Вы находитесь на странице: 1из 4

Mencret masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang, terutama Indonesia. Angka kesakitannya cenderung


meningkat, dan Dehidrasi (Kekurangan cairan) akibat Diare masih
merupakan penyebab kematian nomor 1 pada bayi dan balita di
Indonesia. Orang tua sering kali tidak menyadari apa yang dirasakan
bayinya karena bayi tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan
kecuali dengan bahasa tangis. Dalam memahami peyebab mencret pada
bayi dan obatnya perlu peran aktif orang tua terutama ibu yang harus
tahu APA, SEBAB, BAHAYA, DIARE.
APA berarti mengetahui Penyakit yang diderita bayinya
SEBAB berarti mengetahui Mengapa bayi bisa terkena diare
BAHAYA berati mengetahui Tanda-tanda bahaya diare
DIARE berarti megetahui bahwa ibu harus membawa bayi segera
ke dokter atau petugas kesehatan jika bayi mengalami tanda-tanda
bahaya diare
APA - PENYAKIT YANG DIDERITA BAYI
Mencret dalam bahasa medis disebut dengan diare merupakan
suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair atau bahkan berupa air saja dengan jumlah lebih
dari tiga kali dalam satu hari
Berdasarkan lamanya, diare dibagi menjadi 2 : diare akut yaitu diare
yang berlangsung kurang dari 14 hari dan diare kronis yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Berdasarkan masalah yang ditimbulkan, diare dibagi menjadi 2 :
Disentri yaitu diare dengan disertai darah dan lendir dalam tinja dan
diare kronis.
SEBAB - MENGAPA BAYI BISA TERKENA DIARE
Penyebab mencret yang umum pada bayi yaitu :
infeksi oleh kuman penyakit seperti bakteri, virus atau parasit
penurunan daya tahan tubuh
faktor lingkungan dan perilaku
Penyebab mencret yang tidak umum pada bayi yaitu :
Keracunan makanan
alergi terhadap makanan tertentu
alergi terhadap obat-obatan tertentu
terlalu banyak mengonsumsi jus buah
INFEKSI : Kuman-kuman penyebab diare seperti bakteri, virus atau parasit
dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar atau
kontak langsung dengan tinja penderita. siklus penyebaran kuman yaitu

melalui Feces (tinja), Flies (lalat), Food (makanan), Fomites (peralatan


makanan), Finger (jari tangan)
PENURUNAN DAYA TAHAN TUBUH: Ibu yang tidak memberikan ASI kepada
bayi sampai usia 2 tahun (atau lebih), akan menyebabkan bayi memiliki
daya tahan tubuh yang kurang sempurna, karena di dalam ASI terdapat
antibodi yang dapat melindungi bayi. Bayi yang kekurangan gizi/malnutrisi
terutama keadaan gizi buruk memiliki daya tahan tubuh yang rendah,
sehingga akan mudah terinfeksi oleh kuman penyakit. Selain itu, bayi juga
dapat mengalami penurunan daya tahan tubuh apabila terinfeksi oleh
virus (seperti campak dan HIV)
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU : Penyakit diare adalah penyakit
yang berbasis lingkungan yang faktor utama dari kontaminasi air atau
tinja berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat. Beberapa
perilaku ibu yang dapat menyebabkan bayi terkena diare adalah sebagai
berikut :
Ibu yang memberi bayi Makanan Pendanping ASI terlalu dini (usia <
6 bulan) akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
Ibu yang menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko
diare karena sulitnya untuk membersihkan botol
Ibu yang menyimpan makanan pada suhu kamar & tidak
menutupnya dengan baik
Ibu yang memberi bayi minum menggunakan air yang tercemar
Ibu yang tidak mencuci tangan setelah buang air besar, atau
membersihkan tinja anak
Ibu yang Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan.
TANDA-TANDA BAHAYA DIARE
1. Diare tanpa Dehidrasi yaitu mencret dengan kehilangan cairan
kurang dari 5% berat badan.
Pada keadaan ini Bayi tampak tetap
aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, dengan mata
yang tidak cekung, dan turgor (cubitan kulit perut) kembali segera.
2. Diare dengan Dehidrasi Ringan hingga Sedang yaitu mencret
yang menyebabkan tubuh mengalami kehilangan cairan sekitar 5
hingga 10% berat badan. Pada keadaan ini bayi tampak gelisah atau
rewel, ingin minum terus atau rasa hausnya meningkat, dengan mata
yang tampak cekung dan turgor kembali lambat (sekitar 2 detik).
3. Diare dengan Dehidrasi Berat yaitu mencret yang menyebabkan
tubuh mengalami kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badan. Pada
keadaan ini bayi tampak lesu atau lunglai bahkan tidak sadarkan diri,
sudah malas minum, dengan mata yang tampak sangat cekung dan
turgor kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik).

PENGOBATAN DIARE
Dalam melakukan pengobatan mencret ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh ibu di rumah, sebelum ibu membawa bayi ke petugas
kesehatan yaitu dengan :
1. Melakukan tindakan pencegahan dehidrasi : dengan memberikan ASI
lebih sering dan lebih lama dari biasanya, memberikan ORALIT (satu
bungkus dalam 200cc air) gelas untuk bayi dengan umur kurang
dari 1 tahun, dan 1 gelas untuk balita dengan umur lebih dari 1 tahun
setiap kali mencret sampai diare berhenti, atau bila tidak tersedia
oralit ibu dapat memberikan CAIRAN RUMAH TANGGA, seperti kuah
sayur, air tajin, atau kuah sup.
2. Memberikan ZINC untuk mengurangi parahnya diare : zinc telah
terbukti dapat mempercepat penyembuhan diare, mengurangi jumlah
tinja, dan meningkatkan kekebalan tubuh sehingga mengurangi risiko
diare berikutnya pada 2 sampai 3 bulan ke depan. Zinc tersedia dalam
kemasan tablet, bubuk dalam sachet dan sirup dalam botol dengan
dosis obat Zinc (1 tablet = 20 mg). Tablet Zinc dapat dilarutkan dalam
1 sendok air minum atau ASI, untuk bayi dengan umur kurang dari 6
bulan diberikan 1/2 tablet/hari, untuk balita dengan umur lebih dari 6
bulan diberikan 1 tablet/hari. Obat zinc harus diberikan selama 10 hari
berturut meskipun diare sudah berhenti untuk keefektifitasannya
dalam mengobati diare
3. Melanjutkan pemberian makan : dengan memberikan makanan selama
diare akan membantu bayi tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan, sehingga sering sekali balyi yang
mengalami diare tidak mendapat asupan makanan sesuai umur dan
bergizi sehingga bayi menjadi kurang gizi. Ibu dapat memberikan ASI
eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan, memberikan MP ASI sesuai umur
pada bayi 6 24 bulan dan sejak balita berusia 1 tahun sudah dapat
diberikan makanan keluarga secara bertahap. Pemberian makanan
ekstra diteruskan selama 2 minggu setelah diare berhenti untuk
membantu pemulihan berat badan bayi.
4. Memberikan antibiotik selektif : Antibiotik hanya diberikan jika ada
indikasi, seperti diare berdarah, diare karena kolera karena pemberian
antibiotik yang tidak tepat akan berisiko untuk menimbulkan resistensi
kuman dan membunuh flora normal yang justru dibutuhkan tubuh, hal
ini malah berisiko untuk memperparah diare.
5. Melakukan kunjungan segera : penting bagi ibu untuk segera
membawa bayi ke petugas kesehatan bila bayi berak cair lebih sering,
bayi muntah berulang, bayi sangat haus, bayi makan dan minum
sangat sedikit, bayi mengalami demam, berak berdarah, dan tidak
membaik dalam 3 hari

PERILAKU SEHAT PENCEGAHAN DIARE


Mengingat diare masih merupakan penyebab kematian no 1 pada bayi
dan balita di Indonesia, sangatlah penting bagi orang tua khususnya ibu
untuk dapat melakukan perilaku sehat pencegahan diare, seperti:
memberikan bayi ASI Eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai
24 bulan
memberikan bayi Makanan Pendamping ASI sesuai umur (6-24 bulan)
memberikan bayi minum menggunakan air yang direbus matang dan
menggunakan air bersih
mencuci tangan ibu dan bayi dengan air dan sabun sebelum makan
dan sesudah buang air besar
membuang tinja bayi dengan benar
memberikan bayi imunisasi campak

Вам также может понравиться