Вы находитесь на странице: 1из 20

MAKALAH

PROSES PEMBUATAN BESI DAN BAJA

Anggota Kelompok :
1. Arditiyanto Sutrisno
2. Aji
3. Arif Izzudin
4. Harmi Ocktavianti
5. Leonandro Bosthon
6. Khairul Huda
7. Joni
8. Suwanda
9. Sadewo
10. Umi

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah
SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan Rahmat
serta

Hidayah-Nya

serta

memberikan

kekuatan

kepada

penulis

untuk

menyelesaikan tugas makalah mata kuliah teknologi besi dan baja ini dengan
judul Proses Pembuatan Besi dan Baja
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penulis banyak menemui
hambatan dan kesulitan. Terutama dari keterbatasan penulis dalam hal
pengetahuan yang penulis miliki. Serta tak lupa bantuan teman-teman penulis.
Penulis berharap Makalah Teknologi Besi Dan Baja ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. baik yang secara tersurat maupun
tersirat di dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Cilegon, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 2
BAB III PENUTUP.................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Besi dan baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di

seluruh dunia untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri.


Ditemukan pertama kali olehorang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk
perhiasan dan alat rumah tangga yangkemudian berkembang menjadi bahan
berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari saat ini.Untuk menjadikan besi dan
baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan.
Pembuatan baja/konvertor merupakan salah satu proses pembuatan alatalat

atau

komponen

pengolahannya,

karena

mesin
itu

yang

penting

membutuhkan
untuk

diketahui

pengetahuan
proses-proses

dalam
dan

pencampuran bahan yang ada dalam pembuatan baja dengan konvertor sebab
sangat mempengaruhi kualitas hasil dari proses konvertor.
Makalah ini dibuat sebagai bahan pengetahuan untuk pembuatan baja
dengan konvertor melalui proses yang efektif dan efisien serta pencampuran
bahan mentah secara proporsional sehingga dapat memperoleh hasil yang
maksimal.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan besi?
2. Bagaimana proses pembuatan baja?

1.3

Tujuan
1. Mengetahui pengertian serta sejarah dari besi dan baja
2. Mengetahui bagaimana proses pembuatan besi
3. Mengetahui bagaimana proses pembuatan baja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Besi dan Baja
Sejarah Besi
Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang
sangat besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti
sekarang. Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan merupakan
jenis logam terbanyak kedua di kulit bumi. Karena kelimpahannya yang sangat
besar itulah maka besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
industri konstruksi. Besi berada dalam bentuk senyawanya, terutama sebagai bijih
besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O (limonit), Fe3O4 (magnetic),
FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).
Besi yang tersedia untuk orang dahulu dalam jumlah kecil dari
meteor. Produksi besi oleh manusia mungkin mulai beberapa waktu setelah tahun
2000 SM di selatan-barat atau selatan-Asia Tengah, mungkin di wilayah
Kaukasus. Jadi mulai Zaman Besi, ketika besi diganti perunggu dalam
mengimplementasikan dan senjata. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Sejarah Baja
Baja adalah logam paduan,

logam besi sebagai

unsur

dasar

dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam
baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Unsur

paduan

lain

yang

biasa

ditambahkan

adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt

selain
dan

karbon
tungsten

(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,

berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada
baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility).
Pemurnian Besi
Prinsip dasarnya yaitu menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih
besi.Cara tradisional yaitu dengan blomery, pada proses ini bijih besi dibakar
dengan charcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan
oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon
monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan dikeluarkan
dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur sehingga terbentuk spoge,
spoge berisi besi dan silica.
Proses lebih modern adalah dengan blast furnace, blast furnace diisi oleh
bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari coal) dan
limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan dari bawah
dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi yang keluar
ditampung dan disebut dengan pig iron.
2.2 Proses Pembuatan Besi
Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang
bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang
yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan besi dilakukan dalam
suatu tanur tiup / dapur tinggi (blast furnace). Tanur tiup atau dapur tinggi adalah
suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8
meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas.
Zat reduksi yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO 3 + 3C 4Fe
+ 3CO2.
Pada umumnya dapur tinggi (blast furnace) digunakan untuk mengolah
bijih-bijih besi untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh dapur

tinggi diolah kembali kedalam dapur, untuk dijadikan baja atau baja tuang; juga
besi tuang.
Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar
dari dapur tinggi diperlukan bahan-bahan antara lain : Bijih besi, batu kapur,
bahan bakar dan udara panas.
1. Bijih Besi.
Bijih besi didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Bijih
besi merupakan bahan pokok dari dapur tinggi.
2. Batu Kapur.
Batu kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut campur dalam
cairan besi untuk menjadikan terak.

Gambar 2.1 Proses Blast Furnace

Proses pengikatan bahan yang ikut dalam cairan besi antara lain dapat dilihat pada
reaksi kimia sebagai berikut :

Dengan adanya terak yang terletak di permukaan cairan-besi ini, terjadinya


oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan
batu kapur (CaCO3) murni, kadang Pula dolomit yang merupakan campuran dari
CaCO3 dan MgCO3
3. Bahan Bakar.
Bahan bakar yang digunakan dalam proses dapur tinggi ialah kokas, arang
kayu, juga antrasit.
4. Udara panas.
Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar
menjadi CO2 dan gas CO guna menimbulkan panas,juga untuk mereduksi
bijih-bijih besi. Udara panas dihembuskan dengan maksud agar pembakaran
sempurna, hingga kebutuhan kokas berkurang. Pemanasan udara dilakukan
pada dapur pemanas cowper.
2.3 Pembuatan Baja Dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsurunsur
yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon) yang
terlalu tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus
serendah mungkin dengan berbagai cara.
Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar
digunakan dengan cara sebagai berikut.
1). Proses Konvertor :
a. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.

b. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
c. Proses Oksi, proses LD, Kaldo dan Oberhauser
2). Proses Martin (dapur Siemen Martin)
a. Proses Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
b. Proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
3). Dapur Listrik untuk baja Campuran
a. Dapur listrik busur nyala api.
b. Dapur listrik induksi.
2.4 Proses Pembuatan Baja
Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat
baja. Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk
menyimpan panas yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas
aus. Bejana tersebut dapat diputar pada kedua porosnya. pada bagian bawah
konvertor terdapat saluran-saluran yang berdiameter antara 15 - 20 mmsebanyak
120 - 150 buah. Melewati poros yang satu dialirkan udara yang bertekanan 1.5 - 2
atmosfer. Sedangkan pada poros yang lain dihubungkan dengan roda gigi untuk
mengatur kedudukan konvertor.
Cara Kerja Konvertor

Gambar 2.2 Cara Kerja Konverter

Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan mengurangi
kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses oksidasi
peleburan.
Konvertor untuk proses oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton. Besi
kasar dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari
atas melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm. Penyemburan
Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu penyemburan akan
mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.
Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.
Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat
penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal
atau vertikal Konvertor.
Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer)sebagai
saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk
lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat
baja yang diinginkan.
Secara umum proses kerja konverter adalah :
a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume
konverter).
c. Konverter ditegakkan kembali.
d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 2 atm dengan kompresor.
e. Setelah 20 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
2.4.1 Proses Bassemer (asam)
Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di
dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau
oksidasi asam, sehingga proses ini disebut Proses Asam. Besi kasar yang diolah
dalam konvertpr ni adalah besi kasar kelabuyang kaya akan unsur silikondan
rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfortidak dapat di reduksi dari

dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Disamping itu, fosfor
dapat bereaksi dengan lapisan dapuryang terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar
kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.

Gambar 2.3 Konvertor Bessemer


Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu
konvertor dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara itu,
udara diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur
silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi
unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan,
ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan
panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum nyala api padam,
ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair
dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batangbatang baja.

2.4.2 Proses Thomas (basa)


Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di
dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan
karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut
dolomit. Proses ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat
dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor
(sekitar 1,7 2) dan mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 0,8). Proses
ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolah mengandung unsur silikon
yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam
konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksaidasi di dalam
cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah
silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). oksidasi unsur fosfor terjadi
cepat sekali, sekitar 3 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur
karbon yang disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api
sudah mengecil dan kemudian dalam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar
menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu
kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam
konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan
kemudian dipadatkan menjadi batangan baja.
2.4.3 Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang
disesuakan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk
menghasilkan baja yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara
proses asam atau basa, sesuai dengan sifat lapisan dapurnya.
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur Siemen
Martin yang mempunyai kapasitas 150 300 ton, bahan bakarnya gas yang
dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar minyak.
Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku

10

pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900 1.200, tungku pemanas ini bisa
mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama
menghemat bahan bakar. Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja
bekas, kemudian dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi
terak di atas pemukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang
berguna untuk mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan
dicairan dituangkan kedalam panci-panci tuangan.

Gambar 2.4 Tungku Terbuka Siemens Martin


Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat
dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan
terak itu tertuang ke dalam panci yang mengapung di atas baja cair sehingga perlu
dikeluarkan dan dituangkan ke dalam panci yang berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam
cetakanmelalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci dan
terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara menuangnya
ke dalam cetakan yang lebih kecil.
Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan
lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai
contoh untuk dianalisis komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari
proses basa digunakan sebagai pupuk bahan.
2.4.4 Proses Basic Oxygen Furnace
Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat. Merupakan
modifikasi dari proses Bessemer. Proses Bessemer menggunakan uap air panas

11

ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Proses
BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya
berdiameter dalam 5m mampu memproses 35 200 ton dalam satu pemanasan.
Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam
industri pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana, bagian
luarnya dibuat dari pelat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata
tahan api (firebrick).
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi
kasar cair (65 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama
dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak (15 35%), batu kapur dan gas
oksigen (kemurnian 99,5%). Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen.
Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.

Gambar 2.5 Tungku Basic Oxygen Furnace


Besi bekas sebanyak 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi
batu tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa
aliran oksigen yang didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1 sampai
3 m diatas permukaan logam cair. Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi
kasar berangsur angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses
oksidasi berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan
temperatur logam cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi berlangsung ke

12

dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut kemudian mencair dan
bercampur dengan bahan bahan impuritas (termasuk bahan bahan yang
teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Bila proses oksidasi
selesai maka aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat /
dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari
baja cair diambil untuk dilakukan analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia
telah tercapai maka dilakukan penuangan (tapping). Penuangan tersebut dilakukan
ketika temperature baja cair sekitar 1650 C. Penuangan dilakukan dengan
memiringkan perlahan lahan sehingga cairan baja akan tertuang masuk kedalam
ladel. Di dalam ladel biasanya dilakukan skimming untuk membersihkan terak
dari permukaan baja cair dan proses perlakuan logam cair (metal treatment).
Metal treatment tersebut terdiri dari proses pengurangan impuritas dan
penambahan elemen elemen pemadu atau lainnya dengan maksud untuk
memperbaiki kualitas baja cair sebelum dituang ke dalam cetakan. Jenis Baja
yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0
%
Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya :
a. Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar
60 menit untuk setiap proses peleburan.
b. Tidak perlu tuyer dibagian bawah.
c. Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
d. Biaya operasi murah.
2.4.5 Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair. Bahan bakar(arang kayu
dan kokas) dinyalakan selama 15 jam. Kokas dan udara dihembuskan dengan
kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 800 mm dari dasar tungku. Besi
kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam dimasukkan 15 menit baja cair
dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
2.3.6 Proses Dapur Cawan

13

Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
besi kasar dalam cawan, kemudian dapur ditutup rapat. Kemudian dimasukkan
gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan
mencair.Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan
2.4.7 Proses Dapur Listrik
Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila dilakukan pengontrolan
temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang
dilakukan selama proses pemurnian. Proses pengolahan seperti ini dilakukan
dengan menggunakan dapur listrik. Pada awal pemurnian baja menggunakan
dapur tungku terbuka atau konvertor, selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik
sehingga diperoleh baja yang berkualitas tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua
jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
1) Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 100 ton dan dilengkapi dengan tiga
buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel
secara otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara langsung
memanaskan dan mencairkan logam.
Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa dengan
lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur (besi
kasar), termasuk logam keras (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui
komposisinya. Apabila dilakukan proses basa maka terjadi oksidasi terak dari batu
kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi unsur-unsur campuran. Selanjutnya
diperoleh pemisahan terak (mengandung batu kapur) dari baja cair. Juga dapat
ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur
untuk mencegah oksidasi.

14

Gambar 2.6 Dapur Listrik Busur Nyala

Gambar 2.7 Dapur Induksi


2)Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan
batu tahan api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menghasilkan arus
listrik yang bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan.
Apabila bahan logam telah cair maka arus listrik membuat gerak mengaduk
(berputar). Kapasitas dari dapur jenis ini adalah 350 kg 6 ton pada umumnya
dapur ini digunakan untuk meproduksi baja paduan yang khusus.
2.4.8 Dapur Cupola ( Cupola Furnace)

15

Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan pada peleburan besi tuang, dan
konstruksinya diperlihatkan seperti gambar dibawah ini. Ini menyerupai sebuah
dapur sumber kecil tapi tidak bisa bekerja terus menerus. Pada umumnya
digunakan untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas
dari pabrik (foundry). Kupola-kupola biasanya dioperasikan sepasang, jadi
pemeliharaannya bisa diatur untuk yang satu sedangkan yang lainnya tetap
beroperasi, demikian seterusnya secara bergantian.
Proses Kerja :
Saat akan digunakan dapur upola di lakukan pemanasan terlebih dahulu agar
dapur kering dan tidak mengandung uap air.Selain itu agar pembakaran arang
kayu dan kokas berjalan sempurna.
Dilakukan penambahan kokas dan udara dari blower.
Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan besi kasa.
Beberapamenit baja/besi cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran cairan baja
yang ditampung panci penampung.
Untuk pembentukan terak dalam dapur ditambahkan CaCO3 pada pemasukan
pertama terjadi penguraian seperti berikut CaCO3 CaO + CO2 dan gas CO2
yang dihasilkan akan bereaksi dengan kokas sbb : CO2 + C -41.09 kkal, gas
CO2 yang dihasilkan dikeluarkan melalui cerobong sebagai gas asap dengan
temperatur sekitar 300C dan dapat dimanfaatkan untuk tenaga mesin yang lain.
Setelah terjadi reaksi silica dengan batu kapur kemudian dimasukan besi kasar
dan kokas baru.Apabila kokas baru tersebut sudah mulai terbakar,dimasukan
udara melalui blower yang menimbulkan reaksi antara zat arang dengan oxygen
sbb:
C + O2 CO2 +94,22 kcal/mol
Setelah proses dalam dapur ,maka terak diatas cairan dari dalam dapur dan
kemudian dikeluarkan baja cair yang ditampung panci panci untuk dibawa ke
tempat penuangan besi atau baja.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada proses pembuatan besi dan baja memiliki proses yang sama, yaitu
melaui tahap reduksi. Pada tahap reduksi bijih besi, terdapat 2 cara yaitu dengan
menggunakan Blast Furnace atau Electric Arc Furnace. Setelah di reduksi, bijih
besi akan memasuki tahap Basic Oxigen Furnace (BOF). Pada proses ini lah
perbedaan pembuatan besi dan baja karena dalam proses BOF terdapat pengaturan
komposisi material salah satu nya adalah material karbon (C). komposi carbn
pada baja adalah <2% sedangkan besi >2%.

DAFTAR PUSTAKA
https://elvira88.wordpress.com/1-biofilm-untuk-stabilisasi-bangunan-agar-tahangempa/proses-pembuatan-baja/
http://mitragunasejahtera.blogspot.com/2012/04/cara-pembuatan-besi.html
http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-blast-furnace-dapur-tinggi.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-produkindustri/dapur-tinggi-blast-furnace/
http://yondaimemuhaiminato.blogspot.com/2012/04/material-besi-dan-baja.html
http://yudhianggani.blogspot.com/2013/11/makalah-dapur-pembuatan-baja.html

Вам также может понравиться