Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I.
II.
Tujuan
1. Memperoleh pengalanman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium.
4. Menentkan koefesien reaksi penguraian KCLO3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentase O2 dalam KCLO3
Teori
b. Energetika
Bersumber dari hukum-hukum termodinamika dan memasalahkan peran
energi dalam sifat-sifat zat.
c. Struktur
Memasalahkan molekul atau zat yaitu bagaimana bagian dari dari zat tersebut
tersususn satu dengan yang lain dalam ruang dan banyak bersumber dari teori
kuantum.
d. Dinamika
Memasalahkan peranan waktu dalam perubahan sifat zat dalam perubahan
sifat zat yang terkait,baik dengan proses dinamika dalam mekanika klasik maupun
kuantum
( Yayan,2010;76 ).
Memulainya dengan membahas stoikiometri berasal dari bahasa yunani
stoichein yang berarti unsur atau partikel dan metron yang berarti
perhitungan.jadi,stoikiometri mempelajari semua perhitungan kimia secara
kuantitatif.dan tidak terbatas pada unsur saja tetapi juga perhitungan senyawa
maupun campuran.
( Lestari, Muji.2013;52 )
Hukum-hukum dasar dalam ilmu kimia adalah sebagai berikut :
1. Hukum Lavoiser (Kekekalan Massa)
2. Hulum Proust (Ketetepan Perbndingan)
3. Hukum Dalton (Perbandingan Berganda)
Hukum-hukum dalam ilmu kimia untuk gas adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Pada Stoikiometri terdapat Massa atom relatif, massa molekul relatif, dan
konsep Mol.
n = jumlah partikel
Ar Unsur A
6,02 x 10
n = Massa molekul AB
Mr unsur AB
Konsep mol ini digunakan untuk perhitungan berguna menyelambangkan
persamaan kimia .dengan mempelajari stoikiometri yang berarti dapat mengukur
unsur dalam bobot di reaksi-reaksi kimia dan dapat menentukan komponen
senyawa dalam campuran dan dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam
pembuatan senyawa kimia.
( Chang,Raymond 2004 ;80 )
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1) Labu Florence
2) klep penjepit
3) Tabung Reaksi
4) Gelas piala
5) Pemanas Spritus
6) Gelas ukur
7) Gelas kimia
8) Termometer
9) Tabung reaksi pyrex 200 ml
10) Selang karet
11) Statif
12) Pipa kaca pendek
13) Neraca
3.1.2 Bahan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
KCLO3 0,2 gr
MnO2 0,03gr
NH4Cl
CaCL2
H2O
Merkiri II Nitrat
CuSO4
Disiapkan
ditimbang 0,2 gram
dimasukan ke tabung reaksi
ditambahkan
MnO2
- Disiapkan
- Ditimbang 0,1 gr
- dihomogenkan
KClO3 dan MnO2
- Dipanaskan
- Ditimbang
- Dicatat
Hasil
Hasil
Kalsium klorida
- Dimasukkan ke tabung reaksidi
- isi air
- dipegang bagian bawah tabung
- dicatat
Hasil
Ditambahkan 20 mL
Diamati
Ditambahkan lagi 30 mL
Diaduk dan dicatat
Hasil
Hasil
Hasil
Ulangan 1
Ulangan 2
18,822
19,027
0,292
1,26
29
30,04
760
19,275
18,828
19,15
0,282
1,29
19,287
Hasil perhitungan
Mol KClO3
Mol O2
Mol KCL
0,00235
0,003525
0,00235
2KClO3
2KCL +3O2
* Mol KClO3 = gr
= 0,287 =0,00235
Mr
122
Hasil perhitungan
729,96 mmHg
11,06
0,0022%
= 0,039
= 11,06
0,003525
= Mol O2
2 ArO
= 0,003525
= 0,00011
32
Hasil
Dingin
Hangat
Hasil
Serbuk orange berjatuhan
Sepenuhnya orange
Larutan
Tembaga (II)sulfat + paku
hasil
paku berubah warna seperti karat
4.2 Pembahasan
a. Percobaan Penguarain KClO3
Setelah dipanaskan KClO3 Dan MnO2 terjadi penguapan di dalam tabung
reaksi,karena massa KClO3 danMnO2 terlalu sedikit ,maka menyebabkan
percobaan kurang sempurna .akan tetapi , karena penguapannya tidak terlalu besar
sehigga sulit untuk mengaliri air ke selang karet dan pipa kaca pendek , percobaan
ini dianggap berhasil karena adanya penguapan tersebut.
b. Percobaan panas dingin
Direaksikan NH4Cl dan CaCl2 masing-masing dengan akuades dan hasil dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa tabung yang di beri NH4Cl terasa dingin,
sedangkan pada CaCl2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa NH4Cl dengan
akuades merupakan reaksi endoterm, berarti terjadi penyerapan kalor oleh sistem
dari lingkungan sehimgga menyebabkan suhu lingkungannya turun dan terasa
dingin.
Kemudian reaksi CaCl2 dengan H2O merupakan reaksi eksoterm , berarti
terjadi pelepasan kaor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik
dan terasa hangat.
c. Percobaan ada dan hilang
Saat Merkuri (II) nitrat dan kalium 10 die di masukkan dalam suhu tabung
reaksi yang terjadi larutan berubah menjadi serbuk.serbuk orange yang berjatuhan
kebawah gelas ukur .tetapi saat ditambahkan lagi 30ml ke dalam gelas ukur hasil
nya arutan tersebut berubah menjadi warna orange sepenuhnya berubah .ketika di
diamkan selama 5-10menit serbuk-serbu tersebut yang warna orange perlahan
turun.
d. Percobaan paku tembaga
Direaksikan paku besi dengan tembaga sulfat (CuSO4). Berdasarkan hasil
percobaan, paku besi yang semua berwarna abu-abu berubah menjadi warna
orange atau seperti warna karat .hal tersebut dapat terjadi karena reaksi redoks.
CuSO4 berperan sebagai oksidator yang mengoksidasi logam besi sehingga logam
besi menjadi berkarat.
e. Percobaan Busa Hitam
Direaksikan gula (C6H12O6) dengan asam sulfat (H2SO4).hasilnya berbentuk
busa warna hitam. Warna hitam dihasilkan oleh percampuran gula dengan asam
sulfat. Ini disebabkan gugus c oada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga
ikatan gulanya terputus.
10
11
5.2. Saran
Diharapkan untuk pratikum selanjutnya menggunakan sarung tangan dan
maskar supaya terhindar dari zat zat yang berbahaya bagi tubuh kita dan usahakan
selalu fokus pada pratikum agar mendapatkan hasil yang maksimal.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
Pertanyaan Pra-Praktek
14
Jika bahan kimia mengenai mata ,seggalah mencuci mata dengan air sebanyak
banyak nya dan laporkan segera ke Asisten laboratorium.
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila KClO3
dipanaskan ?
Jawaban :
2KClO3
2KCL + 3O2
5. Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO3 sebelum dipanaskan?
Jawaban :
Sebagai katalisator yang mempercepat laju reaksi zat tersebut walaupun MnO2
tidak ikur bereaksi.
6. Tuliskan KClO3 dalam industri?
Jawaban :
Pupuk HCL, Pelapis korek api, Kembang api, Bahan peledak
15
PERCOBAAN II
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
I. Tujuan
1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam tabel berkala.
2. Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah.
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida.
4. Menganalisa larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah
dan halida.
II. Teori
Unsur unsur dalam satu golongan mempunyai banyak persamaan sifat
kimianya, sifat-sifat kimia ditentukan oleh elektron valensinya, yaitu elektron
yang terdapat pada kulit lintasan terluar. Karena elektron valensi unsur yang
segolongan sama, dengan sendirinya sifat kimia juga sama.Unsur golongan alkali
sangat elektropositif dan reaktif. Unsur ini karena reaktifnya, tidak terdapat dalam
keadaan bebas alam. Fransium merupakan unsur yang radioaktif. Semua unsur
golongan ini merupakan penghantar panas dn listrik yang baik, karena lunaknya
logam ini dapat dipotong dengan pisau, semuanya merupakan reduktor yang kuat
dalam mempunyai panas jenis yang rendah.
(Sukardjo, 1985: 373)
Logam alkali dalam keluarga I A dari tabel berkala dan logam alkali tanah
dalam keluarga II A dinamakan demikian karena kebanyakan oksida dan
hidroksidanya termasuk diantara basa (alkali) yang paling kuat dikenal. Ciri
khusus yang paling menyolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah
kereaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktif
sehingga mereka tak terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau
air. Tak satupun dari unsur-unsur I A dan II A terdapat dalam kedaaan unsurnya.
Semua unsur alkali terdapat dalam senyawa alam sebagai ion unipositif (positif
satu), semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion positif (positif dua). Logam
alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi yang sangat kuat, karena begitu mudah
16
Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halidahalida Mg dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk
hidrat seperti juga kelarutannya dalam air menurun dengan naiknya ukuran dan
halida-halida Sr, Ba dan Ra biasanya anhidrat.Hal ini melengkapi kenyataan
bahwa energi menurun secara lebih cepat
Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah :
-
Hcl
- (NH4)2S
H2S
- (NH4)2CO3
Klasifikasi ini didasarkan atas suatu kation bereaksi dengan reagen-reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum
17
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfat dan karbodat dari kation
tersebut.
Definisi unsur yaitu, suatu zat tunggal yang tidak dapat diuraikan mrnjadi
zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhana. Sedangkan
sistim periodik unsur adalah suatu susunan yang mengambarkan suatu letak
keadaan, periode, golonga dan unsur kimia. Sistim periodik unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atau (kenaikan jumlah proton dan muatan inti).
(Ralph, H petiucci.1987:140)
18
III.
Prosedur Percobaan
3.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Bunsen
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet tites
3.1.2 Bahan
- BaCl2
- Kalium
- CaCl2
- Natrium
- LiCO
- Stronsium
- KCl
- Amonium Fosfat
- NaCl
- Amonium sulfat
- SrCl
- NaBr
- Kwata nikrom
- Na1
- Amonium karbonat
- Air klorin
- Air suling
- Karbon tetraklorida
- Barium
- Asam nitrat
- Kalsium
- Litium
19
Kawat nikrom
Dipanaskan.
Dicelupkan ketabung reaksi
larutan barium.
Dipanaskan.
Dicatat.
Dibersihkan.
Diulangi untuk larutan lain.
Hasil
Amonium Sulfat
Dicatat.
Hasil
20
C. Reaksi-reaksi Halida
NaCl, NaBr. NaI
Dimasukkan ketabung.
Ditambahkan.
Karbon Tertraklorida
Air klorin, dan asam nitrat encer
Dikocok.
Diamati.
Hasil
Dicatat.
Larutan Anu Y
Dimasukkan ketabung.
Ditambahkan.
Karbon tetraklorida, air karbon, asam nitrat
Dikocok.
Dicatat.
Hasil
21
Zat
Warna nyala
Keterangan
1.
CaCl2
Merah
Alkali tanah
2.
BaCl2
Kuning
Alkali tanah
3.
SrCl2
Merah Pekat
Alkali tanah
4.
KCl
Ungu
Alkali
5.
NaCl
Merah
Alkali
6.
LiCl
Merah
Alkali
Zat
Pereaksi
EDP
TR
1.
CaCl2
(NH4)2CO3
2.
BaCl2
3.
SrCl2
4.
KCl
5.
NaCl
6.
LiCl
NO
Zat
Pereaksi
EDP
TR
1.
CaCl2
(NH4)3PO4
2.
BaCl2
3.
SrCl2
4.
KCl
5.
NaCl
6.
LiCl
22
NO
Zat
Pereaksi
EDP
1.
CaCl2
(NH4)2SO4
2.
BaCl2
3.
SrCl2
TR
4.
KCl
5.
NaCl
6.
LiCl
C. Reaksi-reaksi Halida.
NO
Zat
Warna nyala
1.
NaCl + Cl2
Tidak ada.
2.
NaBr + Cl2
3.
NaI + Cl2
X + (NH4)2CO3
X + (NH4)3PO4
X + (NH4)2SO4
Kesimpulan :
Zat X
Bening
NaCl
b. Zat Y
-
Bening
Bening
Kesimpulan :
Zat Y
NaI
23
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan beberpa percobaan, antara lain : Uji nyala unsur
alkali dan alkali tanah, reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah.
A. Uji nyala unsur alkali dan alkali tanah.
Pada percobaan ini, untuk melihat warna nyala larutan CaCl2, BaCl2, SrCl2,
KCl, NaCl, LiCl. Dapat dilakukan dengan menggunakan kawat nikrom dengan
dipanaskan terlebih dahulu sampai panas, kemudian dimasukkan kedalam zat
yang diperlukan (didalam tabung reaksi) setelah itu kawat dibakar lagi dan akan
terjadi perubahan atau terbentuk warna pada api disekitanya, warna yang terlihat
itulah warna dari zat tersebut. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa
CaCl2 memiliki merah nyala dan dari buku panduan atau literatur warna dari
CaCl2 adalah merah. Ini berarti praktikum yang dilakukan berhasil.
Pada hasil percobaan uji nyala terhadap BaCl2 didapatkan warna kuning dan
dari buku panduan atau litelatur warna dari BaCl2 adalah hijau. Ini berarti
praktikum yang dilkukan tidak berhasil. Hal ini dikarenakan pada saat setelah
pembersihan dengan HCl pekat pemanasan kawat nikrom tidak terlalu panas,
karena kawat nikrom belum panas sedangkan BaCl2 langsung dipanaskan atau
dibakar sehingga tidak menghasilkan warna yang diharapkan atau mungkin juga
dipengaruhi oleh udara disekitar pasa saat praktikum atau dapat juga dikarenakan
warna lampu spiritus yang berwarna kuning sehingga warna yang dihasilkan tidak
terlihat karena warna kuning yang lebih dominan.
Pada percobaan uji nyala KCl didapatkan warna ungu pada hasil percobaan
dan pada literatur warna dari KCl adalah ungu. Ini berarti praktikum yang
dilakukan berhasil.
Pada percobaan uji nyala NaCl didapat warna merah sedangkan pada literatur
warna uji nyala NaCl adalah kuning. Ini berarti percobaan yang dilakukan tidak
berhasil, karena warna yang didapat tidak sesuai yang diinginkan. Hal ini
dsebabkan karena udara disekitar mempengaruhi atau kesalahan terjadi pada saat
penentuan warna.
24
Pada percobaan uji nyala LiCl didapatkan warna merah pada hasil percobaan,
sedangkan pada literatur warna menunjukkan merah. Hal ini berarti percobaan
yang dilakukan berhasil.
B. Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah.
Jika CaCl2 direkasikan dengan (NH4)2CO3 hasil dari percobaan didapatkan
terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan CaCl2 dapat bereaksi dengan larutan
(NH4)2Co3. Dengan reaksi :
CaCl2 + (NH4)2CO3
CaCO3 + 2NH4Cl.
denan (NH4)2CO3
terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan
(NH4)2CO3.
25
SrCl2 direaksikan
denan (NH4)3PO4
terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan
(NH4)2PO4.
SrCl2 direaksikan
denan (NH4)2SO4
terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan
(NH4)2SO4.
KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan dan tidak terjadi reaksi. Hal
ini dikarenakan KCl tidak dapat bereaksi dengan larutan (NH4)2CO3.
KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan, namun reaksi yang terjadi
yaitu larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan KCl tidak dapat membentuk
endapan dari larutan (NH4)3PO4
minyak.
KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan dan tidak terjadi reaksi. Hal
ini dikarenakan KCl tidak dapat bereaksi dengan larutan (NH4)2SO4.
NaCl pada larutan percobaan ini direaksikan dengan (NH4)2CO3. Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak ada terbentuk endapan dan tidak ada reaksi.
Hal ini dikarenakan bahwa NaCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2CO3.
NaCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan, namun reaksi yang terjadi
yaitu larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan NaCl tidak dapat
membentuk endapan dari larutan (NH4)3PO4
membentuk minyak.
NaCl pada larutan percobaan ini direaksikan dengan (NH4)2SO4. Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak ada terbentuk endapan dan tidak ada reaksi.
Hal ini dikarenakan bahwa NaCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4.
26
LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3. Dari hasil
didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan
minyak.
LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4. Dari hasil
didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan
27
28
29
Daftar Pustaka
Cotton, F Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia
Harvey. 2000. Kimia. Jakarta: Erlangga
Keenan.dkk. 1980. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Petrucci, H. Raiph. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik. Jakarta : Rhineka Cipta
30
LAMPIRAN
I.
Pertanyaan Prapraktek
CaCo3 + 2NH4Cl
o BaCl2 + (NH4)2Co3
BaCo3 + 2NH4Cl
o NaCl + (NH4)2Co3
NaCo3 + 2NH4Cl
2NaCl + Br
2NaCl + I2
Jawaban :
1. Tidak, karena unsur tidak dapat diuji dengan reaksi nyala tetapi dapat diuji
dalam bentuk senyawa seperti : NaCl, CaCl2 dan lain-lain. Selain dengan
31
2. Reaksi air klorin dengan NaCl,NaBr dan NaI memberikan hasil yang
berbeda, ini dikarenakan setiap zat atau senyawa tersebut memiliki unsur
halogen yang berbeda dan memiliki kereaktifan yang berbeda, serta pada
suhu biasa memiliki bentuk danwarna khas yang berbeda yaitu : klor (Cl)
berupa gas yang kuning kehijauan, brom(Br) berupa cairan yang merah
coklat, iod (I) berupa zat pada hitam dan flour (F) gas yang kekuningkuningan. Sedangkan air klorin berguna untuk memberikan perbedaan
warna pada tiap-tiap zat.
32
PERCOBAAN III
RUMUS EMPIRIS DAN HIDRASI AIR
I.
Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
3. Mempelajari sifat sifat senyawa tersebut.
4. Mempelajari reaksi bolak balik hidrasi.
5. Menetukan persentase air di dalam suatu berhidrat.
II.
Teori
Rumus empris adalah rumus perbandingan jumlah mol unsur unsur dalam
dari
percobaan
penentu
susunan
senyawa
dengan
melakukan
33
Langkah II. Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah mol yang baru
ditentukan (5,88 ; 5,47 ; 1,47) atau C4H7O (rumus empiris), kemudian tentukan
rumus molekul :
(C4H4O) n = 136
(68) n
n
= 136
=2
34
Jadi, dalam 11,5 g etanol terdapat 6 g karbon dan 1,51 g hydrogen sisanya
tentulah oksigen, yang massanya adalah :
(
(
)
)
Jadi, rumus etanol adalah C0,50H1,5O0,25 (kita bulatkan jumlah mol menjadi dua
angka signifikan). Karena jumlah atom haruslah berupa bilangan bulat, maka kita
bagi subskripnya dengan subskrip terkecil 0,25 sehingga kita dapatkan rumus
empiris etanol C2H6O
(Chang, Raymond.2005;68).
Senyawa kimia ditandai dengan rumusnya. Ada 3 rumus yaitu rumus
empiris, molekul dan struktur. Rumus empiris suatu senyawa menunjukkan
perbandingan yang sederhana dari atom unsur dalam senyawa itu. Jadi, hanya
menunjukkan jumlah relative atom setiap unsur. Rumus molekul hanya
menunjukkan jumlah atom setiap unsur dalam molekul tetapi tidak menemukan
bagaimana susunan atom dalam molekul. Rumus yang menunjukan bagaimana
atom yang bergabung membentuk molekul disebut rumus struktur
(Respati,1986;45-46).
35
36
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Rumus Empiris Senyawa
Alat :
(1.) Cawan krus dan penutupnya
(2.) Timbangan
(7.) Stopwatch
(3.) Tissue
b. Hidrasi Air
(a.) Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
Alat :
(1.) Cawan porselen dan penutupnya
(2.) Segitiga penyangga
(3.) Timbangan
(4.) Kaki tiga
Bahan :
(1.) Deterjen
(2.) Aquades
(3.) Larutan HNO3 6 M
(b.) Reaksi bolak balik hidrat
Alat :
Bahan :
(1.) Spatula
(2.) Aquades
37
Hasil Percobaan
b.
Hidrasi Air
(a.) Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
Tembaga (II) Sulfat
-
Hasil Percobaan
38
Hasil Percobaan
39
IV.
1. Senyawa Magnesium
Bagaimana
Ulangan I
Ulangan II
mendapatkannya
1. Bobot cawan krus +
Menimbang
53,019 g
53,014 g
Menimbang
53,143 g
53,134 g
0,124 g
0,12 g
53,920 g
53,915 g
53,134 g
53,121 g
0,901 g
0,901 g
0,115 g
0,107 g
0,777 g
0,781 g
- 0,009 g
-0,013 g
Tabel berkala
24,3
24,3 g
Tabel berkala
16,0 g
16,0 g
0,048 mol
0,049 mol
tutup
2. Bobot cawan krus +
magnesium
3. Bobot magnesium
(2) - (1)
Menimbang
tutup + magnesium
oksida
5. Bobot magnesium
(4) - (1)
oksida
6. Bobot oksida
7. Bobot atom
(4) - (2)
magnesium
8. Bobot atom oksida
9. Jumlah mol atom
oksida
10. Jumlah mol atom
0,0049 mol
magnesium
11. Rumus empiris magnesium oksida
MgO9
Mg10O
2. Hidrat
1) Massa cawan kosong + tutup
= 51,045 gram
= 51,484 gram
Pemanasan I
40
Pemanasan II
5) Massa cawan kosong + tutup + contoh
= 51,512 gram
Pemanasan III
6) Masssa contoh setelah pemanasan (bobot tetap)
= 0,467 gram
= 0,452 gram
= 0,405 gram
= 49,27 %
= 155
= CuSO4 . 75H2O
ZnSO4 + 5H2O
ZnSO4 + 5H2O
ZnSO4 . 5H2O
PERHITUNGAN
1. Senyawa Magnesium
3) Bobot Mg
0,124 g
0,12 g
Ulangan I
5) Bobot Mg Oksida = (bobot cawan krus + Mg) (bobot cawan krus + tutup)
Ulangan I = (53,920 g) (53,019 g)
0,901 g
0,107 g
41
6) Bobot Oksida = (bobot cawan krus + tutup + MgO) (bobot cawan krus
+Mg)
Ulangan I
Ulangan II
= (53,920 g) (53,143 g)
0,777 g
= (53,134 g) (53,143 g)
-0,009 g
= (53,915 g) (53,134 g)
0,781 g
= (53,121 g) (53,134 g)
-0,031 g
Ulangan I
Ulangan II
Ulangan I
: 0,049
10 : 1
2. Hidrat
6) Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap)
= Pemanasan 3 (massa cawan + tutup)
= (51,512 g)
(51,045 g)
= 0,467 g
8) Massa air yang hilang dari contoh
= Massa sebelum pemanasan massa setelah pemanasan
= (51,917 g) (51,512 g)
= 0,405 g
= Ar Cu + Ar S + (Ar O . 4)
= 59 + 32 + 64 = 155
43
4.2 Pembahasan
Seperti yang telah diketahui bahwa empiris menyatakan jumlah atom
atom perbandingan terkecilnya dari unsur unsur yang menyusun senyawa.
Rumus empiris dapat ditentukan dalam percobaan ini. Adapun langkah yang
digunakan untuk menentukan rumus empiris yaitu :
1. Menentukan massa tiap unsur dalam senyawa.
2. Menghitung mol masing masing unsur.
3. Membandingkan mol dari unsur yang satu dengan yang lain.
4. Perbandingan mol itu adalah rumus empiris.
Dalam reaksi, pita Magnesium beraksi dengan udara bebas. Seperti yang
kita ketahui udara mengandung banyak gas seperti gas oksigen dan nitrogen. Kita
hanya dapat memprediksi pita magnesium beraksi dengan gas apa dan membentuk
apa dengan melihat massa perhitungan yang mendekati. Misalkan saja pita
Magnesium bereaksi dengan oksigen membentuk MgO. Kita harus mencari mol
M dan mol O2.
Dalam percobaan ini didapatkan senyawa massa unsur Mg dan massa
unsur O masing masing 0,124 g dan 0,777 g dan mol Mg 0,0051 dan mol O
0,0481 g. perbandingan Antara mol Mg dan O adalah MgO9.
Hidrasi Air
Pada praktikum ini, digunakan tembaga (II) sulfat yang mengikat beberapa
molekul air. Tembaga (II) sulfat tersebut kemudian dipanaskan selama 11 menit
dan dihitung beberapa persentase air yang hilang selama pemanasan dan
sebenarnya tembaga tersebut mengikat beberapa molekul air juga dapat kita
ketahui dengan menghitung massa krus dan penutupnya terlebih dahulu.
Rumus senyawa hidrat yang kami dapat dalam praktikum ini adalah
CuSO4 . 75H2O yang berarti 1 mol tembaga (II) sulfat mengikat 75 molekul air.
Molekul air ini apabila senyawa hidrat dipanaskan maka molekul air akan lepas
dari hidrat dan menguap ke udara bebas. Dari sini terlihat bahwa dalam percobaan
44
ini terdapat kesalahan, yang berupa kurang teliti dalam menimbang massa
massa, melihat waktu.
Reaksi Bolak Balik Hidrasi
Percobaan yang kami lakukan ini berhasil membuktikan reaksi bolak
balik hidrat. Senyawa Hidrat berubah menjadi senyawa anhidrat melalui
pemanasan yang menyebabkan molekul air lepas dan menguap di udara, serta
senyawa anhidrat dapat berubah menjadi hidrat melalui penambahan air. Hal itu,
terlihat dari perubahan warna zat setelah pemanasan dan penambahan air.
senyawa hidrat yang kami gunakan pada percobaan ini adalah ZnSO4 . 5H2O yang
warna setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi putih dan setelah ditambah
air berubah kembali ke warna semula (biru). Berikut reaksi yang dihasilkan :
ZnSO4 . 5H2O
ZnSO4 + 5H2O
ZnSO4 + 5H2O
ZnSO4 . 5H2O
45
V.
sebagai berikut :
Rumus empiris menunjukkan kepada kita unsur unsur yang ada dan
perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari atom atomnya
tetapi tidak selalu harus menunjukkan jumlah atom sebenarnya dalam
suatu molekul. Sedangkan rumus molekul menunjukkan jumlah
ekstrak atom atom dari setiap unsur dalam unit terkecil suatu zat.
Membentuk Kristal
Mengandung molekul
Pada reaksi bolak balik hidrasi senyawa hidrat akan berubah menjadi
senyawa anhidrat melalui pemanasan dan senyawa anhidrat akan
berubah menjadi senyawa hidrat melalui penambahan air.
5.2 Saran
Dalam praktikum kimia dasar dengan judul Rumus Empiris dan Senyawa
Hidrasi Air, sebaiknya praktikan harus sabar dan teliti dalam menghitung waktu
pemanasan dan menimbag suatu senyawa. Supaya praktikum dapat berjalan sesuai
yang diinginkan. Terima kasih kepada asisten laboratorium yang telah sabar
dalam membimbing kami dan menghadapi sikap kami.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul ?
Jawab :
-
Rumus empiris adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis
dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom
atom penyusunnya.
Rumus molekul adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis
dan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul zat.
=5g
Ar Cu = 63,5
Massa Cu
= 2,35 g
Ar Cl = 35,5
Massa Cl
= 2,65 g
4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu Zink Sulfat (ZnSO4). Bila 300
g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa = 1,692 g.
Bagaimana rumus garam Hidrat ini ? (Mr (ZnSO4 = 161; H2O = 18))
48
ZnSO4 . H2O
ZnSO4 + xH2O
Penyelesaian :
Massa H2O yang dilepaskan = 300 1,692 = 298,308 g
ZnSO4 + 9H2O
2. Dari data dibawah ini, hitunglah rumus empiris senyawa. Suatu senyawa
surfur dengan bobot 50,00 g dipanaskan dengan kondisi tertentu untuk
menghasilkan senyawa surfur oksigen. Bobot senyawa sulfur oksigen
100,00 g. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut ?
Penyelesaian :
Massa S
= 50 g
Ar S
= 32
49
Zn + 2HCl
ZnCl2 + H2
76
7,6
15,20
7,6
iter
50
Jawab :
Bobot tetap adalah bobot yang di dapat setelah beberapa kali pemanasan
hingga tidak ada terjadi perubahan lagi pada bobotnya.
4. Mengapa warna CuSO4 yang baru berubah menjadi putih pada pemanasan
?
Jawab :
Warna biru pada CuSO4 sebenarnya adalah air yang diikat pada saat
dipanaskan air yang diikat itu lepas dan menguap sehingga warna CuSO4
yang tadinya biru karena air berubah menjadi putih.
51
CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O
CuSO4 . 5H2O
52
PERCOBAAN IV
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT
I.
Tujuan
1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada
berbagai konsentrasi.
2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.
II.
Teori
Larutan elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikel-partikel
negatif). Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif,
sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion itu bertugas menghantarkan
arus listrik. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau
timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation
dan anion). Larutan ini bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai
ikatan kovalen polar).
Daya listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.
beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat, sedangkan
larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya
tinggi dinamakan elektrolit lemah
( Svante.Arrhenius, 1883).
Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elektron yang membawa aliran
negatif melalui suatu pengantar. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang
potensialnya tinggi ketempat potensialnya rendah.
Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu substansi tenaga listrik dari
ujung substansi sampai ujung lainnya. Adanya arus listrik ternyata disebabkan
53
oleh perpindahan elektron dari unsure yang satu ke unsure lain, terutama dalam
reaksi kimia seperti reaksi reduksi oksidasi
(Jho.Djamaludin, 2002).
Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa
kovalen yang didalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion. Senyawa ion terdiri
dari ion, senyawa yang terdiri atas senyawa garam basa kecuali NH4OH. Senyawa
ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion itu berkait satu
sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga tidak bebas bergerak.
Beberapa senyawa kovalen didalam air dapat terurai menjdi ion ion
positif dan ion-ion negatif. HCl merupakan senyawa kovalen, tetapi ukuran
perganda molekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dalam ion CL(Anwar, 1987.34).
Pada referensi dijelaskan bahwa daya hantar listrik adalah ukuran seberapa
kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. daya hantar listrik adalah
kebalikan dari hambatan listik (R). Secara matematis : R= I/A suatu hambatan
dinyatakan dalam ohm (), adalah tahanan spesifik atau resistivitas dalam ohm
cm (satuan SI,ohm,m) I adalah panjang dalam cm, dan A luas penampang lintang
dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan K=I/
(Setyadi.Markus, 1989:55).
Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua atau lebih zat. Dalam
larutan, zat yang ada dalam jumlah yang lebh kecil disebut zat terlarut atau solute,
sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang lebih kecil disebut pelarut atau
solvent. Solute-solute yang ada didalam larutan dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu elektrolit dan nonelektrolit. Elektrolit merupakan suatu zat yang apabila
dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat menghantarkan
listrik, sedangkan nonelektrolit merupakan kebalikannya yaitu kalau dilarutkan
dalam air tidak menghantarkan listrik
(Supadi.M.si, 2000).
54
Hambatan
Menurut (Langley.2002;63) Hubungan antara tegangan (V), arus (I) dan
hambatan (R) pada rangkaian tertutup dikenal sebagai hokum ohm. Hubungan ini
dapat dinyatakan sebagai berikut : arus berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan. Hal ini dapat disederhanakan menjadi :
55
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Beker gelas 100 ml
: 8 buah
2. Batang pengaduk
: 1 buah
: 1 buah
5. Gelas ukur 50 ml
: 1 buah
6. Kaca arloji
: 1 buah
7. Pipet tetes
: 5 buah
8. Spatula
: 1 buah
b. Bahan :
1. Aquades
2. NaCL
3. Air jeruk nipis
4. NH4OH
5. NaOH
6. HCl
7. NaOH
8. NaBr
9. NaI
10. NH4Cl
11. Minyak tanah
56
Hasil Percobaan
57
IV.
I (mA)
V (volt)
Minyak tanah
L=I/R (ohm-1)
3 volt
H2O
0,4
3 volt
0,053
Larutan NaCl
0,4
3 volt
0,053
3 volt
Kristal NaCl
=> Minyak tanah
=> H2O
=>Larutan NaCl
=> Kristal NaCl
0,0
5
0,1
0,5
1,0
0,1
0,03
3
3
3
11
8
3
3
I
m
A
HCl
V
L
vol ohm-1
t
0,6
0,2
2
1
3
3
3
0,66
0,3
3
3
3
2,5
NaOH
I
V L
mA v ohm-1
ol
t
4,4 3 1,46
20
8,33
7,1
0
3
3
3
6,66
2,50
: banyak gelembung
: banyak gelembung
: sedikit gelembung
: sedikit gelembung
o Kelompok II
NaCl
[
I
mA
V
L
M
volt ohm-1
]
0,05
0,1
I
m
A
NH4OH
V
L
vol ohm-1
t
3,7
2,66
I
m
A
10
NaBr
V
L
vol ohm-1
t
3
3
33,3
I
m
A
10
NaI
V
L
vol ohm-1
t
3
33,3
3
I
m
A
10
NH4Cl
V
L
vol ohm-1
t
3
33,3
3
58
0,5
1,0
8
20
4.1.2
Perhitungan
3
3
2,66
2,66
3
3
3
3
3
3
Percobaan 1
1. diketahui : H2O
* I = 0,4 mA
*V=3V
ditanya : L= ...?
penyelesaian : R = V = 3 = 7,5 ohm
I 0,4
L = I = 1 = 0,053 ohm
R 7,5
2. diketahui : NaCL
* I = 0,4 mA
*V = 3 v
ditanya : L = ...?
penyelesaian : * R = V = 3 = 7,5 ohm
I 0,4
* I = I = 1 = ohm
R 7,5
=) percobaan 2
* kelompok 1
1. diketahui : air jeruk nipis
* I = 0,1 mA
* V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R= V = 3 = 30 ohm
I 0,1
* L= I = 1 = 0,03 ohm
R 30
59
2. diketahui : NHOH
* I= 0,6 mA
* V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R = V = 3 = 5 ohm
I 0,6
*L= I = 1 = 0,2 ohm
R 5
3. diketahui : NHOH
* I = 2 mA
* V= 3 volt
ditanya : L = ...?
penyelesaian : *R= V = 3 = 1,5 ohm
I
2
* L= I = 1 = 0,66 ohm
R 1,5
4. diketahui : NHOH
* I= 1 mA
* V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R= V = 3 = 3 ohm
I 1
*L=I = 1 = 0.3 ohm
R 3
5. diketahui : HCL
* I= 2,5 mA
*V=3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R = v = 3 = 1,2 ohm
I 2,5
* L= I = 1 = 8,33 ohm
R 1.2
8. diketahui : NaBr
* I =10 mA
* V= 3 Volt
60
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R = V = 3 = 0,3 ohm
I 10
* L= I = 1 = 3,33 ohm
R
0,3
9. diketahui : NaI
* I = 10 mA
*V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian :
* R= V =
I
*L= I =
R
3 = 0,3 ohm
10
1 = 3,33 ohm
0,3
61
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan untuk menguji daya
hantar listrik pada larutan. Di dapatkan hasil pada percobaan terhadap larutan
yang kami uji. Berikut penjelasannya :
HCL dapat terurai menjadi ion H dan Cl- ( terionisasi secara sempurna).
Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan HCL
dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
NaOH dapat terurai menjadi ion Na dan OH- Akibatnya daya hantar listrik yang
dihasilkan kuat. Akan tetapi ketika melakukan pengamatan larutan NaOH dengan
multimeter terjadi
mengandung unsur logam Na. Larutan NaOH digolongkan larutan elektrolit kuat
karena daya listrik yang dihasilkan kuat dan juga terdapat sedikit gelembung.
Larutan HO (Aquades)
Pada pengujian larutan HO, larutan tersebut tidak dapat menghantarkan
daya listrik, karena sebagian molekul HO dapat terurai menjadi H dan O(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan tidak
ada. Sehingga larutan HO dapat digolongkan larutan non elektrolit karna hanya
mengandung sedikit ion.
Larutan NaBr
Larutan ini dapat menghantarkan listrik, karena semua molekul NaBr
dapat terurai menjadi ion Na dan Br- ( terionisasi secara sempurna). Akibatnya
daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan NaBr dapat
digolongkan larutan elektrolit kuat.
62
larutan NHCL
Larutan ini dapat menghantarkan listrik karena semua molekul NHCl
dapat terurai menjadi ion NH dan Cl, sehingga dapat digolongkan larutan
elektrolit kuat.
Larutan NaCL
Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl
Larutan NaI
Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaI
V.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum harus cermat, hati-hati, dan
cepat.Gunakan alat-alat yang aman dan sesuai standar praktikum agar tidak terjadi
suatu kecelakaan yang fatal. Hati-hati dengan zat-zat atau bahan kimia yang
berbahaya. Dalam melakukan praktikum diharapkan tenang, agar apa yang
dilakukan dalam praktikum bisa berjalan lancar. praktikum ini cukup berjalan
baik, tetapi karna keterbatasan waktu sehingga masih ada beberapa larutan yang
tak dapat diuji coba, jadi sebaiknya waktunya diperhatikum dan dipercepat agar
semua yang dipraktikumkan bisa dapat semua dikerjakan.
64
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktik
1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik?
Jawab :
Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi silimitas tinggi
rendahnya berkaitan erat dengan nilai silimitas.
Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit ?
Jawab :
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan listrik
dengan memberi gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau
timbulnya gelembung gas dalam larutan.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, lemah, dan non
elektrolit ?
jawab :
66
daya
hantar
listriknya
nol.
Jenis
senyawa
elektrolit
bisa
menghantarkan arus listrinya > nol. Semakin besar konsentrasi dari suatu
senyawa elektrolit, maka akan semakin besar pula daya hantar listrik
larutan tersebut.
67
PERCOBAAN V
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN
ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
I.
Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara 1) Sublimasi, 2) Dekatasi, 3)
Ekstraksi, 4) Kristalisasi 5) Kromotografi.
2. Mengendapan Barium Klorida dan menentukan persentasi hasil dari
Barium Kromat
3. Menentukan persentasi barium klorida dari suatu campuran
4. Mengalami dan menggunakan Rumus Stiokiometri dalam reaksi kimia
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
II.
Teori
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampuran serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercampur atau tercemar. Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni,
yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat
berlainan atau lebih menjadi zat fisik. Setiap zat dalam campuran ini tetap
memperhatikan sifat-sifat aslinya. Sifat asli campuran :
-
68
yang khas. Hal ini dinyatakan sbagai harga Rf yang didefinisikan sebagai Rf =
jarak yang ditempuh zat : jarak yang dittempuh pelarut
(Syukuri,1999).
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara:
1) Memisahkan zat padat dari suatu senyawa :
-
Saritigasi dapat digunakan untuk memisahkan zat yang jumlah nya sedikit.
Penguapan larutan
Pengkristalan
larutan
pekat
didinginkan
sehingga
zat
terlarutt
mmengkristal.
3) Memisahkan campuran dari jenis padatan
-
Pengaruh
69
encer dan zat terlarut mempunyai struktur molekul yang sama dalam kedua
pelarut.
Untuk larutan encer perbandingan fraksi mol dapat diganti dengan
perbandingan knsentrasi untuk campuran I2 dalam air dan C1I4,diperoleh:
KCl= Cl2 dalam CcL2 : Cl2 dalam H2O = 84
KCl= Koefisien distribusi
Pengetahuan tentang koefisien distribusi sangat penting proses ekstraksi
yaitu pengambilan zat terlarut dalam suatu larutan dengan pelarut lain. Bila
ekstraksi diulang beberapa kali dengan cara pengekstrak dan volumenya tiap kali
sama, maka tiap kali jumlah zat terlarut berkurang
(Sukardjo:1990).
Bila suatu larutan asam klorida ditambahkan suatu larutan perak
nitrat,partikel-partikel halus endapan padat turun kedasar labu. Persamaan
kesetimbangan antara fase padat dari garam yang tidak larut dan ion-ionnya dalam
laruttan
(AgCl Ag + Cl)
Tetapan kesetimbangan antara fase padat dari garam yang tidak larut dan
ion-ionnya dalam larutan.
AgCl = [Ag] [Cl]
[Ag Cl]
Konsentrasi [AgCl] padat tetap sehingga [Ag Cl] padat digabungkan
dengan memberikan dengan memberikan tetapan baru yang diberi lambang KSP :
Kc=[AgCl]=[Ag] [Cl]
Ksp=[Ag] [Cl]
70
Ksp disebut titipan hasil kali larutan harga Ksp tetap meskipun terdapat
zat-zat yang lain dalam larutan
(Yuliandi:2000).
71
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1. Pemisahan komponen dari campuran
a) Alat
-
Cawan penguap
- Gelas piala
Neraca
- pipa kapiler
Bunsen
Kertas saring
Kaca arloji
b).Bahan
NaCl
NH4Cl
C1C4
25 ml Air
Butanol
Asam nitrat
Neraca
Pengaduk
Bursen
Kira-kira 1 gr
(0,8-1,29) BaCl
25 ml air suling
72
25 ml air
Larutan
SiO2
- dikeringkan dengan pembakaran bensin
- ditempatkan cawan penguap yang mengandung
SiO2
- ditutup dengan kaca arloji
- didinginkan sampai suhu kamar setelah SiO2 kering
dan tidak terjadi penguapan lagi
- ditimbang
Hasil
73
Hasil
74
HASIL
b) Persentase barium klorida dalam campuran
Barium klorida
- didapatkan campuran,dicatat bobotnya
- dihitung prosedur A
- dihitung massanya dalam campuran dan
- dihitung persentasenya dalam campuran semula
HASIL
75
IV.
: 87,968 gr
Bobot contoh
: 0,5 gr
Persentase NaCl
: 99,9 %
Perhitungan
: 58,4 gr
Bobot cawan
: 57,902 gr
Bobot SiO2
: 0,5 gr
Persentase
:113%
Perhitungan
Bobot sampel
Bobot NaCl + SiO4
= 58,37 gr + 66 gr
: 124,37 gr
Selisih bobot
Bobot SiO4 NaCl
= 66 - 58,37= 1,63 gr
Noda Rf
Warna
4,5/6,5=0,652
Abu-abu
5/6,5=0,769
Hitam
6/6,5=
Ungu
:103,54 gr
Bobot BaCl
:1 gr
:2,68 gr
:0,94 gr
76
:1,216
: % BaCrO4
1,74: 1,216 x 100%
1,43x100%
143%
:143%
77
4.2 Pembahasan
A) Pemisahan dengan cara konversional
Pada percobaan ini kami mencampurkan 3 senyawa NH4Cl,NaCl,SiO4
yang masing-masing mempunyai 0,5 gr. Dengan
menggunakan pemisahan
putih,asap putih yang timbul adalah NH4Cl yang menyublin. Massa NaCl = bobot
cawan penguap dan contoh bobot semula bobot penguap sesudah bobot
penyublin sehingga diperoleh persentase NaCl=99,9% denngan perhitungan =
588,37:588,4x100% = 99,9%
Bobot NaCl : bobot campuran x 100%
Pada pemanasan larutan SiO2 diperoleh persentase
% SiO2= bobot SiO2 : bobot sampel x 100%
=66:58,4 x 100%
= 113%
Dari data tersebutt bobot sampel yang diuraikan adalah bobot NaCl +
bobot SiO2 = 58,7+66 gr = 124,37 gr
Dan dapat diketahui selisih bobot
SiO2- NaCl = 66-58,37
=1,63 gr.
78
Dalam percobaan ini kami membuat noda ppada kertas saring dengan
menggunakan penodaan spidol/pena direndam dalam campuran air, warna yang
terurai adalah abu-abu, hitam, ungu.
Perbandingan gerakan zat
dinyatakan dengan Rf = jarak yang ditempuuh zat : jarak yang ditempuh pelarut
= 4,5 /6,5 = 0,695 (abu-abu)
=5/5,6 = 0,769 (hitam)
=6/6,5 = 0,923 (ungu)
79
Kurang
keringnnya
endapan
waktu
pengerinngan
maupun
80
V.
x 100%
5.2. Saran
Diharapkan sebelum melakukan praktikum bahan dan alat dilengkapi
sehingga praktikum berjalan dengan lancar. Sebaiknya pakai masker dan sarung
tangan agar terhindar dari zat-zat yang berbahaya.
81
DAFTAR PUSTAKA
Michael purba.2004.Kimia.Jakarta:Erlangga
Respati.1986.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Yogyakarta:UGM
Syukri.1999.Kimia dasar I.Bandung:ITB
Sukardjo.1990.Kimia Fisika.yogyakarta:Bina Aksara
Yuliandi.2000.Kimia Dasar I ..Jakarta:Erlangga
82
LAMPIRAN
Pertayaan prapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?
Jawab:
Pemisahan komponen dari campuran adalah memisahkan komponen yang
menyusun suatu campuran (zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa
zat padat, cair dan gas)
2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
Jawab:
Kristalisasi
adalah
proses
pemisahan
cairan
dari
padatannya
berdasarkan kelarutan.
padat
dari campurannya
83
Endapan adalah komponen yang tidak larut dan biasanya terdapat pada
bagian bawsah suatu campuran.
Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/ unsurunsur yang terdapat dalam senyawa dalam reaksi kimia.
Supernatan adalah perlahan-lahan (hati-hati)
Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang
berlangsung sempurna.
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab:
Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan
sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab:
Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang
seharusnyan Mengendap terpaksa harus menguap karena masih menyatu
dengan bagian Larutan yang paling atas.
7. Apakah yang anda larutan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat?
Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:
Apabila
partikel
endapan
kelihatan
dalam
filtrat
maka
harus
84
2. apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban:
ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi, eksraksi
zat cair dan destilasi bertingkat.
mudah
warna
penyusun
menggunakan
noda.sedangkan
85
Jawaban:
Diket: Ms MgCl2 = 0,552gr
Ms endapan AgCl 1,631gr
Dit : % AgCl?
Mol MgCl2 :
Mol AgCl
= 0,0058 mol
: x 0,0058 = 0,0116 mol
x 100%
x 100%
= 98,05%
86
PERCOBAAN VI
REAKSI REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS
I.
Tujuan
1) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
2) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3) Menulis persamaan reaksi dengan benar
4) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan
II.
Teori
Reaksi kimia yaitu suatu proses dimana zat (senyawa) diubah menjadi satu
atau lebih senyawa baru. Dalam kimia, terdapat reaksi asam-basa yang dikenal
sebagai proses transper-proton. Kelompok reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
dikenal juga sebagai reaksi transper electron.
Reaksi oksidasi dan reduksi berperan dalam banyak hal di dalam
kehidupan sehari-hari. Reaksi setengah selyang melibatkan hilangnya electron
disebut reaksi oksidasi. Istilah oksdidasi pada awalnya digunakan oleh kimiawan
untuk menjelaskan kombinasi unsure dengan oksigen. Reaksi setengah sel yang
melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi reduksi.
Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau
reaksi autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan
oksidasi di antara bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi
satu sama lain. Metode percobaan langsung
87
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara
tertentu, kedua elektroda logam
sederhana
elektroda
saling
dihubungkan
dengan
kawat
logam
yang
88
Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan
reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi
yang berlangsung pada katode adalah reaksi reduksi.
Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi
redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li
K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au,
semakin kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga
semakin mudah untuk direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk
dioksidasi.
(Achmad.1993:82-85)
Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda
hidrogen baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila
elektroda ini lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya
negatif bila lebih negatif daripada elekrtoda hidrogen standar.
Penulisan dengan lambang digunakan untuk menggambarkan sebuah sel.
Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :
Zn Zn2+ Ag+ Ag
Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimana
terjadi oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana
terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara
suatu elektroda dan fase lain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan
tersebut dihubungkan oleh jembatan garam.
(Barnasconi.1995:71)
Hukum Faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan elektroanalisis.
Hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel elektrolitik dalam
pemeriksaan kimia. Sehubungan dengan ini, Faraday merumuskan dua hukum
dasar yang dikenal hukum elektrolisis, yaitu :
89
90
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1) Sudip
2) Cawan krus + tutup
3) Bunsen
4) Kaki tiga +kasa
5) Tabung reaksi
6) Pipet tetes
3.2.2 Bahan
1) Magnesium 0,5gr
4) 0,1 gr serbuk Cu
5) 1 ml larutan HCl 0,1 M
6) 1ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
7) 1ml larutan Al(NO3)3 0,1 M
8) 3ml KI 0,1 M
9) Larutan Na3PO4 0,1M
10) Larutan HNO3 0,1 M
11) Larutan H2SO4 0,1 M
12) Larutan H3PO4 0,1 M
13) NaOH 0,1 M
14) NaHSO4 0,1 M
15) N2C2O4 0,1 M
16) NaOH 10 M
17) Larutan KMnO4
18) Cuso4 0,5 m
19) Logam Zn dan logam Cu
20) ZnSO4 0,5M
21) Pb (No3)2 0,5 M
91
HASIL
b) Reaksi penguraian
KRISTAL CuSO4.
5H2O
- Dimasukkan seujung sudip bahan utama ke
tabung reaksi
-
HASIL
92
HASIL
93
IV.
A. Reaksi penggabungan
Mg + O2
MgO2
B. Reaksi penguraian
CuSO4 . 5H2O
CuSO4 + 5H2O
Cu (NO3)2 + 2Ag
MgCl2 + H2
putih
susu
dan
Mg
mengendap
D. Reaksi penggantian rangkap
1. AgNO3+ KI
KNO3 +AgI
2. Hg(NO3)2 + 2KI
2KNO3 + HgI2
Kuning
Berubah warna jadi orange, terdapan
endapan diatas
3. Al(NO3)3 + 3KIN
3KNO3 + ALI3
4. 3AgNO3+ Na3PO4
Hg3PO4 +3NaNO3
5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4
Hg3(PO4)2+
6NaNO3
6. Al(NO3)3 + Na3PO4
AlPO4 + 3NaNO3
E. Reaksi netralisasi
1. HNO3 + NaOH
NaNO3 + H2O
2. H2SO4 + NaOH
Na2SO4 + 2H2O
3. H3PO4 + NaOH
Na3PO4 + 3H2O
F. Reaksi redoks
1. Na2C2O4 + KMnO4
ungu
Terdapat endapan diatas, berwarna
2. NaHSO4 + KMnO4
coklat
94
Berwarna
coklat,
dipanaskan
langsung mendidih
3. HCl + KMnO4
Percobaan
1.
CuSO4 + logam Zn
pengamatan
Reaksi
ZnSO4 + logam Cu
Serbuk Mg + Pb(NO3)2
2.
3.
Serbuk Mg + Zn(NO3)2
Tidak bereaksi
Serbuk Mg + NaNO3
Ada endapan
orange,
setelah
4.
putih,
berbau.
95
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi
kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia
seperti bentuk gas ,perubahan warna dan bentuk endapan. Dalam percobaan yang
kami lakukan didaptkan hasil sebagai berikut:
1) Reaksi penggabungan
Pada serbuk Mg yang dimasukkan ke krus sebanyak 0,5 gr dan dibakar
pada nyala Bunsen. Setelah kami amati ternyata tidak terjadi perubahan warna,
berembun, dan tidak berbau. Secara kasat mata serbuk Mg terlihat berubah warna
menjadi abu-abu dan kering. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:
Mg + O2
MgO2
2) Reaksi penguraian
Pada Kristal CuSO4 . 5H2O yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 0,5 gr, kemudian dipanaskan dengan Bunsen. Setelah kami amati,
ternyata pada tabung reaksi berembun, terdapat asap putih, dan Kristal CuSO4 .
5H2O berubah menjadi warna putih. Hal ini sesuai reaksi yang terjadi :
CuSO4 . 5H2O
CuSO4 + 5H2O
Cu (NO3)2 + 2Ag
96
Mg + 2HCl
MgCl2 + H2
KNO3 +AgI
2KNO3 + HgI2
3KNO3 + ALI3
Hg3PO4 +3NaNO3
Hg3(PO4)2+ 6NaNO3
AlPO4 + 3NaNO3
97
5) Reaksi netralisasi
Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO3 0,1 M, H2SO4 0,1 M, dan
H3PO4 0,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan. Masingmasing larutan kami teteskan fenolnaftalin sebagai indicator. Kemudian kami
tambahkan lagi beberapa tetes NaOh pada setiap larutan. Pada HNO3 tidak ada
perubahan warna dan pada larutan H2SO4 terdapat endapan berwarna ungu, serta
pada larutan H3PO4 tidak ada perubahan. Masing-masing larutan kami tambahkan
10 tetes NaOH. Sehingga reaksi yang terjadi :
HNO3 + NaOH
NaNO3 + H2O
H2SO4 + NaOH
Na2SO4 + 2H2O
H3PO4 + NaOH
Na3PO4 + 3H2O
98
bereaksi , tetapi menurut teori tidak dapat bereaksi karena Mg terdapat disebelah
kanan logam Na sehingga tidak dapat bereaksi. Apabila dilihat dari hasil yang
diperoleh tersebut, terdapat kekeliruan hasil, mungkin praktikan lupa mana tabung
yang berisi Mg + Zn(NO3)2 dan tabung berisi Mg + NaNO3 sehingga hasilnya
seperti kebalikan.
Pada percobaan kedua kami menguji H2O2 + H2SO4 + KI + kanji. Setelah
diamati pada saat larutan H2O2 + H2SO4 + KI larutanberwarna orange , setelah
ditambahkan kanji larutan berubah warna menjadi coklat. Percobaan ketiga kami
menguji FeCl3 + H2SO4+ KI + kanji yang menimbulkan asap putih , berbau dan
setelah dibakar berwarna coklat serta ditambahakan kanji berubah warna menjadi
kuning. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan teori yang ada.
99
V.
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum , praktikan diharapkan tenang dan berhatihati terhadap senyawa ? larutan yang diuji. Usahakan memakai sarung tangan dan
masker saat melakukan percobaan. Untuk asisten laboratorium terima kasih
selama ini telah membimbing kmai saat melakukan praktikum dengan sabar.
100
DAFTAR PUSTAKA
101
LAMPIRAN
1. Pertanyaan prapraktek
1. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut ;
Jawab:
a. Katalis adalah suatu zat yang dapatmempercepat jalannya laju
reaksi
b. Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan
susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan mereduksi dari
yang paling kuat sampai yang lemah
c. Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari
sistem ke lingkungan
d. Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut dan
biasanya terdapat di bagian bawah larutan
e. Produk adalah zat hasil reaksi
f. Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi
2. Terangkan arti lambang-lambang berikut: , WR, (s), (L), (g) dan (aq)
Jawab:
a. : reaksi diberi panas
b. WR : jumlah energi dalam reaksi
c. (S) : solid umtuk fase padat
d. (L) : liquid untuk fase cair
e.
3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh bagian?
Jawab:
x 250 = 25 ml
102
2. Pertayaan pascapraktek
1. Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
a. Asap putih : reaksi penggabungan NH4Cl = O2
b. Cairan tak berwarna : reaksi penggantian rangkap = H2O
c. Gas yang dapat memadamkan api = reaksi penguraian H2
d. Padatan kelabu = reaksi rangkap tunggal Cu
e. Gas yang tak berwarna = reaksi penggantian tunggal MgCl2
f. Endapan jingga = reaksi penggantian rangkap KNO3endapan
kuning = reaksi penggantian rangkap NaNO3
g. Yang mengubah warna indikator = reaksi netralisasi NaOH
103
CuO
2HgBr + 2KNO3
3. Lengkapi persamaan reaksi berikut. Bila tidak ada reaksi, tulis TR.
a. Hg + Fe(NO3)2
b. Zn + Ni(OH)2
TR
Zn(OH)2 + Ni
c. Pb(NO3)2 +K2CrO4
TR
104
PERCOBAAN VII
PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK
I.
Tujuan
1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.
2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi
senyawa secara langsung.
3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer.
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.
II. Teori
Ikatan kimia pada molekul awalnya dijelaskan sebagai interaksi atom-atom
melalui ikatan kovalen, yakni penggunaan elektron bersama untuk memperoleh
konfigurasi elektron gas mulia. Dengan munculnya teori mekanika kuantum,
penggunaan elektron bersama tersebut digambarkan oleh Walter Heitler dan Fritz
London (1927) sebagai interaksi orbital-orbital atomiknya, berupa tumpang tindih
orbital-orbital. Hal ini kemudian menjadi dasar teori ikatan kimia, yang disebut
teori ikatan valensi. Sebagai contoh, ikatan H F pada molekul HF melibatkan
tumpang tindih satu orbital 1s dari atom H dan satu orbital 2p dari atom F
(Chang, 2004;101).
Namun demikian, teori ikatan valensi memiliki kelemahan yakni tidak dapat
menjelaskan pembentukan ikatan kovalen pada sebagaian molekul,
termasuk
105
Ikatan elektrolvalen atau biasa dikenal dengan ikatan ion adalah gaya tarikmenarik listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion disebut juga ikatan
elektrovalen. Contohnya Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas ion Na+ dan Cl- . ionion tersebut dibutuhkan oleh gaya tarik-menarik listrik sesuai dengan hokum
Coloumb.
Logam mempunyai daya tarik elektron yang lemah. Non-logam mempunyai
daya tarik elektron yang besar. Misalnya Natrium merupakan elektron yang
relative mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi yang relatif
kecil), sedangkan Klorin merupakan non-logam dengan afinitas electron atau
keelektronegatifan yang besar. Ketika Natrium direaksikan dengan Klorin, maka
atom klorin akan menarik satu elektron dari natrium. Atom natrium berubah
menjadi ion positif, sedangkan atom klorin berubah menjadi ion negative.
Selanjutnya, ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik-menarik, sehingga
terbentuknya senyawa NaCl.
Ikatan ion hanya dapat terjadi jika unsur-unsur yang direaksikan mempunyai
perbedaan daya tarik electron (keelektronegatifan) yang cekup besar. Perbedaan
daya tarik electron yang cukup besar memungkinkan terjadinya serah-terima
elekton. Pada kenyataannya, hal itu terjadi pada ikatan antara logam (khususnya
golongan III A dan II A) dengan non logam VIIA dan VI A) senderung ionic
(Sukardjo, 1985;301)
.
Konfigurasi oktet juga dapat dicapai dengan memasangkan elektron
valensinya. Oleh karena mempunya keelektronegatifan yang relatif besar, unsurunsur non-logam cenderung mnearik electron. Sebagai contoh, pembentukan
ikatan molekul hidrogen (H2). Masing-masing atom H mempunyai 1 elektron.
106
Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia terdekat, yaitu He (Z=2), dua atom
hydrogen saling memasangkan electron valensinya. Pasangan elektron tersebut
menjadi milik bersama, artinya ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan.
Dengan demikian, kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan yang
terbentuk karena penggunaan bersama pasangan elektron disebut ikatan kovalen
(Purba, 2000;89).
107
108
Dipanaskan
Diaduk
HASIL
Senyawa ionik
NaCl, Kalium Iodida, MgSO4
Dipanaskan
Diaduk
HASIL
109
b. Perbandingan Kelarutan
Isopropil alcohol, NaCl, KI, p-diklorobenzena, naftalen, (CH3)2CHO,
HASIL
c. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)
n-heksana dan sikloheksana
- Diamati
- Dibandingkan sifat fisis
HASIL
n-heksan, n-dekana, minyak bumi
- Diamati
- Dibandingkan sifat fisis
HASIL
110
d. Isomer
p-diklorobenzena, o-diklorobenzena, n-butil alcohol, tbutil alkohol
- Dicatat bau
- Dimasukan ke tabung
- Ditambahkan air dengan alcohol
setetes
- Digoyangkan
HASIL
111
Senyawa kovalen
Air
Karbon tetraklorida
Naftalen
Tidak larut
Larut
Isopropil alcohol
Larut sebagian
Tidak larut
NaCl
Larut sebagian
Tidak larut
KI
Larut sempurna
Tidak larut
MgSO4
Larut sempurna
Tidak larut
Warna
Bau
n-Heksana
Jernih / bening
Menyengat
Sikloheksana
Jernih / bening
Tidak menyengat
Senyawa
Warna
Bau
n-butil alcohol
Jernih / bening
Lebih menyengat
t-butil alcohol
Jernih / bening
c. Isomer
Sifat fisis
112
4.2
Pembahasan
Peranan elektron dalam ikatan kimia adalah atom-atom dikatakan stabil
H+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + OH- (aq)
113
b. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki electron yang
digunakan bersama. Ikatan anatara sesama logam merupakan ikatan kovalen.
Larutan yang terbentuk karena penggunaan bersama pasangan electron disebut
ikatan kovalen.
Ikatan kovalen terjadi berdasarkan pemakaian pasangan electron bersama.
Ikatan ini terjadi sesame unsur bukan logam yang perbedaan elektronegatifitasnya
rendah.
Sifat sifat senyawa kovalen :
-
Titik didih dan titik lebur relative lebih rendah dibandingkan senyawa ion
Mudah menguap
Ikatan kovalen terbentuk antar unsure yang sama-sama cenderung menarik
114
115
Kesimpulan
Saran
Praktikum ini berjalan cukup baik, walaupun ada beberapa larutan
yang tidak diuji karena keterbatasan waktu dan kurangnya larutan yang
ada
pada
laboratorium.
Sebaiknya
lebih
memperhatikan
dan
116
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
117
LAMPIRAN
a. Pertanyaan Pra-praktek
1. Apa sebabnya air disebut molekul polar ? Jelaskan dwikutub air
berdasarkan bentuk molekulnya ?
Jawab :
Molekul H2O bersifat polar karena ikatan O H bersifat polar (ada
perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul yang tidak simetris. Pol
negative pada O dan pol positil pada H.
CH = CH
118
b. Pertanyaan Pasca-praktek
1. Manakah yang lebih tinggi titik lelehnya CaCl2, KI, atau CH3(CO)Cl ?
Jawab :
Kalium iodide dan CaCl2 memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada
aasetil klorida karena CaCl2 merupakan senyawa ionic dan CH3(CO)Cl
senyawa kovalen.
4. Dietil eter sedikit larut dalam air. Jelaskan peraturan air dalam pelarut
eter?
Jawab :
Etil sukar larut dalam air karena molekul eter tidak terlalu polar serta tidak
ada ikatan hidrogennya.
119