Вы находитесь на странице: 1из 36

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN VERISELA

Disusun olehkelompok 1 :
1.
2.
3.
4.

Adelita Ratu F. V.
Adhetya Ayu Pratiwi
Agita Anggun M.
Akbar Dwi G.

(121.0001)
(121.0003)
(121.0005)
(121.0007)

PRODI S1- KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN HANG TUAH SURABAYATAHUN AJARAN 2015
- 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Varisella.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makah ini berkat bantuan
dan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis meyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Bapak, Dedy Irawandi S.Kep. Ns. selaku dosen pengajar mata kuliah
Integumen II
2. Rekan-rekan semua di kelas S1-3A Stikes Hang Tuah Surabaya
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah kelompok kami ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah. Amin ya RobbalAlamin.
Surabaya, 18 Maret 2015

Tim Penyusun

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................2
1.4 Manfaat Masalah .....................................................................................2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1

Definisi..................................................................................................3

2.2

Etiologi..................................................................................................4

2.3

Manifestasi Klinis.................................................................................4

2.4

Patofisiologi..........................................................................................7

2.7

Komplikasi............................................................................................8

2.8

Pengobatan............................................................................................10

2.9

Pencegahan...........................................................................................12

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................14


3.1

Pengkajian.............................................................................................15

3.2

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan..................................................27

3.3

Implementasi.........................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Varicela, yang biasa dikenal di Amerika Serikat sebagai cacar air,

disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini umumnya dianggap sebagai


penyakit virus ringan, membatasi diri dengan komplikasi sesekali. Varicela
dikaitkan dengan respon imun humoral dan sel-dimediasi. Respon ini
menginduksi kekebalan yang tahan lama. Ulangi infeksi subklinis dapat terjadi
pada orang-orang ini, namun serangan kedua dari cacar air sangat jarang terjadi
diorang imuno kompeten. Reexposure dab infeksi subklinis dapat berfungsi untuk
meningkatkan kekebalan yang diperoleh setelah episode cacar air, ini dapat
berubah di era post vaksin.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Heberden pada tahun 1767 dan
tahun 1875 Steiner dapat menginokulasikan virus varisela kepada sukarelawan.
Pada tahun 1888 Von Bokay pertama kali melaporkan adanya hubungan antara
penyebab varisela dan Herpes Zoster. Pada tahun 1922, Kundraitz melakukan
percobaan dengan mengambil cairan vesikel dari erupsi zoster yang khas dan diinokulasikan, ternyata menimbulkan suatu erupsi, baik lokal maupun generalisata
seperti pada varisela.Paschen (1917), menemukan adanya inclusion bodies
dalam cairan vesikel dan dan menyebutnya sebagai penyebab varisela ialah virus
dan Willer (1953) menemukan pertumbuhan virus varisela dan zoster pada kultur
jaringan manusia dan didapatkan bahwa virus varisela identik dengan virus zoster.
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara
bermusim empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada sanakanak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.Namun di negara-negara
tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang
Varisela.
Penyakit ini umumnya dianggap sebagai penyakit virus ringan,
membatasi diri dengan komplikasi sesekali.Varicela dikaitkan dengan respon imun
humoral dan sel-dimediasi, virus ini juga menyerang pada kultur jaringan manusia
dan didapatkan bahwa virus varisela identik dengan virus zoster.
1

2
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien varisela?

1.3
1.3.1

Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui secara global tentang varisella berserta asuhan keperawatanya

pada pasien varisela.


1.3.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Tujuan Khusus
Mengetahui konsep dasar varisela
Mengetahui epidemiologivarisela
Mengetahuietiologi varisela
Mengetahui gejala klinisvarisela
Mengetahuipatofisiologi varisela
Mengetahui tanda dan gejalavarisela
Mengetahui pathogenesis varisela
Mengetahuikomplikasivarisela
Mengetahui cara pengobatan varisela
Mengetahuidiagnosisvarisela
Mengetahui diagnosis banding varisela
Mengetahui Asuhan keperawatan varisela

1.4

Manfaat
Setelah membaca makalah tentang varicella ini diharapkan

dapatmemberikan manfaat :
1. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi, etiologi,
manifestasiklinis, patofisiologis, pemeriksaan penunjang,
2.

komplikasi, dan pengobatan pada kasus varicella.


Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada
pasiendengan varicella.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1

Konsep Dasar Varisela


Varisela atau Cacar Air merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh

virus varisella zoester yang menyerang kulit dan mukosa dengan kelainan
berbentuk vesikula yang tersebar infeksi ini terutama menyerang anak-anak dan
bersifat mudah menular. (Muttaqin dan kumala sari, 2011 : 40)
Cacar adalah infeksi virus yang terdapat di seluruh dunia, dengan
kecenderungan untuk menyebar sebagai epidemi, tetapi terutama dijumpai di
daerah tropis dan subtropis.Pada saat ini penyakit cacar sudah dapat diberantas
dan dunia dinyatakan bebas dari cacar. (soedarto.1996 : 20).
Varisella (cacar air, chicken pox) merupakan infeksi akut primer oleh
varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Djuanda, adhi, 2007 : 115).
Virus yang menyebabkan varisela adalah virus DNA. Saat penyakit ini
aktif, akan sangat menular. Masa inkubasinya 14 21 hari. Infeksi biasanya
timbul pada anak-anak usia sekolah, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang
dewasa muda. Varisela ditandai oleh malaise dan demam, yang diikuti oleh erupsi
multiple makula eritematosa kecil, papula dan vesikel.(Price, Sylvia Andreson,
2005 : 1447).
Vesikel-vesikel akan menjadi purulen, berkrusta dan sembuh spontan
biasanya dalam waktu satu minggu. Lesi terdapat dalam berbagai stadium, dan ini
merupakan ciri khas varisela.Lesi mula-mula timbul di tubuh dan wajah dan
kemudian menyebar ke perifer menuju ekstremitas.Orang dewasa dapat menderita
pneumonitis

atau

ensefalitis

varisela.Pada

anak-anak

yang

mengalami

imunosupresi maka dapat timbul komplikasi akibat infeksi varisela yaitu


pneumonitis atau ensefalitis, dan keduanya mungkin fatal. Asiklovir 800 mg lima
kali sehari selama 7 hari dapat membantu meringankan penyakit dan
memperpendek masa infeksi..(Price, Sylvia Andreson, 2005 : 1447).

2.2

Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk

kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut
Capsid, terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S)
dan rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat molekl 100 juta
yang disusun dari 162 capsomir dan sangat infeksius. (Rampengan, 2007:91)
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalan cairan vesikel
dandalam darah penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan dalam media yang
terdiri dari Fibroblast paru embrio manusia.Varicella Zoster Virus (VZV) dapat
menyebabkan Varicella dan HerpesZoster. Kontak pertama dengan penyakit ini
akan menyebabkan Varicella,sedangkan bila terjadi serangan kembali, yang akan
muncul adalah Herpes Zoster, sehingga Varicella sering disebut sebagai infeksi
primer virus ini. (Rampengan, 2007:91)
Virus varisela-zoster.Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa
infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
menyebabkan herpes zoster. (Djuanda, adhi, 2007 : 115).
Virus cacar termasuk kelompok kecil, terdapat dalam 2 bentuk yaitu
bentuk yang ganas (variola major) dan bentuk yang kurang ganas (variola
minor).Terdapat juga jenis yang ketiga, yaitu vaccina yang tidak patogen untuk
manusia dan digunakan untuk menginfeksi sapi dalam usaha mendapatkan vaksin
terhadap cacar.(Soedarto.1996 : 20).
2.3

Manifestasi Klinis
Masa inkubasi Varicella bervariasi antara 10-21 hari, rata-rata 10-14

hari.Penyebaran varicella terutama secara langsung melalui udara dengan


perantaraan percikan liur.Pada umumnya tertular dalam keluarga atau sekolah.
(Rampengan,2008: 94)
Perjalanan penyakit ini dibagi menjadi 2 stadium, yaitu:
1. Stadium Prodromal:
Gejala panas yang tidak terlalu tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit
kepala, anoreksia, rasa berat pada punggung dan kadang-kadang
disertai batuk kering diikuti eritema pada kulit dapat berbentuk secara
latinaform atau morbiliform. Panas biasanya menghilang dalam 4 hari,

5
bilamana panas tubuh menetap perlu dicurigai adanya komplikasi atau
gangguan imunitas. (Rampengan,2008: 94)
Periode prodromal: biasanya tidak ada pada anak-anak, namun orang
dewasa dapat mengalami demam dan malaise selama 1-2 hari.
2. Stadium Erupsi:
Dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalambeberapa jam)
berubah menjadi macula kecil, kemudian papula yang kemerahan lalu
menjadi vesikel. Vesikel ini biasannya kecil, berisi cairan jernih, tidak
umbilicated dengan dasar eritematous, mudah pecah serta mongering
membentuk krusta, bentuk ini sangat khas dan lebih dikenal sebagai
tetesan embun/air mata. (Rampengan,2008: 94).
Lesi kulit mulai nampak di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke bagian perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan
penyakit ini akan didapatkan tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula,
vesikel, krusta dalam waktu yang bersamaan, dimana keadaan ini disebut
polimorf. Jumlah lesi pada kulit dapat 250-500, namun kadang-kadang dapat
hanya 10 bahkan lebih sampai 1500. Lesi baru tetap timbul selama 3-5 hari, lesi
sering menjadi bentuk krusta pada hari ke-6 (hari ke-2 sampai ke-12) dan sembuh
lengkap pada hari ke-16 (hari ke-7 sampai ke-34). (Rampengan,2008: 95).
Erupsi kelamaan atau terlambatnya berubah menjadi krusta dan
penyembuhan, biasanya dijumpai pada penderita dengan gangguan imunitas
seluler. Bila terjadi infeksi sekunder, sekitar lesi akan tampak kemerahan dan
bengkak serta cairan vesikel yang jernih berubah menjadi pus disertai
limfadenopati umum. Vesikel tidak hanya terdapat pada kulit, melainkan juga
terdapat pada mukosa mulut, mata, dan faring. (Rampengan,2008: 95).
Pada penderita varicella yang disertai dengan difisiensi imunitas (imun
defisiensi) sering menimbulkan gambaran klinik yang khas berupa perdarahan,
bersifat progresif dan menyebar menjadi infeksi sistemik. Demikian pula pada
penderita yang sedang mendapat imunosupresif. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya limfopenia. (Rampengan,2008: 95).
Pada ibu hamil yang menderita varicella dapat menimbulkan beberapa
masalah pada bayi yang akan dilahirkan dan bergantung pada masa kehamilan
ibu, antara lain:
1. Varisela neonatal

6
Varisela neonatal dapat merupakan penyakit serius, hal ini
bergantung pada saat ibu kena varisela dan persalinan.Bila ibu hamil
terinfeksi varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah partus, berarti
bayi tersebut terinfeksi saat viremia kedua dari ibu, bayi terinfeksi
transplasental, tetapi tidak memperoleh kekebalandari ibu karena belum
cukupnya waktu ibu untuk memproduksi antibody. Pada keadaan ini,
bayi yang dilahirkan akan mengalami varisela berat dan menyebar. Perlu
diberikan profilaksis ataupengobatan dengan varicella-zoster immune
globulin (VZIG) dan asiklovir. Bila tidak diobati dengan adekuat, angka
kematian sebesar30%.Penyebab kematian utama akibat pneumonia berat
dan hepatitisfulminan. (Rampengan,2008: 95).
Bila ibu terinfeksi varisela lebih dari 5 hari antepartum, sehingga ibu
mempunyai waktu yang cukup untuk memproduksi antibody dan dapat
diteruskan kepada bayi. Bayi cukup bulan akan menderita varisela ringan
karena pelemahan oleh antibody transplasental dari ibu. Pengobatan
dengan VZIG tidak perlu, tetapi asiklovir dapat dipertimbangkan
pemakaiannya, bergantung pada keadaan bayi. (Rampengan,2008: 95).
2. Sindrom varisela congenital
Varisela congenital dijumpai pada bayi dengan ibu yang menderita
varisela pada umur kehamilan trimester I atau II dengan insidens 2%.
Manisfestasi klinik dapat berupa retardasi pertumbuhan intrauterine,
mikrosefali, atrofi kortikalis, hipoplasia ekstremitas, mikroftalmin,
katarak, korioretinitis dan scarring pada kulit. Beratnya gejala pada bayi
tidak berhubungan dengan beratnya penyakit pada ibu. Ibu hamil dengan
zoster tidak berhubungan dengan kelainan pada bayi. (Rampengan,2008:
96).
3.

Zoster infantile
Penyakit ini sering muncul dalam umur bayi satu tahun pertama, hal

inidisebabkan karena infeksi varisela maternal setelah nasa gestasi ke-20.


Penyakit ini sering menyerangg pada saraf dermatom thoracis.
(Rampengan,2008: 96).
2.4

Patofisiologi

7
Setelah terjadi kontak dengan orang lain yang menderita varisela, maka
akan terjadi respon imun dengan peningkatan suhu tubuh. Setelah stadium
prodromal timbul banyak makula/ papula cepat berubah menjadi vesicular.
Selama beberapa hari akan timbul vesikula baru sehingga umur dari lesi tidak
sama. Kulit sekitar lesi berwarna eritematus. (Muttaqin dan kumala sari, 2011 :
40)
Adanya respon inflamasi lokal memberikan adanya keluhan nyeri,
kerusakan integritas jaringan dan gatal-gatal. Respon psikologi pada kondisi ini
adalah kecemasan dan gangguan konsep diri. (Muttaqin dan kumala sari, 2011 :
40)

Invasi virus varisella zoester

Kelainan kulit dan mukosa

Vesikula yang terbesar

Respon inflamasi lokal dan

MK : Kerusakan

sistemik

Integritas jaringan

Kerusakan

Suhu tubuh

saraf perifer

meningkat

Gatal-gatal

Respon Psikologis

Kondisi kerusakan
jaringan kulit

MK: Gangguan
MK :
NyeriAkut

MK :
Hipertermi

Istirahat dan

MK:

tidur

Kecemasan
gangguan
gambaran diri

2.5

Komplikasi
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada

orang dewasa.
1. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok
danmenyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit
kebanyakan pada kelompok umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 510% anak. Adanya infeksi sekunder bila manifestasi sistemik tidak
menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan memburuk (Rampengan,2008:
98).
2. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas.
Acute postinfectious cerebellar ataxia merupakan komplikasi pada otak
yang paling ditemukan (1:4000 kasus varisela).Ataxia timbul tiba-tiba
biasanya pada 2-3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2
bulan.Klinis mulai dari yang ringan sampai berat, sedang sensorium tetap
normal walaupun ataxia berat. Prognosis keadaan ini baik, walaupun
beberapa

anak

dapat

mengalami

(Rampengan,2008: 98)
Ensefalitis dijumpai

dari

inkoordinasi
1000

atau

kasus

dysarthria.

varisela

dan

memberikangejala ataksia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3

9
sampai hari ke-8 setelah timbulnya rash. Biasanya bersifat fatal.
(Rampengan,2008: 98)
3. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan,
neonatus, imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang
bayi 13 hari dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur
30 hari. Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi,
batuk, sesak napas, takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hemoptoe.
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran nodular yang radioopak pada kedua paru. (Rampengan,2008: 98)
4. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala sebagai berikut,
yaitu nausea dan vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan SPGT dan SGOT serta ammonia.
(Rampengan,2008: 99)
5. Hepatitis
Dapat terjadi tetapi jarang.
6. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis.
Penderita perlu dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejalagejalaberikut:
a. Varisela yang progesif atau berat
b. Komplikasi yang dapat mengancam jiwa seperti pneumonia,
c.

ensefalitis
Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup
Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan

d.
e.

f.

cepat serta terjadi Toxic Shock Syndrome


Penderita dengan komplikasi berat perlu dirawat di Rumah Sakit
atau bila perlu ICU
Indikasi rawat di ICU/NICU antara lain:
1) Penurunan kesadaran
2) Kejang
3) Sulit jalan
4) Gangguan pernapasan
5) Sianosis
6) Saturasi oksigen menurun
Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari5
hari

sebelum

melahirkan

(Rampengan,2008: 99).

atau

hari

setelah

melahirkan.

10
2.6
1.

Pengobatan
Farmakologi:
a. Obat topical
Pengobatan local dapat diberikan Kalamin lotion atau bedak
salisil1%.
b. Antipiretik/analgetik
Biasanya dipakai aspirin, asetaminofen, ibuprofen.
c.

Antihistamin
Golongan

antihistamin

yang

dapat

digunakan,

yaituDiphenhydramine, tersedia dalam bentuk cair (12,5mg/5mL),


kapsul(25mg/50mg) dan injeksi (10 dan 50 mg/mL). Dosis 5mg/kg/hari,
dibagi dalam 3 kali pemberian. (Rampengan,2008: 100).
d.

Obat anti virus


1) Vidarabin (adenosine arabinoside)
Adalah obat antivirus yang diperoleh dari fosforilase dalam sel
dan dalam bentuk trifosfat, menghambat polymerase DNA virus.
Dosis: 10-20 mg/kg BB/hari, diberikan sehari dalam infuse selama
12 jam, lama pemberian 5-7 hari. Pada pemberian vidarabin, vesikel
menghilang secara cepat dalam 5 hari.
Efek samping:
a) Gangguan neurologi berupa tremor, kejang
b) Gangguan hematologi berupa netropenia, trombositopia
c) Gangguan gastrointestinal berupa muntah serta peninggian
SGPTdan SGOT.(Rampengan,2008: 100).
2) Asiklovir = 9 (2 Hidroksi etoksi metal) Guanine
Asiklovir merupakan salah satu antivirus yang banyak
digunakan akhir-akhir ini. Asiklovir lebih baik dibandingkan dengan
vidarabin. Obat ini bekerja dengan menghambat polymerase DNA
virus Herpes dan mengakhiri replikasi virus. Obat ini dapat
mengurangi bertambahnya lesi pada kulit dan lamanya panas, bila
diberikan dalam 24 jam mulai timbulnya rash. (Rampengan,2008:
100).
Pada anak kecil yang tanpa komplikasi, penggunaan obat
inikurang bermanfaat dan tidak direkomendasikan secara rutin
sehingga Asiklovir lebih banyak digunakan pada penderita dengan
komplikasi ataupenderita dengan gangguan imunitas. Obat ini tidak
mengurangi rasa gatal pada kulit, komplikasi atau penularan

11
sekunder. Dosis: 5-10 mg/kg BB dibagi dalam 4-5 dosis/hari, dapat
diberikan secara oral atau iv/drip tiap 8 jam selama 5-7 hari. Dengan
dosis jangan melebihi 3200 mg/hari. Tersedia dalam bentuk kapsul
(200 mg/400 mg/800 mg), cairan (400 mg/5 mL), injeksi (500 mg/5
mL).Efek samping:Gangguan ginjal berupa renal insufisiensi,
2.

malaise dan gangguanpencernaan. (Rampengan,2008: 101).


Diet yang adekuat
a. Berikan makanan penuh dan jangan dibatasi
b. Kadang-kadang penderita mengalami anoreksia, sebaiknya
dimotivasi banyak minum untuk mempertahankan status hidrasi.
Cairan yang cukup sangat diperlukan bila penderita diberikan
Asiklovor, karena obat ini dapat berkristalisasi dalam tubulus
renalisbila penderita dalam keadaan dehidrasi. (Rampengan,2008:
101).

2.7

Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara

imunisasi pasif atau aktif.


1. Imunisasi aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksin varisela yang dilemahkan
(live,attenuated)

yang

berasal

dari

OKA

Strain

dengan

efek

imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi berkisar 71-100%


serta mungkin lebih lama. Dapat diberikan pada anak sehat ataupun
penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pasca kontak dapat
diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai
preventif atau mengurangi gejala penyakit. Dosis yang dianjurkan ialah
0,5 mL subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat
diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan
efek samping hanya berupa rash yang ringan. Efek samping biasanya
tidak ada, tetapi bila ada biasanya bersifat ringan. (Rampengan,2008:
102).
2. Imunisasi pasif
Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan
ZosterImun Plasma (ZIP). Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu
globulin-gama dengan titerantibody yang tinggi dan yang didapatkan dari
penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes zoster. Dosis Zoster

12
Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak
5mL dalam 72 jam setelah kontak.
a. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin ialah:
b. Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum
partus atau2 hari setelah melahirkan.
c. Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang
sebelumnya belum divaksinasi.
d. Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.
e. Penderita sedang mendapat pengobatan imuno supresan seperti
kortiko steroid. (Rampengan,2008: 101).

BAB 3
TINJAUAN KASUS

Klien Ny. F usia 28 tahun datang ke Poli Kulit Kelamin RSAL Dr.Ramelan
dengan keluhan utama terdapat gelembung-gelembung kecil kemerahan berisi air
di daerah leher, punggung, wajah dan lengan. Klien juga mengeluh badan terasa
panas, sakit kepala. Klien mengatakan malu saat keluar dari rumah sehingga klien
merasa terganggu dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 130/90 mmHg,
suhunya 38oC, nadinya 92x/menit, RR 21x/menit.

14

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES HANG TUAH SURABAYA

Nama mahasiswa : Adhetya, Adel,

Tgl/jam MRS : 16/03/15-08.00

Anggun, Akbar

No. RM : 34XXXX

Tgl/jam pengkajian : 16/03/15-08.00

Ruangan/kelas : Poli Kulit Kelamin

Diagnosa medis

No.kamar :

: varicella

I. IDENTITAS
1. Nama

: Ny.F

2. Umur

: 28 tahun

3. Jenis kelamin

: Perempuan

4. Status

: Menikah

5. Agama

: Islam

6. Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

7. Bahasa

: Jawa, Indonesia

8. Pendidikan

: SMA

9.

: Ibu rumah tangga

Pekerjaan

10. Alamat dan no. telp

: Surabaya, 0852-xxxx-xxxx

11. Penanggung jawab

: Tn. D

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
Kepala terasa pusing
2. Riwayat penyakit sekarang :
Klien Ny. F usia 28 tahun datang ke Poli Kulit Kelamin RSAL Dr.Ramelan
dengan keluhan utama terdapat gelembung-gelembung kecil kemerahan
berisi air di daerah leher, punggung, wajah dan lengan. Klien juga
mengeluh badan terasa panas, sakit kepala. Klien mengatakan malu saat
15

keluar dari rumah sehingga klien merasa terganggu dengan perubahan


yang terjadi pada dirinya. Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan
pusing saat bangun tidur dan berjalan. Skala nyerinya 4, nyerinya hilang
timbul. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil
tekanan darah 130/90 mmHg, suhunya 38oC, nadinya 92x/menit, RR
21x/menit.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Klien belum pernah mengalami penyakit serius apapun.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Anggota keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami penyakit serius
sebelumnya.
5. Susunan keluarga (genogram) :

Keterangan :
: meninggal

: meninggal

: laki laki

: perempuan

: tinggal serumah

: klien

6. Riwayat alergi :
Klien tidak mempunyai alergi obat atau makanan.

15

III. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan &
Sakitnya)
Klien yakin akan segera sembuh dan dapat beraktvitas sehari-hari.
2. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
Aktivitas

Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor :

SMRS
2
3

MRS
2
3

2 = dibantu orang lain

0 = mandiri

3 = dibantu orang lain & alat

1 = alat bantu

4 = tergantung/tidak mampu

Alat bantu :

() tidak

( ) kruk

( ) tongkat

( ) pispot disamping tempat tidur

( ) kursi roda

b. Kebersihan diri
Di rumah
Mandi

2 /hr

Gosok gigi

2 /hr

Keramas

2 /mgg

Potong kuku :

1 /mgg

c. Aktivitas sehari-hari
Klien membersihkan rumah dan menonton tv.
d. Rekreasi

Klien menonton tv setiap hari.


e. Olahraga : () tidak

( ) ya

3. Pola Istirahat Dan Tidur


Di rumah
Waktu tidur

Siang 13.00-15.00
Malam 22.00.-04.00
Jumlah jam tidur : 8jam
4. Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan
Di rumah
Frekuensi

: 3x/hari

Jenis

:Padat

Porsi

: 1 porsi

Pantangan : Tidak tahu


Makanan disukai : Bakso
b. Pola minum
Di rumah
Frekuensi

: 8x/hari

Jenis

: air mineral

Jumlah

: 2000cc

Pantangan

: Tidak tahu

Minuman disukai : Es teh

5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah
Frekuensi

:1x/hari

Konsistensi :Padat
Warna

:Coklat kekuningan

b. Buang air kecil


Di rumah
Frekuensi

:4x/hari

Konsistensi : Cair
Warna

:Kuning bening

6. Pola Kognitif Perseptual


Berbicara :

() normal

( ) gagap

Bahasa sehari-hari : () Indonesia

( ) bicara tak jelas

() Jawa

( ) lainnya

Kemampuan membaca : () bisa

( ) tidak

Tingkat ansietas:

( ) sedang

() ringan

) berat

( ) panik
Kemampuan interaksi : () sesuai

( ) tidak,

Vertigo

: () tidak

( ) ya

Nyeri

: ( ) tidak

() ya

Bila ya, P : Ketika bangun tidur dan berjalan


Q : Nyeri tumpul, seperti di tekan
R : Di kepala
S : Skala 4
T : Hilang timbul, 5 menit
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
7. Pola Konsep Diri
Klien mengatakan malu saat keluar dari rumah sehingga klien merasa
terganggu dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Masalah Keperawatan : Gangguan gambaran diri (citra diri)
8. Pola Koping
Tidak ada masalah.
9. Pola Seksual Reproduksi

Menstruasi terakhir : 1 Maret 2015


Masalah menstruasi : Tidak ada
Pap smear terakhir : Tidak terkaji
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan: ( ) ya

() tidak

Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : Tidak ada


10. Pola Peran Hubungan
Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Kualitas bekerja

: Baik

Hubungan dengan orang lain : Baik


Sistem pendukung : () pasangan

( ) tetangga/teman

( ) tidak ada

( ) lainnya,
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : Tidak ada
11. Pola Nilai Kepercayaan
Agama

: Islam

Pelaksanaan ibadah

: rutin

Pantangan agama

: () tidak ( ) ya,

Meminta kunjungan rohaniawan : () tidak

( ) ya

IV. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu: 38 C

lokasi : axilla

b. Nadi: 92 /menit

irama: Reguler
pulsasi : kuat

c. Tekanan darah : 130/90 mmHg

lokasi : brachialis

d. Frekuensi nafas : 21 /menit

irama : Reguler

e. Tinggi badan

: 155 cm

f. Berat badan

: SMRS 55 kg

Masalah Keperawatan : Hipertermi


2. Sistem Pernafasan (Breath)

MRS 55 kg

Irama pola napas

: () Reguler

( ) Irreguler

Jenis

: () Normal

( ) Kusmaul( ) Cepat dangkal

Suara napas

: () Vesikuler ( ) Bronkovesikuler
( ) Wheezing ( ) Stidor

Sesak napas

( ) Ronkhi

: () Tidak ada( ) Ada

Jika ada

( ) ada ketika aktivitas( ) ada ketika istirahat


( ) orthopnea

Alat bantu napas

: () Tidak ada( ) Ada

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)
Irama jantung : () Reguler
Nyeri dada

( ) Irreguler

: () Tidak ada( ) Ada

Bunyi jantung : () S1, S2 tunggal

( ) Murmur

CRT

: () <2detik

( ) >2detik

Akral

: () HKM

( ) Dingin

( ) Gallop

( ) Lembab

( ) Basah

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


4. Sistem Persarafan (Brain)
GCS

: (4) Eye

(5) Verbal

Refleks Fisiologis : () Patella

(6) Motorik

() Kremaster

() Trisep

() Cahaya : +/+

() Bisep
Refleks Patologis : ( ) Babinsky

( ) Brudzunky

( ) Kernig

Istirahat tidur : 8 jam/hari


Gangguan tidur : () Tidak ada ( ) Insomnia
Pupil

: () Isokor

Sklera konjungtiva

( ) Lain-lain

( ) Anisokor

: (-) Anemis

(-) Ikterus

Gangguan penglihatan : ( ) Ya

() Tidak

Gangguan pendengaran : () Ya

( ) Tidak

Gangguan penciuman : () Ya

( ) Tidak

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

5. Sistem Perkemihan (Bladder)


Kebersihan

: () Bersih

( ) Kotor

Jumlah urine : 1500 cc/hari


Alat bantu

: ( ) Kateter ( ) Pispot

() Tidak ada

Kandung kemih : ( ) Membesar

( ) Nyeri tekan

() Normal

Gangguan miksi : ( ) Anuria

( ) Disuria

( ) Hematuria

( ) Inkontinensia ( ) Retensi

( ) Nokturia

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


6. Sistem Pencernaan (Bowel)
Nafsu makan : () Baik
Frekuensi

: 3 kali/hari

Porsi

: () Habis

Minum

: 2000 cc/hari

( ) Menurun
( ) Tidak

Mulut dan Tenggorokan


Mulut

: () Bersih

() Kotor

Mukosa

: () Lembab ( ) Kering

() Stomatitis

Abdomen
Perut

: ( ) Tegang ( ) Kembung ( ) Acites( ) Nyeri tekan

Peristaltik

: 15 kali/menit

Pembesaran Hepar : ( ) Ya () Tidak


Pembesaran Lien : ( ) Ya
BAB

() Tidak

: 1 kali/hari

() Teratur

( ) Tidak

Konsistensi : Padat Warna: Kuning kecoklatan


Bau : Khas
Hematesesis : ( ) Ada
Melena : ( ) Ada

() Tidak

() Tidak

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah kepeawatan


7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi : () Bebas
Kekuatan otot :

( ) Terbatas

55555

55555

55555

55555

8. Sistem Integumen
Turgor

: ( ) Baik

() Sedang

( ) Jelek

Edema

: () Ada

( ) Tidak ada

Warna kulit

: ( ) Ikterus

( ) Sianotik

( ) Hiperpigmentasi

( ) Pucat

( ) Bersisik

() Kemerahan

( ) Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Sistem Penginderaan
Mata : Normal
Hidung: Normal
Telinga: Normal
10. Endokrin
Pembesaran tyroid

: () Ya

( ) Tidak

Hiperglikemia

: ( ) Ya

() Tidak

Hipoglikemia

: ( ) Ya

() Tidak

Luka gangren

: ( ) Ada

() Tidak ada

11. Sistem Reproduksi dan Genetalia


Tidak ada masalah apapun
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum melakukan pemeriksaan apapun namun sudah dijadwalkan akan
melakukan pemeriksaan darah.

VI. TERAPI
Pemberian Kalamin lotion atau bedak salisil 1% di daerah leher, wajah,
punggung dan lengan.

Surabaya, 16 Maret 2015


Mahasiswa

(...............................)

ANALISA DATA
Nama

: Ny.F

Kelamin

: Perempuan

Umur

: 28thn

No
1
DS :

Ruangan/Kamar

No. RM

: 34XXXX

Data (Sympton)

Penyebab
Respon inflamasi

- Pasien mengatakan kepala terasa


pusing dan nyeri kepala.
P: ketika bangun tidur, berjalan.

local sekunder dari

Q: nyeri tumpul seperti ditekan.

Poli

Kulit

Masalah
Nyeri Akut

kerusakan saraf
perifer kulit.

R: di kepala.
S: skala 4.
T: hilang timbul selama 5 menit.
- TTV : TD 130/80, S 38, RR 21,
N 84.
DO :
- Wajah
pasien
menyeringai.
2

tampak

DS :
- pasien mengatakan badannya terasa

Respon inflamasi

Hipertermi

sistemik.

panas sekali.
DO :
- TTV : TD 130/80, S 38, RR 21,
N 84.
- Warna kulit pasien tampak
3

memerah.
DS :
- Klien mengatakan malu saat keluar
dari rumah sehingga klien merasa
terganggu dengan perubahan yang
terjadi pada dirinya.

DO :

Perubahan struktur

Gangguan

kulit.

gambaran diri
(citra diri)

- Terdapat gelembung kecil berisi air


berwarna kemerahan dari daerah
leher, wajah, punggung, dan lengan.

3.2

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


No
1.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kritia Hasil

Intervensi

Nyeri b.d respon inflamasi Tujuan:


local saraf perifer kulit.

Dalam

1) Kaji
waktu

jam

nyeri

berkurang/hilang atau teradaptasi.


Kriteria hasil:

nyeri

dengan 1) Menjadi

subjektif

melaporkan

parameter

dasar

pendekatan PQRST.

untuk

mengetahui

sejauh

P: ketika bangun tidur,

mana

intervensi

yang

berjalan.

1. Secara

diperlukan

Q: nyeri tumpul seperti

nyeri

ditekan.

berkurang

atau

dapat

R: di kepala.

diadaptasi.

Skala

nyeri

S: skala 4.

0-1.
2. Dapat

Rasional

dan

sebagai

evaluasi keberhasilan dari


intervensi manajemen nyeri
keperawatan.

T: hilang timbul selama


mengidentifikasi

aktivitas

yang

meningkatkan

atau

menurunkan nyeri.
3. Wajah
pasien

tidak

menyeringai.

2) Pendekatan parameter dasar

5menit.
2) Jelaskan

dan

bantu

pasien dengan tindakan


pereda
nonfarmakologi
non-invasif.

nyeri
dan

untuk mengetahui relaksasi


dan nonfarmakologi lainnya
telah

menunjukkan

keefektifan

dalam

mengurangi nyeri.
3) a).Posisi

fisiologis

akan

meningkatkan asupan O2 ke

3) Lakukan

manajemen

nyeri keperawatan:
a) Atur

posisi

fisiologis.
b) Istirahatkan pasien

jaringan yang mengalami


iskemia.
b).Istirahat

akan

menurunkan kebutuhan O2
jaringan perifer dan akan
meningkatkan suplai darah
pada

4) Ajarkan
distraksi

teknik
pada

saat

jaringan

mengalami peradangan.
4) Distraksi
(pengalihan
perhatian)

dapat

menurunkan

nyeri.

yang

stimulus

internal dengan mekanisme


peningkatan

produksi

endorfin dan enkefalin yang

5) Lakukan

manajemen

sentuhan: masase
2.

Hipertermi

b.d.

respons

dapat

memblok

reseptor

nyeri

untuk

tidak

ke

korteks

dikirimkan
serebri

sehingga

menurunkan persepsi nyeri.


5) Manajemen sentuhan pada

inflamasi sistemik

saat nyeri berupa sentuhan


dukungan psikologis dapat
membantu

menurunkan

nyeri. Masase ringan dapat


Tujuan:
Dalam waktu 3 jam perawatan
suhu tubuh menurun.

6) Kolaborasi

dengan

dokter

dalam

pemberian analgetik.

Kriteria hasil:
1. Suhu tubuh normal 36o

37 C.
2. Warna kulit pasien tidak

1) Monitor

suhu

tubuh

pasien.

meningkatkan aliran darah


dan

otomatis

suplai daran dan oksigen ke


area nyeri dan menurunkan
sensasi nyeri.
6) Analgetik akan memblok
lintasan

tampak kemerahan.

membantu

nyeri

sehingga

nyeri akan berkurang.


1) Peningkatan
yang
pasien

suhu

berkelanjutan
varisela

memberikan
2) Beri kompres hangat di
kepala.

tubuh
pada
akan

komplikasi

pada kondisi penyakit yang


lebih

parah

(seperti

ensefalitis pascavarisela dan

pneumonia
3) Pertahankan
3.

Gangguan konsep diri (citra


diri)

b.d.

asupan

cairan minimal 2.500ml

perubahan

sehari.

efek

sekunder

peningkatan
dehidrasi

pemberian

analgetik-antipiretik.
Tujuan:

dari

hipertermi.
2) Memberikan respons hangat
pada pusat pengatur panas

hidrasi tubuh, juga akan

Kriteria hasil:

1) Kaji perubahan dari

1. Mampu menyatakan atau


mengkomunikasikan
orang
situasi

gangguan persepsi dan


hubungan

terdekat
dan

perubahan yang sedang


terjadi
2. Mampu

akibat

dan

besar.
3) Selain sebagai pemenuhan

pasien meningkat

tentang

umum

dan pada pembuluh darah

Dalam waktu 3 jam citra diri

dengan

dari
tingkat

metabolisme

struktur tubuh

4) Kolaborasi

pascavarisela)

derajat

penerimaan diri terhadap

pengeluaran

panas tubuh melalui system


perkemihan,

maka

panas

tubuh juga dapat keluar

ketidakmampuan.
2) Identifikasi arti dari
kehilangan

menyatakan

dengan

meningkatkan

atau

disfungsi pada pasien.

melalui urine.
4) Analgetik diperlukan untuk
penurunan

respons

nyeri.

Antipiretik diperlukan untuk

situasi

menurunkan

panas

tubuh

dan memberikan perasaan


nyaman pada pasien.
1) Menentukan
3) Anjurkan

orang

terdekat

untuk

mengizinkan

pasien

melakukan

hal-hal

sebanyak-banyaknya
untuk dirinya.
4) Dukung perilaku atau
usaha

seperti

bantuan

individual dalam menyusun


rencana

perawatan

atau

pemilihan intervensi.
2) Beberapa

pasien

dapat

menerima

secara

efektif

kondisi

perubahan fungsi

yang dialaminya, sedangkan

peningkatan minat atau

yang

partisipasi

kesulitan dalam menerima

dalam

aktivitas rehabilitasi.
5) Monitor
gangguan
tidur

peningkatan

kesulitan

konsentrasi,

lateragi,
withdrawl.

lain

perubahan
dialaminya
memberikan

mempunyai
fungsi

yang

sehingga
dampak pada

kondisi koping maladaptif.


dan 3) Menghidupkan
kembali
perasaan kemandirian dan

5)

membantu

perkembangan

diri,

mempengaruhi

serta

proses rehabilitasi.
4) Pasien

dapat

terhadap
pengertian

beradaptasi

perubahan

dann

tentang

peran

individu masa mendatang.


5) Dapat
terjadinya

mengindikasikan
depresi

yang

umumnya terjadi di mana


keadaan

ini

memerlukan

intervensi dan evaluasi lebih


lanjut.

35

3.3 Implementasi
1. Nyeri b.d respon inflamasi local saraf perifer kulit
a. Mengkaji nyeri dengan pendekatan PQRST.
P: ketika bangun tidur, berjalan.
Q: nyeri tumpul seperti ditekan.
R: di kepala.
S: skala 4.
T: hilang timbul selama 5menit.
b. Menjelaskan dan membantu pasien dengan tindakan pereda nyeri
non-farmakologi dan non-invasif.
c. Mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
d. Melakukan manajemen sentuhan.
2. Hipertermi b.d. respons inflamasi sistemik
a. Memberikan kompres hangat di kepala.
b. Mempertahankan asupan cairan minimal 2.500ml sehari.
c. Memberikanan algetik-antipiretik.
3. Gangguan konsep diri (citra diri) b.d. perubahan struktur tubuh.
a. Mengkaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan
derajat ketidakmampuan.
b. Mengidentifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada pasien.
c. Menganjurkan orang terdekat untuk mengizinkan pasien
melakukan hal-hal sebanyak-banyaknya untuk dirinya.

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Ardhi, Mochtar Hamzah dan Siti Aisah.2007.Ilmu penyakit kulit dan
kelamin, Ed.5 Jakarta :FKUI
Mandal, Wilkins, Dunbar, Mayor-White.2008.Lecture Notes : Penyakit Infeksi
Ed.6 Jakarta : Erlangga.
Soedarto.1996.Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia.Jakarta : Widya Medika.
Mandal B.K, dkk. 2008. Lecture Notes Penyakit Infeksi, edisi ke-6. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Rampengan.2007.Penyakit Infeksi Tropical Pada Anak.Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif dan kumala sari.2011.Asuahan Kepearwatan Gangguan Sistem
Integumen.Jakarta : Salemba Medika.

Вам также может понравиться

  • SAP CA. Mammae
    SAP CA. Mammae
    Документ11 страниц
    SAP CA. Mammae
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • 1.teori Nightingle
    1.teori Nightingle
    Документ4 страницы
    1.teori Nightingle
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • TELENURSING
    TELENURSING
    Документ12 страниц
    TELENURSING
    Surya Salada
    100% (1)
  • Keperawatan Sistem Perkemihan Ii Program Studi S1 - Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya
    Keperawatan Sistem Perkemihan Ii Program Studi S1 - Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya
    Документ8 страниц
    Keperawatan Sistem Perkemihan Ii Program Studi S1 - Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • SAP CA Kandung Kemih
    SAP CA Kandung Kemih
    Документ8 страниц
    SAP CA Kandung Kemih
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Woc 2
    Woc 2
    Документ2 страницы
    Woc 2
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Panduan Penyusunan Skripsi
    Panduan Penyusunan Skripsi
    Документ74 страницы
    Panduan Penyusunan Skripsi
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Pengaruh Jus Mentimun Hipertensi
    Pengaruh Jus Mentimun Hipertensi
    Документ6 страниц
    Pengaruh Jus Mentimun Hipertensi
    Purna Cliquer's
    100% (1)
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ2 страницы
    Bab 1
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Img 20150916 0002
    Img 20150916 0002
    Документ1 страница
    Img 20150916 0002
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Документ3 страницы
    Daftar Hadir
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Kel. 9 Konsep Map Sol
    Kel. 9 Konsep Map Sol
    Документ2 страницы
    Kel. 9 Konsep Map Sol
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Woc 2
    Woc 2
    Документ2 страницы
    Woc 2
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Kel. 9 Konsep Map Sol
    Kel. 9 Konsep Map Sol
    Документ2 страницы
    Kel. 9 Konsep Map Sol
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Kel. 3 Konsep Map Sah
    Kel. 3 Konsep Map Sah
    Документ1 страница
    Kel. 3 Konsep Map Sah
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Tinea
    Tinea
    Документ28 страниц
    Tinea
    Avifatul Latifah
    100% (1)
  • Kel. 6 Konsep MAP Cidera Kepala HNP
    Kel. 6 Konsep MAP Cidera Kepala HNP
    Документ2 страницы
    Kel. 6 Konsep MAP Cidera Kepala HNP
    Avifatul Latifah
    100% (1)
  • BASALIOMA
    BASALIOMA
    Документ52 страницы
    BASALIOMA
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • KONSEP SKABIES
    KONSEP SKABIES
    Документ20 страниц
    KONSEP SKABIES
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Steven Johnson
    Steven Johnson
    Документ33 страницы
    Steven Johnson
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Kontak
    Dermatitis Kontak
    Документ20 страниц
    Dermatitis Kontak
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Sap Hipertansi Gerontk Buk Kiki Yeni
    Sap Hipertansi Gerontk Buk Kiki Yeni
    Документ8 страниц
    Sap Hipertansi Gerontk Buk Kiki Yeni
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • BASALIOMA
    BASALIOMA
    Документ52 страницы
    BASALIOMA
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Kontak
    Dermatitis Kontak
    Документ20 страниц
    Dermatitis Kontak
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Proses Menua
    Proses Menua
    Документ37 страниц
    Proses Menua
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Skuamosa 2 Fixxx
    Pengkajian Skuamosa 2 Fixxx
    Документ26 страниц
    Pengkajian Skuamosa 2 Fixxx
    YulianaAfidah
    Оценок пока нет
  • FRAKTUR LUMBALIS
    FRAKTUR LUMBALIS
    Документ24 страницы
    FRAKTUR LUMBALIS
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет
  • Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
    Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
    Документ6 страниц
    Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
    Avifatul Latifah
    Оценок пока нет