Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigitiruan yang
menggantikan satu gigi atau lebih dan didukung oleh gigi dan atau
jaringan di bawahnya, serta dapat dibuka dan dipasang oleh
pemakainya.1 Desain dari GTSL tergantung pada pola kehilangan gigi.
Klasifikasi pola kehilangan sebagian gigi yang paling sering digunakan
adalah klasifikasi Kennedy karena sederhana, mudah diaplikasikan
pada seluruh kondisi kehilangan sebagian gigi, dapat segera
menentukan tipe kehilangan sebagian gigi, dan dapat menentukan tipe
dukungan GTSL (dukungan gigi atau dukungan gigi dan mukosa).

TUJUAN
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar dapat memahami
tujuan, indikasi dan kontra indikasi, komponen, klasifikasi, kelebehin
serta kekurangan pada pemakaian GTSL di kedokteran gigi.

MANFAAT
Makalah ini berisi materi tujuan, indikasi dan kontra indikasi,
komponen, klasifikasi, kelebehin serta kekurangan pada pemakaian
GTSL. Hal itu diharapkan akan lebih memudahkan mahasiswa dalam
memahaminya.

BAB 2
PEMBAHASAN

SKENARIO
Duh Malunya...
Seorang wanita usia 47 tahun mendatangi klinik gigi untuk
berobat. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata pasien memiliki
daerah edentulous di regio anterior rahang atas, post ekstraksi kurang
lebih 6 bulan yang lalu. Pada rahang bawah terdapat post ekstraksi 35
dan 36 kurang lebih 7 tahun yang lalu, dan gangren radiks pada 34 dan
45, sehingga lebih sering mengunyah pada sisi kanan saja. Pasien
sebenarnya merasa malu dengan keadaan giginya, namun baru ada
kesempatan berobat sekarang karena harus menabung terlebih dahulu
untuk biaya pengobatan. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan adanya
resesi gingiva pada 21 dan 13. Namun, derajat resesi terparah pada 13.
Ditemukan juga eksostosis pada regio lingual kiri bawah.

2.1 STEP 1 (IDENTIFIKASI ISTILAH ASING)

Edentulous:

kondisi dimana hilangnya gigi di dalam rongga

mulut / tidak bergigi.


2

Resesi gingiva

tereksposnya akar gigi akibat pergeseran

gingiva ke arah apikal.


3

Post ekstraksi

setelah tindakan pencabutan.

Eksostosis

penonjolan pada processus alveolar.

Gangren radiks

proses matinya jaringan akibat bakteri

sehingga tidak tersuplainya darah pada daerah akar tersebut.

2.2 STEP 2 (IDENTIIKASI MASALAH)


Sesuai

teks

yang

disajikan

pada

skenario,

kami

dapat

mengidentifikasikan beberapa masalah yang timbul dalam kasus


tersebut sebagai berikut.
1

Apa tindakan yang akan dilakukan pada skenario tersebut ?

Apa pengertian GTSL ?

Tindakkan apa yang dapat dilakukan pada kasus resesi gingiva


tersebut ? Dan apa etiologinya ?

Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan ?

Apa efek post ekstraksi 6 bulan lalu pada regio anterior rahang atas
pada perawatan yang akan dilakukan ?

Apa bedanya post ekstraksi yang dilakukan 6 bulan lalu dengan post
ekstraksi yang dilakukan pada 7 tahun yang lalu ?

Apa yang dapat dilakukan pada eksostosis sebelum dilakukan GTSL


dan apa etiologinya ?

Apakah setelah ekstraksi dapat langsung dipasang GTSL ? Atau apakah


ada rentang waktu untuk pemasangan GTSL ?

Apa indikasi dan kontra indikasi dari GTSL ?

10 Apa keuntungan dari pemakaian GTSL ?


11 Apakah perawatan GTSL mahal ?
3

12 Apa saja komponen GTSL ?


13 Apa tujuan perawatan GTSL ?
14 Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTSL ?
15 Sebutkan dan jelaskan klasifikasi GTSL !
16 Apa yang dapat kita lakukan pada gangren radiks di gigi 34 dan 45 ?
Dan apa etiologinya ?

2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)


1

Tindakan yang dapat kita lakukan adalah ;

Melakukan anamnesa pad pasien tersebut,

Melakukan pemeriksaan Ekstra Oral,

Melakukan pemeriksaan Intra Oral, mendapatkan :

Gigi 11 dan 12 didapatkan tampakan edentulous

Gigi 13 dan 21 didapatkan tampakan resesi gingiva

Gigi 34 dan 45 didapatkan tampakan gangren radiks

Pada regio 35 dan 36 didapatkan tampakan edentulous

Pada bagian lingual kiri rahang bawah didapatkan adanya eksostosis.

Pemeriksaan penunjang, yaitu

Radiologi yaitu foto Panoramik

Rencana perawatan

Untuk gangren radiks dapat dilakukan ekstraksi

Untuk resesi gingiva dapat dilakukan perawatan semi lunar flap atau
gigi pada daerah resesi di lakukan ekstraksi (jika resesi sudah parah
atau tidak dapat diperbaiki kembali).

Eksostosis dapat dilakukan alveotektomi

Daerah yang edentulous dapat dilakukan perawatan Gigi Tiruan


Sebagian Lepasan (GTSL).

Diagnosis (untuk edentulous dengan perawatan GTSL) :

RA : Kelas 3 Kennedy

RB : Kelas 3 modifikasi 1 Kennedy

GTSL adalah gigi tiruan yang menggantikan gigi asli dan dapat dilepas
pasang oleh pasien sendiri.

Tindakkan yang dapat dilakukan pada resesi gingiva adalah melakukan


semi lunar flap. Atau jika resesi sudah dilihat parah (kelas 4) dan tidak
dapat di lakukan perawatan, maka gigi yang ada pada daerah yang
mengalami resesi gingiva dapat dilakukan ekstraksi. Etiologi dari resesi
gingiva adalah : (1). Faktor trauma: sikat gigi yang salah; (2). Faktor
anatomi : maloklusi, trauma oklusi; (3). Faktor patologis : adanya
resorpsi prosesus alveolar; (4). Faktor fisiologis; (5). Faktor umur.

Pemeriksaan EO dan IO, pemeriksaan penunjang.

Efeknya adalah daerah tersebut lebih mengecil, perubahan garis


median, resesi gingiva.

Klinisnya :
- yang 7 tahun gigi tetangganya lebih tampak migrasinya
- gigi antagonisnya dapat lebih menurun / ekstrusi
- resesi gingiva
- resorpsi tulang alveolar
- ligamen periodontal terputus

Dapat dilakukan alveotektomi.

Iya bisa langusng dapat dilakukan pemasangan, tergantung pada kasus


yang ada dan keinginan pasien.

Indikasi :
- satu gigi atau lebih yang hilang
- pasien mau dilakukan perawatan GTSL
- jaringan pendukung sehat
- OH baik
Kontraindikasi :
- pasien yang tidak kooperatif

- gigi dan jaringan lunak disekitarnya toidak memungkinkan untuk


dijadikan retensi.
10 Keuntungan GTSL :
- estetik menjadi lebih baik
- memulihkan fungsi mastikasi, oklusi, bicara
- dapat memppertahankan jaringan lunak dan gigi yang masih
tertinggal didalam RM
11 Iya, mahal.
12 Komponen :
- Plat dasar / basis/ saddle
- gigi tiruan
- retensi / penahan
- sandaran / rest
13 Tujuan :
- Menggantikan gigi yang hilang
- mempertahankan gigi yang masih ada
- memperbaiki fungsi bicara dan kunyah
- memperbaiki oklusi
- memperbaiki estetik
14 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan GTSL :
- GTSL harus tahan lama dan kuat
- pasien nyaman
- tidak boleh merugikan pasien dalam hal apapun
- pasien harus dapat menghargai GTSL tersebut.
15 PR
6

16 Ekstraksi

2.4 STEP 4 (KERANGKA KONSEP)

PEMERIKSA
AN

- EDENTULOUS
- GANGREN
RADIKS
- RESESI

HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERTIMBANG
KAN DALAM
PEMBUATAN

RENCANA
PERAWATA
N

GTSL
DEFINIS
I
TUJUAN
INDIKASI &
KONTRAINDI
KASI

KEUNTUN
GAN
DAN
KERUGI
KOMPONE
N
KLASIFIKASI

2.5 STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)


1

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Hal-hal yang perlu


dipertimbangkan dalam Pemakaian GTSL.

Mahasiswa mampu memahami dan mejelaskan tentang GTSL :

Tujuan

Indikasi dan kontraindikasi

Komponen

Klasifikasi

Keuntungan dan kerugian

2.6 STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)


Pada tahap ini kami melakukan belajar mandiri sesuai dengan learning
objectives yang telah dirumuskan.
2.6 STEP 7 (SINTESIS)
1) FAKTOR FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERAWATAN
PROSTODONTIK
A. Faktor Psikologik
Sebenarnya jarang sekali orang menginginkan geligi tiruan, sekali pun
ia membutuhkannya. Mengapa demikian? Pertama, unutuk melumatkan
makanan yang biasa dimakan pada masa kini, tidaklah dibutuhkan
seperangkat lengkap gigi asli dan tiruan . lalu, pada umumnya orang
malas memakai yang setiap kali harus dimasuk keluarkan ke dalam
mulutnya. Selain itu,geligi tiruan sebagian merupakan alat yang bisa
berubah bentuk dan karenanya membutuhkan penyesuaian berkala pada
pemakaiannya selanjutnya.
Mengenai pola psikologik ini, dikenal beberapamacam klasifikasi,
tetapi yang banyak dipakai adalah yang banyak dikemukakan
M.M.House (1937). Ia membagi orang dalam 4 kelompok watak
berikut ini.
i.

Philosophical Mind
Sifat orang yang termasuk kelompok ini biasanya rasional, tenang dan
seimbang. Ia berkeyakinan penuh akan kemampuan dokter giginya.
Prinsipnya adalah : Buatkan untuk saya, dan saya akan
memakainya! . Prognosis untuk penderita semacam ini baik dan hanya

membutuhkan sedikit saja perlakuan khusus. Untunglah bahwa


sebagian besar pasien termasuk dalam kelompok ini.
Exacting or Critical Mind
Untuk kelompok ini, prognosis bisa baik bila tendensi ingin sempurna
dan sikap kritisnya sepadan dengan pengertian dan kecerdasannya.
Bagi pasien semcam ini, dokter gigi harus mampu menunjukkan bahwa
ia memang punya kemampuan merawat dengan cermat dan tepat.
Orang orang kritis ini amat peka terhadap hal hal yang menurut
keyakinannya tidak baik, bahkan untuk hal-hal sepele sekalipun.

ii.

iii.

Hysterical Mind
Sikap dan tingkah laku kelompok ke tiga ini biasanya gugup, selain
tidak memperdulikan kesehatan mulutnya sendiri. Pada umumnya
pengambilan keputusan relatif meragukan. Selain, tidak kooperatif,
mereka juga sulit menerima alasan. Dalam hal ini, sekali lagi pribadi
dan kemampuan dokter gigi dalam meyakinkan pasien yang dirawatnya
amat berperan. Untuk kasus-kasus seperti ini, sukses hanyalah sesuatu
yang relatif, karena penderita cenderung mengeluh dan mencari = cari
kesalahn orang yang merawatnya.

iv.

Indifferent Mind
Penderita yang masuk kelompok terakhir ini tidak perduli dengan
penampilan dirinya dan tidak merasakan pentingnya masalah mastikasi.
Mereka tidak ulet dan biasanya tidak mau merepotkan dirinya
sendiri.dalam membiasakan pemakaian protesa. Upaya dokter gigi yang
merawatnya pun kurang dihargainya. Dietnya biasanya buruk, mungkin
peminum dan kalau pun mau berobat, sering kali karena bujukan relasi
atau kawannya. Prognosis biasanya tidak menguntungkan, kecuali bila
penerangan dan instruksi kepadanya berhasil baik.

B. Faktor Jenis Kelamin


Pada umumnya wanita cenderung lebih memperhatikan faktor estetik
daripada seorang pria.
C. Faktor Sosial Ekonomi
Geligi tiruan lengkap umpamanya , mungkin membutuhkan biaya
terendah baik dari segi pembuatan maupun untuk pemeliharaannya.
Sebaliknya geligi tiruan sebagian lepasan biasanya memerlukan biaya
pembuatan dan pemeliharaan lebih tinggi dibanding protesa lengkap.
Bila geligi tiruan sebagian lepasan yang jadi pilihan, kadang kadang
perlu dibuat satu atau lebih restorasi, seperti mahkota atau inlay,
perawatan saluran akar. Belum lagi bila harus dilakukan perawatn
periodontal.

10

Biaya pembiayaan pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan dan


perawatan penunjang lainnya berada diluar kemampuan pasien,
mungkin geligi tiruan lengkap yang jadi pilihan. Pada hal, untuk kasus
ini sebetulnya geligi tiruan sebagian lepasan lebih merupakan
perawatan ideal.
D. Faktor Kedudukan
Kedudukan seseorang merupakan faktor penting pula dalam penentuan
perawatan prostodontik mana yang sebaiknya deberikan kepadanya.
Orang orang profesional mungkin membutuhkan perawatan
immediete, sedangkan untuk pekerja kasar, perawatan konvensional
akan lebih cocok.
E. Faktor Waktu
Geligi tiruan sebagian lepasan yang seharusnya bisa menjadi perawatan
ideal, tidak selalu dapat dilaksanakan, karena kendalan waktu
pelaksanaan. Seorang guru yang membutuhkan geligi tiruan lengkap,
misalnya harus menunda pencabutan gigi giginya sampai akhir tahun,
bila sekolah sedang libur besar, dapat disebut sebagai contoh.
F. Faktor Keinginan dan Sikap
Sebelum penentuan pilihan perawatan, sikap dan keinginan penderita
mengenai gigi aslinya yang masih tinggal, tak boleh diabaikan. Sikap
dan keinginan mereka bisa bervariasi dan berbeda satu sama lainnya.
Ada pasien yang menuntut supaya sisa giginya dicabut saja, walaupun
gigi tersebut sebenarnya masih sehat. Sebaliknya , penderita lain
mungkin ingin mempertahankan giginya, karena gigi tersebut masih
cukup kuat sebagai gigi penyangga. Selain itu, ia menganggap
hilangnya gigi identik dengan masalah ketuaan dan bahkan dengan
masalah hilangnya kemampuan seseorang
(Haryanto,1991).

2) GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN


a. Tujuan
Memperbaiki fungsi mastikasi, memulihkan fungsi fonetik, serta
mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat.
11

1. Pemulihan Fungsi Estetik


Alasan utama pasien seorang pasien mencari perawatan
prostodontik karena masalah estetik ini, baik disebabkan gigi
hilang, berubahnya betuk , susunan, warna maupun berjejalnya gigi
geligi. Banyak sekali pasien yang baynk kehilang giginya
sekalipun, aslakan penampilan wajahnya tidak terganggu.
Mereka yang kehilangan gigi depan, biasanya
memperlihatkan wajah dengan bibir masuk ke dalam, sehingga
wajah menjadi depresi pada dasar hidung dan dagu menjadi
tampak lebih ke depan. Selain itu timbulnya garus yang berjalan
dari lateral sudut bibir dan lipatan lipatan yang tidak sesuai
dengan usia penderita. Akibatnya, sulcus labio-nasalis menjadi
lebih dalam.
2. Pemulihan Fungsi Bicara
Alat bicara dibagi menjadi dalam dua bagian. Pertama,
bagian yang bersifat statis, yaitu gigi, paltum, tulang alveolar.
Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibie, vulva, tali suara
dan mandibula.
Pemakaian gigi tiruan mampu meningkatkan fungsu bicara,
tetapi pemakaina gigi tiruan ini dapat juga mengakibatkan kelainan
bicara, kelainan ini dapat timbul bila geligi tiruan yang dibuat
tidak sempurna.
3. Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan
Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi
biasanya mengalami perubahan. Jika kehilangan eberapa gigi
terjadi pada kedua rahang, tetapi pada sisi sama, maka penguyahan
akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gelogo asli pada sisi
lainnya. Dalam hal ini tekanan kunyak akan dipikul satu sisi saja.
Setelah pasien memakai protesa, akan mengalami perbaikan yaitu
tekanan kunyah menjadi lebih merata. Dengan demikian protesa
iniberhasil mempertahankan atau meningkatkan efisensi kunyah.
4. Peningkatan Distribusi Beban Kunyah
Hilangnya sejumlah besar gigi mengakitbatkan bertambah
beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini
memperburuk kondisi periodontal. Akhirnya gigi menjadi goyang
dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila
perlekatan periodontalnya kuat maka akan menyebabkan abrasi
12

berlebih pada permukaan oklusal atau insisalatau merusak


restorasi yang sedang dipakai.
Overerupsi gigi dapat juga mengakibatkan terjadinya
kontak oklusi prematur atau interferensi oklusal. Pola kunyah
menjadi berubah, karena pasien berusa menghindari kontak
prematur. Juga menyebabkan disfungsi otot otot kunyah.
b. Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi
- Gigi yang hilang satu atau lebih
- Gigi asli masih dalam keadaan sehat
- Pasie kooperatif
Kontra Indikasi
- OH buruk
- Gangguan sistemik
- Pasien tidak kooperatif
c. Komponen
BAGIAN- BAGIAN PROTESA SEBAGIAN LEPASAN
Geligi tiruan sebagian lepasan yang meliputi penahan, elemen,
sandaran oklusal, konektor, dan basis. Penguasaan secara rinci
mengenai tiap bagian ini, baik mengenai bentuk, ukuran, bahan
maupun cara penyaluran tekanan kunyah dan stablisasinya akan sangat
menunjang keberhasilan desain dan konstruksi protesa tersebut
(Haryanto,1991).
Bagian Pertama : Penahan
Penahan atau retainer merupakan bagian geligi tiruan sebagian
lepasan yang berfungsi member retensi dan karenanya mampu
menahan protesa tetap pada tempatnya. Penahan dapat dibagi dalam
dua kelompok pertama penahan langsung (direct retainer) yaitu yang
berkontak langsung dengan permukaan gigi penyangga dan dapat
berupa cengkram atau kaitan presisi, selanjutnya penahan tak langsung
(indirect retainer) yang memberikan retensi untuk melawan gaya yang
cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis
(Haryanto,1991).
13

Direct retainer
Cengekeram adalah penahan langsung ekstra koronal dan berfungsi
menahan, mendukung dan menstabilkan geligi tiruan sebagian lepasan.

Secara structural cengkeram terdiri dari bagian- bagian :


Badan cengkeram (body) : terletak antara lengan dan sandaran oklusal
Lengan cengkeram (arm) : terdiri dari bahu dan terminal
Bahu cengkeram ( shoulder ) : bagian lengan yang berada diatas garis

survai, biasanya tegar


Ujung lengan ( terminal) : bagian ujung lengan cengkeram
Sandaran ( rest) : bagian yang bersandar pada permukaan oklusal/

insisal gigi penahan


Konektor minor : bagian yang menyatukan cengkeram dengan
kerangka logam geligi tiruan
(Haryanto,1991)

Cengkeram kawat
Merupakan jenis cengkeram yang lengan- lengannya terbuat dari
kawat. Pada masa sekarang ini, terutama di Negara- Negara yang sudah
maju, jenis cengkeram ini sudah jarang sekali digunakan. Salah satu
alasannya adalah karena sandaran oklusal dan lengan pengimbang dari
kawat jadi tidak dapat berfungsi sebagaimana diharapkan. Macam
macam cengekeram kawat dikenal dengan dua kelompok yaitu

cengkeram oklusal dan cengkeram Gingival.


Kelompok cengkeram kawat Oklusal
Cengkeram tiga jari
Cengkeram dua jari
Cengkeram jakson
14

Cengkeram setengah jakson


Cengkeram S
Cengkeram Panah
Cengkeram adam
Rush anker crib

Kelompok cengkeram kawat Gingival


Cengkeram meacock
Cengkeram panah anker
Cengkeram penahan bola
Cengkeram C
(Haryanto,1991).
2 Cengkeram Tuang
Cengkeram yang dikenal pula dengan nama cengkeram cor ini dibuat
dengan jalan pengecoran logam ke dalam cetakan yang diperoleh
setelah penguapan pola malam ( wax pattern). Di negara maju sudah
mencapai 95 persen dari seluruh pemakaian cengkaraman, sedangkan
di Negara berkembang penggunaan cangkolan seperti ini masih
terbatas. Cengkeraman ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan

yaitu cengkeraman tuanhg oklusal dan cengkeram tuang Gingival.


Kelompok cengkeram Tuang Oklusal
Cengkeram akers
Cengkeram kail ikan
Cengkeram mengarah belakang
Cengkeram mengarah belakang membalik
Cengkeram setengah-setengah
Cengkeram kaninus
Cengkeram akers ganda
Cengkeram embrasurr
Cengkeram multiple
Cengkeram cincin
Cengkeram cincin membalik
Cengkeram lengan panjang
Cengkeram kombinasi
Kelompok cengkeram tuang Gingival :
Cengkeram proksimal de van
Cengkeram batang roach : cengkeram batang T, U, L, S, R, C,E dan I
Cengkeram mesio-distal : cengkeram mesio-distal gigi kaninus,
cengkeram mesio-distal gigi posterior
(Haryanto,1991).

Cengkeram kombinasi Tuang Kawat


Cengkeram kombinasi tuang-kawat merupakan jenis cengkeram
dengan lengan retentive dibuat dari kawat jadi, sedangkan lengan
pengimbangnya dari jenis tuang (Haryanto,1991).
15

Bagian Kedua : Sandaran


Sandaran (rest) merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada
permukaan gigi penyangga dan

dibuat dengan tujuan memberikan

dukungan vertical pada protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada


permukaan oklusal premolar dan molar atau pada permukaan lingual
gigi anterior. Macam- macam bentuk sandaran dapat ditempatkan pada
gigi depan maupun belakang (Haryanto, 1991).

Sandaran untuk gigi posterior dapat berupa sandaran oklusal, sandaran

internal, sandaran onlay, dan sandaran kail.


Untuk gigi anterior, sandaran dapat berbentuk sandaran singulum,
sandaran insisal, sandaran restorasi dan bahu lingual sirkumferensial
(Haryanto,1991).

Bagian Ketiga : Konektor


Konektor pada tiap rahang dapat dibagi menjadi Konektor utama dan
Konektor

Minor,

sesuai

dengan

fungsinya

masing-masing

(Haryanto,1991).

Konektor Mayor
Konektor utama merupakan bagian geligi tiruan lepasan yang
menguhubungkan bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi
rahang dengan yang ada pada sisi lainnya. Syarat konektor utama

adalah :
Rigid
Tidak mengganggu gerak jaringan
Tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva.
Tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingival
Tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak mengganggu

lidah dan pipi.


Pada Rahang Atas :
Berbentuk Single Palatal Bar
U shaped palatal Bar
Double Palatal Bar
Palatal Plate
Pada Rahang Bawah :
16

Lingual Bar
Lingual Plate
(Haryanto,1991).
Konektor Minor
Konektor minor atau tambahan merupakan bagian geligi tiruan
sebagian lepasan yang menguhubungkan konektor utama, dengan
bagian lain, misalnya suatu penahan langsung atau sandaran oklusal
dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor minor

(Haryanto,1991).

Fungsi konektor minor :


Menghubungkan bagian- bagian geligi tiruan dengan konektor
- Menyalurkan tekanan fungsional atau kunyah ke gigi penyangga
- Menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada
sandaraan. Efek ini disalurkan ke sandaran oleh konektor minor,
kemudian ke seluruh lengkung gigi (Haryanto,1991).

Bagian Keempat : Elemen ( Gigi Tiruan )


Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian
lepasan yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam
seleksi elemen ada metode untuk pemilihan gigi anterior dan posterior
serta faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu ukuran, bentuk,
tekstur permukaan, warna dan bahan elemen (Haryanto,1991).
Bagian Kelima : Basis Geligi Tiruan
Basis geligi tiruan disebut juga dasar atau sadel merupakan bagian
yang menggantikan tulang alveolar yang sudah hilang, dan berfungsi
mendukung gigi ( elemen) tiruan (Haryanto,1991).

Macam-macam basis geligi tiruan:

Basis dukungan gigi


Pada basis dukungan gigi, yang semata-mata merupakan span yang
dibatasi gigi asli pada kedua sisinya, tekanan oklusal secara langsung
disalurkan kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal.
Selain fungsi tadi, basis bersama-sama elemen gigi tiruan berfungsi

17

pula mencegah migrasi horisontal gigi tetangga, serta migrasi vertikal


gigi antagonis.
b

Basis dukungan jaringan


Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan kunyah dapat disalurkan
ke permukaan yang lebih luas, sehingga tekanan persatuan luas menjadi
lebih kecil
(Haryanto,1991).

Syarat syarat bahan basis :

Perubahan volume atau dimensi rendah

Permukaannnya keras, sehingga tidak mudah tergores atau aus

Penghantar

termis.

Rangsang

termis

seperti

ini

perlu

untuk

menstimulasi jaringan dibawah protesa agar tetap sehat


-

Mudah dibersihkan

Warna sesuai dengan jaringan sekitar


(Haryanto,1991).

a
-

Macam-macam bahan basis:


Metal ( Indikasi pemakaian basis metal )
Penderita yang hipersensitif terhadap resin
Penderita dengan gaya kunyah abnormal
Ruang intermaksiller kecil
Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral
Permintaan penderita
(Haryanto,1991).

b
-

Resin (Indikasi basis resin)


Resin merupakan bahan terpilih untuk basis protesa
Sebagai basis resin menunjukkan kelebihan
Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya
Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah
Relatif lebih ringan
Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah
Harganya murah
(Haryanto,1991).

d. Klasifikasi

Klasifikasi Kennedy
Sudah dikemukakan bahwa selama ini banyak sekali ragam
klasifikasi yang diciptakan, dan digunakan orang. klasifikasi yang
18

paling banyak digunakan adalah yang dibuat oleh Kennedy, clummer,


dan baylin. kalsifikasi Kennedy mungkin merupakan metode yang
paling banyak digunakan pada saat sekarang ini. suatu
klasifikasihendaknya
memenuhi
persyaratan-persyaratan
yaitu
menunjukan dengan jelas dan cepat jenis-jenis keadaan tidak bergigi
memungkinkan perbedaan antara geligi tiruan sebagian lepasan yang
didukung gigi atau yang didukung gigi dan jaringan bukan gigi dan
dapat menjadi petunjuk pembuatan desain geligi tiruan serta klasifikasi
ini dapat diterima secara luas. klasifikasi ini membagi semua keadaan
tak bergigi menjadi empat macam keadaan.

Klas I Kennedy: daerah tidak bergigi di bagian posterior dari gigi masih
ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)

Klas II Kennedy : daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari


gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi saja
(unilateral)

Klas III Kennedy : daerah yang tak bergigi terletak di antera gigi-gigi
yang masih ada di bagian posterior maupun anteriornya unilateral.

kelas IV daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dan gigi yang
masih dan melewati garis median (tengah)

Klasifikasi Apllegated Kennedy


Klasifikasi applegated kennedy adalah suatu pengembangan dari
klasifikasi kennedy yang telah di pakai selama bertahun-tahun oleh
para tenaga kesehatan kususnya dokter gigi. Mengapa klasifikasi
kennedy dirubah? Karena Applegate mengganggap perlu mengadakan
perubahan-perubahan tertentu demi perbaikan. Hal ini dimaksudkan
semata-mata untuk lebih mendekatkan prosedur klinis dengan
pembuatan desain dengan klasifikasi yang dipakai.
Sebenarnya keadaan tidak bergigi yang serupa, mungkin saja
membutuhkan perawatan prostodontik yang berbeda, karena hal ini
tergantung pula dari kondisi jaringan yang belum tentu sama. Karena
itu, sangat masuk akal, bila dalam penerapan klasifikasi
dipertimbangkan hal-hal lain yang lebih hakiki daripada sekedar
melihat ruang kosong yang ditinggalkan gigi.
Sejauh ini, pertimbangan-pertimbangan yang diberikan kepada
keadaan-keadaan gigi dan jaringan pendukungnya tidak memadai,
karena penekanan lebih banyak diberikan kepada ruang-ruang kosong
yang sudah ditinggalkan gigi. Atas dasar pemikiran inilah, Applegate
kemudian memperbaiki Klasifikasi Kennedy yang kemudian dikenal
sebagai Klasifikasi Applegate-Kennedy. Applegate membagi rahang
yang sudah kehilangan sebagian giginya menjadi 6 kelas dengan
rincian sebagai berikut:
19

Kelas I
Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.
Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah
beberapa tahun kehilangan gigi. Secara klinis dijumpai :

Derajat resorpsi residual ridge bervariasi.

Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi


tiruan
yang akan dipasang.

Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.

Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.

Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.

Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 610 gigi saja.

Ada kemungkinan dijumpai kelainan Sendi Temporo Mandibula.


Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas I : Gigi tiruan sebagian lepasan
dengan desain bilateral dan perluasan basis distal.

Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II Kennedy. Kelas ini sering
tidak diperhatikan pasien. Secara klinis dijumpai keadaan :

Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak.

Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.

Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi


antagonis ini.

Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan gigi tiruan (protesa)


untuk Jangka waktu lama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau
lebih gigi antagonis. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai
kelainan Sendi Temporo Mandibula.
Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas II : Gigi tiruan sebagian lepasan
disain bilateral perluasan basis distal.

20

Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga,
tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan (protesa)
secara keseluruhan. Secara klinis dijumpai keadaan :

Daerah tidak bergigi sudah panjang.

Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai.

Tulang pendukung mengalami resorpsi servikal dan atau disertai


goyangnya gigi
secara berlebihan.

Beban oklusal berlebihan.

Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas III : Gigi tiruan sebagian lepasan


dukungan gigi dengan desain bilateral.

Kelas IV
Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy. Pada
umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan, bila :

Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma.

Gigi harus disusun dengan overjet besar, sehingga dibutuhkan


banyak gigi
pendukung.

Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada


pasien
dengan daya kunyah besar.

Diperlukan dukungan dan retensi tambahan dari gigi penahan.

Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk


memenuhi faktor
estetik.

Indikasi pelayanan Prostodontik Kelas IV :

Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat.

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan


gigi atau

jaringan atau kombinasi.


21

Pada kasus meragukan, sebaiknya dibuat Gigi Tiruan Sebagian


Lepasan.

Kelas V
Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak
dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya
kunyah. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas, karena
gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.
Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan,
biasanya karena salah satu alasan berikut ini :

Daerah tak bergigi sangat panjang.

Daya kunyah pasien berlebihan.

Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai.

Tulang pendukung lemah.

Penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan


tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap
dirasakan perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini.
Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas V : Geligi tiruan sebagian
lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi
di bagian anterior.

Kelas VI
Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli
dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali
merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam
mulut. Biasanya dijumpai keadaan klinis :

Daerah tak bergigi yang pendek.

Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai pendukung


penuh.

Sisa prosesus alveolaris memadai.

Daya kunyah pasien tidak besar.

Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas VI :

Geligi tiruan cekat.


22

Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral


(protesa sadel).

Dalam Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada :

Usia pasien masih muda.

Mencegah ekstrusi gigi antagonis.

Pulpa gigi masih lebar.

Kesehatan pasien tidak memungkinkan dilakukannya preparasi segera.

Kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat.

Pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat.

Keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang.


Selain ke enam kelas tersebut di atas, Klasifikasi AplegateKennedy mengenal juga modifikasi untuk daerah tak bergigi
tambahan :

Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.


modifikasi A.

Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas


modifikasi P.

Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf


petunjuk modifikasi diberi tambahan angka Arab sesuai jumlahnya.

e. Keuntungan dan kerugian


Keuntungan
- Pemulihan fungsi estetik
- Peningkatan fungsi bicara
- Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan
- Pelestarian jaringan mulut
- Pencegahan migrasi gigi tetangga
- Peningkatan distribusi beban kunyah

23

Kerugian
- Peningkatan akumulasi plak
- Trauma langsung
- Kerusakan oklusal
- Disfungsi otot kunyah dan wajah

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan pembuatan GTSL adalah mengembalikan dan
memperbaiki fungsi mengunyah dan bicara ,memperbaiki profil
wajah, mempertahankan kesehatan jaringan. Klasifikasi GTSL
menurut Kennedy juga ada menurut Kennedy dan Apllegated.

3.2 Saran
Setiap dokter gigi dapat mengerjakan dan memahami
prosedur pembuatan GTSL serta tau bagaimana menentukkan
klasifikasinya.

24

DAFTAR PUSTAKA

25

Вам также может понравиться