Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun olehkelompok 1 :
1.
2.
3.
4.
Adelita Ratu F. V.
Adhetya Ayu Pratiwi
Agita Anggun M.
Akbar Dwi G.
(121.0001)
(121.0003)
(121.0005)
(121.0007)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Varisella.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makah ini berkat bantuan
dan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis meyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Bapak, Dedy Irawandi S.Kep. Ns. selaku dosen pengajar mata kuliah
Integumen II
2. Rekan-rekan semua di kelas S1-3A Stikes Hang Tuah Surabaya
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah kelompok kami ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah. Amin ya RobbalAlamin.
Surabaya, 18 Maret 2015
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................2
1.4 Manfaat Masalah .....................................................................................2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1
Definisi..................................................................................................3
2.2
Etiologi..................................................................................................4
2.3
Manifestasi Klinis.................................................................................4
2.4
Patofisiologi..........................................................................................7
2.7
Komplikasi............................................................................................8
2.8
Pengobatan............................................................................................10
2.9
Pencegahan...........................................................................................12
Pengkajian.............................................................................................15
3.2
3.3
Implementasi.........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Varicela, yang biasa dikenal di Amerika Serikat sebagai cacar air,
2
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien varisela?
1.3
1.3.1
Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui secara global tentang varisella berserta asuhan keperawatanya
Tujuan Khusus
Mengetahui konsep dasar varisela
Mengetahui epidemiologivarisela
Mengetahuietiologi varisela
Mengetahui gejala klinisvarisela
Mengetahuipatofisiologi varisela
Mengetahui tanda dan gejalavarisela
Mengetahui pathogenesis varisela
Mengetahuikomplikasivarisela
Mengetahui cara pengobatan varisela
Mengetahuidiagnosisvarisela
Mengetahui diagnosis banding varisela
Mengetahui Asuhan keperawatan varisela
1.4
Manfaat
Setelah membaca makalah tentang varicella ini diharapkan
dapatmemberikan manfaat :
1. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi, etiologi,
manifestasiklinis, patofisiologis, pemeriksaan penunjang,
2.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
virus varisella zoester yang menyerang kulit dan mukosa dengan kelainan
berbentuk vesikula yang tersebar infeksi ini terutama menyerang anak-anak dan
bersifat mudah menular. (Muttaqin dan kumala sari, 2011 : 40)
Cacar adalah infeksi virus yang terdapat di seluruh dunia, dengan
kecenderungan untuk menyebar sebagai epidemi, tetapi terutama dijumpai di
daerah tropis dan subtropis.Pada saat ini penyakit cacar sudah dapat diberantas
dan dunia dinyatakan bebas dari cacar. (soedarto.1996 : 20).
Varisella (cacar air, chicken pox) merupakan infeksi akut primer oleh
varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Djuanda, adhi, 2007 : 115).
Virus yang menyebabkan varisela adalah virus DNA. Saat penyakit ini
aktif, akan sangat menular. Masa inkubasinya 14 21 hari. Infeksi biasanya
timbul pada anak-anak usia sekolah, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang
dewasa muda. Varisela ditandai oleh malaise dan demam, yang diikuti oleh erupsi
multiple makula eritematosa kecil, papula dan vesikel.(Price, Sylvia Andreson,
2005 : 1447).
Vesikel-vesikel akan menjadi purulen, berkrusta dan sembuh spontan
biasanya dalam waktu satu minggu. Lesi terdapat dalam berbagai stadium, dan ini
merupakan ciri khas varisela.Lesi mula-mula timbul di tubuh dan wajah dan
kemudian menyebar ke perifer menuju ekstremitas.Orang dewasa dapat menderita
pneumonitis
atau
ensefalitis
varisela.Pada
anak-anak
yang
mengalami
2.2
Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk
kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut
Capsid, terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S)
dan rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat molekl 100 juta
yang disusun dari 162 capsomir dan sangat infeksius. (Rampengan, 2007:91)
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalan cairan vesikel
dandalam darah penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan dalam media yang
terdiri dari Fibroblast paru embrio manusia.Varicella Zoster Virus (VZV) dapat
menyebabkan Varicella dan HerpesZoster. Kontak pertama dengan penyakit ini
akan menyebabkan Varicella,sedangkan bila terjadi serangan kembali, yang akan
muncul adalah Herpes Zoster, sehingga Varicella sering disebut sebagai infeksi
primer virus ini. (Rampengan, 2007:91)
Virus varisela-zoster.Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa
infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
menyebabkan herpes zoster. (Djuanda, adhi, 2007 : 115).
Virus cacar termasuk kelompok kecil, terdapat dalam 2 bentuk yaitu
bentuk yang ganas (variola major) dan bentuk yang kurang ganas (variola
minor).Terdapat juga jenis yang ketiga, yaitu vaccina yang tidak patogen untuk
manusia dan digunakan untuk menginfeksi sapi dalam usaha mendapatkan vaksin
terhadap cacar.(Soedarto.1996 : 20).
2.3
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi Varicella bervariasi antara 10-21 hari, rata-rata 10-14
5
bilamana panas tubuh menetap perlu dicurigai adanya komplikasi atau
gangguan imunitas. (Rampengan,2008: 94)
Periode prodromal: biasanya tidak ada pada anak-anak, namun orang
dewasa dapat mengalami demam dan malaise selama 1-2 hari.
2. Stadium Erupsi:
Dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalambeberapa jam)
berubah menjadi macula kecil, kemudian papula yang kemerahan lalu
menjadi vesikel. Vesikel ini biasannya kecil, berisi cairan jernih, tidak
umbilicated dengan dasar eritematous, mudah pecah serta mongering
membentuk krusta, bentuk ini sangat khas dan lebih dikenal sebagai
tetesan embun/air mata. (Rampengan,2008: 94).
Lesi kulit mulai nampak di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke bagian perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan
penyakit ini akan didapatkan tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula,
vesikel, krusta dalam waktu yang bersamaan, dimana keadaan ini disebut
polimorf. Jumlah lesi pada kulit dapat 250-500, namun kadang-kadang dapat
hanya 10 bahkan lebih sampai 1500. Lesi baru tetap timbul selama 3-5 hari, lesi
sering menjadi bentuk krusta pada hari ke-6 (hari ke-2 sampai ke-12) dan sembuh
lengkap pada hari ke-16 (hari ke-7 sampai ke-34). (Rampengan,2008: 95).
Erupsi kelamaan atau terlambatnya berubah menjadi krusta dan
penyembuhan, biasanya dijumpai pada penderita dengan gangguan imunitas
seluler. Bila terjadi infeksi sekunder, sekitar lesi akan tampak kemerahan dan
bengkak serta cairan vesikel yang jernih berubah menjadi pus disertai
limfadenopati umum. Vesikel tidak hanya terdapat pada kulit, melainkan juga
terdapat pada mukosa mulut, mata, dan faring. (Rampengan,2008: 95).
Pada penderita varicella yang disertai dengan difisiensi imunitas (imun
defisiensi) sering menimbulkan gambaran klinik yang khas berupa perdarahan,
bersifat progresif dan menyebar menjadi infeksi sistemik. Demikian pula pada
penderita yang sedang mendapat imunosupresif. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya limfopenia. (Rampengan,2008: 95).
Pada ibu hamil yang menderita varicella dapat menimbulkan beberapa
masalah pada bayi yang akan dilahirkan dan bergantung pada masa kehamilan
ibu, antara lain:
1. Varisela neonatal
6
Varisela neonatal dapat merupakan penyakit serius, hal ini
bergantung pada saat ibu kena varisela dan persalinan.Bila ibu hamil
terinfeksi varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah partus, berarti
bayi tersebut terinfeksi saat viremia kedua dari ibu, bayi terinfeksi
transplasental, tetapi tidak memperoleh kekebalandari ibu karena belum
cukupnya waktu ibu untuk memproduksi antibody. Pada keadaan ini,
bayi yang dilahirkan akan mengalami varisela berat dan menyebar. Perlu
diberikan profilaksis ataupengobatan dengan varicella-zoster immune
globulin (VZIG) dan asiklovir. Bila tidak diobati dengan adekuat, angka
kematian sebesar30%.Penyebab kematian utama akibat pneumonia berat
dan hepatitisfulminan. (Rampengan,2008: 95).
Bila ibu terinfeksi varisela lebih dari 5 hari antepartum, sehingga ibu
mempunyai waktu yang cukup untuk memproduksi antibody dan dapat
diteruskan kepada bayi. Bayi cukup bulan akan menderita varisela ringan
karena pelemahan oleh antibody transplasental dari ibu. Pengobatan
dengan VZIG tidak perlu, tetapi asiklovir dapat dipertimbangkan
pemakaiannya, bergantung pada keadaan bayi. (Rampengan,2008: 95).
2. Sindrom varisela congenital
Varisela congenital dijumpai pada bayi dengan ibu yang menderita
varisela pada umur kehamilan trimester I atau II dengan insidens 2%.
Manisfestasi klinik dapat berupa retardasi pertumbuhan intrauterine,
mikrosefali, atrofi kortikalis, hipoplasia ekstremitas, mikroftalmin,
katarak, korioretinitis dan scarring pada kulit. Beratnya gejala pada bayi
tidak berhubungan dengan beratnya penyakit pada ibu. Ibu hamil dengan
zoster tidak berhubungan dengan kelainan pada bayi. (Rampengan,2008:
96).
3.
Zoster infantile
Penyakit ini sering muncul dalam umur bayi satu tahun pertama, hal
Patofisiologi
7
Setelah terjadi kontak dengan orang lain yang menderita varisela, maka
akan terjadi respon imun dengan peningkatan suhu tubuh. Setelah stadium
prodromal timbul banyak makula/ papula cepat berubah menjadi vesicular.
Selama beberapa hari akan timbul vesikula baru sehingga umur dari lesi tidak
sama. Kulit sekitar lesi berwarna eritematus. (Muttaqin dan kumala sari, 2011 :
40)
Adanya respon inflamasi lokal memberikan adanya keluhan nyeri,
kerusakan integritas jaringan dan gatal-gatal. Respon psikologi pada kondisi ini
adalah kecemasan dan gangguan konsep diri. (Muttaqin dan kumala sari, 2011 :
40)
MK : Kerusakan
sistemik
Integritas jaringan
Kerusakan
Suhu tubuh
saraf perifer
meningkat
Gatal-gatal
Respon Psikologis
Kondisi kerusakan
jaringan kulit
MK: Gangguan
MK :
NyeriAkut
MK :
Hipertermi
Istirahat dan
MK:
tidur
Kecemasan
gangguan
gambaran diri
2.5
Komplikasi
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada
orang dewasa.
1. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok
danmenyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit
kebanyakan pada kelompok umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 510% anak. Adanya infeksi sekunder bila manifestasi sistemik tidak
menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan memburuk (Rampengan,2008:
98).
2. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas.
Acute postinfectious cerebellar ataxia merupakan komplikasi pada otak
yang paling ditemukan (1:4000 kasus varisela).Ataxia timbul tiba-tiba
biasanya pada 2-3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2
bulan.Klinis mulai dari yang ringan sampai berat, sedang sensorium tetap
normal walaupun ataxia berat. Prognosis keadaan ini baik, walaupun
beberapa
anak
dapat
mengalami
(Rampengan,2008: 98)
Ensefalitis dijumpai
dari
inkoordinasi
1000
atau
kasus
dysarthria.
varisela
dan
9
sampai hari ke-8 setelah timbulnya rash. Biasanya bersifat fatal.
(Rampengan,2008: 98)
3. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan,
neonatus, imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang
bayi 13 hari dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur
30 hari. Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi,
batuk, sesak napas, takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hemoptoe.
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran nodular yang radioopak pada kedua paru. (Rampengan,2008: 98)
4. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala sebagai berikut,
yaitu nausea dan vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan SPGT dan SGOT serta ammonia.
(Rampengan,2008: 99)
5. Hepatitis
Dapat terjadi tetapi jarang.
6. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis.
Penderita perlu dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejalagejalaberikut:
a. Varisela yang progesif atau berat
b. Komplikasi yang dapat mengancam jiwa seperti pneumonia,
c.
ensefalitis
Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup
Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan
d.
e.
f.
sebelum
melahirkan
(Rampengan,2008: 99).
atau
hari
setelah
melahirkan.
10
2.6
1.
Pengobatan
Farmakologi:
a. Obat topical
Pengobatan local dapat diberikan Kalamin lotion atau bedak
salisil1%.
b. Antipiretik/analgetik
Biasanya dipakai aspirin, asetaminofen, ibuprofen.
c.
Antihistamin
Golongan
antihistamin
yang
dapat
digunakan,
11
sekunder. Dosis: 5-10 mg/kg BB dibagi dalam 4-5 dosis/hari, dapat
diberikan secara oral atau iv/drip tiap 8 jam selama 5-7 hari. Dengan
dosis jangan melebihi 3200 mg/hari. Tersedia dalam bentuk kapsul
(200 mg/400 mg/800 mg), cairan (400 mg/5 mL), injeksi (500 mg/5
mL).Efek samping:Gangguan ginjal berupa renal insufisiensi,
2.
2.7
Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara
yang
berasal
dari
OKA
Strain
dengan
efek
12
Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak
5mL dalam 72 jam setelah kontak.
a. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin ialah:
b. Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum
partus atau2 hari setelah melahirkan.
c. Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang
sebelumnya belum divaksinasi.
d. Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.
e. Penderita sedang mendapat pengobatan imuno supresan seperti
kortiko steroid. (Rampengan,2008: 101).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Klien Ny. F usia 28 tahun datang ke Poli Kulit Kelamin RSAL Dr.Ramelan
dengan keluhan utama terdapat gelembung-gelembung kecil kemerahan berisi air
di daerah leher, punggung, wajah dan lengan. Klien juga mengeluh badan terasa
panas, sakit kepala. Klien mengatakan malu saat keluar dari rumah sehingga klien
merasa terganggu dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 130/90 mmHg,
suhunya 38oC, nadinya 92x/menit, RR 21x/menit.
14
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES HANG TUAH SURABAYA
Anggun, Akbar
No. RM : 34XXXX
Diagnosa medis
No.kamar :
: varicella
I. IDENTITAS
1. Nama
: Ny.F
2. Umur
: 28 tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Status
: Menikah
5. Agama
: Islam
6. Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
7. Bahasa
: Jawa, Indonesia
8. Pendidikan
: SMA
9.
Pekerjaan
: Surabaya, 0852-xxxx-xxxx
: Tn. D
Keterangan :
: meninggal
: meninggal
: laki laki
: perempuan
: tinggal serumah
: klien
6. Riwayat alergi :
Klien tidak mempunyai alergi obat atau makanan.
15
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor :
SMRS
2
3
MRS
2
3
0 = mandiri
1 = alat bantu
4 = tergantung/tidak mampu
Alat bantu :
() tidak
( ) kruk
( ) tongkat
( ) kursi roda
b. Kebersihan diri
Di rumah
Mandi
2 /hr
Gosok gigi
2 /hr
Keramas
2 /mgg
Potong kuku :
1 /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
Klien membersihkan rumah dan menonton tv.
d. Rekreasi
( ) ya
Siang 13.00-15.00
Malam 22.00.-04.00
Jumlah jam tidur : 8jam
4. Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan
Di rumah
Frekuensi
: 3x/hari
Jenis
:Padat
Porsi
: 1 porsi
: 8x/hari
Jenis
: air mineral
Jumlah
: 2000cc
Pantangan
: Tidak tahu
5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah
Frekuensi
:1x/hari
Konsistensi :Padat
Warna
:Coklat kekuningan
:4x/hari
Konsistensi : Cair
Warna
:Kuning bening
() normal
( ) gagap
() Jawa
( ) lainnya
( ) tidak
Tingkat ansietas:
( ) sedang
() ringan
) berat
( ) panik
Kemampuan interaksi : () sesuai
( ) tidak,
Vertigo
: () tidak
( ) ya
Nyeri
: ( ) tidak
() ya
() tidak
Kualitas bekerja
: Baik
( ) tetangga/teman
( ) tidak ada
( ) lainnya,
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : Tidak ada
11. Pola Nilai Kepercayaan
Agama
: Islam
Pelaksanaan ibadah
: rutin
Pantangan agama
: () tidak ( ) ya,
( ) ya
lokasi : axilla
b. Nadi: 92 /menit
irama: Reguler
pulsasi : kuat
lokasi : brachialis
irama : Reguler
e. Tinggi badan
: 155 cm
f. Berat badan
: SMRS 55 kg
MRS 55 kg
: () Reguler
( ) Irreguler
Jenis
: () Normal
Suara napas
: () Vesikuler ( ) Bronkovesikuler
( ) Wheezing ( ) Stidor
Sesak napas
( ) Ronkhi
Jika ada
( ) Irreguler
( ) Murmur
CRT
: () <2detik
( ) >2detik
Akral
: () HKM
( ) Dingin
( ) Gallop
( ) Lembab
( ) Basah
: (4) Eye
(5) Verbal
(6) Motorik
() Kremaster
() Trisep
() Cahaya : +/+
() Bisep
Refleks Patologis : ( ) Babinsky
( ) Brudzunky
( ) Kernig
: () Isokor
Sklera konjungtiva
( ) Lain-lain
( ) Anisokor
: (-) Anemis
(-) Ikterus
Gangguan penglihatan : ( ) Ya
() Tidak
Gangguan pendengaran : () Ya
( ) Tidak
Gangguan penciuman : () Ya
( ) Tidak
: () Bersih
( ) Kotor
: ( ) Kateter ( ) Pispot
() Tidak ada
( ) Nyeri tekan
() Normal
( ) Disuria
( ) Hematuria
( ) Inkontinensia ( ) Retensi
( ) Nokturia
: 3 kali/hari
Porsi
: () Habis
Minum
: 2000 cc/hari
( ) Menurun
( ) Tidak
: () Bersih
() Kotor
Mukosa
: () Lembab ( ) Kering
() Stomatitis
Abdomen
Perut
Peristaltik
: 15 kali/menit
() Tidak
: 1 kali/hari
() Teratur
( ) Tidak
() Tidak
() Tidak
( ) Terbatas
55555
55555
55555
55555
8. Sistem Integumen
Turgor
: ( ) Baik
() Sedang
( ) Jelek
Edema
: () Ada
( ) Tidak ada
Warna kulit
: ( ) Ikterus
( ) Sianotik
( ) Hiperpigmentasi
( ) Pucat
( ) Bersisik
() Kemerahan
( ) Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Sistem Penginderaan
Mata : Normal
Hidung: Normal
Telinga: Normal
10. Endokrin
Pembesaran tyroid
: () Ya
( ) Tidak
Hiperglikemia
: ( ) Ya
() Tidak
Hipoglikemia
: ( ) Ya
() Tidak
Luka gangren
: ( ) Ada
() Tidak ada
VI. TERAPI
Pemberian Kalamin lotion atau bedak salisil 1% di daerah leher, wajah,
punggung dan lengan.
(...............................)
ANALISA DATA
Nama
: Ny.F
Kelamin
: Perempuan
Umur
: 28thn
No
1
DS :
Ruangan/Kamar
No. RM
: 34XXXX
Data (Sympton)
Penyebab
Respon inflamasi
Poli
Kulit
Masalah
Nyeri Akut
kerusakan saraf
perifer kulit.
R: di kepala.
S: skala 4.
T: hilang timbul selama 5 menit.
- TTV : TD 130/80, S 38, RR 21,
N 84.
DO :
- Wajah
pasien
menyeringai.
2
tampak
DS :
- pasien mengatakan badannya terasa
Respon inflamasi
Hipertermi
sistemik.
panas sekali.
DO :
- TTV : TD 130/80, S 38, RR 21,
N 84.
- Warna kulit pasien tampak
3
memerah.
DS :
- Klien mengatakan malu saat keluar
dari rumah sehingga klien merasa
terganggu dengan perubahan yang
terjadi pada dirinya.
DO :
Perubahan struktur
Gangguan
kulit.
gambaran diri
(citra diri)
3.2
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Dalam
1) Kaji
waktu
jam
nyeri
nyeri
dengan 1) Menjadi
subjektif
melaporkan
parameter
dasar
pendekatan PQRST.
untuk
mengetahui
sejauh
mana
intervensi
yang
berjalan.
1. Secara
diperlukan
nyeri
ditekan.
berkurang
atau
dapat
R: di kepala.
diadaptasi.
Skala
nyeri
S: skala 4.
0-1.
2. Dapat
Rasional
dan
sebagai
aktivitas
yang
meningkatkan
atau
menurunkan nyeri.
3. Wajah
pasien
tidak
menyeringai.
5menit.
2) Jelaskan
dan
bantu
nyeri
dan
menunjukkan
keefektifan
dalam
mengurangi nyeri.
3) a).Posisi
fisiologis
akan
meningkatkan asupan O2 ke
3) Lakukan
manajemen
nyeri keperawatan:
a) Atur
posisi
fisiologis.
b) Istirahatkan pasien
akan
menurunkan kebutuhan O2
jaringan perifer dan akan
meningkatkan suplai darah
pada
4) Ajarkan
distraksi
teknik
pada
saat
jaringan
mengalami peradangan.
4) Distraksi
(pengalihan
perhatian)
dapat
menurunkan
nyeri.
yang
stimulus
produksi
5) Lakukan
manajemen
sentuhan: masase
2.
Hipertermi
b.d.
respons
dapat
memblok
reseptor
nyeri
untuk
tidak
ke
korteks
dikirimkan
serebri
sehingga
inflamasi sistemik
menurunkan
6) Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian analgetik.
Kriteria hasil:
1. Suhu tubuh normal 36o
37 C.
2. Warna kulit pasien tidak
1) Monitor
suhu
tubuh
pasien.
otomatis
tampak kemerahan.
membantu
nyeri
sehingga
suhu
berkelanjutan
varisela
memberikan
2) Beri kompres hangat di
kepala.
tubuh
pada
akan
komplikasi
parah
(seperti
pneumonia
3) Pertahankan
3.
b.d.
asupan
perubahan
sehari.
efek
sekunder
peningkatan
dehidrasi
pemberian
analgetik-antipiretik.
Tujuan:
dari
hipertermi.
2) Memberikan respons hangat
pada pusat pengatur panas
Kriteria hasil:
terdekat
dan
akibat
dan
besar.
3) Selain sebagai pemenuhan
pasien meningkat
tentang
umum
dengan
dari
tingkat
metabolisme
struktur tubuh
4) Kolaborasi
pascavarisela)
derajat
pengeluaran
maka
panas
ketidakmampuan.
2) Identifikasi arti dari
kehilangan
menyatakan
dengan
meningkatkan
atau
melalui urine.
4) Analgetik diperlukan untuk
penurunan
respons
nyeri.
situasi
menurunkan
panas
tubuh
orang
terdekat
untuk
mengizinkan
pasien
melakukan
hal-hal
sebanyak-banyaknya
untuk dirinya.
4) Dukung perilaku atau
usaha
seperti
bantuan
perawatan
atau
pemilihan intervensi.
2) Beberapa
pasien
dapat
menerima
secara
efektif
kondisi
perubahan fungsi
yang
partisipasi
dalam
aktivitas rehabilitasi.
5) Monitor
gangguan
tidur
peningkatan
kesulitan
konsentrasi,
lateragi,
withdrawl.
lain
perubahan
dialaminya
memberikan
mempunyai
fungsi
yang
sehingga
dampak pada
5)
membantu
perkembangan
diri,
mempengaruhi
serta
proses rehabilitasi.
4) Pasien
dapat
terhadap
pengertian
beradaptasi
perubahan
dann
tentang
peran
mengindikasikan
depresi
yang
ini
memerlukan
35
3.3 Implementasi
1. Nyeri b.d respon inflamasi local saraf perifer kulit
a. Mengkaji nyeri dengan pendekatan PQRST.
P: ketika bangun tidur, berjalan.
Q: nyeri tumpul seperti ditekan.
R: di kepala.
S: skala 4.
T: hilang timbul selama 5menit.
b. Menjelaskan dan membantu pasien dengan tindakan pereda nyeri
non-farmakologi dan non-invasif.
c. Mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
d. Melakukan manajemen sentuhan.
2. Hipertermi b.d. respons inflamasi sistemik
a. Memberikan kompres hangat di kepala.
b. Mempertahankan asupan cairan minimal 2.500ml sehari.
c. Memberikanan algetik-antipiretik.
3. Gangguan konsep diri (citra diri) b.d. perubahan struktur tubuh.
a. Mengkaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan
derajat ketidakmampuan.
b. Mengidentifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada pasien.
c. Menganjurkan orang terdekat untuk mengizinkan pasien
melakukan hal-hal sebanyak-banyaknya untuk dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Ardhi, Mochtar Hamzah dan Siti Aisah.2007.Ilmu penyakit kulit dan
kelamin, Ed.5 Jakarta :FKUI
Mandal, Wilkins, Dunbar, Mayor-White.2008.Lecture Notes : Penyakit Infeksi
Ed.6 Jakarta : Erlangga.
Soedarto.1996.Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia.Jakarta : Widya Medika.
Mandal B.K, dkk. 2008. Lecture Notes Penyakit Infeksi, edisi ke-6. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Rampengan.2007.Penyakit Infeksi Tropical Pada Anak.Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif dan kumala sari.2011.Asuahan Kepearwatan Gangguan Sistem
Integumen.Jakarta : Salemba Medika.