidak dipindah-pindah dalam jangka waktu
tertentu.Prinsip alat ini sama dengan sero, jermal, kelongyang masih tergolong alat
tangkap sederhana(Firna. 1986).

2.

Konstruksi alat penangkapan ikan

Setnet terdiri dari: penaju (fence), serambi (trap),ijebijeb (entrance), kantong


(crib). Bahan pelengkap untuk pemasangan setnet adalah pelampung, pemberat,
tali temali, jangkar. Bahan jaring yang digunakan untuk bagipenaju adalah nylon
210D/21, untuk bagian ijebijeb, kantong dan serambi menggunakan bahan nylon
210D/12(Firna. 1986).
Ukuran mata jaring yang digunakan untuk bagian penaju adalah 5,5 inci,
serambi 2,5 inci sedang ijebijeb dan kantong menggunakan 0,75 inci. Pemasangan
kantong dilakukan dilaut dan juga penataan jangkar, Penambahan pemberat,
perbaikkan penaju, penggabungan tali ris atas serambi dengan tali gantungan
dengan menggunakan tali rafia semuanya dilakukan di laut.Parameter keberhasilan
alat tangkap ini adalah tingkat proporsional alat dan ketepatan konstruksi alat
tangkap(Firna. 1986).

3.

Kelengkapan dalam unit penangkapan ikan

3.1 Kapal
Pada pengoperasian alat tangkap ini di perlukan kapal untuk proses pengangkutan
hasil tangkapan dari lokasi pengoperasian setnet hingga ke tempat penjualan ikan
atau tempat pelelangan ikan.
3.2 Nelayan
Alat tangkap ini bersifat pasif sehingga tidak membutuhkan banyak nelayan saat
pengoperasian alat tangkap. Nelayan pada alat tangkap ini hanya bekerja pada
saat pengambiln hasil tangkapan yang biasanya dilakukan pada pagi hari. Dan pada
saat pembersihan jaring setnet dari teritip ataupun oleh alga yang tumbuh pada
jaring setnet, biasanya pembersihan jaring dilakukan 1 kali dalam 2 bulan.nelayan
yang bekerja pada pengoperasian alat tangkap ini berkisar 2 hingga 3 orang(Firna.
1986).
3.3 Alat bantu
Alat bantu yang biasa digunakan dalam pengopersian set net adalah serok,yang
digunakan saat pengmbilan hasil tangkapan.
3.4 Umpan
Dalam pengoperasian alat ini, tidak diperlukan umpan.

4.

Metode pengoperasian alat


Pemasangan setnet di daerah penangkapan akan berbeda satu dan lainnya,
ada yang diset di dasar perairan dan ada yang diset mulai dari permukaan perairan
sampai menyentuh dasar perairan. Perbedaan pemasangan ini tergantung dari jenis
ikan yang akan dijadikan target tangkapan dan daerah penangkapan dimana setnet
akan dipasang. Lamanya pemasangan setnet di daerah penangkapan umumnya
disesuaikan dengan lamanya musim dari satu atau beberapa spesies ikan yang
beruaya ke tempat dimana setnet di pasang( Agus Halim Lasmana.2008).
Pemasangan (setting) hanya dilakukan satu kali selama setnet terpasang
diperairan, sedangkan pengangkatan (hauling) biasanya dilakukan setiap pagi,
tetapi adakalanya dalam satu hari dilakukan lebih dari satu kali hauling, tergantung
keberadaan ikan di dalam setnet.
Sebelum pemasangan setnet, terlebih dahulu dilakukan survei kondisi
oseanografi perairan. Ini akan mempengaruhi hasil tangkapan. Survei tersebut
antara lain meliputi kekuatan arus dan kontur dasar perairan untuk menentukan
seberapa dalam jaring bisa dipasang serta berapa dalam migrasi ikan.Kekuatan
arus sebaiknya tidak melebihi 5 knot dan garis-garis isodepth (kedalaman yang
sama) sebaiknya berdekatan antara garis kedalaman yang satu dengan yang
lainnya. Sebab, kelompok ikan akan menipis dan menyebar bila isodepth menyebar.
Sebaliknya bila isodepth saling berdekatan atau merapat sifatnya, maka kelompokkelompok ikan tetap dalam keadaan besar dan padat menuju setnet.
Garis-garis isodepth yang membentang dari perairan pantai ke arah perairan
yang lebih dalam akan menentukan disain dan konstruksi setnet. Berdasarkan garisgaris isodepth tadi dapat pula diprediksi alur ruaya ikan serta dapat diperkirakan
luas area yang membentang di hadapan setnet.Berdasarkan tempat pemasangan
setnet dan ukurannya, ada tiga macam setnet yaitu setnet besar (large setnet)
yang dipasang pada kedalaman lebih dari 40 m; setnet sedang (medium setnet)
yang dipasang pada kedalaman 25 m 40 m dan setnet kecil (small setnet) yang
dipasang pada kedalaman kurang dari 25 m( Agus Halim Lasmana.2008).

5.

Daerah pengoperasian
Daerah penangkapan ikan (fishing ground) untuk pemasangan setnet harus
memperhitungkan faktorfaktor antara lain keberadaan ikan, arah ruaya ikan, faktor
oseanografi dan lingkungan disekitarnya seperti sarana dan prasarana transportasi,
penyimpanan hasil tangkapan, adanya usaha perikanan yang bergerak dibidang
pengolahan, adanya pelabuhan perikanan atau tempat pelelangan ikan dan faktor

lain yang mendukung. Penentuan daerah penangkapan yang akurat akan menjadi
titik tolak dari keberhasilan usaha penangkapan ikan dengan setnet.( Agus Halim
Lasmana.2008)

6.

Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh adalah berbagai jenis ikan dasar,
ikan semi pelagis, seperti selar bentong, peperek,tembang, tongkol, gete-gete dan
lainnya. Selama pengoperasian setnet hasil tangkapan yang diperoleh berkisar
antara 0,39-17,59 kg.Dengan memakai jaring yang berukuran 0,75 inci pada
bagian kantong, tertangkaplah ikan-ikan besar sampai ikan ikan yang berukuran
kecil, dengan demikian alat ini kurang selektif(Firna. 1986).

Daftar Pustaka :
Agus Halim Lasmana, S.Pi.2008 www.dkp-banten.go.id. SETNET: MODERNISASI PERIKANAN
TRADISIONAL BAGI NELAYAN BANTEN.

Suabani, Waluyo. H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia.
Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Laut.

Firna. 1986.www.google.co.id/Alat Penangkapan Ikan(Set Net) terhubung berkala


TENTANG HASIL UJI COBA SETNET
DI PERAIRAN PRIGI.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/36191

STUDI

Вам также может понравиться