Вы находитесь на странице: 1из 34

RESPONSI

SKIZOFRENIA SIMPLEKS
F20.6

Oleh : Fierda Noor Insani


150070200111018
Pembimbing : dr. Sri Fuad Hidajati Sp.KJ

I. Identitas

Nama
: Tn. TA
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur
: 32 tahun
Alamat
: Jalan Jaksa Agung Suprapto Rt 10/02
Nomor 179, Malang
Pendidikan
: SMP
Status pernikahan : Belum menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama
: Katolik
No RM
: 1069xxxx
Tanggal periksa : 27 Agustus 2015

II. Keluhan Utama


Sering mendengarkan suara aneh.

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Autoanamnesa dilakukan di Poliklinik Psikiatri RSSA Malang pada tanggal 27
Agustus 2015 pukul 11.00. Pasien ditemani oleh ibu pasien yang mengerti
perjalanan penyakit pasien.
T : Selamat pagi Mas. Saya dokter muda Fierda. Saya akan bertanya tentang
beberapa hal kepada Mas. Mas tidak perlu khawatir karena apa yang Mas
ceritakan akan saya jaga kerahasiaannya. Apakah Mas bersedia?
J : Bersedia.
T : Namanya siapa Mas?
J : TA
T : Umurnya berapa Mas?
J : 32 tahun
T : Alamatnya dimana Mas?
J : Jalan Jaksa Agung Suprapto Rt 10/02 Nomor 179, Malang.
T : Mas tinggal dengan siapa dirumah?
J : Dengan ibu saya.

T
: Bisa diceritakan mas, apa yang Mas keluhkan?
J
: Saya itu gila dok, saya terkena gangguan jiwa sejak 15 tahun
yang lalu, sejak tahun 2000.
T : Yang dirasakan bagaimana mas?
J : Pusing dok.
T : Selain itu yang dikeluhkan apa lagi Mas?
J : Saya mendengar suara bisikan, teriakan. Bayangan juga dok.
Ada arwah orang mati, kopassus.
T : Suara bisikannya seperti apa? Perempuan atau laki-laki?
J : Menyuruh saya membunuh, bunuh diri. Wah saya lupa
suaranya.
T : Suara-suara itu ada yang mas turuti?
J : Gak pernah saya turuti.
T : Ada kesulitan tidur tidak Mas?
J : Gak ada dok.
T : Sekarang ini di rumah sakit kan rame mas, perasaannya
gimana Mas?
J : Tenang dok kalau banyak orang. Saya takut kalau sedang
sendiri, merasa bersalah.

T : Mas sakit seperti ini dikasih obat apa saja Mas?


J : Wah saya tidak hafal dok.
T : Diminumnya berapa kali Mas?
J : Setiap hari dok, ya pagi siang malam.
T : Setelah minum obat rasanya bagaimana Mas?
J : Jadi enak dok.
T : Obatnya rutin diminum Mas?
J : Iya rutin.
T : Kalau belum minum obat rasanya bagaimana Mas?
J : Rasanya saya bingung.
T : Jadi mas Totok sakit sejak 15 tahun yang lalu ya Mas,
sekitar tahun 2000. Sebelumnya apa Mas pernah merasakan
sakit yang sama seperti ini?

J : Tidak pernah dok.

T : Penyebab Mas menjadi seperti ini kira-kira kenapa mas?


J : Jadi tahun 2000 dulu itu saya gak lulus EBTANAS dok waktu
kelas 3 SMA. Habis itu saya sering mengurung diri di kamar, sampai
kepala sekolah datang. Saya juga patah hati karena pacaran.
T : Mas mengurung diri di kamar, yang Mas pikirkan dan Mas
rasakan apa?
J : Saya merasa bersalah, ketakutan, saya juga merasa takut mati.
Rasanya seperti ada yang mengikuti.
T : Saat itu Mas pacaran berapa lama dengan pacarnya?
J : 1 tahun dok, pacaran sama anak SMP.
T : Waktu itu Mas dibawa ke rumah sakit atau tetap dirumah saja?
J : Saya langsung dibawa ke RSJ Lawang, dirawat 1 bulan disana.
Tapi saya merasa stress, tertekan, gak betah dok.

T : Apakah Mas sadar kalau Mas sedang sakit seperti ini?


J : Iya saya sadar, saya tahu kalau saya sakit gila. Saya terkena
gangguan jiwa.
T : Mas tahu sekarang tahun berapa?
J : 2015
T : Sekarang kita sedang berada dimana Mas?
J : Di Rumah Sakit Saiful Anwar.
T : Tadi pagi sudah sarapan belum mas?
J : Nggak sarapan saya dok, kenyang terus rasanya.
T : Mas kalau dirumah aktivitas sehari-hari ngapain?
J : Saya paling suka dengerin musik.
T : Coba mas hitung angka dari 10-1 ya.
J : 9,8,7,6,5,4,3,2,1.

T
: Misal ada orang jatuh dijalan, apa yang akan Mas lakukan?
J: Ya saya tolong lah dok.
T
: (Mas TA tertawa sendiri). Mas kalau sedang tertawa seperti itu
kenapa mas?
J: Ada yang ketawa terbahak-bahak ini. Saya juga ingat kejadian yang luculucu.
T
: Mas kalau dirumah aktivitas sehari-hari ngapain?
J
: Nonton tivi, dengerin musik.
T
: Mas kalau sedang nonton tivi apa ngerti dengan cerita yang sedang
Mas tonton?
J: Nggak dok, saya gak ngerti, saya cuma nonton saja.
T
: Hobi Mas apa?
J: Dengerin musik.

T : Hafal dengan lirik lagunya Mas?


J : Enggak dok, cuma dengerin.
T : Lagu kesukaan Mas apa?
J : Lagu religi.
T : Kalau cita-cita Mas apa?
J : Jadi pemain band.
T : Bisa Mas ceritakan, apa Mas pernah pakai narkoba,alkohol,
rokok?
J : Iya dok saya pakai ganja, minum alkohol sebelum saya sakit. Saya
ikut-ikutan teman. Saya dulu nakal sekali dok, makanya saya
merasa
bersalah terus. Banyak sekali dosa. Kalau rokok sampai sekarang masih.
T : Mas waktu sakit masih sering ke gereja atau tidak?
J : Gak dok, sudah jarang.
T : Baik, terima kasih ya Mas. Saya ngobrol sama ibunya dulu ya Mas.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Organik
:Non-Organik : Pasien memiliki riwayat skizofrenia sejak
kelas 3 SMA.

V. RIWAYAT PREMORBID
A. Riwayat Pribadi
Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir secara normal di rumah sakit. Tidak
didapatkan penyakit, dan kelainan pada ibu saat hamil,
dan saat melahirkan.
Riwayat Tumbuh Kembang:
Pasien cenderung tertutup
Riwayat Pendidikan :
Pasien bersekolah sampai kelas 3 SMA. Pasien tidak
meneruskan sekolah karena gangguan jiwa yang dialami
oleh pasien.
Riwayat Pekerjaan :
Pasien tidak bekerja.

B. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak ke-6 dari 6 bersaudara. Pasien
tinggal bersama ibunya saja. Sebelum sakit pasien dikenal
sebagai orang yang tertutup dan tidak pernah bercerita kepada
orangtuanya bila ada masalah. Di rumah, pasien tidak bekerja
dan hanya menonton tv serta mendengarkan musik. Ibu pasien
menceritakan bahwa setelah sakit, orangtua pasien lebih dekat
dan banyak berbincang-bincang dengan pasien, terutama
setelah ayah pasien meninggal dunia. Pasien juga belum
menikah.

C. Riwayat Keluarga

No

Keluarga

Pekerjaan

Keterangan

1.

Bapak

Meninggal

Ibu

Buruh pabrik

Hidup

Kakak perempuan I

Meninggal

Kakak laki-laki II

Wiraswasta

Hidup

Kakak perempuan III

Ibu rumah tangga

Hidup

Kakak laki-laki IV

Wiraswasta

Hidup

Kakak laki-laki V

Wiraswasta

Hidup

D. Riwayat Keturunan
Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit seperti pasien.
E. Faktor Premorbid
Kepribadian Premorbid : Pendiam dan tertutup dari orang lain, termasuk
orang tua pasien.
F. Faktor Pencetus
Pasien ditinggal pergi oleh pacarnya. Pasien merasa bersalah karena tidak lulus
EBTANAS.

VI. TIMELINE PERJALANAN


PENYAKIT PASIEN
A

A: Pasien lahir pada tanggal 01 Juli 1982.


B: Pasien mulai murung dan mengurung diri tahun 2000, lalu dirawat
di RSJ Lawang.
C: Pasien dibawa ke pengobatan alternatif karena lidah menjulur pada
tahun 2006.
D: Pasien datang ke poliklinik RSSA pada tahun 2007.

VII. HOME VISIT


1. Home Visit (kunjungan rumah) dilakukan pada hari Kamis 27
Agustus pukul 16:30 17:30.
2. Tujuan dari home visit, antara lain:
Mengetahui hubungan pasien dengan anggota keluarga, dan
lingkungan rumahnya.
Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan penderita.
Mencari data tambahan dari keluarga, mengenai adanya
kemungkinan stressor psikososial yang menimbulkan gejala, dan
mengetahui perilaku penderita saat dirumah.
3. Sasaran : Rumah pasien.

4. Hasil

a. LOKASI RUMAH
Rumah pasien berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto RT 10 RW 02
Nomor 179, Malang. Untuk mencapai rumah pasien, digunakan kendaraan
pribadi. Dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dibutuhkan waktu lebih
kurang 5 menit.
Tampak pemukiman warga yang cukup padat. Jalan di depan rumah
pasien hanya dapat dilalui oleh motor (gang kecil).
Pasien tinggal di rumah dengan ibu pasien saja.

b. KONDISI RUMAH
Kondisi rumah keluarga
pasien termasuk keluarga
kurang mampu. Rumah
pasien
beratap
genting,
beralaskan
tegel,
dan
berdinding
tembok.
Terdapat satu kamar mandi,
dan 2 kamar tidur.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Interna
Keadaan Umum
: tampak
sehat
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan
: 50 kg
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70
mmHg
Nadi : 85x/menit, reguler,
kuat
Respiration Rate
:
20x/menit, reguler
Temperatur aksiler : 36,5oC
Kepala/Leher : an -/-, ict -/-,
pembesaran KGB: (-)

Thoraks
Jantung
Inspeks
: Dalam batas
normal
Palpasi
: Ictus cordis
teraba pada Midclavicular
Line Sinistra ICS V
Perkusi
: Dalam batas
normal
Auskultasi : S1S2
tunggal, murmur (-),
Gallop (-)

Paru
Inspeksi
: Pergerakan dada
simetris, bentuk dada normal.
Palpasi
: Stem fremitus
normal, nyeri (-), massa (-),
krepitasi (-)
Perkusi
: Sonor
Auskultasi : Vesikuler pada
semua lapang paru, Ronki
(-),Wheezing (-)

Abdomen
Inspeksi
: Soefl, flat,
tidak didapatkan kelainan
Palpasi
: Hepar dan Lien
tidak teaba, massa(-),
nyeri(-)
Perkusi
: Liver span 8
cm, traube space tympani
Auskultasi : BU(+)N, bruit
(-)
Extremitas : Akral hangat,
CRT < 2 detik, Edema (-).

B. Status Neurologis
Keadaan umum : tampak sakit
ringan, kompos mentis
(GCS:456)
Pemeriksaan Nervus Cranialis
N.I
: dalam batas
normal
N.II
: dalam batas
normal
N.III, IV, VI: Reflek
pupil/cahaya: PBI
3mm/3mm,

Reflek cahaya: +/+


N.V: dalam batas normal
N.VII : dalam batas normal
N.VIII : dalam batas normal
N.IX : dalam batas normal
N.X: dalam batas normal
N.XI : dalam batas normal
N.XII : dalam batas normal

Reflek fisiologis
Reflek biseps
: +2/+2
Reflek triseps
: +2/+2
Reflek Knee (patella)
:
+2/+2
Reflek Archiles : +2/+2
Reflek patologis:
Reflek Hofmann/Tromner: -/Reflek Babinski : -/Reflek Chaddock
: -/Reflek Oppenheim : -/Reflek Gonda : -/-

Pemeriksaan motorik:
Kekuatan : +5/+5

+5/+5
Tonus : Normal/Normal
Normal/Normal
Meningeal sign : (-)
Kaku kaduk
: (-)
Brudzinski I-IV: I(-), II(-),
III(-), IV(-)
Pemeriksaan sensorik: tidak
dievaluasi
Pemeriksaan fungsi otonom:
Inkontinensia alvi/uri: (-)

C. Status Psikiatrik
Kesan umum
: Laki-laki, 32 tahun,
berpakaian kurang rapi, higienitas
kurang, gizi cukup.
Kontak:Verbal(+), ngelantur.
Proses berpikir:
Isi
: Waham
Arus : Koheren
Bentuk: Non realistik
Kesadaran
:Kuantitas : GCS
456
Kualitas: berubah
Kemauan
:
Activity Daily Living: menurun
Relasi
: menurun
Pekerjaan : menurun

Persepsi :Halusinasi suara (+),


Halusinasi auditorik(+)
Afek dan Mood :Afek tumpul
Orientasi:
Tempat
:Normal
Waktu : Normal
Orang :Normal
Daya ingat
:
Jangka Pendek: Normal
Menengah: Normal
Lama : Menurun
Intelegensi
:Normal
Tilikan (insight):Normal
Judgment
:Normal

IX. RESUME
Identitas : Tn. TA/ 32 tahun/ Anamnesis dan pemeriksaan
dilakukan pada hari Kamis, 27 Agustus 2015 di Poli Psikiatri RSSA
dan home visite pada hari Kamis, 27 Agustus 2015 di rumah pasien.
Keluhan Utama

: Sering mendengarkan suara aneh.

Pasien dikeluhkan menjadi murung dan sering mengurung diri


dikamar sejak tahun 2000. Pasien tidak masuk sekolah hingga
didatangi kepala sekolah, dan saat didatangi oleh kepala sekolah,
pasien tertawa sendiri. Kemudian, pasien dibawa ke RSJ Lawang
dan dirawat selama 1 bulan. Di RSJ Lawang pasien merasa tidak
betah karena tertekan, sehingga pulang kerumah kembali.
Semenjak itu, pasien hanya dirumah saja, belum melakukan
pengobatan apapun. Pasien mendengar suara bisikan yang
menyuruhnya membunuh dan bunuh diri. Pasien juga
mengeluhkan ada bayangan yang mengikutinya.

Pada tahun 2006 pasien dibawa oleh keluarga ke pengobatan


alternative karena lidah pasien menjulur, tetapi tidak ada perubahan.
Pada tahun 2007 pasien dibawa berobat ke RSSA. Pasien teratur
minum obat dan rutin kontrol. Obat yang diberikan yaitu
Haloperidol dan Clozapine. Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada
keluarga pasien.
Sebelum sakit pasien merupakan orang yang pintar karena mendapat
beasiswa. Pasien tidak pernah memiliki masalah dalam pelajaran.
Pasien bergaul dengan beberapa teman yang mengajak dia memakai
narkoba dan minuman keras. Pasien jarang pergi ke gereja pada hari
Minggu. Menurut ibu pasien, pasien memiliki hubungan yang baik
dan akrab dengan keluarganya. Namun pasien tidak pernah
berhubungan dengan tetangga sekitar.

X.
MULTIAKSIAL

DIAGNOSIS

Axis I
: Skizofrenia simpleks (F20.6)
Axis II
: Ciri kepribadian skizoid
Axis III
: Tidak ada diagnosis
Axis IV
:Masalah psikososial, lingkungan dan
pendidikan.
Axis V
: GAF scale 60-51

XI. TERAPI
Farmakoterapi dengan pemberian antipsikosis yaitu:
Haloperidol 5 mg 3 x 1 sehari, Clozapine 100 mg siang tablet;
malam tablet,.
Psikoterapi pengobatan ini ditujukan untuk mengatasi
masalah episode depresi dari penderita dengan maksud
membantu mengurangi keluhan yang ada.
Terapi sosial (manipulasi lingkungan), yang dilakukan agar
lingkungan dapat:
- Memahami dan menerima keadaan pasien.
-Memberi semangat dan dukungan pada pasien sehari- hari
- Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa
pasien untuk kontrol teratur.
- Memberikan dorongan demi kesembuhan pasien
-Terapi vokasi, dilakukan untuk memberikan keterampilan
kepada pasien agar dapat bekerja dan produktif setelah pasien
sembuh dari penyakitnya.

XII.
PROGNOSIS

Berdasarkan:
Diagnosa
: Skizofrenia simpleks
Buruk
Onset usia
: 17 tahun
Buruk
Perjalanan penyakit
: Kronik
Buruk
Pengobatan
: Teratur
Baik
Faktor keturunan
: Tidak ada
Baik
Faktor pencetus
: Diketahui
Baik
Kepribadian premorbid
: Pendiam dan tertutup
Buruk
Sosial ekonomi
: Tidak mampu
Buruk
Status menikah
: Belum menikah
Buruk
Dukungan keluarga
: Ada
Baik
Prognosis: Dubia ad malam.

XIII. Dokumentasi

Tampak depan

Ruang tamu

Kamar tidur

Ruang makan

Kamar mandi

Dapur

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться