Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
1.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, yaitu degan pancaindra.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan secara terus-menerus oleh
seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahamanpemahaman baru (Budiman & Riyanto, 2013).
Pengetahuan (knowledge) menurut Suhartono (2005) adalah sesuatu yang
ada pada diri manusia, dimana keberadaannya diawali dari kecenderungan psikis
atau berfikir manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan rasa ingin
tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan. Sedangkan kehendak atau
keinginan adalah salah satu unsur kekuatan kejiwaan. Unsur lainnya adalah akal
pikiran (ratio) dan perasaan (emotion). Ketiganya berada dalam satu kesatuan
secara terbuka bekerja saling mempengaruhi menurut situasi dan keadaan.
Artinya, dalam keadaan tertentu, keinginan, pikiran dan perasaan bisa lebih
dominan, akibatnya ada pengetahuan akal (logika), pengetahuan perasaan
(estetika) dan pengetahuan pengalaman (etika). Seharusnya pengetahuan
mengandung kebenaran yang sesuai dan diterima dengan akal, perasaan dan
keinginan dan layak dapat dikerjakan dalam praktik perilaku.
4. Informasi
Informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik informasi
yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal atau media
massa sebagai sarana komunikasi yang memberikan pengaruh sehingga
terjadi perubahan atau peningkatan pengetahuan.
5. Sosial, Budaya dan Ekonomi
Yaitu kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, akan
bertambah pengetahuan seseorang walaupun tidak melakukannya. Status
ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya satu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu atau membeli fasilitas sumber
informasi, sehingga status sosial ekonomi mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam diri
seseorang karena ada atau tidaknya interaksi timbal balik yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh individu tersebut.
1.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan angket
atau wawancara yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dan diukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatannya. Penilaian pengetahuan didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri oleh peneliti atau menggunakan kriteria yang telah
ada. Arikunto (2006 dalam Budiman & Riyanto, 2013) membuat kategori tingkat
pengetahuan seseorang menjadi 3 tingkatan berdasarkan pada nilai persentasi
yaitu:
1. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai > 75%.
2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-74%.
3. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai <55%.
2. Peran Keluarga
2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga dipandang berdasarkan orientasi teoritis interaksi keluarga
didefinisikan sebagai sebuah arena interaksi kepribadian sehingga penekanan
diberikan kepada karakteristik transaksional dinamis keluarga. Keluarga
dipandang dari perspektif sistem umum didefinisikan sebagai sebuah sistem sosial
kecil yang terbuka yang terdiri atas suatu rangkaian yang saling bergantung dan
dipengaruhi baik oleh struktur internal maupun lingkungan eksternal (Friedman,
et al., 2010). Sedangkan Bailon dan Maglaya (dalam Setiadi, 2008) mengatakan
bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Dapat disimpulkan secara umum bahwa dikatakan keluarga jika ada:
sistem sosial. Setiap individu menempati posisi ganda seperti sebagai orang
dewasa, pria, suami, petani dan sebagainya (Friedman, et al., 2010).
2.4. Peran Keluarga dalam Perawatan Luka Kaki Diabetes
Terkait dengan fungsi keluarga dalam bidang kesehatan, yaitu fungsi
perawatan dan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dalam
memberikan perawatan yang mengadopsi dari beberapa tugas keluarga dibidang
kesehatan (Suprajitno, 2004), yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Dalam mengenal masalah
kesehatan, keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami anggota keluarga, jika perlu keluarga mencatat
atau mengingat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa
besar peubahannya. Keluarga juga dituntut untuk memiliki pengetahuan
tentang keadaan anggota keluarganya, mengetahui penyebab, tanda dan
gejala, mencari dan mengumpulkan informasi kemudian memberitahukan
kepada anggota keluarga tentang apa yang sedang dialaminya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga. Peran ini adalah upaya keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat untuk mencari pertolongan yang tepat pula. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah
Tanda awal yang terjadi oleh penyakit arteri perifer yaitu nyeri kaki baik
pada saat istirahat maupun berjalan, hilangnya sensasi dan terasa kebal,
kesemutan pada kaki, terdapat luka pada kaki yang lambat atau bahkan
sulit sembuh dan perubahan kulit seperti kalus, kulit menebal, kering dan
mengkilat. PAD juga merupakan faktor utama untuk risiko amputasi
ekstremitas bawah. Perlu diingat bahwa ketika terjadi penurunan aliran
darah
arteri,
microangiopathy
(disfungsi
pembuluh
darah
kecil)
akibat langsung dari kelainan sistem persarafan motorik, sensorik dan autonomik.
Pada neuropati sensorik akan mengganggu mekanisme perlindungan dan
menyebabkan pasien tidak merasakan adanya trauma minor yang berulang
dikakinya dan tidak mengetahui adanya luka. Pasien juga mengalami gangguan
pada propiception yang membuat ketidakseimbangan dalam pembebanan berat
bedan (abnormal weight bearing) sehingga mudah terbentuk kalus ataupun ulkus.
Neuropati motorik paling sering mempengaruhi otot kaki menjadi abnormal
akibat dari tekanan saraf plantaris medialis dan lateralis, terjadi perubahan struktur
pada bentuk kaki seperti hammer toe, claw toe, dan charcot joit. Sedangkan
neuropati autonomik mengakibatkan anhidrosis, mengganggu aliran darah
superficial ke kaki dan membuat kondisi kulit menjadi kering dan pecah-pecah
(Hariani, et al.).
Kondisi diabetes melitus dengan hiperglikemi yang tidak terkontrol akan
menyebabkan buruknya sirkulasi darah ke ekstremitas disebut peripheral arterial
disease (penyakit arteri perifer). PAD disebabkan oleh penumpukan lemak di
arteri yang mengakibatkan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri
(arteriosklerosis).
3.4. Pengkajian Luka Kaki Diabetes
Pasien luka kaki diabetes perlu dikaji secara holistik, meliputi riwayat
pasien termasuk obat-obatan, penyakit penyerta, dan status diabetes. Pengkajian
luka kaki diabetes juga mempertimbangkan riwayat luka, luka kaki diabetes
sebelumnya, atau amputasi dan gejala yang menunjukkan terjadinya neuropati
atau PAD. Hal-hal yang berkaitan dengan pengkajian luka:
1. Pengukuran luka
Luka diukur panjang x lebar x kedalaman dan ada tidaknya
undermining/goa, yang diukur sesuai dengan arah jarum jam.
2. Kulit sekitar luka
Kaji apakah terdapat tanda-tanda seperti gatal, maserasi, edema, dan
hiperpigmentasi.
3. Tepi luka
Pengkajian akan didapat data bahwa proses epitelisasi adekuat atau tidak,
jaringan epitel berwarna merah muda, dan kegagalan epitelisasi terjadi jika
luka mengalami edema, nekrosis, kalus atau infeksi.
4. Cairan luka
5. Bau tidak sedap
Diketahui untuk mendukung penegakan diagnosa terjadi infeksi atau tidak.
Bau disebabkan oleh adanya kumpulan bakteri yang menghasilkan protein,
apocrine sweat glands atau beberapa cairan luka lainnya.
6. Status Infeksi
Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka, memperlama waktu
perawatan dan meningkatkan biaya perawatan. Luka yang terinfeksi
ditandai dengan adanya erithema, edema, cairan purulent, bau,
peningkatan temperatur dan peningkatan sel darah putih. Infeksi bisa
meluas dengan cepat ke tulang yang disebut osteomielitis jika tidak segera
diatasi. Infeksi dapat diketahui melalui kultur infeksi setelah luka dicuci
dan luka mengeluarkan cairan luka. Pengambilan sampel kultur dengan
mengusap zig zag sebanyak 10 kali usapan yang mewakili seluruh area
luka
7. Mengkaji hilangnya sensasi nyeri.
8. Tipe jaringan (epitelisasi granulasi slough)
9. Stadium luka kaki diabetes
Morison (2013) mengklasifikasi luka kaki diabetes berdasarkan
beberapa parameter seperti ukuran, kedalaman dan lokasi dapat membantu
dalam perencanaan dan memantau terapi dari berbagai pendekatan untuk
membantu memprediksi hasil. Sistem klasifikasi yang sering digunakan
adalah sistem klasifikasi Wagner yang didasari pada derajat luka dan
terdiri dari 6 grade (0-5):
Tabel 2.1 Klasifikasi derajat luka menurut Wagner
Grade
Keterangan
0
(no open lesion) Tidak ada luka terbuka, namun sudah terjadi
deformitas, kallus, atau pre ulcerative.
1
(superficial ulcer) Ulkus diabetes superfisial (luka ke
epidermis).
2
(deep ulcer) Ulkus meluas sampai dermis, ligamen, tendon,
kapsula sendi, atau fasia dalam tanpa abses atau osteomielitis.
3
(abcess osteomyelitis) Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis
atau sepsis sendi.
4
(gangrene forefoot) Gangren yang terbatas pada kaki bagian
depan atau tumit.
5
(gangrene whole foot) Gagren yang meluas hingga seluruh
kaki.
praktisi
yang
berpengalaman,
karena
harus
mampu
kondisi
inflamasi
yang
memanjang.
Enzimatik
Pengunaan
debridement ini
untuk luka
yang
rasa
sakit
pada
saat
penggantian
balutan
dan