Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
Persoalan di sektor sanitasi hampir dihadapi oleh semua Kabupaten/Kota di Indonesia, termasuk
Kabupaten Merauke. Kurangnya dukungan infrastruktur sanitasi yang memadai serta masih rendahnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas
dan kuantitas sanitasi, baik dalam hal air limbah, persampahan, maupun drainase permukiman. Hingga
tahun 2013, kondisi sanitasi Kabupaten Merauke masih berada jauh di bawah target MDGs. Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, cakupan akses pelayanan Sistem Penyaluran Air Limbah
(SPAL) di Kabupaten Merauke pada tahun 2013 baru mencapai 37,23 %. Sedangkan dalam hal
persampahan, wilayah pelayanan kebersihan eksisting di Kabupaten Merauke pada tahun yang sama baru
mencapai 30 %. Begitupula dalam hal drainase permukiman, banjir tahunan yang kerap terjadi di
Kabupaten Merauke menunjukkan masih buruknya sistem drainase permukiman eksisting.
Dilatarbelakangi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Merauke terus melakukan berbagai upaya
perbaikan kondisi sanitasi, salah satunya yaitu melalui Pernyataan Minat untuk tergabung dalam Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Pernyataan Minat Kabupaten Merauke tersebut
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page
ditindaklanjuti oleh Surat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Papua kepada
Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas (selaku ketua Pokja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Nasional) perihal pernyataan minat Kabupaten/ Kota di Provinsi Papua untuk kepesertaan
program PPSP Tahun 2013. Dalam perkembangan selanjutnya, dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 648-607/Kep/Bangda/2012 tentang Penetapan Kabupaten atau Kota Sebagai Peserta
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013, Kabupaten Merauke resmi
tergabung dalam Program PPSP Tahun 2014.
Program PPSP pada dasarnya merupakan program perbaikan sanitasi permukiman yang dilakukan
dengan menggunakan prinsip berdasarkan data aktual, berskala kabupaten/ kota, disusun sendiri oleh
kabupaten/kota (dari, oleh dan untuk kabupaten/kota) serta menggunakan pendekatan bottom-up dan topdown. Dengan status kepesertaan Kabupaten Merauke dalam Program PPSP tersebut, maka mengikuti
alur hirarki dalam Program PPSP, Pemerintah Kabupaten Merauke diwajibkan untuk membentuk Kelompok
Kerja (Pokja) khusus yang dapat berperan sebagai koordinator, advisor dan fasilitator pada Program PPSP
Kabupaten Merauke tahun 2014. Sebagai koordinator dalam hal ini memiliki pengertian bahwa selama
kegiatan PPSP Pokja akan berperan dalam mengkoordinasikan perencanaan pembangunan sanitasi di
Kabupaten Merauke. Sebagai advisor, kelompok kerja akan berperan dalam menyusun Buku Putih Sanitasi
(BPS) dan Strategis Sanitasi Kota (SSK), serta memberikan input strategis pada Pemerintah Kabupaten
Merauke dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan sanitasi. Sedangkan sebagai fasilitator, Pokja
akan berperan dalam memfasilitasi peningkatan kesadaran dan komitmen dari berbagai stakeholder utama
sanitasi di tingkat kabupaten untuk terlibat dalam pembangunan sanitasi, serta memfasilitasi
pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi di Kabupaten Merauke. Sebagai tindak lanjut dari
Pernyataan Minat Pemerintah Kabupaten Merauke dalam mengikuti Program PPSP yaitu dengan
membentuk Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Merauke melalui Keputusan Bupati Nomor 315 Tahun
2013 dan dilanjutkan dengan Keputusan Bupati Nomor 301 Tahun 2014 seiring dengan terbitnya Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 660/4919/SJ Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan Program PPSP di Daerah.
Sebagai tahap awal untuk menciptakan perbaikan kondisi sanitasi di Kabupaten Merauke, Pokja
Sanitasi Kabupaten Merauke melakukan pemetaan kondisi sanitasi eksisting. Pemetaan tersebut dianggap
perlu dan penting dilakukan sebagai patokan untuk menentukan parameter sejauh mana upaya yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sanitasi Kabupaten Merauke sehingga dapat sesuai
target yang ditetapkan. Baik itu target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Merauke, target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMP) Provinsi Papua, target
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), maupun dengan target MDGs di sektor
sanitasi. Pada proses pelaksanaannya, pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Merauke eksisting ini
dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, dimana setiap tahapan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi Kabupaten Merauke secara terstruktur menyesuaikan dengan jangka waktu perencanaan
Kabupaten Merauke.
Hasil pemetaan berbagai kondisi eksisting sanitasi yang telah dilakukan oleh Pokja, dituangkan ke
dalam dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Merauke. Tujuannya agar terbentuk satu basis data
sanitasi Kabupaten Merauke yang komprehensif sehingga dapat menjadi dasar bagi penyusunan strategi
dan kebijakan sanitasi Kabupaten Merauke kedepan. Harapannya, penyusunan Buku Putih Sanitasi
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page
Kabupaten Merauke ini dapat membawa kondisi sanitasi Kabupaten Merauke ke arah yang lebih baik dalam
segi kuantitas maupun kualitas.
2. Sub-sektor Persampahan
Penanganan limbah padat/persampahan mencakup pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari aktifitas rumah tangga, pasar, restoran dan aktifitas lainnya yang
ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Page
turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk
dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air hujan
dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan dan
biopori.
Wilayah kajian Buku Putih Sanitasi Kabupaten Merauke adalah 12 (dua belas) wilayah
kajian yang terdiri dari 8 (delapan) Kelurahan dan 4 (empat) Kampung yang tersebar di 3 (tiga)
Distrik yang dipilih berdasarkan hasil Clustering dan kesepakatn Pokja Sanitasi Kabupaten
Merauke.
Visi dan misi Daerah; sebagai bagian dari kebijakan pembangun daerah Kabupaten Merauke,
maka dalam proses perumusan tujuan penataan ruang harus mempertimbangkan visi dan misi
pembangunan daerah. Adapun visi pembangunan Kabupaten Merauke yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016 adalah :
Merauke Gerbang Andalan Manusia Cerdas dan Sehat, Gerbang Pangan Nasional, Gerbang
Kesejahteraan dan Kedamaian Hati Nusantara
Visi tersebut menyiratkan bahwa perhatian terhadap peningkatan kualitas SDM menjadi perhatian
utama Kepala Daerah yang didukung dengan kecukupan pangan yang tentunya diikuti oleh penguatan
ekonomi lokal yang berbasis pada sumber daya alam yang berkelanjutan karena dikembangkan dalam
tataran kesejahteraan masyarakat.
Kemandirian masyarakat lokal juga menjadi fokus visi Bupati yaitu menjadikan masyarakat yang
handal dan sejahtera di mana semuanya hanya dapat tercapai apabila pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Merauke mampu mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri terutama di bidang
ketahanan pangan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat, serta terpeliharanya kondisi sumber daya alam dan lingkungan untuk kebutuhan
pembangunan jangka panjang.
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah, maka dirumuskan misi dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan masyarakat yaitu:
Page
Misi 3: Mengembangkan perekonomian wilayah kampung, distrik, dan kota berdasarkan potensi dan
kemampuan manusia dan wilayah masing-masing dengan pendekatan pembangunan hijau
(performance green development) yang meliputi tanaman pangan, kebun, ternak, ikan, hutan.
Misi 4: Mengembangkan dan menata zona perdagangan dan industry serta jaringan tata niaga dan pasar
lokal, institusional, regional, antar pulau, dan internacional.
Misi 5: Membangun dan memberdayakan kampung melalui pemberian kewenangan pengelolaan
keuangan kampung (penyusunan APBD Kampung).
Misi 6: Menata kelembagaan pemerintah kampung, distrik, dan kabupaten sesuai kebutuhan (pemekaran
wilayah, penataan ruang kawasan, penataan kelembagaan dan personalia).
Misi 7: Meningkatkan dan menata prosedur pelayanan masyarakat secara terpadu yang transparan,
efektif, dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan (good and clean government).
Misi 8: Membangun, meningkatkan, dan memelihara aksesibilitas wilayah lintas kampung, distrik, dan
kota (infrastruktur wilayah).
Dari 8 (delapan) misi yang ada, maka dapat dilihat bahwa salah satu misi yaitu pada Misi 2
bertujuan untuk meningkatkan derajat dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan tujuan dan
sasaran antara lain :
Page
urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih Sanitasi ini, priority setting
dilakukan dengan menggunakan data primer yang tersedia, hasil Penilaian Kesehatan Lingkungan dari
Dinas Kesehatan tahun 2013 melalui Study EHRA dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Merauke yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi ini antara lain
adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Merauke beserta stakeholder
lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menentukan prioritas dan arah pengembangan yang
ditetapkan pemerintah Kabupaten Merauke dan masyarakat yang nantinya menjadi panduan penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan rencana tindak sanitasi dalam bentuk Memorandum Program
Sektor Sanitasi (MPSS) sebagai upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman secara
komprehensif dan berkelanjutan. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi
embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan
pengembangan sanitasi di tingkat Kabupaten.
1.4 Metodologi
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Merauke ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten
Merauke secara partisipatif dan terintegrasi melalui kegiatan diskusi, lokalatih dan pembekalan
yang didampingi oleh Tim Pokja AMPL Provinsi Papua dengan dukungan dari Tim ProSDA
(Provincial Sanitation Development Advisor), Provincial Facilitator (PF) serta difasilitasi oleh City
Facilitator (CF). Metoda yang digunakan dalam penyusunan BPS ini menggunakan beberapa
pendekatan dan alat bantu secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang
lengkap. Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama pokja baik lokalatih, diskusi atau
FGD serta pembekalan.
Secara umum metode di dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini terdiri dari beberapa langkah,
yaitu :
pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda
Kabupaten Merauke selaku Ketua Tim Teknis Pokja
meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah
pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi)
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page
diskusi baik yang bersifat teknis (focus group discussion) maupun dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait
kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi
3. Pengumpulan Data primer
Data primer yang dikumpulkan meliputi :
Studi Kelembagaan dan Keuangan
Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment)
Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA)
Studi Komunikasi dan Pemetaan Media
Penilaian Kesehatan Lingkungan (EHRA) dari Dinas Kesehatan
Kajian Sanitasi Sekolah
Page
Page
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Nasional.
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Modal di Daerah.
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan
Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak
Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak.
32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah.
33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah.
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.
35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan.
Page
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Peraturan Menteri PU No. 494 Tahun 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pembangunan Perkotaan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan .
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana
dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis
Beban Kerja Di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman
(KSNP-SPALP).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Benda Sampah.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Jeis Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Keterlibatan
Masyarakat Dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Tatalaksana
Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup Serta Izin Lingkungan.
Page
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi fisik
2.1.1 Kondisi Geografis
1. Letak Geografis
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page
Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten yang berada pada wilayah
Provinsi Papua dimana secara geografis terletak antara 1370 1410 Bujur Timur dan 50
90 Lintang Selatan. Dengan luas mencapai hingga 46.791,63 km2 atau 14,67 persen
dari keseluruhan wilayah Provinsi Papua menjadikan Kabupaten Merauke sebagai
kabupaten terluas tidak hanya di Provinsi Papua namun juga di antara kabupaten
lainnya di Indonesia. Secara administratif Kabupaten Merauke memiliki 20 distrik, dimana
Distrik Waan merupakan
distrik
yang
terluas
yaitu mencapai 5.416,84 km2
sedangkan Distrik Semangga adalah distrik yang terkecil dengan luas hanya mencapai
326,95 km2 atau hanya 0,01 persen dari total luas wilayah Kabupaten Merauke. Sementara
luas perairan di Kabupaten Merauke mencapai 5.089,71 km2.
Kabupaten Merauke dibatasi oleh daratan dan lautan. Secara geografis, Kabupaten
Merauke disebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten
Boven Digoel, sebelah timur berbatasan dengan Papua New Guinea, di sebelah selatan
dan barat berbatasan dengan Laut Arafuru. Jika ditinjau menurut kelas ketinggiannya,
Kabupaten Merauke merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki kelas ketinggian
antara 0-60 mdpl.
2. Topografis
Kabupaten Merauke merupakan daerah datar di mana sebagian besar wilayah
berada pada ketinggian antara 3 - 44 meter di atas permukaan laut (dpl) dan hanya tiga
wilayah yaitu Distrik Muting, Elikobel, dan Ulilin yang berada pada ketinggian antara 40 - 60
meter dari permukaan air laut. Seperti halnya dengan daerah Indonesia yang beriklim tropis,
suhu udara rata-rata di Kabupaten Merauke berkisar antara 23 0 320C dengan jumlah
curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu 2.962,3 mm sedangkan jumlah hari
hujan tertinggi yaitu 210 dicapai pada tahun 2013.
3. Perwilayahan DAS
Secara umum, Kabupaten Merauke memiliki 3 (tiga) perwilayahan Daerah Aliran
Sungai (DAS), yaitu DAS Bikuma, DAS Bulaka, dan DAS Dolak. DAS BIKUMA sendiri terdiri
dari 3 (tiga) DAS, yaitu DAS Bian, Kumbe, dan Maro. Selain itu, ada sebagian wilayah
Kabupaten Merauke yang termasuk dalam perwilayahan DAS Digul. Apabila perwilayahan
DAS tersebut disesuaikan dengan perwilayahan administrasi distrik di Kabupaten Merauke,
maka perwilayahan DAS tersebut dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Distrik Ulilin, Muting, Animha, Kurik, Kaptel, Distrik Malind dan Distrik Okaba
tergabung dalam DAS Bian (DAS BIKUMA) dengan luas 999.918, 9 Ha.
Distrik Elikobel, Muting, Tanah Miring, Jagebob, Semangga, Merauke, Kurik,
Animha dan Distrik Malind tergabung dalam DAS Kumbe (DAS BIKUMA) dengan luas
465.140,1 Ha.
Distrik Elikobel, Muting, Tanah Miring, Jagebob, Semangga, Merauke, Kurik,
Animha dan Distrik Sota tergabung dalam DAS Maro (DAS BIKUMA) dengan luas
829.112,5 Ha.
Distrik Ulilin, Kaptel, Ngguti, Ilwayab, Tubang dan Distrik Okaba tergabung dalam
DAS Buraka 876.627,5 Ha
Distrik Ilwayab, Tabonji, Kimaam dan Distrik Waan tergabung dalam DAS Dolak
dengan luas 1.246.950,8 Ha.
Distrik Kaptel, Ngguti, Ilwayab, Tabonji dan Distrik Kimaam tergabung dalam DAS
Digul dengan luas 233.594,1 Ha
Page
Nama DAS
1
2
3
4
5
6
Bian
Kumbe
Maro
Dolok
Buraka
Digul
Luas (Ha)
548.611,63
256.176,22
459.647,97
680.938,06
480.357,78
129.184,25
Page
Page 13
2.1.2 Administratif.
Kabupaten Merauke terletak pada koordinat 137 0 1410 Bujur Timur (BT) dan 50
0
9 Lintang Selatan (LS) dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten Bouven Digoel;
Sebelah Timur dengan Negara Papua New Guinea;
Sebelah Barat dengan Laut Arafura;
Sebelah Selatan dengan Laut Arafura.
Luas Kabupaten Merauke adalah 46.791,63 km 2 (Merauke dalam angka, 2013),
yang terdiri dari 20 distrik dengan distrik terjauh adalah distrik Muting yaitu 247 km dari
ibukota kabupaten. Distrik Waan merupakan distrik terluas yaitu mencapai 5.416,84 km 2
atau sekitar 11,58% dari total luas areal diikuti oleh Distrik Ulilin seluas 5.092,57 km 2 atau
10,88%.
Page
Distrik
Jumlah
Kelurahan/
Kampung
Administrasi
(Ha)
(%) thd
Total
9,9
Kimaam
11 Kampung
Waan
8 Kampung
541.683,98
Tabonji
9 Kampung
286.806,48
Ilyawab
4 Kampung
Okaba
8 Kampung
156.049,89
Tubang
6 kampung
278.117,58
Ngguti
5 Kampung
355.461,64
Kaptel
4 Kampung
Kurik
9 Kampung
10
Malind
7Kampung
11
Animha
5Kampung
12
Merauke
2 Kampung ; 8
Kelurahan
144.562,69
13
Semangga
10Kampung
32.695,06
14
Tanah
Miring
14Kampung
151.667,25
15
Jagebob
14Kampung
16
Sota
5Kampung
284.320,73
17
Naukenjerai
5Kampung
90.586,37
18
Muting
12Kampung
350.167,49
19
Elikobel
12Kampung
20
Ulilin
11Kampung
Total
Terbangun
463.030,36
0
11,
58
6,1
3
4,2
199.908,19
7
3,3
3
5,9
4
7,6
0
5,1
238.404,75
97.704,64
49.059,59
1,05
146.560,29
2,0
3,1
3,0
9
0,7
0
3,2
4
2,9
136.496,13
2
6,0
8
1,9
4
7,4
8
3,5
166.623,50
509.256,65
4.679.163,2
6
6
10,
88
100,00
(Ha)
8.719,
29
467,
06
416,
34
197,
91
114,2
6
224,
10
132,
05
474,
21
366,
75
(%)thd
Total
45,
97
2,4
6
2,1
9
1,0
4
0,6
0
1,1
8
0,7
0
2,5
0
1,9
3
431,
10
147,
67
844,
47
462,
78
1.225,
80
1.630,
08
774,
63
275,
40
433,
80
391,
41
1.238,
76
18.967,87
2,2
0,7
4,4
2,4
4
6,4
6
8,5
9
4,0
8
1,4
5
2,2
9
2,0
6
6,5
3
100,00
Berikut luas wilayah dan batas-batas wilayah Kabupaten Merauke jika dilihat dari bentuk
gambaran peta seperti pada Peta 2.1 berikut ini :
Page
Page 15
Page
2.2 Demografis
2.2.1 Jumlah dan Distribusi Penduduk
Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kabupaten Merauke berjumlah 70,002 jiwa
yang menempati wilayah seluas 1.445,63 km 2, dengan komposisi penduduk laki-laki 35,974
jiwa (51,39 %) dan perempuan 34,028 jiwa (48,61%). Sex ratio penduduk Kabupaten
Merauke sebesar 105,72. Angka ini menunjukkan bahwa dari setiap 100 perempuan
terdapat sekitar orang laki-laki.
Berikut ini diagram yang memperlihatkan kepadatan tiap Distrik yang ada di
Kabupaten Merauke Dari diagram diatas kita dapat melihat jomplangnya konsentrasi dan
persebaran penduduk di Kabupaten Merauke. Berdasarkan konsentrasi penduduk per
distrik didapatkan bahwa kepadatan penduduk tertinggi di wilayah Kabupaten Merauke
berada di wilayah Distrik Merauke yaitu 38,5 jiwa/km2, sedangkan konsentrasi yang
terendah adalah di Distrik Kaptel dan Distrik Ngguti yaitu masing-masingnya 0,6 jiwa/km2.
Sedangkan kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Merauke adalah 3,8 jiwa per km2.
Terkonsentrasinya jumlah penduduk di Distrik Merauke disebabkan oleh
lengkapnya fasilitas pelayanan umum di distrik tersebut, dimana distrik-distrik lain di wilayah
kabupaten ini banyak yang belum terbangun. Bahkan sebagian besar distrik-distrik baru
belum terbangun sama sekali baik dari segi fasilitas pelayanan maupun dari segi
infrastruktur. Faktor lainnya adalah tingginya bangkitan kegiatan di distrik ini dibandingkan
distrik lainnya. Bangkitan kegiatan yang dimaksud tidak hanya lapangan pekerjaan, akan
tetapi juga faktor pendidikan lanjut. Hampir seluruh anak sekolah tingkat lanjut dari distrikdistrik lain di seluruh Merauke meneruskan pendidikannya ke Perguruan Tinggi yang ada di
Distrik ini. Faktor ketiga adalah banyaknya jumlah pendatang dari daerah luar Kabupaten
Merauke yang mencoba mencari penghidupan di Kabupaten ini langsung menetap di Kota
Merauke. Pendatang baru ini adalah orang-orang non-transmigran, karena program
penempatan transmigrasi ke Kabupaten Merauke sendiri telah dihentikan sejak tahun 2000.
Distrik-distrik lain yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi adalah Distrik
Semangga, Distrik Malind dan Distrik Kurik. Distrik-distrik adalah distrik-distrik yang dulunya
merupakan daerah penempatan transmigrasi akan tetapi sudah berkembang menjadi pusatpusat permukiman baru bagi penduduk pendatang lainnya. Faktor kedekatan ketiga Distrik
ini dengan Kota Merauke serta bagusnya akses ke Ibukota Kabupaten ini juga merupakan
faktor penarik bagi penduduk yang ingin mencari pekerjaan di Kota Merauke. Khusus unuk
Distrik Semangga dan Kurik, di Distrik ini juga terdapat desa-desa yang dihuni oleh
penduduk perintis, yaitu penduduk pendatang non transmigran yang telah berpuluh tahun
tinggal di Merauke.
Page
Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Merauke Tahun 2009 - 2013
N
o
Persentase Pertumbuhan
Penduduk
Tahun
Jumlah Penduduk
Nama
Distrik
Tahun
2009
96,88
1
2010
106,6
96
2011
110,
819
2012
115,
359
2013
120,
656
2009
17.51
9%
2010
9.199
%
2011
3.720
%
2012
3.936
%
0.014
%
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
2013
4.390
%
0.224
%
Tahun
201
0
26,6
74
201
1
27,7
05
201
2
28,8
40
201
3
30,1
64
201
0
0.7
38
201
1
0.7
67
201
2
0.7
98
201
3
0.8
35
1,297
1,43
0
1,43
1
1,43
1
1,42
8
0.014
0.0
15
0.0
15
0.0
15
0.0
15
1,157
1,29
1
1,29
6
1,29
2
1,29
8
0.030
0.0
33
0.0
33
0.0
33
0.0
33
550
568
570
585
598
0.008
0.0
08
0.0
08
0.0
08
0.0
08
317
364
365
367
366
0.007
0.0
08
0.0
08
0.0
08
0.0
08
623
714
714
713
713
0.009
0.0
10
0.0
10
0.0
10
0.0
10
367
410
411
426
427
0.005
0.0
06
0.0
06
0.0
06
0.0
06
1,317
1,44
0
1,44
1
1,44
6
1,44
6
0.010
0.0
11
0.0
11
0.0
11
0.0
11
2009
24,22
0
2009
Merauke
Kimaam
6,487
7,149
7,15
3
7,15
4
7,13
8
24.95
8%
9.260
%
0.056
%
Okaba
4,626
5,163
5,18
5
5,16
7
5,19
2
8.344
%
10.40
1%
0.424
%
Naukenj
eray
2,199
2,272
2,28
0
2,34
0
2,39
0
11.59
6%
3.213
%
0.351
%
0.348
%
2.564
%
Kaptel
1,587
1,820
1,82
4
1,83
3
1,82
9
3.970
%
12.80
2%
0.219
%
0.491
%
Tubang
2,490
2,855
2,85
4
2,85
2
2,85
2
3.333
%
12.78
5%
Ngguti
1,834
2,052
2,05
3
2,13
2
2,13
7
1.636
%
10.62
4%
0.035
%
0.049
%
0.070
%
3.705
%
Tabonji
5,269
5,759
5,76
5
5,78
5
5,78
4
12.52
6%
8.508
%
0.104
%
0.346
%
Waan
4,075
4,480
4,49
2
4,49
0
4,49
5
3.018
%
9.040
%
0.267
%
0.045
%
0.111
%
1,019
1,12
0
1,12
3
1,12
3
1,12
4
0.014
0.0
16
0.0
16
0.0
16
0.0
16
1
0
Ilwayab
4,790
5,514
5,51
1
5,63
1
5,67
1
16.66
0%
13.13
0%
2.131
%
0.705
%
1,198
1,37
9
1,37
8
1,40
8
1,41
8
0.024
0.0
28
0.0
28
0.0
28
0.0
28
1
1
Animha
2,051
2,420
2,41
0
2,41
9
2,45
7
1.170
%
15.24
8%
0.372
%
1.547
%
410
484
482
484
491
0.042
0.0
49
0.0
49
0.0
49
0.0
50
Malind
9,383
10,38
9
Muting
5,142
5,607
Semang
ga
Tanah
Miring
Jagebob
13,62
0
18,11
2
8,607
15,30
3
19,54
1
8,969
10,4
83
5,62
2
15,6
66
19,9
79
9,07
10,6
85
5,70
0
16,2
04
20,5
04
9,18
11,0
03
5,74
2
16,9
37
21,1
48
9,40
8.206
%
0.214
%
10.17
6%
6.808
%
8.133
9.683
%
8.293
%
10.99
8%
7.313
%
4.036
1.891
%
1.368
%
3.320
%
2.560
%
1.133
2.890
%
0.731
%
4.328
%
3.045
%
2.423
2,59
7
1,40
2
3,82
6
4,88
5
2,24
2,62
1
1,40
6
3,91
7
4,99
5
2,26
2,67
1
1,42
5
4,05
1
5,12
6
2,29
2,75
1
1,43
6
4,23
4
5,28
7
2,35
0.0
71
0.0
16
0.1
69
0.5
98
0.0
0.0
72
0.0
16
0.1
73
0.6
11
0.0
0.0
73
0.0
16
0.1
79
0.6
27
0.0
0.0
75
0.0
16
0.1
87
0.6
47
0.0
1
2
1
3
1
4
1
5
1
0.054
%
0.415
%
0.897
%
0.267
%
2.317
%
2.192
%
1.179
0.482
%
2.092
%
0.219
%
0.000
%
0.234
%
0.017
%
2,346
1,286
3,405
4,528
2,152
Page 18
0.670
0.064
0.015
0.150
0.554
0.057
1
7
1
8
1
9
2
0
3,86
8
4,92
1
4,59
6
15,3
86
239,
943
3,91
5
4,95
9
4,65
7
15,8
86
246,
852
3,91
8
5,10
0
4,71
7
16,4
48
255,
022
6.405
%
8.237
%
6.645
%
10.53
5%
8.504
%
20.43
7%
0.413
%
4.669
%
9.095
%
9.457
%
0.569
%
1.646
%
0.740
%
1.592
%
0.804
%
1.201
%
0.766
%
1.310
%
3.147
%
1.490
%
0.077
%
2.765
%
1.272
%
3.417
%
1.502
%
Sota
3,060
3,846
Ulilin
4,820
4,840
Elikobel
4,349
4,562
13,76
4
213,1
46
15,14
1
234,3
78
Kurik
Total
2
765
1,205
1,087
3,441
52,68
9
962
967
979
980
1,21
0
1,14
1
3,78
5
57,9
22
1,23
0
1,14
9
3,84
7
59,3
14
1,24
0
1,16
4
3,97
2
61,0
36
1,27
5
1,17
9
4,11
2
63,0
77
Page 19
0.022
0.009
0.026
0.141
0.094
59
60
61
62
0.0
28
0.0
10
0.0
27
0.1
55
0.1
03
0.0
28
0.0
10
0.0
28
0.1
57
0.1
05
0.0
29
0.0
10
0.0
28
0.1
63
0.1
08
0.0
29
0.0
10
0.0
28
0.1
68
0.1
12
Page
. Tabel 2.4 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
N
Nama
Distri
k
Merauke
Kimaam
Okaba
Naukenj
eray
Kaptel
Tubang
Ngguti
Tabonji
Waan
1
0
1
1
1
2
1
3
1
Ilwayab
Animha
Malind
Muting
Persentase Pertumbuhan
Jumlah Penduduk
Tahun
201
4
130,
010
7,62
4
5,39
2
2,48
5
1,89
2
2,94
3
2,20
6
6,03
2
4,60
6
6,04
0
2,54
5
11,5
22
5,86
Jumlah KK
Penduduk
Tahun
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
Tahun
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
140,0
150,9
162,
175,
7.195
7.195
7.195
7.195
7.195
32,50
35,0
37,7
40,6
43,8
90
51
8,699
265
9,92
%
6.378
%
6.378
%
6.378
%
6.378
%
6.378
8,144
654
9,29
22
1,62
38
1,74
64
1,85
16
2,48
5,601
5,817
1
6,04
4
6,27
%
3.717
%
3.717
%
3.717
%
3.717
%
3.717
9
1,40
0
1,45
8
1,51
1
1,56
%
3.812
%
3.812
%
3.812
%
3.812
%
3.812
2,686
5
2,90
2,583
1
2,79
%
3.337
%
3.337
%
3.337
%
3.337
%
3.337
646
671
698
726
0.009
2,025
3
2,16
621
1,957
2
2,09
%
3.103
%
3.103
%
3.103
%
3.103
%
3.103
391
405
419
542
0.008
3,135
7
3,33
378
3,038
5
3,23
%
3.147
%
3.147
%
3.147
%
3.147
%
3.147
759
784
809
835
0.011
2,352
9
2,50
736
2,278
5
2,42
9
6,84
8
7,13
%
4.117
%
4.117
%
4.117
%
4.117
%
4.117
441
456
470
486
627
0.006
1,57
1,64
1,71
1,78
3
4,95
7
5,08
%
2.419
%
2.419
%
2.419
%
2.419
%
2.419
3
1,18
0
1,20
1
1,23
4
1,27
7
7,29
0
7,77
%
6.116
%
6.116
%
6.116
%
6.116
%
6.116
0
1,60
9
1,71
9
1,82
0
1,94
9
2,82
5
2,93
%
3.460
%
3.460
%
3.460
%
3.460
%
3.460
9
13,2
0
13,8
%
4.501
%
4.501
%
4.501
%
4.501
%
4.501
527
546
566
733
3,01
3,15
3,30
3,46
29
6,25
52
6,39
%
2.128
%
2.128
%
2.128
%
2.128
%
2.128
6
1,49
8
1,53
7
1,56
3
1,59
4
22,9
%
5.863
%
5.863
%
5.863
%
5.863
%
5.863
9
4,77
1
5,07
5
5,39
9
5,72
8
5,76
6
6,01
2
6,27
8
6,55
6,291
6,561
4,721
4,838
6,434
6,853
2,636
2,731
12,06
12,63
5,994
6,125
19,11
20,30
8
21,5
Semang
7
17,9
4
1
ga
Tanah
92
22,0
2
23,04
3
24,05
67
25,1
10
26,2
%
4.200
%
4.200
%
4.200
%
4.200
%
4.200
Miring
75
07
08
1,525
1,348
1,508
1,152
1,510
509
2,880
1,467
4,498
5,519
Page 21
2014
0.899
0.016
0.035
0.011
0.016
0.030
0.052
0.079
0.017
0.199
0.675
201
201
201
201
5
0.9
6
1.0
7
1.1
8
2.1
69
0.0
44
0.0
25
0.0
93
2.0
18
0.0
19
0.0
20
0.0
39
1.4
36
0.0
37
0.0
39
0.0
80
1.4
09
0.0
09
0.0
10
0.0
93
1.4
08
0.0
08
0.0
09
0.0
22
1.3
11
0.0
11
0.0
12
0.0
87
1.3
06
0.0
07
0.0
07
0.0
90
1.5
12
0.0
12
0.0
13
0.0
48
1.2
16
0.0
17
0.0
17
0.0
86
1.9
32
0.0
34
0.0
37
0.0
48
1.4
54
0.0
56
0.0
58
0.0
46
1.6
82
0.0
86
0.0
90
0.0
08
1.2
17
0.2
17
0.2
18
0.2
46
1.8
11
0.7
24
0.7
38
0.7
73
1.5
05
36
68
53
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
Jagebob
Sota
Ulilin
Elikobel
Kurik
9,72
10,05
10,39
10,7
11,1
3.270
3.270
3.270
3.270
3.270
6
4,14
4,380
4,632
46
4,89
10
5,17
%
5.426
%
5.426
%
5.426
%
5.426
%
5.426
5,386
5,535
8
5,68
9
5,84
%
2.691
%
2.691
%
2.691
%
2.691
%
2.691
4,997
5,143
8
5,29
5
5,44
%
2.844
%
2.844
%
2.844
%
2.844
%
2.844
18,32
19,34
4
20,4
9
21,5
%
5.265
%
5.265
%
5.265
%
5.265
%
5.265
20
55
3
5,24
1
4,85
5
17,3
62
2,432
1,036
1,310
1,214
4,341
2,51
2,59
2,68
2,77
4
1,09
9
1,15
7
1,22
7
1,29
5
1,34
8
1,38
4
1,42
5
1,46
6
1,24
4
1,28
2
1,32
1
1,36
9
4,58
6
4,83
4
5,10
2
5,38
Page 22
0.064
0.030
0.010
0.029
0.178
0.0
0.0
0.0
1.4
66
0.0
69
0.0
71
0.0
05
1.8
32
0.0
34
0.0
36
0.0
08
1.3
11
0.0
11
0.0
11
0.0
22
1.3
30
0.1
31
0.1
32
0.2
42
1.7
88
98
09
50
Page
Tabel 2.5 Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Merauke tahun 2009 - 2013
Rata2
pertumbuhan
Tahun
Realisasi Anggaran
No
A
a.1
2009
2010
2011
2012
2013
(%)
1.078.744.346.610,00
1.140.934.001.301,00
1.213.199.062.802,00
1.568.149.620.941,00
1.674.388.233.960,00
103.693.690.095,00
98.845.617.498,00
98.830.012.489,00
105.089.936.849,00
130.938.483.167,00
a.1.1
Pajak daerah
7.395.797.457,00
8.685.405.607,00
10.451.674.641,00
12.762.501.393,00
15.249.050.531,00
a.1.2
Retribusi daerah
12.883.790.575,00
10.547.073.697,00
21.360.228.675,00
26.361.528.185,00
62.849.134.719,00
a.1.3
58.831.296.493,00
53.846.067.472,00
46.339.994.901,00
46.294.994.901,00
34.883.027.833,00
24.582.805.570,00
25.767.070.722,00
20.678.114.272,00
19.670.912.370,00
17.957.270.084,00
863.671.381.958,00
929.280.177.869,00
1.023.895.085.379,00
1.332.999.189.235,00
1.403.795.340.050,00
83
a.2.1
67.146.365.958,00
72.430.255.869,00
55.664.561.379,00
58.782.489.235,00
48.517.490.050,00
a.2.2
702.758.416.000,00
754.067.822.000,00
865.521.774.000,00
1.039.460.880.000,00
1.161.464.820.000,00
68
a.2.3
93.766.600.000,00
102.782.100.000,00
102.708.750.000,00
234.755.820.000,00
193.813.030.000,00
11
111.379.274.557,00
112.808.205.934,00
90.473.964.934,00
130.060.494.857,00
139.654.410.743,00
a.1.4
a.2
a.3
a.3.1
Hibah
a.3.2
Dana darurat
a.3.3
9.512.447.663,00
10.530.861.134,00
10.530.861.134,00
14.234.123.857,00
18.117.154.743,00
a.3.4
73.343.141.800,00
97.925.111.800,00
79.943.103.800,00
115.826.371.000,00
121.537.256.000,00
a.3.6
Pendapatan lainnya
28.523.685.094,00
4.352.233.000,00
1.160.094.219.913,75
1.158.884.007.773,00
1.185.672.082.062,00
1.677.471.688.480,00
1.777.591.818.686,00
a.3.5
Page 24
349.315.870.329,04
422.850.702.843,58
521.228.412.376,33
681.847.572.426,72
597.995.894.168,00
37
b.1.1
Belanja pegawai
323.986.250.329,04
399.503.136.843,58
443.727.630.787,33
632.300.326.926,72
481.047.924.229,00
33
b.1.2
Bunga
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
18.140.902.806,00
14.826.965.500,00
50.992.896.000,00
b.1.5
Bantuan sosial
24.329.620.000,00
22.347.566.000,00
58.359.878.783,00
32.720.280.000,00
63.955.073.939,00
b.1.6
b.1.7
Bantuan keuangan
b.1.8
1.000.000.000,00
1.000.000.000,00
1.000.000.000,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
b.2
Belanja Langsung
810.778.349.584,71
736.033.304.929,42
664.443.669.685,67
995.624.116.053,28
1.179.595.924.518,00
63
b.2.1
Belanja pegawai
53.768.960.871,00
64.281.421.740,00
56.044.389.347,00
72.209.465.500,00
92.703.283.000,00
b.2.2
218.712.342.589,80
254.948.472.334,60
249.609.033.943,00
389.967.140.793,68
497.601.796.251,00
23
b.2.3
Belanja modal
538.297.046.123,91
416.803.410.854,82
358.790.246.395,67
533.447.509.759,60
589.290.845.267,00
36
Pembiayaan(c.1-c.2)
204.116.458.924,00
157.546.180.255,00
40.000.000.000,00
133.496.467.539,00
188.953.456.366,00
100
c.1
Penerimaan pembiayaan
207.116.458.924,00
160.546.180.255,00
40.000.000.000,00
136.496.467.539,00
196.953.456.366,00
100
c.2
Pengeluaran pembiayaan
3.000.000.000,00
3.000.000.000,00
3.000.000.000,00
8.000.000.000,00
100
122.766.585.620,25
139.596.173.783,00
67.526.980.740,00
24.174.400.000,00
85.749.871.640,00
100
b.1
Surplus/Defisit Anggaran
Page 25
Page
Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja sanitasi SKPD Kabupaten Merauke Tahun 2009-2013
No
1
1.a
1.b
2
2.a
2.b
3
3.a
3.b
4
4.a
4.b
5
5.a
5.b
6
6.a
6.b
n
n.a
n.b
8
9
10
11
12
13
14
SKPD
2009
250.000.000,00
250.000.000,00
128.758.000,00
128.758.000,00
DINAS PU
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
DINAS TATA KOTA
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
DINAS KESEHATAN
1.196.400.000,00
Investasi
1.196.400.000,00
operasional/pemeliharaan (OM)
BAPPEDA
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
BPMK
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
DINAS KOMINFO
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
1,575,158,000,00
Belanja Sanitasi (1+2+3+n)
Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+ 1,575,158,000,00
na)
0
Pendanaan
OM (1b+2b+3b+nb)
810,778,349,584.7
Belanja Langsung
Proporsi Belanja Sanitasi Belanja
0.001942773
1
Langsung(8/11)
Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja
Sanitasi
(9/8)Belanja Sanitasi
Proporsi OM Sanitasi
Total
1
(10/8) Merauke Tahun 2009-2013
Sumber: APBD Kabupaten
2010
1.433.150.000,00
1.433.150.000,00
Tahun
2011
8.737.134.000,00
8.737.134.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
1.941.884.000,00
1.941.884.000,00
2012
11.094.725.000,00
11.094.725.000,00
225.040.000,00
225.040.000,00
2.813.588.725,00
2.813.588.725,00
2013
3.379.462.450,00
3.379.462.450,00
365.690.000,00
365.690.000,00
2.505.380.000,00
2.505.380.000,00
260.494.000,00
260.494.000,00
1,693,644,000,00
1,693,644,000,00
0
736,033,304,929.42
0.002301043
367.400.000,00
367.400.000,00
9,499,827,000,00
9,499,827,000,00
0
664,443,669,685.67
0.014297415
211.700.000,00
211.700.000,00
13,109,409,450,00
13,109,409,450,00
0
995,624,116,053.28
0.013167027
337.275.000,00
337.275.000,00
3,465,105,000,00
3,465,105,000,00
0
1,179,595,924,518
0.002937536
1.95%
1.95%
0
63.03%
0.03%
Page 27
Rata2
pertumbuhan
0.21
0.21
0.11
0.11
0.31
0.31
-
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Merauke tahun 2009 2013
Belanja Sanitasi (Rp.)
No
1
1.1
1.2
1.3
1.4
2
2.1
2.2
2.3
3
4
Uraian
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
Air Limbah Domestik
Sampah rumah tangga
Drainase perkotaan
PHBS
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
DAK Sanitasi
DAK Lingkungan Hidup
DAK Perumahan dan Permukiman
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Bantuan Keuangan Provinsi untuk
Sanitasi
2009
128.758.000,00
2010
2011
2012
1.196.400.000,00
1.433.150.000,00
260.494.000,00
170.500.000,00
1.771.384.000,00
6.820.353.000,00
367.400.000,00
453.180.725,00
2.360.408.000,00
9.405.900.000,00
211.700.000,00
2.505.380.000,00
337.275.000,00
1,9 %
1,21%
0.27%
0.11
-
250.000.000,00
200.000.000,00
225.040.000,00
365.690.000,00
1.575.158.000,00
1.693.644.000,00
9.499.827.000,00
13.109.409.450,00
3.465.105.000,00
1.95%
810.778.349.584,71
736.033.304.929,42
664.443.669.685,67
995.624.116.053,28
1.179.595.924.518,00
63.03%
0.001942773
0.002301043
0.014297415
0.013167027
0.002937536
0.03%
2013
Rata-rata
Pertumbuh
an
Page 28
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Merauke Tahun 2009 2013
No
Deskripsi
Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Tahun
2010
2011
2012
2013
507.516.000,00
1.433.150.000,00
9.132.737.000,0
0
12.897.709.450,00
2.871.070.000,00
213,146
234,378
239,943
246,852
255,022
237868.2
2.381.0721
6.114.6951
3.8062.1106
5.2248.75411
11258.1267
22012.9517
Rata-rata
2009
Page 29
1,95%
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita 2013
No
SKPD
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan
(%)
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
Retribusi Sampah
2.a
Realisasi retribusi
2.b
Potensi retribusi
Retribusi Drainase
3.a
Realisasi retribusi
3.b
Potensi retribusi
367.635.000,00
311.160.000,00
344.880.000,00
344.880.000,00
426.000.000,00
1,11
389.265.000,00
410.895.000,00
432.525.000,00
454.155.000,00
311.160.000,00
344.880.000,00
344.880.000,00
426.000.000,00
1,11
367.635.000,00
389.265.000,00
410.895.000,00
432.525.000,00
454.155.000,00
-367635000
-78105000
-66015000
-87645000
-28155000
Page 30
-3,89
Deskripsi
PDRB harga konstan
(struktur perekonomian)
(Rp.)
Pendapatan Perkapita
Kabupaten/Kota (Rp.)
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
1.295.311,29
1.401.387,09
1.526.762,82
1.607.891,72
1.722.210,08
1,9%
Pertumbuhan Ekonomi
(%)
Sumber : PDRB Kabupaten Merauke 2012
3
Page
Page 32
a) Kawasan Lindung
Page
Kawasan lindung merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama untuk melindungi
kelestarian sumber daya alam dari kegiatan budidaya sehingga membentuk fungsi
lindung dari ekosistem suatu wilayah. Penetapan kawasan lindung bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada kawasan-kawasan sekitar dalam memasok air,
mencegah longsor, meminimalisasi dampak gempa bumi, dan menjaga fungsi hidrologi
ekosistem danau dan sekitarnya. Masing-masing kelompok kawasan tersebut
dikembangkan berdasarkan permasalahan kondisi eksisting dan potensi-potensi yang
ada baik potensi eksisting kawasan maupun kawasan baru yang berpotensi
dikembangkan menjadi kawasan non budidaya. Pertimbangan penambangan kawasan
baru sebagai kawasan non budidaya didasarkan atas kondisi topografi, kelerengan,
kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Merauke.
Kawasan-kawasan yang berfungsi lindung pada Kabupaten Merauke yaitu:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Hutan lindung dan kawasan konservasi serta resapan air yang memberikan
perlindungan di bawahnya
Kawasan perlindungan setempat yang terdiri atas sempadan sungai , sempadan
pantai, dan pulau-pulau kecil
Kawasan suaka alam dan pelestarian alam. Di Kabupaten Merauke terdapat 4
macam kawasan suaka alam dan pelestarian alam, yaitu Cagar Alam Rawa Biru,
Taman Nasional Wasur, Suaka Margasatwa, dan Pelestarian Budaya.
Kawasan rawan bencana alam. Bencana alam yang potensial terjadi di
Kabupaten Merauke adalah bencana erosi/abrasi pantai serta gelombang pasang
dan banjir
Kawasan lindung lainnya seperti kawasan perlindungan plasma nutfah dan
kawasan pantai berhutan bakau
Rencana kawasan lindung direncanakan mencapai 52,50 % dari luas kabupaten, yang
terdiri dari :
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
2)
Page
3)
4)
5)
6)
Page
Page
Page
Khusus untuk dusun sagu, wilayah ini dapat juga digunakan sebagai lahan
agroforestry bagi penduduk setempat. Hal ini bisa dijelaskan karena sebagian besar
mata pencaharian penduduk asli Kabupaten Merauke adalah Meramu, sehingga
tempat-tempat penting seperti Dusun Sagu harus dipertahankan agar penduduk asli
tidak kehilangan mata pencaharian mereka.
d. Kawasan Rawan Bencana Alam
1. Kawasan Rawan Erosi
Jenis tanah di pesisir sungai di Kabupaten Merauke memiliki tingkat kelulusan air
tinggi sehingga peka terhadap erosi. Sedangkan di pesisir pantai erosi/abrasi terjadi
karena kuatnya arus ombak laut dan tidak ada penghalang/penahan tanah atau
zona buffer pantai yang biasanya berupa hutan bakau/mangrove. Kawasan erosi
atau runtuhan terdapat Distrik Okaba, Tubang dan Naukenjerai. Wilayah di
Kabupaten Merauke yang mengalami abrasi pantai paling mengkhawatirkan saat ini
adalah di Distrik Naukenjerai, dan di Distrik Semangga.
Menyikapi hal tersebut maka pada pesisir pantai dibangun penahan gelombang
untuk mengantisipasi dalam jangka pendek. Sebagai tindakan antisipasi jangka
panjang maka pesisir pantai dapat dibangun tanggul-tanggul penahan ombak atau
bangunan-bangunan sejenis untuk meredam arus ombak laut. Selain itu untuk
memecahkan arus ombak laut pada kawasan daratan pantai jarak yang menjorok
ke laut, perlu tindakan penanaman pohon bakua (mangrove) pada jarak tertentu
dari bibir pantai.
2. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Banjir
Kabupaten Merauke mempunyai tingkat kerawanan banjir yang cukup tinggi karena
kondisi fisiografis Kabupaten Merauke yang beberapa bagiannya terdiri dari Rawa
Besar dan juga Savanna. Mengingat bentang alam yang sangat landai dari
Kabupaten ini, apabila dilanda hujan terus menerus wilayah Kabupaten Merauke
akan tergenang oleh air dari rawa-rawa besar tersebut.
Mengantisipasi datangnya banjir, maka tindakan pencegahan banjir perlu dilakukan
dengan membangun infrastruktur-infrastruktur yang diperlukan. Selain
menyediakan infrastruktur pencegah banjir, untuk daerah genangan yang
diperkirakan akan menjadi daerah genangan banjir perlu diminimalkan aktifitasnya
untuk mencegah kerugian yang terlampau besar. Demikian halnya dengan kawasan
rawan gelombang pasang, aktifitas atau permukiman pada kawasan tersebut
seyogyanya dipindahkan menjauhi batas pasang laut untuk menghindari kerugian.
Kawasan rawan banjir di Kabupaten Merauke terdapat di Distrik Okaba, Kurik,
Malind, Merauke, Semangga, Tanah Miring dan Tubang;
e. Kawasan Lindung Lainnya
1)
Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah
Sumber daya perikanan merupakan salah satu sektor yang kuat dalam
menunjang perekonomian Kabupaten Merauke, oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan perlindungan terhadap produksi perikanan Kabupaten Merauke dimulai
dari perlindungan terhadap sumber makanan ikan-ikan tersebut. Sebagai tindakan
perlindungan terhadap plasma nutfah maka kawasan hutan mangrove di Kabupaten
Merauke, khususnya di bagian utara Ilwayab, harus dilestarikan sebagai
perlindungan sumber daya perikanan di Muara Digoel. Dikarenakan kawasan pantai
di bagian utara Distrik Ilwayab tidak termasuk wilayah administrasi Kabupaten
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page
Page
2)
Page
Pertanian Lahan
Kering/Perkebunan Buah-buahan
Kawasan Perkebunan/Tanaman
Tahunan
Kawasan Peternakan
Page
Kawasan Perikanan
Perikanan Tangkap
Penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dengan tingkat
selektifitas yang sesuai, baik terhadap jenis maupun ukuran ikan tangkapan,
baik di perairan darat maupun perairan laut
Penyediaan kapal-kapal penangkap ikan di perairan laut yang memadai
khususnya untuk skala penangkan besar
Pembuatan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) dan fasilitas pendukungnnya
pada kawasan pelabuhan di Wanam, yang diproyeksikan menjadi Pusat
koleksi dan Distribusi hasil perikanan, baik perikanan darat maupun
perikanan laut
Pengembangan kawasan pelabuhan terpadu dapat dilengkapi dengan
pengembangan Pasar Ikan umum, baik untuk perikanan darat maupun laut
Page
Page
Contohnya permukiman menjadi desa, desa menjadi kota kecil, kota kecil
menjadi kota menengah, kota menengah menjadi kota besar dan seterusnya.
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan diarahkan untuk menopang
kegiatan-kegiatan produksi yang berlangsung. Dimana kedekatan jarak antara
permukiman dan kegiatan produksi merupakan kebutuhan yang perlu difasilitasi.
Untuk itu dapat dikembangkan sistem permukiman yang tersebar pada pusat-pusat
pertumbuhan di sekitar satuan-satuan perkebunan. Penyediaan lahan permukiman
yang disediakan berdasarkan struktur pusat pertumbuhan yang luasannya
diarahkan sesuai dengan satuan wilayah perkebunan yang dilayani.
Ketersediaan areal pemukiman dan mendayagunakan prasarana dan sarana
investasi yang ada di daerah sekitarnya sehingga dapat mendorong kegiatan lain
yang ada di sekitarnya. Persyaratan lain dari pengembangan permukiman
perkotaan ini adalah pengembangan permukiman tidak mengganggu fungsi lindung
dan tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya alam. Perhitungan luas
areal kawasan permukiman yang disediakan adalah dengan asumsi setiap kepala
keluarga membutuhkan luas lahan permukiman sebesar 500 m2. Pengembangan
dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana: pendidikan, kesehatan,
kerohanian, air bersih, listrik dan komunikasi pada wilayah perkotaan dan Kampung
sesuai dengan kebutuhan rencana.
Sesuai dengan arahan rencana struktur ruang, maka kawasan perkotaan yang
direncanakan di Kabupaten Merauke terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Permukiman Perdesaan
Page
Permukiman Adat
Page
Page
Page 47
SD
34
5
5
11
16
11
5
7
14
12
11
12
11
5
7
4
6
5
8
8
197
Umum
SLTP SMA
13
11
1
0
3
0
3
1
4
1
2
1
1
0
3
0
3
1
2
1
1
0
2
0
2
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
2
0
48
17
SMK
6
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
13
MI
4
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Agama
MTs
MA
3
4
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
5
Page
Page
Jumlah Rumah
32,503
1,525
1,348
621
378
736
441
1,508
1,152
1,510
509
2,880
1,467
4,498
5,519
2,432
1,036
1,310
1,214
4,341
66,927
Page
Staff Ahli
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan
Bagian
Pemerintahan
Bagian
Administrasi
Kesejahteraan
Rakyat
Bagian
Humas dan
Protokoler
Bagian
administrasi
pembangunan
Bagian
administrasi
perekonomian
Bagian keuangan
Bagian
hokum
Bagian organisasi
Bagian umum
Bagian perlengkapan
dan asset
Subbag
Ketataprajaan
Subbag
Humas
Subbag
perencanaan
pembangunan
Subbag
produksi
daerah
Subbag anggaran
Subbag
perundangundangan
Subbag
kelembagaan
Subbag T.U&Keu
Pimpinan
Subbag analisa
kebutuhan &
pengadaan
Subbag
Otonomi
Daerah
Subbag
Pendidikan
Subbag
Protokoler
Subbag
pengendalian
pembangunan
Subbag
perekonomian
daerah
Subbag
perbendaharaan &
gaji
Subbag
dokumentasi
hokum
Subbag
ketatalaksanaan
Subbag
rumahtangga dan
perjalanan
Subbag
penyimpanan,distribusi,
pemeliharaan dan
penghapusan
Sub Bag
Agraria
Subbag
Kemasyarakatan
Subbag
Peliputan
dan
Pemberitaan
Subbag
evaluasi dan
pelaporan
Subbag
ketahanan
pangan
Subbag
pembukuan&verifikas
i
Subbag
bantuan
hukum
Subbag
anjab&kepegawauan
Subbag pengelolaan
asset daerah
Page 51
Gambar 2.2. SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung atau Tidak Langsung dengan Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Merauke
BUPATI
BAPPEDA
- Bidang
Pengembangan
Wilayah,
Fisik
Sarana Prasarana
- Bidang Ekonomi
& Pembangunan
Dunia Usaha
- Bidang
Sosial
Budaya
- Bidang Penelitian
Pengembangan &
Statistik
BADAN
PENGELOLA
KEUANGAN &
ASSET DAERAH
- Bidang Anggaran
- Bidang Akuntansi
- Bidang Aset
DINAS PU
- Bidang Cipta
Karya
dan
Permukiman
DINAS TATA
KOTA &
PEMAKAMA
N
- Bidang
Kebersihan &
Persampahan
- Bidang
Perencanaan
Tata Ruang
- Bidang
Penataan
Lahan
&
Bangunan
DINAS
KESEHATAN
- Bidang P2PL
BADAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
KAMPUNG
- Bidang
Pemberdayaan
Partisipasi
Masyarakat
Page 52
DINAS
KOMUNIKASI
&
INFORMATIKA
- Bidang
Media & Pers
BADAN
LINGKUNGAN
HIDUP
- Bidang
Pengendalian
Pencemaran
dan Kerusakan
Lingkungan
- Bidang
Pengamanan
Pelestarian dan
Partisipasi
DINAS
PENDIDIKAN
DAN
PENGAJARAN
- Bidang
Pendidikan
Dasar
b.
c.
d.
Memastikan optimalisasi
seluruh sumberdaya bagi pokja sanitasi kabupaten Merauke
2.
dukungan
Sekretaris
a. Mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan teknis program kerja pokja sanitasi
kabupaten Merauke.
b. Merumuskan Kebijakan penguatan kelembagaan pokja sanitasi kabupaten merauke.
c.
Page
3.
4.
j.
Fasilitasi tim pokja saitasi kabupaten kota dalam melaksanakan penyusunan BPS
dan SSK.
k.
l.
Bidang Perencanaan
a.
penyusunan BPS,SSK dan MPS
Mengkoordinasikan
pelaksanaan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Bidang Pendanaan
a.
Mempersiapkan
dalam rangka penyusunan BPS,SSK, dan MPS.
bahan
masukan
b.
c.
d.
Membuat laporan kerja terkait bidang pendanaan secara berkala kepada ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
Page
g. Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang pendanaan yang ditugaskan oleh
ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
h. Bertanggung jkawab atas pelaksanaan tugas kepada ketua pokja sanitasi
kabupaten/kota.
5.
Bidang Teknis
a. Menyampaikan bahan masukan aspek teknis dalam rangka penyusunan BPS,SSk
dan MPS.
b. Memberikan masukan strategis terkait aspek teknis penyusunan SSk dan
penyempurnaan BPS dan SSK dari hasil review pokja sanitasi propinsi.
c.
d. Membuat laporan kerja terkait bidang tugas secara berkala kepada ketua pokja
sanitasi kabupaten/kota.
e. Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang teknis yang ditugaskan oleh ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
f.
6.
a. Mempersiapkan bahan masukan dalam rangka penyusunan BPS,SSK dan draft MPS
b. Menyiapkan bahan sosialisasi, advokasi dalam rangka pelaksanaan program PPSP.
c.
d. Membuat laporan kerja bidang secara berkala kepada ketua pokja sanitasi
kabupaten/kota.
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page
e. Melaksanakan tugas lain terkait dengan bidang tugas yang ditugaskan oleh ketua
pokja sanitasi kabupaten/kota.
f.
8.
Menghimpunbahan laporan kerja terkait bidang tugas pokok pokja sanitasi dan
laporan sekretariat pokja sanitasi serta menyusun laporan program PPSP untuk
dilaporkan secara berkala kepada ketua pokja sanitasi kabupaten/kota.
Page
Kegiatan
Tahun
Dinas
Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak
Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
Pemicuan STBM
2013
Dinas
Kesehatan
Meningkatkan
peranserta
masyarakat dalam
penyediaan
layanan sanitasi
dan membiasakan
PHBS dalam
kehidupan seharihari.
Masyarakat di
100 RT pada 12
Desa/Keluraha
n prioritas yang
menurut studi
EHRA memiliki
Indek Risiko
Sanitasi
Tertinggi.
Sanitasi buruk
dan perilaku
hidup tidak
bersih dan tidak
sehat itu
menJijikan,
memalukan dan
membuat sakit,
karenanya perlu
kita perbaiki
sanitasi dan
biasakan PHBS.
Terbatasnya tenaga
fasilitator yang
handal, membuat
pemicuan di
sejumlah RT kurang
sukses, perlu
peningkatan jumlah
fasilitator handal.
Penyuluhan tata
cara Cuci Tangan
Pakai Sabun
(CTPS) di sekolah
Dasar
2013
Dinas
Pendidikan
dan Dinas
Kesehatan
Siswa Sekolah
Dasar mampu dan
mau melakukan
CTPS yang baik
dan benar.
Siswa-siswi SD
di 20 sekolah
dengan angka
tidak masuk
sekolah karena
diare tertinggi.
Dengan CTPS,
kita terhindar
dari penyakit,
dan hidup lebih
sehat.
Dampak dari
kegiatan ini,
ternyata dapat
menurunkan angka
tidak masuk sekolah
karena diare.
1.
Jenis Media
a)
Khalayak
b)
Masyarakat
Umum
terutama
masyarakat
Merauke yang
bertempat
tinggal di
daerah banjir
Pendanaan
c)
Produksi dan
penyiaran dari
Radio RRI,
Isu yang
Diangkat
d)
Keterlibatan
Masyarakat
dalam
Pencegahan
Banjir dan
Mengurangi
Risiko Banjir
Pesan Kunci
e)
Efektivitas
f)
Bersama-sama
mencegah
banjir dan
mengurangi
risiko banjir.
Page 58
BAB 3
PROFIL SANITASI WILAYAH
Peta 3.1. Peta Wilayah Kajian Sanitasi
Page 58
Wilayah Kajian Sanitasi adalah Distrik Merauke terdiri atas 8 Kelurahan dan 2 Kampung, Distrik
Semangga terdiri atas 1 Kampung dan Distrik Naukenjerai terdiri atas 1 Kampung. dimana
keseluruhan wilayah kajian diasumsikan sudah mewakili setiap kluster penduduk kabupaten Merauke,
mulai dari penduduk kota yang merupakan percampuran dari berbagai macam suku dan adat istiadat,
penduduk pendatang/transmigrasi dan penduduk asli papua.
3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Sektor sanitasi disamping membangun infrastruktur jg salah satu faktor pendukung adalah masalah
perilaku masyarakat sehari-hari dalam menjaga kebersihan diri, rumah serta lingkungan disekitarnya.
hal ini bisa dicapai melalui promosi hygiene dan sanitasi yang dilakukan oleh semua pihak yang
terkait dengan sanitasi. Oleh karena itu, dalam Sub-bab ini akan membahas tentang kondisi eksisting
PHBS yang fokus di 2 (dua) tatanan yaitu rumah tangga dan sekolah.
3.2.1. Tatanan Rumah Tangga
PHBS pada tatanan Rumah Tangga meliputi perilaku : (1) Cuci tangan Pake Sabun (CTPS), (2)
Penanganan Jamban keluarga, (3) Penanganan air bersih dan (4). Perilaku BABs. Pada grafik
berikut ini dapat dilihat PHBS di Kabupaten Merauke antara lain :
Berdasarkan hasil analisa data studi EHRA tersebut dapat digambarkan bahwa untuk perilaku
Cuci Tangan Pake Sabun di Kabupaten Merauke masih sangat memprihatinkan dimana 69%
responden tidak pernah melakukan CTPS pada waktu-waktu penting hanya 39 % saja
respondent yang sudah mencuci tangan di lima waktu penting antara lain setelah BABs,
sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum menyiapkan makanan, setelah menceboki anak
dan setelah memegang hewan.
Gambar 3.1 : Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting
Page 58
Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (Pencemaran pada wadah penyimpanan penanganan air)
Page 59
Dari diatas terlihat bahwa pengelolaan sampah di lingkungan rumah tangga paling banyak dilakuan
dengan cara dibakar yaitu sebanyak 87%, kemudian dibuang ke sungai atau dilahan kosong
sebanyak 3%, dikumpulkan oleh kolektor informal dan dibuang ke TPS sebanyak 2% dan sisanya
sebanyak 1% dibuang kedalam lubang dan ditutup dengan tanah atau dibiarkan sampai membusuk.
Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL
Akibat tidak memiliki SPAL, sebesar 62,3% mengakibatkan adanya pencemaran SPAL, dan hanya
37,7% yang mengakibatkan tidak terjadinya pemcemaran SPAL. Pencemaran terbanyak terjadi di
cluster 2 sebesar 100%, kemudian di cluster 0 sebesar 76,6% dan di cluster 1 sebesar 52,3%.
Page 60
Page 61
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Sekolah Dasar/MI di wilayah kajian
No
Status
Sekolah
Dasar
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
Jumlah
Sekolah
Toilet Guru**)
Fas. Cuci
tangan ****)
Toilet Siswa***)
PDAM
SPT/
PL
SGL
L/P
L dan
P
L/
P
L dan
P
Fasilitas TPS
Sekolah *****)
Saluran
Drainase
Sekolah
Dasar
Negeri
16
122
152
2278
2215
14
11
10
Sekolah
Dasar
Swasta
10
43
128
1836
1787
MI
30
52
814
843
Total
30
195
332
4928
4845
26
17
11
10
23
20
10
19
11
Page 62
Kondisi Sarana
Sanitasi
Toilet Guru
Toilet siswa
Fasilitas CTPS
Sarana Air Bersih
Pengelolaan sampah
Drainase
Ketersediaan dana
Pendidikan HS
Sangat Baik
%
56,7
36,7
63,3
86,7
66,7
33,3
46,7
60,0
Baik
%
16,7
30,0
13,3
10,0
13,3
30,0
10,0
33,3
Kurang Baik
%
26,7
33,3
23,3
3,3
20,0
36,7
43,3
6,7
Baik %
28,63
85,5
86,2
Kurang baik %
71,33
14,5
13,8
Page 63
Aspek Institusional
Di lingkup Pemerintah Kabupaten Merauke yang bertanggung jawab langsung terhadap
pengelolaan air limbah domestik adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan dan Kantor
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Tugas utama dari Dinas Pekerjaan Umum
adalah menyediakan sarana dan prasarana sektor air limbah domestic untuk masyarakat umum
seperti penyediaan MCK septic tank. Dinas Kesehatan mempunyai tugas dalam bidang
pendidikan masyarakat tentang PHBS khususnya pesan tentang buang limbah ditempat-tempat
yang semestinya atau tidak Buang Air Besar sembarangan. Sedangkan Kantor Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan mempunyai tugas rutin dalam penyediakan pelayan sedot
tinja kepada masyarakat di Kabupaten Merauke.
Kelompok swadaya masyarakat (KSM) dengan di dampingi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)
Teknis dan TFL sosial yang berperan sebagai perencana, pelaksana serta pengelola prasarana
sanitasi yang terbangun terutama pada program sanimas, Pamsimas dan SLBM.
Page 64
Tabel 3.4: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
PERENCANAAN
PENGELOLAAN
Page 65
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan Dinas PU dan Dinas Tata Kota
air limbah domestik skala kab/kota
dan Pemakaman
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur Dinas PU dan Dinas Tata Kota
sarana pengelolaan air limbah domestik
dan Pemakaman
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air Dinas PU dan Dinas Tata Kota
limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas
Dinas PU
Page 66
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
dan Pemakaman
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah Dinas PU dan Dinas Tata Kota
domestik
dan Pemakaman
Pelaksanaan
Ada (Sebutkan)
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Page 67
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterang
an
Ketersediaan
Substansi
Pelaksanaan
Ada (Sebutkan)
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Belum ada
Belum ada
Page 68
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterang
an
Ketersediaan
Substansi
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
perkantoran
Page 69
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterang
an
Dari grafik di atas terlihat bahwa, Tempat Penyaluran Akhir Tinja paling banyak disalurkan melalui
Tangki septik sebesar 52%, kemudian melalui cubluk/lobang tanah sebesar 20%, melalui
sungai/danau/pantai sebesar 2% dan pipa sewer sebesar 1%.
Gambar 3.7 : Grafik Presentase tengki septik aman dan tidak aman
Dari Grafik diatas diperoleh bahwa sebagain besar responden menyatakan tangki septik yang
dimilikinya termasuk tangki septik suspek aman yaitu sebesar 90,6% namun realitas dilapangan
tangki septik yang ada di masyarakat belum sesuai dengan standar SNI, sedangkan yang
menyatakan tidak aman hanya sebesar 9,4%.
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page 70
Diagram sistim Sanitasi (DSS) adalah gambaran sistem penanganan sanitasi di daerah, untuk
DSS limbah di Kabupaten Merauke mulai dari User interface sampai pembuangan akhir bisa dilihat
pada tabel 3.8 dibawah ini, Kepemilikan jamban sebagian sudah memadai akan tetapi pengolahan
akhir tidak diketahui kemana buangan akhir.
Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestic
Page 71
Produk
Input
(A)
User Interface
(B)
Pengumpulan &
Penampungan/
Pengolahan awal
CUBLUK
(C)
Pengangkutan /
Pengaliran
DRAINA
SE
(D)
(Semi)
Pengolahan Akhir
Terpusat
(E)
Daur Ulang
dan/atau
Pembuangan
Akhir
SUNGAI
/KALI/PA
NTAI/KE
BUN
Black
Water
Tinja
Urine
Air
Peng
gelon
tor
CLOSET
Grey
Water
TANGKI
SEPTIK
MOBIL TINJA
DRAINA
SE
Limba
h Air
Cucian
Limba
h Air
Mandi
Limba
h Air
Cucian
Pakaia
Page 72
Tabel 3.6: Cakupan Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Merauke
No.
Nama
Distrik/
Kelurahan/
Kampung
BABS*
Sarana
tidak
layak
Sarana Layak
Onsite System
Individual
(KK)
(iii)
(iv)
Offsite System
Kawasan / terpusat
Berbasis Komunal
MCK+ umum
/Jamban Bersama
(KK)
MCK++
(KK)
(vi)
IPAL
Komunal
(KK)
(ix)
Sambungan Rumah
(KK)
(vii)
Tangki Septik
Komunal
(KK)
(viii)
(i)
(ii)
Distrik
Merauke
1.
Kelurahan
Kelapa Lima
79
1775
1578
118
118
237
39
2.
Kelurahan
Bambu Pemali
43
972
864
65
65
130
22
3.
Kelurahan
Mandala
112
2509
2230
167
167
335
56
4.
Kelurahan
Seringgu Jaya
42
941
836
63
63
125
21
5.
Kelurahan
Rimba Jaya
106
2381
2117
159
159
318
53
6.
Kelurahan
Karang Indah
51
1146
1018
76
76
153
25
7.
Kelurahan Maro
92
2061
1832
137
137
275
46
8.
Kelurahan
Samkai
48
1072
953
71
71
143
24
9.
Kampung
59
53
Page 73
(x)
Kampung
Wasur
II
Distrik
Semangga
1.
Kampung
Waninggap
Nanggo
III
Distrik
Naukenjerai
1.
Kampung
Onggaya
60
53
101
90
13
44
39
Page 74
Jenis
(i)
(ii)
Satuan
(iii)
Kondisi
Jumlah/
Keterangan
Kapasitas
Berfungsi
Tdk berfungsi
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
Sistem Onsite
1
Berbasis komunal
- IPAL Komunal
- MCK +
- MCK ++
unit
unit
unit
11
Pembangunan dari
Tahun 2010 s/d 2013
10
Pembangunan dari
Tahun 2010 s/d 2013
unit
1.751
1.751
2.
Truk Tinja
unit
IPLT : kapasitas
M3/hari
M3/hari
Sistem Offsite
4
IPAL Kawasan/Terpusat
- kapasitas
- sistem
Page 75
Page 76
No.
Nama Program/Kegiatan
1.
2.
Pelaksana/PJ
Tahun
Program/kegiatan **)
Lokasi
1.
2.
3.
4.
1.
Penerima manfaat***)
P
2010
70 orang
25 orang
1 Unit
50 orang
75 orang
1 Unit
50 orang
75 orang
1 Unit
50 orang
50 0rang
1 Unit
50 orang
75 orang
1 Unit
2011
50 orang
75 orang
1 Unit
2012
50 orang
75 orang
1 Unit
50 orang
75 orang
1 Unit
150 orang
75 orang
2 Unit
50 orang
50 orang
1 Unit
Kelurah
an Rimba Jaya
2. Kelurahan Mandala
2013
1. Kelurahan Maro
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Jumlah
Sarana
Page 77
Sanimas: MCK ++
1. Kelurahan Karang
2010
75 orang
65 orang
1 unit
Indah
2. Kelurahan Samkai
3. Kelurahan Maro
2011
60 0rang
68 orang
1 unit
65 orang
70 orang
1 unit
60 0rang
72 orang
1 unit
55 0rang
65 orang
1 unit
60 orang
65 orang
1 unit
65 orang
67 orang
1 unit
65 orang
75 orang
1 unit
150 orang
165 orang
2 unit
175 orang
200 0rang
1 unit
1. Kelurahan Samkai
2. Kelapa Lima
3. Kelurahan Rimba Jaya
2012
1. Kelurahan Samkai
2. Kelurahan Rimba Jaya
3. Kampung Wasur
2013
--
Total
22 unit
Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan
Page 78
22 unit
No.
1.
Jenis Sarana
MCK +
Tahun
Sarana
Dibangun
2010
2011
2012
Lokasi
MCK ++
2010
2011
Pengosongan tangki
septik/IPAL
Waktu
Layanan
Lembaga
KSM
Kondisi
aktif
KSM
Tdk aktif
KSM
Tdk aktif
KSM
Aktif
KSM
Aktif
KSM
Aktif
KSM
Aktif
KSM
Aktif
KSM
Aktif
KSM
Tidak aktif
Belum pernah
Aktif
Belum pernah
KSM
KSM
Aktif
KSM
Aktif
1.
2.
3.
4.
Kelurahan maro
Kelurahan karang indah
Kelurahan kelapa lima
Kelurahan samkai
2013
2.
Pengelola
1. 1. Kelurahan Maro
1. Kelurahan Karang indah
2. Kelurahan samkai
3. Kelurahan maro
Page 79
Belum Pernah
Belum Pernah
Belum Pernah
2012
1. Kelurahan Samkai
2. Kelurahan kelapa lima
3. Kelurahan Rimba Jaya
2013
1. Kelurahan Samkai
2. Kalurahan Rimba Jaya
3. Kampung Wasur
3.
IPAL Komunal
4.
Septik tank
komunal
2008-2013
KSM
KSM
Aktif
Aktif
Aktif
KSM
KSM
Aktif
KSM
Aktif
Aktif
KSM
Belum pernah
Masyarakat
Aktif
Belum pernah
Belum pernah
Page 80
Program /proyek layanan Air limbah yang berbasis masyarakat yang ada di Merauke yaitu SLBM
dan Sanimas, adapun SLBM itu adalah Sanitasi lingkungan berbasis masyarakat dana dari APBD
sedangkan SANIMAS dananya dari APBNt
3.3.4 Komunikasi dan Media
Peran media pemerintah dalam pengelolaan air limbah masih rendah. Sejauh ini kegiatan yang
dilakukan baru berupa kegiatan sosialisasi program-program kegiatan sektor air limbah domestik
seperti pembangunan MCK, SANIMAS, PAMSIMAS dan SLBM. Sedangkan bentuk media
komunikasi yang dipakai berupa Koran-koran lokal Kabupaten Merauke seperti Arafura News,
Papua Selatan Post, dan media komunikasi non verbal seperti poster, baner. Sedangkan
pemberitaan tentang air limbah di Koran-koran baru berupa kegiatan sosialisasi yang dillakukan
oleh Pemerintah Kabupaten Merauke untuk sektor air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL).
Gambar 3.9 penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Merauke
Page 81
No.
1.
Nama
Provider/Mitra
Potensial
Perseorangan
(Pak Wahyudi)
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
2011
Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Potensi Kerjasama
Volume
Operasional &
pemeliharaan perangkat
pengurasan tangki septik
2 unit
untuk meningkatkan area
tangki
pelayanan (service
septik/bulan coverage) dengan tangki
septik yang memenuhi
standar teknis.
Pengurasan
tangki septik
Pak Wahyudi adalah Penyedia Layanan Air Limbah dalam hal pengurasan tangki septik, namun
sejauh ini belum diketahui limbah hasil pengurasan tersebut dibuang kemana.
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Seperti yang telah dijelaskan pada bab II bahwa dari data alokasi APBD Kabupaten Merauke
pertahunnya, alokasi untuk sekotr air limbah telah menunjukkan peningkatan. Berikut ini tabel
alokasi APBD untuk kegiatan sektor air limah di Kabupaten Merauke.
Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik
No
Komponen
2009
2010
2011
2012
2013
Ratarata
(Rp)
128.758.000,00
170.500.000,00
453.180.725,00
1,9 %
Belanja (Rp)
Pertumb
uhan (%)
1.a
1.b
Pendanaan OM yang
dialokasikan dalam
APBD
1.c
Perkiraan biaya OM
berdasarkan
infrastruktur terbangun
Page 82
SKPD
2009
2010
2011
2012
Pertumbuhan
(%)
2013
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
Permasalahan Mendesak
1.
Rendahnya akses Masyarakat terhadap jamban pribadi / septick tank maupun MCK
2.
Rendahnya fasilitas pengelolaan air limbah setempat (masih belum memenuhi standar
teknis yang ditetapkan, Belum berfungsinya IPLT, Masih minimnya mobil truk tinja)
3.
4.
5.
Kapasitas sumber daya manusia yang terkait dalam pengelolaan masih sangat rendah
6.
7.
Page 83
dunia usaha sehingga perlu adanya Undang-Undang yang mengatur tentang pengelolaan
sampah. Pada tahun 2008 disahkan UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang
bertujuan antara lain :
a. Agar pengelolaan ini dapat memberikan manfaat secara ekonomi (sampah sebagai sumber
daya), sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku
masyarakat.
b. Agar mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah terhadap kesehatan dan
lingkungan.
c. Agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.
Salah satu amanat dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah adalah bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berwewenang dalam menyelenggarakan
pengelolaan sampah skala Kabupaten/Kota sesuai dengan norma, standar, prosedur dan
kriteria yang di tetapkan oleh pemerintah serta menetapkan lokasi tempat penampungan
sementara, tempat pengolahan sampah terpadu dan/atau tempat pemrosesan akhir.
2. Peraturan Daerah terbaru tentang persampahan dan kebersihan di Kabupaten Merauke adalah
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang retribusi sampah, dan belum memiliki
peraturan daerah yang komprehesif tentang peran pemerintah, swasta dan masyarakat tentang
persampahan begitupun sanksi-sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan dalam bidang
persampahan baik itu oleh pemerintah, swasta dan masayarakat.
Berdasarkan tabel 3.14 dibawah ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pemangku kepentingan
sektor persampahan di Kabupaten Merauke masih dipegang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Merauke melalui Dinas Tata Kota dan Pemakaman (Bidang Kebersihan ), Lingkungan Hidup dan
Kebersihan, sedangkan peran serta swasta dan masyarakat masih sangat terbatas, hanya berupa
penyedian tempat-tempat sampah di sekitar lokasi ditempat mereka tinggal dan beraktifitas,
sedangkan untuk pengelolaan lebih lanjut masih menjadi tanggung jawab pemerintah.
Page 84
Tabel 3.14 : Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
Page 85
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
2. Menyusun rencana program persampahan dalam rangka Dinas Tata Kota dan Pemakaman
pencapaian target
3. Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka Dinas Tata Kota dan Pemakaman
pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Dinas Tata Kota dan Pemakaman
Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber Dinas Tata Kota dan Pemakaman
sampah ke TPS)
Dinas Tata Kota dan Pemakaman
Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Dinas Tata Kota dan Pemakaman
Pembuangan Akhir (TPA)
Dinas Tata Kota dan Pemakaman
Membangun sarana TPA
PENGELOLAAN
Mengelola TPA
Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, Dinas Tata Kota dan Pemakaman
PERENCANAAN
1. Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota,
Page 86
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
PERSAMPAHAN
Page 87
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterang
an
Ketersediaan
Substansi
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak
Ada
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Page 88
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterang
an
Page 89
Dari diatas terlihat bahwa pengelolaan sampah di lingkungan rumah tangga paling banyak
dilakukan dengan cara dibakar yaitu sebanyak 87%, kemudian dibuang ke sungai atau dilahan
kosong sebanyak 3%, dikumpulkan oleh kolektor informal dan dibuang ke TPS sebanyak 2% dan
sisanya sebanyak 1% dibuang kedalam lubang dan ditutup dengan tanah atau dibiarkan sampai
membusuk.
Gambar 3.11 Grafik pengangkutan sampah
Sedangkan untuk perilaku Praktek Pemilihan Sampah Rumah Tangga, terlihat pada grafik di
atas hampir semua masyarakat belum melakukan praktek pemilahan sampah yaitu sebesar 94%,
sedangkan yang telah melakukan pemilahan sampah hanya sebesar 6%.
Masyarakat di Kabupaten Merauke pada umumnya masih belum memisahkan antara
sampah organik dan anorganik, mereka masih sebatas mengumpulkan sampah ke tong sampah,
bak sampah dan kantong plastik yang selanjutnya dibuang ke TPS dan kemudian diangkut ke TPA
oleh truk sampah yang ada. Disamping itu masih banyak masyarakat yang langsung membakar
sampah di belakang atau di depan rumah mereka dan ada juga yang menimbunnya kedalam
lubang-lubang sampah yang mereka bangun sendiri.
Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Merauke untuk user interface
berupa Drum, Bak sampah pasangan bata, penampungan awal berupa TPS Kontainer,
Pengangkutan Truk, Pengolahan akhir TPA
Page 90
Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Yang Terlayani sebesar 75 M3/Hari
Produk
Input
(A)
User
Interface
SAMPAH
ORGANI
K
SEMBAR
ANGAN/J
ALAN/S
UNGAI/D
RAINASE
(B)
Pengumpulan
Setempat
(C)
Pengumpulan
Sementara
(TPS)
(D)
Pengangkutan
(E)
(Semi)
Pengolaha
n Akhir
Terpusat
(F)
Daur Ulang/
Pembuangan
Akhir
MOTOR
SAMPAH
TRUK
SAMPAH
NON
ORGANI
K
TEMPA
T
SAMPA
H
TEMPAT
PEMBUAN
GAN
SAMPAH/T
PS
TPA
Belum
Maksimal
GEROBAK
SAMPAH
DIBAKA
R/
DITANA
M
Page 91
Tabel 3.16: Sistem cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten Merauke
Volume Terlayani
No.
Nama
Distrik/
Kelurahan
Jumlah
Penduduk
Timbunan
Sampah
(orang)
(M3)
(%)
(M3))
(%)
(M3)
(%)
(M3))
(%)
(M3))
241
30
75
70
166
Institusi
Pengelola
TPA
Distrik Merauke
1.
Kelurahan Kelapa
Lima
17.732
53
30
16
70
37
2.
Kelurahan Bambu
Pemali
8.492
17
30
70
12
3.
Kelurahan
Mandala
22.000
44
30
14
70
30
4.
Kelurahan
Seringgu Jaya
8.331
17
30
70
12
5.
Kelurahan Rimba
Jaya
22.495
45
30
14
70
31
6.
Kelurahan Karang
Indah
11.164
22
30
70
15
7.
Kelurahan Maro
19.590
39
30
12
70
27
8.
Kelurahan Samkai
9.719
19
30
70
13
9.
Kampung Nasem
621
100
10.
Kampung Wasur
512
100
948
100
405
100
II
Distrik
Semangga
1.
Kampung
Waninggap
Nanggo
III
Distrik
Naukenjerai
1.
Kampung
Onggaya
120.656
3R
Tidak Terlayani
Page 92
Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Merauke
Jenis Prasarana /
No
Sarana
(i)
(ii)
Berfungsi
Tdk berfungsi
(v)
(vi)
(vii)
Dicek lagi
unit
10
10
- Becak/Becak Motor
unit
unit
14
21
14
unit
unit
Penampungan Sementara
unit
Pengangkutan
unit
unit
- TPS 3R
unit
unit
- Sanitary landfill
Ha
- Controlled landfill
Ha
- Open dumping
Ha
15,42
- Bulldozerl
unit
- Whell/truck loader
unit
- Excavator / backhoe
unit
- Compaction Truck
/hari
Keterangan
- Gerobak
- Dump Truck
Kapasitas
Kondisi
Pengumpulan Setempat
- Transfer Depo
Rotasi
(iv)
- Container
Jumlah/
(iii)
- Bak Biasa
3.
Satuan
3 Truck Amroll
masing 6-7 Ret
Alat Berat
IPL
- sistem
Page 93
Page 94
Pelaksana/PJ
No
Total
Lokasi
Penerima
manfaat ***)
Tahun
Program/Kegiatan**)
Jumlah
Sarana
Jenis Kegiatan
Lokasi
Kerjasama
dengan pihak
lain
Keterangan
Lembaga
Kondisi
Catatan : Tidak ada Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat di Kabupaten Merauke
Untuk tingkat kabupaten, peran Pemerintah Daerah adalah dengan pengangkutan sampah dari
rumah-rumah ke TPS dan TPA yang ada dengan menggunakan truk sampah. Dan Becak Motor
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Kabupaten Merauke hanya memiliki 3 truk
sampah dengan kapasitas Terlayani 75 M3/hari ke TPA.
1.4.4 Komunikasi dan Media
Kegiatan komunikasi yang telah dilakukan oleh Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Kebersihan adalah mensosialisasikan kebijakan pengelolaan persampahan termasuk sosialisai
Peraturan Daerah Nomor 11Tahun 2011 draft tentang retribusi persampahan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat dan lingkungan.
Media Komunikasi dan kerjasama terkait komponen persampahan dikabupaten Merauke belum
ada, dikarenakan kurang menjadi isu prioritas di komunitas lingkungan masyarakat.
Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Merauke
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page 95
.
Sumber : Hasil Kajian Komunikasi dan Media
Nama
Provider/Mitra
Potensial
1.
2.
3.
UD KARYA LOGAM
JAYA
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap Sanitasi
2007
Pengepul karton,
kaleng, seng bekas,
dll
2006
2008
Volume
(per bln)
10 ton
Potensi Kerjasama
Ada potensi
kerjasama terkait
pengelolaan barang
bekas
15 - 20 ton
Ada potensi
kerjasama terkait
pengelolaan besi tua
13 15 ton
Ada potensi
kerjasama terkait
pengelolaan besi tua
Page 96
2012
2013
Rata-rata (Rp)
Pertumbuhan
(%)
1.771.384.000,00
2.360.408.000,00
2.505.380.000,00
451.012.925,00
12,97%
1 Sampah (2a+2b)
Pendanaan Investasi
1.433.150.000,00
Persampahan
Pendanaan OM yang
1.b dialokasikan dalam APBD
Perkiraan biaya OM
berdasarkan infrastruktur
1.c terbangun
Sumber: Ringkasa APBD Kab. Merauke 2009-2013
1.a
Rekafitulasi realisasi pendanaan persampahan untuk setiap tahunnya rata rata Rp. 451.012.925 atau mengalami pertumbuhan 12,97%
Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah
No
SKPD
Retribusi Sampah
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
2010
2011
2012
311.160.000,00
344.880.000,00
344.880.000,00
426.000.000,00
1,11
367.635.000,00
389.265.000,00
410.895.000,00
432.525.000,00
454.155.000,00
2013
Pertumbuhan
(%)
Page 97
Permasalahan Mendesak
1.
Makin Besarnya Timbulan Sampah / Peningkatan laju timbulan sampah perhari, yang
tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai
2.
3.
4.
Belum berperan aktifnya masyarakat ditingkat RT/RW dalam hal kebersihan lingkungan
5.
6.
7.
Page 98
Page 99
Tabel 3.24: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
Dinas PU
Dinas PU
Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder
dan primer
Dinas PU
PERENCANAAN
PENGADAAN SARANA
Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan
PENGELOLAAN
Page 100
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Dinas PU
Swasta
Masyarakat
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase perkotaan
skala kab/kota
Dinas PU
Dinas PU
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase perkotaan, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase perkotaan
Dinas PU
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase perkotaan
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase perkotaan
MONITORING DAN EVALUASI
Page 101
Ada
(Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak Ada
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Ket.
DRAINASE PERKOTAAN
Pemerintah Kabupaten Merauke sejauh ini belum memiliki Peraturan Daerah ataupun Peraturan Bupati yang mengatur tentang pengelolaan drainase
Page 102
Gambar 3.14: Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin
Page 103
(A)
User Interface
(B)
Pengumpulan
&
Penampungan /
Pengolahan
awal
(C)
Pengangkutan/
pengaliran
(D)
(Semi)pengola
han Akhir
Terpusat
(E)
Daur Ulang
dan atau
Pembuangan
Akhirt
washtafel
Air
Cucian
Dapur
Drainase
Air
Bekas
Mandi
Air
Cucian
Pakaian
Air
Genang
an
Halama
n
Sungai /
Laut
Lubang
pembuan
gan
Pembuang
an Air
Cucian
Talang
Air
Sumur
Resapan
Air
Genang
an Jalan
Page 104
N
o
Nama
Kecamatan/
Kelurahan
Ketingg
Luas
ian
(Ha)
(M)
Wilayah Genangan
Lama Frekue
nsi
(jam/
(kali/
hari)
tahun)
Penyebab
Kelurahan Maro
40
0,3
52
0,3
Kelurahan Samkai
50
0,3
12
0,3
15
0,3
Kelurahan Mandala
30
0,4
35
0,4
40
0,4
Kampung Nasem
0,3
10
Kampung Wasur
15
0,3
11
Kampung Onggaya
60
0,3
12
16
0,4
Secara umum sistem pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Merauke belum tertata
dengan baik, kondisi eksisting yang ada adalah bahwa limbah grey water dan black water
langsung dibuang ke saluran terbuka yang ada, baik itu berupa drainase maupun selokanselokan yang ada. Kemudian diteruskan ke sungai atau ke danau sebagai tempat
penampungan terakhir.
Page 105
Tabel 3.27: Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase yang ada di Kabupaten Merauke
No
(i)
1
3.
Jenis Prasarana /
Sarana
Satuan
Jumlah/
Kapasitas
Kondisi
Berfungsi
Tdk
berfungsi
(v)
(vi)
Frekuensi
Pemeliharaan
(kali/tahun)
(vii)
(ii)
Saluran Primer
(iii)
(iv)
- S. Primer A
28.024,8
28.024,8
- S. Primer B
- Saluran Sekunder A1
5.400,72
5.400,72
- Saluran Sekunder A2
- Saluran Sekunder B1
- Rumah Pompa
unit
- Pintu Air
unit
Saluran Sekunder
Bangunan Pelengkap
Page 106
Page 107
Page 108
No
Nama
Program/Kegiatan
Pelaksana/PJ
Lokasi
Tahun
Program/
kegiatan
**)
Penerima
manfaat***)
Jumlah
Sarana
Tidak
Berfungsi
Total
Catatan ; Tidak ada Program/Proyek Layanan drainase perkotaan Yang Berbasis Masyarakat Di
kabupaten Merauke
Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana drainase perkotaan oleh Masyarakat
No
Jenis Sarana
Lokasi
Pengelolaan
Iuran
Keterangan
Lembaga
Kondisi
Catatan ; Tidak ada Pengelolaan Sarana drainase perkotaan oleh Masyarakat Di kabupaten Merauke
3.5.4. Komunikasi dan Media
Sejauh ini belum ada media yang terlibat dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Merauke
bahkan dari media pemerintah kabupaten sekalipun.
Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabuaten Merauke
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Page 109
Tabel 3.30 Penyedia layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten Merauke
No
Nama
Provider/Mitra
Potensial
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Volume
1.
Potensi Kerjasama
Page 110
Subsektor
2009
2010
2011
2012
2013
6.820.353.000,00
9.405.900.000,00
Drainase
(3a+3b)
Pendanaan
Investasi
Drainase
Pendanaan OM
yang
dialokasikan
dalam APBD
Perkiraan biaya
OM berdasarkan
infrastruktur
terbangun
1
1.a
1.b
1.c
Pertum
buhan
(%)
Rata-rata
(Rp)
27
SKPD
2009
-
2010
-
2011
-
2012
-
2013
-
Pertumbuhan
(%)
Retribusi Drainase
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
Catatan : Tidak ada Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase perkotaan di Kabupaten Merauke
3.5.7 Permasalahan Mendesak
Permasalahan mendesak pengelolaan drainase di Kabupaten Merauke adalah
Tabel 3.33 Permasalahan Mendesak Komponen Drainase Perkotaan
No.
Permasalahan Mendesak
1.
2.
Kurang kesadaran masyarakat sekitar untuk memelihara saluran drainase sesuai fungsinya
3.
4.
Page 111
Page 112
Pengelola
Tingkat Pelayanan
Kapasitas Produksi
Lt/detik
180
Kapasitas Terpasang
Lt/detik
180
Jumlah Sambungan
Rumah (Total)
Unit
3.329
Unit
3.952
31,06
Retribusi/Tarif (rumah
tangga)
M3
9.875
Jumlah pelanggan di
SR
Distrik Merauke
Sumber: PDAM Kabupaten Merauke Tahun 2011
3.952
Unit
PDAM-PT. WEDU
Page 112
Jenis Industri
Rumah Tangga
Lokasi
Jumlah industri
RT
Jenis
Pengolahan
Kapasitas
(m3/hari)
Industri Laundry
Merauke
25
Tradisional
25
Industri makanan
Merauke
100
Tradisional
20
Industri Tahu/tempe
Merauke
10
Tradisional
Industri Kue
Merauke
50
Tradisional
90
Tradisional
45
45
Tradisional
4,5
Salon
Merauke
Sumber: Pokja Sanitasi, Data Diolah 2014
Rata-rata dari industri rumah tangga yang ada di Kabupaten Merauke tidak melakukan
pengolahan terhadap limbah industri yang dihasilkan. Limbah yang ada biasanya langsung
dibuang kesaluran yang ada seperti selokan atau sungai.
3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis
Jenis limbah medis yang ada di Kabupaten Merauke meliputi limbah medis yang berasal
dari puskesmas yang tersebar di 3 kecamatan dan 1 rumah sakit umum daerah yang
berada di Ibukota Kabupaten. Pengolahan limbah medis semuanya melalui proses
pembakaran langsung.
Tabel 3.36 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan
Nama Fasilitas
Kesehatan
Lokasi
Jenis Pengolahan
Limbah Medis
Kapasitas
(m3/hari)
Puskesmas Mopah
Merauke
dibakar
0,5
Merauke
dibakar
0,5
Puskesmas Kuprik
Semangga
Puskesmas Onggaya
Naukenjerai
RSUD Merauke
Distrik Merauke
RS Bunda Pengharapan
Distrik Merauke
RS Angkatan Laut
Distrik Merauke
Page 113
dibakar
dibakar
dibakar
dibakar
dibakar
0,5
0,5
4,5
2
1
BAB 4
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber
Dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Paket
135.000.000
DAU
Kab.Merauke
Dinkes
2.
Program Penyehatan
Lingkungan Dana TP.
Depkes Fasilitas sarana
perubahan perilaku dan SAB
Kesling di DTPK
Paket
200.000.000
APBN
Kab.Merauke
Dinkes
Paket
250.000.000
OTSUS
Kab.Merauke
Dinkes
Paket
150.000.000
DAU
Kab.Merauke
Dinkes
Pengembangan media
elektronik,sprt,iklan dan
dialog
paket
150.000.000
DAU
Kab.Merauke
Dinkes
Mengembangan media
promosi kesehatan dan hidup
sehat melalui masa media
paket
200.000.000
DAU
Kab.Merauke
Dinkes
Paket
350.000.000
OTSUS
Kab.Merauke
Dinkes
Pendampingan kampung
paket siaga aktif
paket
500.000.000
DAU
Kab.Merauke
Dinkes
paket
1.500.000.000
DAK
Kab.Merauke
Dinkes
No
Page 114
Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene untuk Tahun 2014 ada beberapa kegiatan, yang pendanaannya
bersumber dari dana Alokasi Umum (DAU), APBN dan Otonomi Khusus (OTSUS).
Tabel 4.2: Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene yang Sedang Berjalan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber
Dana
Lokasi
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
paket
35.000.000
DAU
Merauke
Dinkes
Paket
174.040.000
APBN
Merauke
Dinkes
2.
Paket
105.245.000
OTSUS
Merauke
Dinkes
Paket
50.000.000
DAU
Merauke
Dinkes
4
5
Pengembangan media
elektronik,sprt,iklan dan dialog
paket
50.000.000
DAU
Merauke
Dinkes
paket
51.600.000
DAU
Merauke
Dinkes
6
7
Paket
199.500.000
OTSUS
Merauke
Dinkes
paket
105.000.000
DAU
Merauke
Dinkes
No
Page 115
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015
No
Nama
Progam/Kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan
Sarana Instalasi
Pengolahan lumpur
Tinja (IPLT)
Paket
5.000.000.000
APBN
Dinas Tata
Kota dan
Pemakaman
Renstra SKPD
Dokumen
300.000.000
APBD
Bappeda
Renstra SKPD
Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman
(PPSP) Kab.
Merauke
Rencana kegiatan untuk tahun 2014, terdapat 6 (enam) kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang
sumber pendanaannya berasal dari APBD yang semua kegiatannya terfokus kepada, pembangunan
MCK + dan MCK ++.
Tabel 4.4: Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang Sedang Berjalan
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014
No
Sumber
dana
Lokasi
kegiatan
Pelaksana
kegiatan
1.202.080.000
DAK &
DAU
Disrik
Merauke
Dinas PU
406.197.000
DAK &
DAU
Distrik
Merauke
Dinas PU
Unit
341.550.000
DAK &
DAU
Distrik
Merauke
Dinas PU
-. Pembangunan MCK ++
(Kelurahan Mandala, Kelapa
Lima, Maro)
Unit
1.048.773.900
DAK &
DAU
Distrik
Merauke
Dinas PU
Unit
512.325.000
DAK &
DAU
Distrik
Merauke
Dinas PU
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
-. Pembangunan MCK ++
(Kelurahan Mandala dan Rimba
Jaya)
Unit
-. Pembangunan MCK + dn
Menara Air (Kelurahan Samkai)
Unit
-. Pembangunan MCK +
( Kelurahan Kelapa Lima)
Page 116
a. Tujuan Program :
Program ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten
Merauke serta meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah dan berupaya
untuk meningkatkan nilai guna dari sampah.
b. Outcome / Hasil :
Hasil yang diharapkan dari program ini adalah tersusunnya sistem manajemen persampahan
mulai dari pewadahan, pengumpulan, tempat pemrosesan akhir (TPA) serta adanya upaya
pengolahan sampah menjadi bahan yang bernilai guna yang dapat berkontribusi pada
perekonomian masyarakat.
Page 117
Tabel 4.5: Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan PersampahanTahun 2015
No
Nama progam/kegiatan
Satuan
Vol
Sumber pendanaan/
pembiayaan
Sumber dokumen
perencanaan
Pasang
200
400.000.000
DAK
BLH
Renstra SKPD
40.000.000
APBD
BLH
Renstra SKPD
480.000.000
DAK
BLH
Renstra SKPD
48.000.000
APBD
BLH
Renstra SKPD
360.000.000
DAK
BLH
Renstra SKPD
36.000.000
APBD
BLH
Renstra SKPD
Paket
850.000.000
DAU
Renstra SKPD
Paket
1.150.000.000
DAU
Renstra SKPD
bh
90.000.000
DAU
Renstra SKPD
10
Unit
216.000.000
2.160.000.000
DAU
DAK
Renstra SKPD
11
Unit
110.000.000
1.110.000.000
DAU
DAK
Renstra SKPD
Unit
Unit
10
Page 115
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber
Dana
Lokasi
Kegiatan
Institusi
Pelaksana
Pasang
200
320.950.000
DAK
Kab.
Merauke
BLH
Pengadaan Komposter
Unit
350
227.500.000
DAK
Distrik
Merauke
BLH
Unit
500.000.000
DAU
Distrik
merauke
Dinas Tata
Kota dan
Pemakaman
Unit
450.000.000
DAU
Distrik
merauke
Dinas Tata
Kota dan
Pemakaman
Pengadaan Gerobak
Sampah
bh
35
7.500.000
DAU
Distrik
merauke
Dinas Tata
Kota dan
Pemakaman
unit
60.000.000
DAU
Distrik
merauke
Dinas Tata
Kota dan
Pemakaman
kegiatan
35.368.000
DAU
Distrik
merauke
Dinas Tata
Kota dan
Pemakaman
Pembangunan Pelataran
TPS di lingkungan 4
kelurahan
Sumber : ABPD Kab. Merauke 2014
7
Page 116
Tabel 4.7 : Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2015
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2015
No
Nama progam/kegiatan
Satuan
Vol
Indikasi
biaya (Rp)
Sumber
pendanaan/
pembiayaan
SKPD
penanggung
jawab
-. Pembangunan saluran/parit
Jalan Nusa Barong
-. Pembangunan saluran/parit
Jalan Laban Felubun
-. Pembangunan saluran/parit
Jalan Tidore
-. Pembangunan saluran/parit
Jalan Ternate
-. Pembangunan saluran/parit
Gang Cornelis
Renstra
SKPD
Meter
1100
1.325.500.000
DAU
Dinas PU
Meter
1100
1.325.500.000
DAU
Dinas PU
Meter
1100
1.325.500.000
DAU
Dinas PU
Meter
1100
1.325.500.000
DAU
Dinas PU
Meter
900
1.084.500.000
DAU
Dinas PU
Buah
121.620.000
DAU
Dinas PU
Buah
40.540.000
DAU
Dinas PU
Buah
81.080.000
DAU
Dinas PU
Meter
1121
1.35.853.200
DAU
Dinas PU
Buah
400.000.000
DAU
Dinas PU
-. Pebangunan Gorong-Gorong
Perumahan PNS Distrik
Merauke (samping PLTD)
-. Pembangunan Saluran/Parit
Permahan PNS Distrik
Page 117
Sumber
dokumen
perencana
an
Page 118
Nama
program/kegiatan
Program
Pembangunan
Saluran Drainase /
Gorong-Gorong :
-. Pembangunan
Gorong - Gorong
Gang Mugito
-. Pembuatan
Saluran Gan
Hindun
Satuan
Volum
e
Biaya (Rp)
Sumber
Dana
Kegiatan
26.440.000
DAU
Meter
50
35.000.000
DAU
Kegiatan
26.440.000
DAU
-. Pembangunan
Goong-Gorong
Laronda
Kegiatan
Rehabilitasi /
Pemeliharaan Saluran
Drainase / GorongGorong :
-. Normalisasi /
Rehabilitasi
drainase
Perkotaan paket I
-. Normalisasi /
Rehabilitasi
drainase
Perkotaan paket II
2
-. Normalisasi /
Rehabilitasi
drainase
Perkotaan paket III
-. Normalisasi /
Rehabilitasi
drainase
Perkotaan paket
IV
Distrik
Merauke
Distrik
Meruake
Distik
Merauke
Pelaksana
Kegiatan
Dina PU
Dinas PU
Dinas PU
Distik
Merauke
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
-. Normalisasi /
Rehabilitasi
drainase
Perkotaan paket V
Page 119
Lokasi
Kegiatan
3.860
555.840.000
DAU
2.670
384.480.000
DAU
4.300
619.200.000
Dinas PU
Distik
Merauke
DAU
Distik
Merauke
Distik
Merauke
4.390
632.160.000
DAU
1.420
204.480.000
DAU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Distik
Merauke
Rencana Program dan Kegiatan Sanitasi Sub-sektor Air Bersih Tahun 2015
No
Nama Progam/Kegiatan
Sumber
Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
Penanggung
Jawab
Satuan
Vol
Indikasi Biaya
(Rp)
Kegiatan
350.000.000
DAU
Dinas PU
Kegiatan
12.676.557.135
DAU dan
DAK
Dinas PU
Sumber
Dokumen
Perencanaan
Program Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan :
- Pengelolaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat
(PAMSIMAS)
- Pembangunan Sarana
dan Prasarana Air
Bersih Pedesaan
(DAK)
Renstra SKPD
Kegiatan
1.500.000.000
DAU
Dinas PU
- Pembuatan Sumur
Gali, MCK dan PAH
Pedesaan
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
300.000.000,-
APBD
Tabel 4.9 : Rencana Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2015
Page 120
Bappeda
Page 121
Nama program/kegiatan
Satuan
Vol
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
16
450.200.000
DAK
Distrik Merauke
BLH
90.220.000
APBD
Distrik Merauke
BLH
Distrik
Naukenjerai
DPU, Bappeda
Unit
Unit
- Peningkatan Sistem
Penyediaan Air Bersih
Kampung Sota Paket I
-. Peningkatan Sistem
Penyediaan Air Bersih
Kampung Sigabel
-. Peningkatan Sistem
Penyediaan Air Bersih
Kampung Angger Permegi
Paket I
-. Pembuatan Sumur Gali di
Kampung Selauw
Pokja Sanitasi Kabupaten Merauke
Kegiatan
1.110.000.000
DAU & DAK
DPU
Kegiatan
Disrik Sota
715.000.000
DPU
Kegiatan
660.000.000
Kegatan
841.698.000
Unit
375.000.000
Distrik Muting
Distrik Jagebob
Distrik Muting
Page 110
-. Peningkatan Sistem
Penyediaan Air Bersih
Kampung Sota Paket II
-. Peningkatan Sistem
Penyediaan Air Bersih
Kampung Angger Permegi
Paket II
Kegiatan
1.030.000.000
Kegiatan
1.037.766.200
Distrik Sota
Distrik Jagebob
DAU
PAMSIMAS(Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi berbasis
Masyarakat)
Paket
250.000.000
APBD
Kab. Merauke
Bappeda
Program Percepatan
Paket
300.000.000,-
APBD
Kab. Merauke
Bappeda
Page 111
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
6
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
133.000.000,-
APBD
Kab. Merauke
DinasTata Kota
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
96.000.000,-
APBD
Kab. Merauke
Dinas KomInfo
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
76.500.000,-
APBD
Kab. Merauke
Dinas BLH
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
67.255.000,-
APBD
Kab. Merauke
BPMK
10
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
97.800.000,-
APBD
Kab. Merauke
Dinas Kesehatan
11
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
83.500.000,-
APBD
Kab. Merauke
BPKAD
12
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP)
Paket
119.250.000,-
APBD
Kab. Merauke
13
Paket
50
150.000.000
OTSUS
Kab. Merauke
Dinkes
Page 112
14
225.630.000
DAU
Kab. Merauke
Page 113
Dinkes
BAB 5
AREA BERESIKO SANITASI
Data/informasi yang berasal dari data sekunder, studi EHRA (Environmental Health Risk
Assessment) tahun 2013 dan persepsi SKPD digunakan sebagai kriteria untuk menentukan pilihan area
berisiko yang dilakukan pada wilayah kajian yang terdiri dari 8 Kelurahan dan 4 kampung pada 3
Kecamatan yang da di Kabupaten Merauke.
Pemetaan Desa/Kelurahan beresiko dilakukan dengan menentukan 4 klasifikasi daerah beresiko
berdasarkan resiko SANITASI yaitu :
Area beresiko sangat tinggi adalah Kelurahan-Kelurahan yang dianggap memiliki resiko kesehatan
lingkungan yang tinggi karena buruknya kondisi SANITASI didasarkan pada informasi yang tersedia.
Pemetaan daerah beresiko SANITASI ini akan mempermudah dalam melakukan intervensi atau perlakuan
yang tepat dalam mengatasi permasalahan SANITASI di daerah tersebut. Hal ini diharapkan perlakuan dan
permasalahan yang ada di setiap Kelurahan dapat mengurangi potensi terjadinya kasus kejadian penyakit
lingkungan yang sesuai antara masalah dan strategi pemecahannya.
Tujuan dari Pemetaan Area Berisiko adalah memetakan area area yang memiliki tingkat resiko
SANITASI dan klasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan akan menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan prioritas program pembangunan dan pengembangan SANITASI.
Proses Penentuan Area Berisiko
Data Sekunder
Data Primer
Indikator sebagai variabel
Skoring dan pembobotan
Analisa frekuensi, mean weighted,
diskusi kelompok
Alternatif skenario
Pengumpulan Data
Analisa data
Keterangan :
Data Sekunder meliputi populasi, cakupan pelayanan air minum, jumlah jamban, luas genangan,
jumlah sampah yang terangkut, prosentase wilayah terbangun, dan jumlah SPAL (saluran
pembungan air limbah)
Data Primer meliputi persepsi SKPD dan Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Page 123
Berdasarkan hasil dari analisa data-data sekunder, persepsi SKPD, dan studi EHRA maka diperoleh
data area beresiko yang ada di Kabupaten Merauke adalah sebagai berikut,
Untuk area beresiko sanitasi komponen Air limbah domestik, daerah yang memiliki resiko sangat
tinggi ada dua kelurahan yakni ada pada kelurahan kelapa lima dan kelurahan bambu pemali, sementara
untuk area beresiko tinggi ada pada dua kelurahan juga yakni pada kelurahan maro dan kelurahan
mandala, untuk area beresiko rendah komponen air limbah domestik ada 7 lokasi yakni ada pada
kelurahan karang indah, kelurahan rimba jaya, kelurahan seringgu jaya, kelurahan samkai,kampung
nasem, kampung onggaya dan kampung wasur. Sementara untuk area beresiko sangat rendah komponen
persampahan ada pada kampung waninggap naggo. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel dan grafik
berikut ini .
Tabel. 5.1 Area beresiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik
No
Area
Beresiko
1
2
3
4
5
6
Resiko 4
Resiko 4
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 3
8
9
10
11
12
Resiko 3
Resiko 2
Resiko 2
Resiko 2
Resiko 2
Wilayah Prioritas
Kelurahan Bambu pemali, Distrik
Merauke
Kelurahan kelapa Lima
Kelurahan Mandala
Kelurahan Maro
Kampung Nasem
Kampung Wasur
Kampung Waninggap Nanggo, Distrik
Semangga
Kampung Onggaya, Distrik
Naukenjerai
Kelurahan Karang Indah
Kelurahan Seringgu Jaya
Kelurahan Samkai
Kelurahan Rimba Jaya
Page 124
Page 125
Untuk area beresiko sanitasi komponen persampahan, daerah yang memiliki resiko sangat tinggi
ada satu kelurahan yakni ada pada kelurahan Mandala, sementara untuk area beresiko tinggi ada pada
satu kelurahan juga yakni pada kelurahan bambu pemali, untuk area beresiko rendah komponen
persampahan ada 5 lokasi yakni ada pada kelurahan maro, kelurahan karang indah, kelurahan seringgu
jaya, kelurahan samkai dan kampung wasur. Sementara untuk area beresiko sangat rendah komponen
persampahan ada pada kelurahan kelapa lima kelurahan rimba jaya, kampung nasem, kampung
waninggap naggo, kampung onggaya. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel dan grafik berikut ini .
Tabel. 5.2 Area beresiko Sanitasi Komponen Persampahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Area
Beresiko
Resiko 4
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 2
Resiko 2
Resiko 2
Resiko 2
Resiko 1
Resiko 1
Resiko 1
Resiko 1
Wilayah Prioritas
Kelurahan Mandala
Kelurahan Bambu Pemali
Kampung Nasem
Kampung Wasur
Kelurahan Seringgu Jaya
Kelurahan Samkai
Kelurahan Maro
Kelurahan Karang Indah
Kelurahan Kelapa Lima
Kampung Waninggap Nanggo
Kampung Onggaya
kelurahan Rimba Jaya
Page 126
Page 127
Untuk area beresiko sanitasi komponen Drainase, daerah yang memiliki resiko sangat tinggi ada
pada kelurahan Mandala, sementara untuk area beresiko tinggi ada pada empat kelurahan yakni pada
kelurahan maro, kelurahan bambu pemali, kelurahan kelapa lima dan kelurahan rimba jaya, untuk area
beresiko rendah komponen drainase ada 3 lokasi yakni ada pada kelurahan karang indah, kelurahan
seringgu jaya, kelurahan samkai. Sementara untuk area beresiko sangat rendah komponen Drainase ada
pada, kampung nasem, kampung waninggap naggo, kampung onggaya. Dan kampung wasur. Untuk lebih
jelas dapat di lihat pada tabel dan grafik berikut ini .
Tabel. 5.3 Area beresiko Sanitasi komponen Drainase
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Area
Beresiko
Resiko 4
Resiko 3
Resiko 4
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 2
Resiko 2
Resiko 1
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 3
Resiko 3
Wilayah Prioritas
Kelurahan Mandala
Kelurahan Bambu Pemali
Kelurahan Maro
Kelurahan Kelapa Lima
Kelurahan Rimba Jaya
Kelurahan Karang Indah
Kelurahan Seringgu Jaya
Kelurahan Samkai
Kampung Nasem
Kampung Wasur
Kampung Waninggap Nanggo
Kampung Onggaya
Page 128
Page 129
Page 110