Вы находитесь на странице: 1из 6

Nama anggota kelompok :

1. Yusman Habibie
2. A.A Bagus Oka KS

Perencanaan Sistem Rantai Pasok Baja Ringan Untuk Pembuatan Rangka


Atap Pada Rumah Tahan Gempa

Tujuan

: Mengidentifikasi dan menganalisa faktor faktor yang memiliki dampak


signifikan pada supply chain produk baja ringan agar nantinya dapat
digunakan dalam usaha - usaha meningkatkan permintaan ( demand ) pada
produk tersebut di wilayah Indonesia.

Komponen

A. Produsen CRC
a) Produsen CRC Lokal
Pihak yang memproduksi CRC ( Cold Rolled Coil ) yang nantinya menjadi bahan
baku untuk produk produk baja ringan, produsen CRC di Indonesia tidak semuanya
memproduksi CRC dengan spesifikasi untuk diubah menjadi produk baja ringan
untuk diterapakan pada rumah tahan gempa
b) Produsen CRC Asing
Pihak yang memproduksi CRC yang berlokasi diluar negeri, CRC yang diimport
adalah CRC dengan spesifikasi khusus atau jika tidak terpenuhinya kebutuhan CRC
karena keterbatasan jumlah produksi oleh produsen CRC lokal
B. Fabrikator CRC
Pihak yang mengolah CRC untuk diolah menjadi berbagai macam produk baja ringan,
salah satunya adalah rangka atap (truss) baja ringan. Selain memproduksi baja ringan.
Fabrikator juga menyediakan software untuk perhitungan produk baja ringannya, serta
menyediakan tim khusus untuk pemasangan produk di lokasi proyek.
C. Distributor
Pihak yang mendistribusikan produk baja ringan dari fabrikator ke tangan konsumen.
Distributor pada umumnya berhubungan erat dengan aplikator, karena pada saat
konsumen mencari baja ringan, distributor akan menawarkan juga jasa pemasangan.
D. Kontraktor
Pihak penyedia jasa yang mengerjakan proyek pengadaan barang dan jasa dengan
mengubah sumberdaya menjadi konstruksi yang memiliki nilai. Khusus untuk proyek
yang melibatkan pemasangan rangka atap baja ringan, umumnya kontraktor akan
mensubkonkan pada aplikator.

E. Aplikator
Pihak spesialis penyedia jasa pemasangan rangka atap, dan sering menjadi subkontraktor
dari proyek-proyek yang menggunakan baja ringan sebagai komponen rangka atap.
Aplikator merupakan tim kecil yang beranggotakan beberapa pekerja dan dikepalai
seorang mandor.
F. Owner / Konsumen
Pihak yang menggunakan jasa kontraktor ataupun aplikator.
G. Produsen bahan baku
Pihak yang menyediakan bahan baku berupa baja setengah jadi ( bloom & billet ) untuk
diolah menjadi produk baja jadi ( CRC, HRC, WR, dll )
Rencana Sistem Rantai Pasok :

Keterangan :
= Supplier Bahan Baku
= Produsen CRC
= Fabrikator CRC
= Distributor Baja Ringan
= Aplikator Baja Ringan
= Kontraktor Sipil
= Konsumen
Pertama tama produsen CRC, baik asing maupun lokal memperoleh bahan baku melalui
produsen bahan baku, bahan baku ini berupa produk baja setengah jadi yang oleh
produsen CRC akan diolah menjadi produk baja jadi berupa baja lembaran gulung atau
CRC, CRC yang diproduksi oleh produsen CRC akan dikirim ke fabrikator, yang
nantinya CRC tersebut diolah menjadi produk baja ringan yang sebagian besar
diaplikasiakn pada struktur atap, seperti truss, genteng meta, dll.
Selanjutnya produk baja ringan ini dikirimkan ke distributor di berbagai daerah
Untuk pemasangannya menggunakan jasa aplikator, pada konsumen besar seperti owner
pada proyek pemerintah maupun swasta akan menggunakan jasa kontraktor dan
kontraktor dalam pemasangan produk baja ringan tersebut akan mensubkan pekerjaan itu
kepada aplikator yang biasanya disediakan oleh distributor, sedangkan untuk konsumen
perseorangan dapat langsung menggunakan jasa aplikator.
Dimensi Kinerja :
1. Biaya : dana yang dikeluarkan untuk membiayai operasional pada rantai pasok.
2. Kapasitas : ukuran seberapa banyak volume pekerjaan yang bisa dilakukan oleh suatu
sistem.
3. Produktivitas : efektivitas dalam proses mentransformasi input menjadi output.
4. Outcome : hasil dari proses.

Diagram kausatik

Keterangan :
: Positif
: Negatif
Besarnya demand / permintaan terhadap produk baja ringan dipengaruhi oleh harga jual,
ketersediaan barang substitusi, fluktuasi nilai mata uang, ketersediaan produk di pasar dan
mutu produk.
Harga jual produk, ketersediaan barang substitusi dan fluktuasi nilai mata uang meyebabkan
jumlah demand menurun, sedangkan ketersedian produk di pasar dan mutu produk dapat
meningkatkan jumlah demand.
Menurut proses produksi, harga jual sendiri ditetapkan oleh jumlah dari total biaya produksi
/Total Cost (TC), biaya aplikator/ service cost ( SC ), biaya distribusi / Distribution Cost
(DC) dan profit marjin yang diinginkan.
Distribution cost dapat mengurangi waktu distribusi, yang mana waktu distribusi itu sendiri
menyebabkan jumlah ketersediaan produk di pasar menjadi berkurang dan ketersediaan
produk di pasar dapat meningkatkan jumlah demand.
Total biaya produksi atau Total Cost terdiri dari jumlah Direct Material Cost (DMC) yaitu
biaya untuk pemakaian bahan baku produksi utama yang terkait langsung dengan produk
yang akan dihasilkan, Direct Labour Cost (DLC) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja yang ditugaskan langsung menangani suatu produk atau pada work order, Factory
Overhead Cost ( FOC) yaitu biaya produksi selain Direct Material Cost dan Direct Labour
Cost serta biaya pemasaran dan administrasi produk ( Administration & Marketing ).

Jika dirumuskan menjadi,


HARGA JUAL PRODUK

= TC + SC + DC + Profit Marjin

TOTAL COST (TC)

= DMC + DLC + FOC + Administration & Marketing

Selain itu harga jual juga dipengaruhi oleh jumlah produksi dan ketersediaan bahan baku,
jumlah produksi dan ketersediaan bahan baku dapat meningkatkan harga jual produk.
Jumlah produksi dipengaruhi oleh demand / pesanan, kapasitas produksi mesin dan
ketersediaan jumlah bahan baku.
Kapasitas produksi jika berdasarkan Rated Capacity dipengaruhi oleh jumlah mesin (A), jam
kerja mesin (B), persentase penggunaan (C) dan efisiensi sistem (D).
Efisiensi sistem adalah seberapa efisienkah sistem dalam melakukan fungsinya, yang dalam
proses produksi adalah seberapa efisien mesin dalam memproduksi produk yang sesuai syarat
dan dinyatakan dalam persen.
Efisiensi produksi dipengaruhi oleh seberapa banyak jumlah rata - rata produk yang
dihasilkan berkualitas buruk atau cacat, semakin banyak produk cacat maka efisiensi menjadi
semakin kecil, atau dalam kata lain persentase efisiensi menjadi semakin kecil nilainya dan
sebaliknya.
Jumlah rata rata produk cacat juga dapat mengurangi mutu, yang secara tidak langsung
mempengaruhi jumlah permintaaan, oleh karena itu mutu harus dilakukan kontrol dan
pengawasan yang baik dan cermat untuk meningkatkan / menjaga mutu produk.
KAPASITAS PRODUKSI

= (A)(B)(C)(D)

EFISIENSI SISTEM (D)

Ratarata jumlah produk yang memenuhi syarat


Jumlah keseluruhan produk yang dihasilkan

x 100 %

Untuk memproduksi CRC produsen CRC memerlukan bahan baku berupa baja setengah jadi
berupa billet atau bloom baja, ketersedian bahan baku dipengaruhi oleh rata rata penjualan
pada suatu waktu atau Average Sales ( AVG ), tenggang waktu pengiriman barang dari
supplier ke pemesan atau Lead Time ( LT ), minimal permintaan yang ditentukan oleh
supplier atau Minimal Order ( MINOR ) dan Estimasi waktu agar stok barang tidak kosong di
saat barang saat dalam perjalanan atau Safety Stock ( SS ), yang mana Safety Stock sendiri
ditetapkan oleh jumlah bahan baku maksimal yang terjual pada suatu waktu atau Maximal
Sales ( MS ), Average Sales dan Lead Time.
Jika dirumuskan menjadi,
KETERSEDIAAN BARANG
SAFETY STOCK

= AVG(LT + SS) + MINOR


= LT(MX AVG)

Jumlah permintaan meningkatkan jumlah rata rata penjualan ( AVG) dan Junlah penjualan
maksimal di suatu waktu ( MS ) sedangkan fluktuasi nilai mata uang dapat menyebabkan
sebaliknya , karena pembeli dalam hal ini produsen CRC tidak mendapat jaminan atau
kepastian yang dapat menurunkan daya beli, yang notabenenya bahan baku baja setengah jadi
ini jadi lebih banyak diimport.

Fluktuasi juga menyebabkan menurunnya permintaan ( demand ) dari konsumen terhadap


produk baja ringan.

Вам также может понравиться