Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB V

HASIL PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Kelurahan Tanjung Merdeka berada dalam Kecamatan Tamalate, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan ini mempunyai luas
permukaan sebesar 420 Ha, dengan panjang garis pantai 3,4 km.
Secara geografis, kelurahan Tanjung Merdeka berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kelurahan Maccini Sombala
Sebelah Selatan : Kelurahan Barombong
Sebelah Barat : Selat Makassar
Sebelah Timur : Kabupaten Gowa
2. Kependudukan
Kelurahan Tanjung Merdeka memiliki jumlah penduduk 8.042 jiwa
dengan 1.902 Kepala Keluarga yangterdiri dari laki-laki 3.885 jiwa dan
perempuan 4.157 jiwa.
Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka dihuni oleh penduduk asli Kota
Makassar yaitu Suku Mangkasara (Makassar) sedangkan untuk daerah
pemukiman Baru (Perumahan) dihuni sebagian oleh suku Makassar yang
terlah bersosialisasi dengan suku-suku pendatang yang ada sseperti Bugis,
Toraja, Mandar dan Tionghoa. Jumlah penduduk miskin yang ada di
kelurahan Tanjung Merdeka sebanyak 601 KK ( 2.400 jiwa) atau sekitar
32% dari jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka.
B. Karakteristik Responden
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan di
Kelurahan Tanjung Merdeka. Sampel yang ikut serta dalam penelitian ini terdiri
dari 116 orang yang semuanya merupakan penduduk di Kelurahan Suka Maju,
Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan.
Data penelitian yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang berasal
dari hasil isian kuesioner yang diisi oleh responden yang berisi data identitas

27

responden dan jawaban pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku


responden terhadap penggunaan antibiotik.
Untuk data karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan dan status ekonomi responden. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Total

Jumlah
52
64
116

Persentase
44.83%
55.17%
100.00%

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah
perempuan yaitu sebanyak 64 orang (55,17%) sedangkan laki-laki sebanyak 52
orang (44,83%).
2. Kelompok Umur
Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Umur

Frekuensi

15-24
25-34
35-44
45-54
55-64
65
Total

41
26
22
20
5
2
116

35.34%
22.41%
18.97%
17.24%
4.31%
1.72%
100.00%

Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa responden yang terbanyak berasal dari
kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 41 orang (35,34%), dimana golongan
kelompok umur 25-34 tahun menempati tempat kedua dengan jumlah responden

28

sebanyak 26 kasus (22,41%), disusul kelompok umur 35-44 tahun dengan jumlah
responden sebanyak 22 responden (18,97%) lalu kelompok umur 45-44 tahun
dengan jumlah responden sebanyak 20 responden (17,24%) dan kelompok umur
55-64 tahun serta 65 tahun menempati tempat terakhir dengan jumlah kasus
masing-masing sebanyak 5 kasus (4,31%) dan 2 kasus (1,72%) dari total sampel
yang diperoleh.
3. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
5.3
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
Total

Tabel

5.3

menunjukkan

Frekuensi

Persentase

27
58
31
116

23.28%
50.00%
26.72%
100.00%

distribusi

frekuensi

karakteristik

responden

berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa 58 orang responden (50,00%)


berpendidikan Menengah, diikuti dengan 31 orang responden (26,72%)
berpendidikan Tinggi, dan 27 orang responden (23,28%) berpendidikan Rendah.
4. Distribusi Responden berdasarkan Status Ekonomi
Distribusi responden status ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan Status Ekonomi
Status Ekonomi

Frekuensi

Rendah
Menengah
Total

43
73
116

37.07%
62.93%
100.00%

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


status ekonomi, diketahui bahwa 73 orang responden (62,93%) memiliki status
29

ekonomi Menengah, dan 43 orang responden (37,07%) memiliki status ekonomi


Rendah.
5. Pengetahuan Responden Mengenai Antibiotik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai antibiotik,
digunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas sebelumnya. Berikut akan ditampilkan jawaban responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan
Antibiotik
No

Pertanyaan

Benar

Salah

Definisi Antibiotik

65

56.03%

28

24.14%

Tidak
Tahu
23

Penyakit yang
Memerlukan
Antibiotik

48

41.38%

45

38.79%

23

19.83%

Tujuan Pemberian
Antibiotik

84

72.41%

11

9.48%

21

18.10%

Cara Memperoleh
Antibiotik

85

73.28%

11

9.48%

20

17.24%

Penghentian Penggunaan
Antibiotik

72

62.07%

26

22.41%

18

15.52%

Penggunaan Antibiotik
Sesuai
Petunjuk Dokter

87

75.00%

7.76%

20

17.24%

Risiko Penggunaan
Antibiotik
yang Salah

83

71.55%

6.03%

26

22.41%

Efek Samping Antibiotik

68

58.62%

7.76%

39

33.62%

Golongan yang Harus


Diperhatikan Dalam
Menggunakan Antibiotik

81

69.83%

4.31%

30

25.86%

10

Cara Penyimpanan
Antibiotik

90

77.59%

2.59%

23

19.83%

11

Contoh Antibiotik

56

48.28%

24

20.69%

36

31.03%

%
19.83%

30

Berdasarkan Tabel 5.5, didapati bahwa 77,59% responden menjawab


pertanyaan mengenai cara penyimpanan antibiotik dengan benar, diikuti dengan
pertanyaan mengenai penggunaan antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter yang
dijawab benar oleh 75,00% responden.
Sedangkan itu, sebanyak 38,79% responden menjawab salah ketika diberikan
pertanyaan mengenai penyakit yang memerlukan antibiotik, diikuti dengan
pertanyaan mengenai definisi antibiotik yang dijawab salah oleh 24,14%
responden.
Pada tabel 5.5 juga dapat dilihat bahwa 33,62% responden menjawab tidak
tahu ketika diberikan pertanyaan mengenai efek samping antibiotik, diikuti
dengan pertanyaan mengenai contoh antibiotik yang dijawab tidak tahu oleh
31,03% responden.
5.5.1.

Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis


kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat Pengetahuan
Jenis Kelamin
Pria
Perempuan
Total

Baik
(n)
21
26
47

%
44.68%
55.32%

Sedang
(n)
17
26
43

%
39.53%
60.47%

Rendah
(n)
14
12
26

Total

53.85%
46.15%

52
64
116

Berdasarkan tabel 5.6, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling banyak


di kategori baik terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 26 orang
(55,32%), pengetahuan di kategori sedang terdapat pada jenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 26 orang (60,47%), sedangkan pengetahuan di kategori rendah
terdapat pada jenis kelamin pria yaitu sebanyak 14 orang (53,85%).
5.5.2. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
31

Sementara itu, hasil crosstabulation tingkat pengetahuan berdasarkan


tingkatan umur responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan Umur
Tingkat Pengetahuan
Usia
15-24
25-34
35-44
45-54
55-64
65
Total

Baik
%
(n)
15 32.61%
10 21.74%
10 21.74%
7 15.22%
2 4.35%
2 4.35%
46

Sedang
%
(n)
15 34.09%
9 20.45%
10 22.73%
8 18.18%
2 4.55%
0 0.00%

Rendah
%
(n)
11 42.31%
7 26.92%
2 7.69%
5 19.23%
1 3.85%
0 0.00%

44

Total
41
26
22
20
5
2

26

116

Berdasarkan tabel 5.7, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah


responden yang termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 15
orang (32,61%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak juga adalah
responden yang termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 15
orang (34,09%).
Tingkat pengetahuan rendah juga paling banyak terdapat pada responden yang
termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 11 orang (42,31%).
5.5.3.

Tingkat

Pengetahuan

Responden

Berdasarkan

Tingkat

Pendidikan
Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Dasar
Menengah

Baik
(n)
4
28

Tingkat Pengetahuan
Sedang
Rendah
%
%
(n)
(n)
8.51%
9 20.93%
14
59.57%
20 46.51%
10

Total

53.85%
38.46%

27
58

32

Tinggi

15
47

Total

31.91%

14
43

32.56%

2
26

7.69%

31
116

Berdasarkan tabel 5.8, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah


responden yang mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 28
orang (59,57%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak juga adalah
responden yang mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 20
orang (46,51%). Sedangkan, tingkat pengetahuan rendah terdapat pada responden
yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 14 orang (53,85%).
5.5.4.

Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden berdasarkan status


ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.9
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan Status Ekonomi
Tingkat Pengetahuan
Status Ekonomi
Rendah
Menengah
Total

Baik
(n)
16
31
47

%
34.04%
65.96%

Sedang
(n)
15
28

%
34.88%
65.12%

Rendah
(n)
12
14

43

26

Total

46.15%
53.85%

43
73
116

Berdasarkan tabel 5.9, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah


responden yang mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 31 orang
(65,96%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak juga adalah responden yang
mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 28 orang (65,12%). Serta,
tingkat pengetahuan rendah terdapat juga pada responden yang memiliki tingkat
pendidikan menengah yaitu sebanyak 14 orang (53,85%).
6. Sikap Responden Mengenai Antibiotik
Sikap yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari tingkat, indikasi, cara
penggunaan, efek samping dan resistensi antibiotik.
5.6.1. Tingkat Sikap

33

Tingkat sikap responden terhadap penggunaan antibiotik dapat dilihat pada tabel
5.9
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap
Baik
Sedang
Kurang
Total

Frekuensi
56

Persentase
48.28%

60
0
116

51.72%
0.00%
100.00%

Berdasarkan Tabel 5.9, didapati bahwa sikap yang dikategorikan sedang


memiliki persentase yang terbesar yaitu 51,72%, sedangkan sikap dengan kategori
baik sebesar 48,28% dan tidak ada yang dalam kategori kurang.
5.6.2.

Indikasi Antibiotik

Sikap responden tentang indikasi antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.10
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Indikasi Antibiotik
Semua Penyakit Memerlukan
Antibiotik
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju

Frekuensi

Persentase

10
66
10
24
6

8.62%
56.90%
8.62%
20.69%
5.17%

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden bersikap tidak setuju


bahwa antibiotik dapat digunakan pada semua penyakit yaitu sebanyak 36 orang
(56,90%).
Sedangkan responden yang setuju

dengan

pertanyaan

itu

yaitu

sebanyak 30 orang (25,86%) yang terdiri dari 6 orang (5,17%) menjawab sangat
setuju dan sebanyak 24 orang (20,69 %) menjawab setuju.

34

5.6.3.

Cara Penggunaan Antibiotik

Sikap responden tentang cara penggunaan antibiotik dapat dilihat pada


tabel 5.11
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Cara Penggunaan Antibiotik
Antibiotik Wajar Diminta dari Dokter

Frekuensi

Persentase

Sangat tidak setuju


Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju
Waktu Penggunaan Harus Dipatuhi
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju
Antibiotik Boleh Disimpan dan
Digunakan Kembali
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju
Antibiotik Harus Dihabiskan
Walaupun
Merasa Sehat
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju
Kembali Ke Dokter Jika Terjadi Efek
Samping
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju

11
35
21
28
21
Frekuensi
1
2
7
63
43

9.48%
30.17%
18.10%
24.14%
18.10%
Persentase
0.86%
1.72%
6.03%
54.31%
37.07%

Frekuensi

Persentase

15
46
19
26
10

12.93%
39.66%
16.38%
22.41%
8.62%

Frekuensi

Persentase

8
27
17
30
34

6.90%
23.28%
14.66%
25.86%
29.31%

Frekuensi

Persentase

8
5
27
42
34

6.90%
4.31%
23.28%
36.21%
29.31%

35

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 106 orang responden (91,38%)


setuju bahwa antibiotik perlu diminum sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh
dokter yang terdiri atas 63 responden setuju (54,31%) dan 43 responden sangat
setuju (37,07%) sedangkan 1 orang responden (0,86%) bersikap sangat tidak
setuju terhadap hal tersebut.
Sebanyak 46 orang responden (39,65%) tidak setuju bahwa antibiotik
wajar diminta dari dokter yang terdiri atas 35 responden tidak setuju (30,17%) dan
11 responden sangat setuju (9,48%) sedangkan 21 orang responden (18,10%)
bersikap sangat tidak setuju terhadap hal tersebut.
Sebanyak 61 responden (52,59%) tidak setuju bahwa antibiotik boleh
disimpan dan digunakan kembali sedangkan 19 orang (16,38%) bersikap netral.
Sebanyak 64 orang (55,17%) setuju antibiotik perlu dihabiskan walaupun telah
merasa sembuh sedangkan 17 orang (14,66%) bersikap netral. Pada tabel juga
didapati sebanyak 76 orang (65,52%) setuju bahwa pasien perlu kembali ke dokter
apabila terjadi efek samping antibiotik sedangkan sebanyak 13 orang (11,21%)
tidak setuju.
5.6.4. Efek Samping
Sikap responden tentang efek samping dari penggunaan antibiotik dapat
dilihat pada tabel 5.12
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Efek Samping Penggunaan
Antibiotik
Penggunaan Antibiotik Berlebihan
Menyebabkan Efek Samping
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju

Frekuensi

Persentase

7
2
11
57
39

6.03%
1.72%
9.48%
49.14%
33.62%

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden yaitu sebanyak 96 orang (82,76%)


setuju bahwa antibiotik dapat menyebabkan efek samping jika digunakan secara

36

tidak benar sedangkan responden yang bersikap tidak setuju yaitu sebanyak 9
orang (7,75%)
5.6.5.
Resistensi Antibiotik
Sikap responden tentang resistensi antibiotik dapat dilihat pada tabel 5.13
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Resistensi Antibiotik
Resistensi Antibiotik Adalah Hal Yang
Berbahaya
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Netral
Setuju
Sangat setuju

Frekuensi

Persentase

8
5
27
42
34

6.90%
4.31%
23.28%
36.21%
29.31%

Berdasarkan tabel di atas, didapati responden sebanyak 76 orang (65,52%)


setuju bahwa resistensi antibiotik adalah yang berbahaya sedangkan 13 orang
(11,21%) tidak setuju bahwa resistensi antibiotik adalah hal yang berbahaya.
5.6.6.

Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil crosstabulation tingkat pengetahuan responden terhadap status


ekonomi dapat dilihat pada tabel 5.14
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sikap
Jenis Kelamin
Pria
Perempuan
Total

Baik
(n)

Sedang
(n)

Kurang
(n)

24

42.86%

28

46.67%

32
56

57.14%

32
60

53.33%

0
0

%
0.00
%
0.00
%

Total
52
64
116

Berdasarkan tabel 5.14, diketahui bahwa sikap baik terdapat paling banyak
pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 32 orang (57,14%), sikap di
kategori sedang terdapat juga paling banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 32 orang (53,33%), dan tidak terdapat responden dengan sikap kategori
kurang.
37

5.6.7. Sikap Responden Berdasarkan Umur


Hasil crosstabulation sikap berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
5.15.
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Umur
Sikap
Usia

Baik
(n)

15-24

Sedang
(n)

Kurang
(n)

21

37.50%

20

33.33%

13

23.21%

13

21.67%

16.07%

13

21.67%

45-54

14.29%

12

20.00%

55-64

5.36%

3.33%

65
Total

2
56

3.57%

0
60

0.00%

0
0

25-34
35-44

Total

0.00
%
0.00
%
0.00
%
0.00
%
0.00
%
0.00
%

41
26
22
20
5
2
116

Berdasarkan tabel 5.15, sikap baik paling banyak adalah responden yang
termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 21 orang (37,50%).
Sikap sedang paling banyak juga adalah responden yang termasuk dalam
kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 20 orang (33,33%). Sedangkan di
sikap kurang, tidak terdapat responden.
5.6.8. Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil crosstabulation sikap responden berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel 5.16.
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Dasar

Sikap
Baik
(n)
12

%
21.82%

Sedang
(n)
15

%
24.59%

Kurang
(n)
0

%
0.00

Total
27

38

Menengah

29

Tinggi

14
55

Total

52.73%
25.45%

29
17
61

47.54%
27.87%

0
0
0

%
0.00
%
0.00
%

58
116
116

Berdasarkan tabel 5.16, sikap baik paling banyak adalah responden yang
mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 29 orang (52,73%).
Sikap sedang paling banyak juga adalah responden yang mempunyai tingkat
pendidikan menengah yaitu sebanyak 29 orang (47,54%). Sedangkan di sikap
dengan kategori kurang tidak terdapat responden.
5.6.9.

Sikap Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Hasil crosstabulation sikap responden berdasarkan status ekonomi dapat


dilihat pada tabel 5.17.
Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Berdasarkan Status
Ekonomi
Sikap
Status Ekonomi

Baik
(n)

Sedang
(n)

Kurang
(n)

Rendah

20

35.71%

23

53.49%

Menengah

36

64.29%

37

86.05%

Total

56

60

%
0.00
%
0.00
%

Total
43
73
116

Berdasarkan tabel 5.17, sikap yang baik paling banyak adalah di


responden yang mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 36 orang
(64,29%). Sikap yang sedang paling banyak juga adalah responden yang
mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 37 orang (86,05%). Sikap
dalam kategori kurang tidak memiliki responden
7. Perilaku Responden Mengenai Antibiotik
Distribusi frekuensi perilaku responden mengenai antibiotik dapat dilihat pada
tabel 5.18
39

Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik


Perilak
u
Baik
Sedang
Kurang
Total

Frekuensi
36
19
61
116

%
31.03%
16.38%
52.59%
100.00%

Berdasarkan data uji perilaku penggunaan antibiotik (Tabel 9) yang telah


dilakukan pada responden, menunjukkan bahwa responden mempunyai perilaku
yang kurang sebanyak 61 orang (52,59%), perilaku sedang sebanyak 19 orang
(16,38%) dan perilaku baik sebanyak 36 orang (31,03%).
5.7.1. Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil crosstabulation perilaku responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 5.19
Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin

Baik
(n)

Pria

17

Perempu
an
Total

19
36

%
47.22
%
52.78
%

Perilaku
Sedan
g
%
(n)
22.22
4
%
77.78
14
%
18

Kuran
g
(n)
31
31
62

%
50.00
%
50.00
%

Total
52
64
116

Berdasarkan tabel 5.19, diketahui bahwa sikap baik terdapat paling banyak
pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 19 orang (52,78%), sikap di
kategori sedang terdapat juga paling banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 14 orang (77,78%), dan untuk sikap kurang, responden laki-laki dan
perempuan memiliki jumlah yang sama, yaitu 31 orang (50,00%) untuk masingmasing kategori.

40

5.7.2. Perilaku Responden Berdasarkan Umur


Hasil crosstabulation perilaku berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
5.20
Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik
Berdasarkan Umur
Perilaku
Usia

Baik
(n)

15-24
25-34
35-44

10
7
9
5
3
2
36

45-54
55-64
65
Total

Sedang
(n)

%
27.78%
19.44%
25.00%
13.89%
8.33%
5.56%

7
2
3
6
0
0
18

Kurang
(n)

%
38.89%
11.11%
16.67%
33.33%
0.00%
0.00%

24
17
10
9
2
0
62

Total

40.68%
28.81%
16.95%
15.25%
3.39%
0.00%

41
26
22
20
5
2
116

Berdasarkan tabel 5.20, perilaku baik paling banyak adalah responden


yang termasuk dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 10 orang
(27,78%). perilaku sedang paling banyak juga adalah responden yang termasuk
dalam kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 7 orang (38,89%). Serta di
sikap kurang, responden terbanyak juga termasuk dalam kelompok umur15-24
tahun, yaitu sebanyak 24 orang (40,68%).
5.7.3.

Perilaku Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil crosstabulation perilaku berdasarkan tingkat pendidikan dapat


dilihat pada tabel 5.21
Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sikap
Tingkat Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi

Baik
(n)
5
16
15

%
13.89%
44.44%
41.67%

Sedang
(n)
2
10
6

%
11.11%
55.56%
33.33%

Kurang
(n)
20
32
10

Total

32.26%
51.61%
16.13%

27
58
31

41

Total

36

18

62

116

Berdasarkan tabel 5.21, perilaku baik paling banyak adalah responden


yang mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 16 orang (44,44%)
dan disusul di kelompok tingkat pendidikan tinggi sebanyak 15 orang (41,67%).
Perilaku sedang paling banyak juga adalah responden yang mempunyai tingkat
pendidikan menengah yaitu sebanyak 10 orang (55,56%). Serta di perilaku
kurang, responden terbanyak juga adalah di kelompok pendidikan menengah yaitu
sebanyak 32 orang (51,61%) dan disusul dengan kelompok pendidikan dasar
sebanyak 20 orang (32,36%).
5.7.4.

Perilaku Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Hasil crosstabulation perilaku responden berdasarkan status ekonomi


dapat dilihat pada tabel 5.22
Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Mengenai Antibiotik
Berdasarkan Status Ekonomi
Perilaku
Status Ekonomi

Baik
(n)

Rendah

11

Menengah

25

Total

36

Sedang
(n)

30.56
%
69.44
%

5
14
19

%
26.32
%
73.68
%

Kurang
(n)

Total

27

44.26%

43

34

55.74%

73

61

116

Berdasarkan tabel 5.22, perilaku yang baik paling banyak adalah di


responden yang mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 25 orang
(69,44%). Perilaku yang sedang paling banyak juga adalah responden yang
mempunyai status ekonomi menengah yaitu sebanyak 14 orang (73,68%).
Perilaku kurang memiliki jumlah responden terbanyak, dengan responden dengan
status ekonomi menengah terdiri atas 34 orang (55,74%) dan status ekonomi
rendah sebanyak 27 orang (44,26%).

42

BAB VI
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya diperoleh dari hasil
pengolahan data penelitian dari 116 jawaban responden berusia 15-70 tahun yang
memiliki data lengkap dan teregistrasi sebagai masyarakat kelurahan Tanjung
Merdeka.
Penelitian dilakukan dengan cara membagi-bagi kuisioner kepada warga
kelurahan Tanjung Merdeka, warga diberi penjelasan mengenai cara pengisian
kuisioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada hal yang tidak diketahui
mengenai isi kuisioner.
6.1. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan Antibiotik
Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Tanjung
Merdeka, Kecamatan Tamalate termasuk dalam kategori baik. Karena dari 116
jumlah keseluruhan responden, didapati 40,52% memiliki tingkat pengetahuan
baik, 37,07% memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 22,41% memiliki tingkat
pengetahuan rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Pulungan (2011) di Medan
yang mendapati 77% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 18%
responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 5% responden memiliki
tingkat pengetahuan rendah. Selain itu, hasil yang sesuai juga ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh You, et al.(2008) yang mendapati bahwa 70%
responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 21% memiliki tingkat pengetahuan
sedang, dan 9% memiliki tingkat pengetahuan rendah. Namun, pada penelitian
yang dilakukan Oh, et al (2010) didapati 16,4% responden memiliki pengetahuan

43

baik, 54,7% responden memiliki pengetahuan sedang, dan 28,9% responden


memiliki tingkat pengetahuan rendah.
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan, informasi yang didapat, sosial,
budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. Perbedaan hasil penelitian
ini mungkin disebabkan oleh karena adanya perbedaan tempat penelitian, jumlah
sampel dan perbedaan sosial budaya tempat penelitian.
6.2. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling
banyak di kategori baik terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
55,32% dibanding jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 44,68%, pengetahuan di
kategori sedang terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60,47%
dibanding jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 39,53% , dan pengetahuan di
kategori rendah terdapat pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 14 orang
(53,85%) dibanding jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 46,15%. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eng,et al. (2003) yang mendapati
bahwa 65% perempuan memiliki tingkat pengetahuan baik dibanding 35% lakilaki yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 62% perempuan memiliki tingkat
pengetahuan sedang dibanding 38% laki-laki yang memiliki tingkat pengetahuan
yang sama, dan 27% perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
dibanding 73% laki-laki yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Barah (2010) di Syria, Gonzales et al (2009)
di Meksiko, Al Azzam et al (2007) di Yordania, Oh et al (2009) di Penang, dan
Djuang (2010) di Medan memiliki hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara
jenis kelamin dan tingkat pengetahuan terhadap antibiotik. Hal ini menunjukkan
bahwa meskipun perempuan lebih sering melakukan pengobatan sendiri (Crook
dan Christopher dalam Supardi, 2006) dibanding laki-laki, hubungan jenis
kelamin dengan pengetahuan tentang antibiotik secara statistik tidak bermakna.
6.3. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur

44

Menurut Nursalam (2011), usia adalah umur individu yang terhitung mulai
saat dilahirkan sampai berulang tahun. Tingkat pengetahuan berdasarkan umur
dari responden didapati bahwa responden dengan umur 15-24 tahun memiliki
tingkat pengetahuan baik terbanyak (32,61%), diikuti responden dengan rentang
umur 25-34 tahun (21,74%) dan 35-44 tahun (21,74%), lalu responden dengan
rentang umur 45-54 tahun (15,22%), diikuti dengan rentang umur 55-64 tahun
(4,35%) dan 65 tahun (4,35%). Sedangkan, untuk tingkat pengetahuan rendah
terbanyak juga terdapat pada kelas responden yang berumur 15-24 tahun
(42,31%), diikuti responden yang berumur 25-34 tahun (26,92%), dan responden
yang berumur 45-54 tahun (19,23%) serta 35-44 tahun (7,69%).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief
(2013) di Medan yang mendapati bahwa responden dengan umur >45 tahun
memiliki tingkat pengetahuan baik terbanyak (34,1%), diikuti responden dengan
rentang umur 30-34 tahun (16,1%), dan responden dengan rentang umur 40-44
tahun (13,1%). Sedangkan, untuk tingkat pengetahuan rendah terbanyak juga
terdapat pada kelas responden yang berumur >45 tahun (33,3%), diikuti
responden yang berumur 35-39 tahun (19,1%), dan responden yang berumur 2024 tahun dan 40-44 tahun (14,3%). Penelitian yang dilakukan pada populasi
masyarakat Korea Selatan oleh Kim et al (2011) mendapatkan hasil bahwa tidak
ada hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai antibiotik dan umur
responden. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan besar sampel
penelitian.
6.4. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Status Ekonomi
Berdasarkan status ekonomi, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling
banyak di kategori baik terdapat pada kelompok ekonomi menengah (65,96%).
Pengetahuan di kategori sedang juga terbanyak pada kelompok ekonomi
menengah (65,12%) serta pengetahuan di kategori rendah juga terdapat pada
ekonomi menengah (53,85%). Hal yang sama juga didapatkan Larassati (2012) di
Medan dimana tingkat pengetahuan baik paling banyak didapatkan pada status
ekonomi menengah (54,08%), tingkat pengetahuan sedang juga pada ekonomi
menengah (60,72%) dan tingkat pengetahuan kurang juga pada ekonomi

45

menengah (52%), namun tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Djuang (2010) di Kota Medan dan Barah
(2010) di Syria, keduanya mendapat hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara
kedua variable tersebut.
6.5. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa tingkat pengetahuan baik
paling

banyak

pada

responden

dengan

tingkat

pendidikan

menengah

(SMA/sederajat) yaitu sebesar 28 responden (59,57%), lalu disusul oleh


responden dengan tingkat pendidikan tinggi (perguruan tinggi/sederajat) yaitu
sebesar 15 responden (31,91%) dan responden dengan tingkat pendidikan rendah
(SD/SMP/sederajat) sebesar 4 responden (8,51%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh Arief (2013)
berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang dengan tingkat pendidikan
menengah (SMA/Sederajat) memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak
(49,8%), diikuti responden dengan tingkat pendidikan tinggi (32,2%), dan tingkat
pendidikan rendah (18%). Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan
rendah memiliki tingkat pengetahuan rendah terbanyak (80,9%), diikuti tingkat
pendidikan menengah (14,3%), dan tingkat pendidikan tinggi (4,8%). Pola pikir
seseorang akan sesuai dengan tingkat pendidikannya, karena pendidikan dapat
berdampak pada kemampuan seseorang untuk menerima informasi dan informasi
ini dapat berpengaruh pada pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010).
Menurut pendapat Baumann dan Koos yang dikutip oleh Friedman (1998) bahwa
semakin terdidiknya seseorang maka semakin baik pengetahuannya tentang
kesehatan dan sebaliknya.
6.6. Sikap Responden Terhadap Antibiotik
Dari penelitian, didapatkan hasil bahwa sikap yang dikategorikan sedang
memiliki presentase terbesar yaitu 51,72%, kategori baik sebesar 48,28% dan
tidak ada yang tergolong dalam kategori kurang.
Penelitian yang dilakukan oleh Oh et al (2010) di Rumah Sakit Pulau
Pinang mendapati pengetahuan yang baik tidak semestinya memberikan sikap
yang baik. Penelitian tersebut mendapati 71,1% mempunyai pengetahuan yang
46

benar tentang keperluan menghabiskan antibiotik apabila gejala sedang muncul


sedangkan hanya 59,8% setuju bahwa mereka akan meneruskan penggunaan
antibiotik setelah mereka mula merasa membaik. Penelitian oleh Djuang
(2010) di Kota Medan dan Barah (2010) di Syria, keduanya mendapat hasil bahwa
tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.
6.7. Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa sikap baik paling banyak
terdapat pada jenis kelamin perempuan sebesar 57,14% disusul laki-laki sebesar
42,86%. Untuk sikap sedang juga paling banyak pada responden perempuan
sebesar 53,33% dibanding laki-laki sebesar 46,67%. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Larassati (2012) di Medan, namun
menurut Larassati (2012), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan sikap
terhadap penggunaan antibiotik. Hal yang sama juga didapatkan oleh Barah
(2010) di Syria dan Al Azzam et al (2007) di Yordania. Secara keseluruhan tidak
terdapat perbedaan antara jenis kelamin dengan sikap responden terhadap
penggunaan antibiotik dan sampai sekarang tidak ada keterangan yang dapat
memberikan jawaban dengan tuntas mengenai perbedaan kedua variabel ini.
6.8. Sikap responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan umur responden, didapatkan hasil bahwa sikap baik paling
banyak terdapat pada rentang umur 15-24 tahun (37,50%), dan paling rendah pada
rentang umur 65 tahun (3,57%). Hasil yang serupa juga didapatkan pada
penelitian yang dilakukan Kim et al (2003) di Korea Selatan dimana sikap baik
paling banyak pada usia 18-39 tahun (42,4%) dan paling rendah pada usia 60
tahun (34,7%). Menurutnya, tidak ada hubungan antara kedua variable tersebut.
Namun, hasil yang berbeda didapatkan oleh Abaseed et al (2009) di Abu Dhabi
dan Gonzales et al (2012) di Meksiko yang mengatakan terdapat hubungan antara
umur dengan penggunaan antibiotik secara bebas. Perbedaan ini mungkin terjadi
karena besar sampel pada kedua penelitian tersebut lebih besar dibanding
penelitian ini, dan juga akibat berbedanya karakteristik mayarakat tempat
dilakukan penelitian.

47

6.9. Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Sikap baik paling banyak terdapat pada kelompok pendidikan menengah dan
paling rendah pada kelompok pendidikan dasar. Demikian juga ditemukan hal
yang sama pada sikap kategori sedang. Hasil penelitian yang serupa ditemukan
pada penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2003) yang mana mendapatkan
responden dengan tingkat pendidikan yang adekuat (high school dan college)
memiliki sikap baik terbanyak (78,2%) dibandingkan dengan tingkat pendidikan
yang tidak adekuat (primary dan middle school) yang lebih sedikit (46,2%).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Al Azzam et al (2007) di Yordania,
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden terhadap
penggunaan antibiotik.
Hal ini mungkin berkaitan dengan pendapat Green dalam Lumaksono (2007)
yang mengatakan bahwa yang paling mempengaruhi kesehatan seseorang adalah
perilaku dan faktor non perilaku. Perilaku sendiri terbentuk karena adanya proses
pendidikan sebelumnya yang melalui beberapa tahap hingga kemudian terbentuk
pola perilakunya. Hal itu menunjukkan bahwa pendidikan mempengaruhi perilaku
seseorang, dalam hal ini adalah perilaku tertutup (covert behavior) termasuk
dalam hal penggunaan antibiotik.
6.10.

Sikap Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa sikap baik paling banyak terdapat
pada kelompok ekonomi menengah dan juga demikian pada sikap sedang.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara status ekonomi menengah dan rendah
untuk sikap yang baik, yaitu sebesar 64,29% untuk ekonomi menengah dan
35,71% untuk ekonomi rendah. Pada sikap sedang juga demikian, yaitu 86,05%
untuk ekonomi menengah dan 53,49% untuk ekonomi rendah. Hal yang serupa
didapatkan juga pada penelitian yang dilakukan oleh Barah (2010) di Syria, dan
Larassati (2012) di Medan. Menurut Leibowitz (1989) orang yang mempunyai
penghasilan tinggi lebih banyak belanja obat dan menggunakan obat, sehingga
kemungkinan untuk menggunakan obat yang sesuai dengan aturan lebih besar.

48

6.11.

Perilaku Responden Terhadap Antibiotik

Dari penelitian, didapatkan hasil bahwa sikap yang dikategorikan kurang


memiliki presentase terbesar yaitu 52,59%, kategori baik sebesar 31,03% dan
kategori sedang 16,38%. Hasil yang serupa juga didapatkan oleh Fatmawati
(2014) di Surakarta, dimana didapatkan hasil perilaku baik sebesar 33%
responden dan perilaku kurang sebesar 67%. Perilaku dalam bentuk pengetahuan
yaitu dengan mengetahui situasi dan lingkungan, sedangkan perilaku dalam
bentuk sikap berupa tanggapan perasaan terhadap keadaan luar diri seseorang
sehingga akan mencetak perilaku manusia sesuai dengan sifat lingkungan tersebut
yang mempengaruhi pembentukan perilaku manusia. Perilaku dalam bentuk
tindakan berupa perbuatan terhadap situasi dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003)
6.12.

Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa perilaku baik paling


banyak pada jenis kelamin perempuan (52,78%), namun tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dengan jenis kelamin laki-laki (47,22%). Perilaku sedang paling
banyak pada perempuan (77,78%) disbanding laki-laki (22,22%). Untuk perilaku
kurang, kategori perempuan dan laki-laki memiliki jumlah yang sama (50,00%).
Hal yang sama juga ditemukan oleh penelitian oleh Abasaeed (2009) di Arab
Saudi. Dan menurut penelitian yang dilakukan di Mesir oleh Elmasry et al (2013),
mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin responden
terhadap perilaku penggunaan antibiotik karena kemungkinan kedua variabel
berada dalam lingkungan, budaya dan sosial ekonomi yang sama.
6.13.

Perilaku Responden Berdasarkan Umur

Dari usia, perilaku baik paling banyak pada usia 15-24 tahun, dan paling
sedikit pada umur 65 tahun. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Elmasry et al (2013) di Mesir yang mendaaptkan
hasil bahwa usia tua (>60) tahun memiliki perilaku yang baik terhadap
penggunaan antibiotik dibandingkan dengan usia dewasa muda (18-40 tahun) dan
dewasa mapan (40-60 tahun). pada orang tua, cenderung memeriksakan diri
terlebih dahulu ke dokter dan lebih menaati peraturan pengobatan yang diberikan

49

oleh dokter karena fakta bahwa orang tua lebih memerhatikan kesehatannya, dan
lebih sering memeriksakan kesehatannya ke dokter disbanding orang muda
(Elmasry et al, 2013). Namun perbedaan hasil ini kemungkinan dikarenakan
perbedaan jumlah sampel penelitian, tempat penelitan dan social budaya tempat
penelitian.
6.14.

Perilaku Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, perilaku baik terdapat paling banyak pada


kelompok koresponden dengan tingkat pendidikan menengah dan disusul oleh
tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan untuk perilaku kurang, terdapat juga paling
banyak pada kelompok tingkat pendidikan menengah dan diikuti oleh kelompok
pendidikan dasar. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perilaku seseorang terhadap penggunaan antibiotik.
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu
dengan mengetahui situasi dan lingkungan, sedangkan perilaku dalam bentuk
sikap berupa tanggapan perasaan terhadap keadaan luar diri seseorang sehingga
akan mencetak perilaku manusia sesuai dengan sifat lingkungan tersebut yang
mempengaruhi pembentukan perilaku manusia. Perilaku dalam bentuk tindakan
berupa perbuatan terhadap situasi dan lingkungan. Menurut Green (1980), faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya adalah pengetahuan terhadap
hal-hal yang berkaitan dan dari tingkat pendidikan.
Namun menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Oh et al (2011) di
Malaysia, mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
penddidikan dengan perilaku responden dalam penggunaan antibiotik. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat umum mungkin belum terlalu mengerti alasan
dan pentingnya untuk menyelesaikan pengobatan antibiotik hingga selesai
6.15.

Perilaku Responden Berdasarkan Status Ekonomi

Dari status ekonomi, perilaku baik paling banyak terdapat pada kelompok
ekonomi menengah (69,44%), dibanding dengan kelompok status ekonomi rendah
(30,56%). Pada perilaku kurang, paling banyak juga pada kelompok ekonomi
menengah (55,74%) dibanding kelompok ekonomi rendah (44,26%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Awad (2005) di Sudan yang

50

mendapatkan hasil perilaku baik palling banyak di ekonomi menengah (64,3%)


dibanding dengan tingkat ekonomi kurang (35,7%). Hasil penelitian ini juga
serupa dengan hasil penelitian oleh Larassati (2012) di Medan, yang mendapatkan
bahwa responden dengan status ekonomi menengah lebih cenderung membeli
antibiotik sendiri tanpa memeriksakan diri terlebih dahulu dan tidak mengikuti
aturan dokter (52%) dibanding dengan status ekonomi rendah (47%). Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Djuang (2009) di Medan mendapatkan hasil bahwa
tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan perilaku terhadap penggunaan
antibiotik.

51

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku warga masyarakat kelurahan Tanjung Merdeka mengenai antibiotik,
jumlah responden yang didapatkan sebanyak 116 orang. Hasil yang diperoleh
berupa :
1.

Tingkat pendidikan responden dengan jumlah responden 116 orang


terbanyak pada tingkat pendidikan menengah (SMA/Sederajat) yaitu 152
orang (50,00%).

2.

Jenis kelamin responden dengan jumlah responden 116 orang adalah 52


orang laki laki (44,83%) dan 64 orang perempuan (55,17%).

3.

Umur responden dengan jumlah responden 116 orang terbanyak berada


pada golongan 15-24 tahun yaitu 41 orang (35,34%).

4.

Status ekonomi responden dengan jumlah responden 116 orang terbanyak


berada pada golongan menengah yaitu 73 orang (62,93%).

5.

Tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan


Tamalate, Kotamadya Makassar terhadap antibiotik adalah baik yaitu
sebanyak 47 orang (40,52%).

6.

Sikap masyarakat Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate,


Kotamadya Makassar terhadap antibiotik adalah sedang yaitu sebanyak 60
orang (51,72%).

7.

Perilaku masyarakat Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate,


Kotamadya Makassar terhadap antibiotik adalah kurang yaitu sebanyak 61
orang (52,59%).

52

8.

Tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang


memiliki tingkat pengetahuan baik mayoritas memiliki tingkat pendidikan
menengah (59,57%).

9.

Sikap berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki sikap


baik mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah (52,73%).

10.

Perilaku berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang memiliki


perilaku baik mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah (44,44%).

11.

Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki


tingkat pengetahuan baik mayoritas berjenis kelamin perempuan
(55,32%).

12.

Sikap berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki sikap baik


mayoritas berjenis kelamin perempuan (57,14%).

13.

Perilaku berdasarkan jenis kelamin, responden yang memiliki perilaku


baik mayoritas berjenis kelamin perempuan (52,78%).

14.

Tingkat pendidikan berdasarkan umur, responden yang memiliki tingkat


pengetahuan baik mayoritas berada pada usia 15-24 tahun 32,61%.

15.

Sikap berdasarkan umur, responden yang memiliki sikap baik mayoritas


berada pada kelompok umur 15-24 tahun (37,50%).

16.

Perilaku berdasarkan umur, responden yang memiliki perilaku baik


mayoritas berada pada kelompok umur 15-24 tahun (27,78%).

17.

Tingkat pendidikan berdasarkan status ekonomi, responden yang memiliki


tingkat pengetahuan baik mayoritas berada pada ekonomi menengah
(65,96%).

18.

Sikap berdasarkan status ekonomi, responden yang memiliki sikap baik


mayoritas berada pada ekonomi menengah (64,29%).

19.

Perilaku berdasarkan status ekonomi, responden yang memiliki perilaku


baik mayoritas berada pada ekonomi menengah (69,44%).

B. Saran
1.

Kepada Puskesmas dan penyedia jasa kesehatan untuk memberikan


pendidikan ataupun penyuluhan terhadap masyarakat di Kelurahan

53

Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kotamadya Makassar mengenai


penggunaan antibiotik yang baik dan benar.
2.

Untuk masayarakat, agar lebih meningkatkan pengetahuan terhadap


penggunaan antibiotik yang baik dan mengimplementasikannya menjadi
sikap yang benar terhadap penggunaan antibiotik di kehidupan sehari-hari.

3.

Perlu diadakannya penelitian lanjutan untuk melihat korelasi antara


pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap antibiotik di Kelurahan Tanjung
Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kotamadya Makassar.

54

Вам также может понравиться