Вы находитесь на странице: 1из 1

Reni Racmawati

15/389074/PSA/18300
S2 Ilmu Sastra
Universitas Gadjah Mada
INDONESIA ANTARA KELISANAN DAN KEBERAKSARAAN
Dalam artikel yang ditulis oleh A. Teeuw ini dibicarakan aspek oralitykelisanan dan
literacykeberaksaraan dalam berbaigai aspek ilmu. Penelitian dalam ilmu bahasa dan sastra
yang menekankan pada penggunaan bahasa disebut dengan formulaik. Pemakaian islitah
formula dan formulaik ini sendiri diambil dari penelitian ouisi Homeros berjudul Ilias dan
Odyssea. Adanya teka-teki dalam pembuatan puisi tersebut karena puisi tersebut ada pada
masa sebelum penciptaan alphabet Yunani. Ada yang mengatakan bahwa Homeros
sebelumnya telah mneghafalkan isi puisi sebelum menyanyikannya, tetapi teori penghafalan
sendiri baru ada setelah adanya aksara. Penelitian yang dilakukan oleh Milman Parry dan
Albert B. Lord membuktikan bahwa karya-karya Guslar (Penyanyi cerita rakyat Yugoslavia)
tidak dihafalkan melalui naskah melainkan menceritakan kembali secara spontan, namun
memakai unsur bahasa seperti kata, kata majemuk, dan frasa yang tersedia yang disusun
dalam mantra yang ketat tuntutannya untuk dipatuhi oleh penyair. Kemudian unsur bahasa
tersebut yang disebut formula atau formulaik.
Dalam karangan ini dikemukakan bahwa Indonesia berada diantara permasalah
kelisanan dan keberaksaraan namuan dalam kenyataan yang lebih pelik. Dalam kenyataannya
penggunaan bahasa di Indonesia berada dalam empat lapisan sekalisggus yaitu, kelisanan,
kebudayaan manuskrip, keberaksaraan serta interiorization of print culture atau disebut
pembatinan atau pencernaan tahap membaca yang sungguh-sungguuh. Dalam proses
pembatinan inilah cetakan dalam bentuk tulisan menjadi faktor penting. Dengan
berkembangnya kebudayaan cetakan berkembang pula dunia ilmu pengetahuan serta
teknologi karena memungkinkan adanya perkembangan penalaran individual, pemikiran
kritis dan independen sebahai sikap ilmiah sejati.
Dalam hasil penelitian analisis pada Pidato Kenegaraan 1988 dapat dilihat paradoks
dan dilemma yang terjadi di Indonesia antara kelisanan dan keberaksaraan. Sebab stabilitas
nasional diberi kualifikasi dinamis. Paradoks terjadi karena kedinamisan berhubungan
dengan keberaksaraan, sedangkan kestabilan berhubungan dengan kelisanan. Dalam
praktiknya dimana mahasiswa di Indonesia sering salah menuliskan landasan teori dalam
penulisan karya ilmiah atau skripsi dengan merangkai kutipan atau rumusan dengan cara
formulaik yang menghasilkan tidak adanya argumen sebagai dasar penalaran yang
merangkaian berbagai pendapat dan metode dalam landasan penelitian tersebut yang
sebenarnya dibutuhkan untuk mengembangkan pemikiran. Di sini terlihat Indonesia terjebak
di antara aspek kelisanan dan keberaksaraan. Maka dari itu disini disimpulkan dan
diharapkan bahwa nantinya aspek positif kelisanan dan keberaksaraan bersama digunakan
dalam masa secondary literacy yang sungguh-sungguh mencernakan hasil-hasil literacy
dalam arti yang sebaik-baiknya untuk mempertahankan kestabilan Indonesia dengan cara
yang dinamis demi pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Вам также может понравиться