Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Sifilis adalah sebuah penyakit seksual menular (STI) yang
disebabkan oleh bakteri spiral Treponema pallidum. Bakteri ini
mempunyai banyak sejarah panjang dengan kasus treponemal
infeksi yang didokumentasikan di Eropapada masa prakolumbia ,
Afrika, dan Asia.
Setelah perang dunia kedua, seiring meningkatnya akses
kepada penisilin dan adanya kebijakan kesehatan publik yang baik
terhadap penyakit yang berhubungan dengan kelamin, tingkat
infeksi sifilis menurun secara signifikan pada negara maju dengan
pendapatan perkapita besar. Namun, sejak pergantian abad ke 21
insiden penyakit sifilis mengalami peningkatan secara global.
Irlandia, Polandia, dan Jerman juga telah mengikuti kejadian ini
dengan laporan kasus sifilis pada tahun 2012 masing-masing
sebanyak 518, 963, dan 4410, dengan penderita terbanyak terdapat
pada pria yang melakukan hubungan sesama jenis (MSMs).
Insiden ini meningkat disebabkan oleh berbagai macam
faktor, termasuk kedalamnya faktor ekonomi, sosial, dan teknologi,
diikuti dengan masalah migrasi penduduk dan masalah yang
berhubungan dengan hal hal yang tercela. Peningkatan ini paling
banyak terjadi diantara pria yang berhubungan sesama jenis dan
sifilis saat ini mempengaruhi penderita HIV positif secara tidak
proporsional, khususnya pada penderita HIV positif yang merupakan
pria yang berhubungan sesama jenis. Alasan kenapa hal ini bsa
terjadi sangatlah kompleks dan beragam; peningkatan insiden yang
terjadi tidak bisa dijelaskan hanya dengan peningkatan infeksi HIV,
ini disebabkan karena terdapat banyak negara yang mengalami
peningkatan infeksi sifilis, namun tidak diikuti dengan peningkatan
insiden HIV. Perubahan pada norma sosial dan perilaku seksual
seperti hubungan seks dengan resiko tinggi disebabkan sering
berganti ganti pasangan seks, penggunaan internet untuk mencari
pasangan seks, serosorting (memilih pasangan berdasarkan status
HIV seseorang), penggunaan obat terlarang untuk menambah
kepuasan seksual (eg, crystal methamphetamine), dan anggapan
bahwa seks secara oral dapat mengurangi penularan HIV, semuanya
berkontribusi dalam menyebabkan epidemik tersebut.
Laporan awal pada literatur mengacu kepada HIV dapat
mempengaruhi perkembangan awal dari sifilis, hal tersebut tidak
lagi dianggap benar. Namun beberapa tanda tetap ada pada
keberadaan sifilis pada populasi HIV positif dibandingkan dengan
populasi HIV negatif. Peningkatan dari infeksi primer tanpa gejala,
peningkatan terdapatnya kanker pada tahap sekunder dan
peningkatan secara keseluruhan dari pasien yang
mempresentasikan sifilis sekunder telah di dokumentasikan.
Terdapat juga kemungkinan lebih banyak ditemukan sel kanker
dengan penampilan yg lebih dalam, dan yang terakhir yaitu pada