Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKENARIO PENDAHULUAN
Studi Kasus ini disusun sebagai simulasi
praktik
audit
kinerja
di
lapangan.
Maksudnya adalah untuk membumikan
dan menjelaskan cara penerapan konsep
dan praktek audit kinerja yang telah
dijelaskan pada bab bab terdahulu.
Tujuannya adalah agar pembaca dapat
merasakan keterlibatannya sebagai salah
satu anggota/ketua tim audit dalam audit
kinerja
sehingga
pembaca
dapat
memahami setiap langkah dalam proses
audit kinerja.
Contoh
kasus
akan
dimulai
dari
pemahaman atas entitas yang diaudit
sampai dengan tindak lanjut audit. Kasus
yang disajikan pada bab ini akan berlanjut
pada contoh kasus bab berikutnya. Oleh
sebab itu, sebagai penanda, setiap contoh
kasus diberi angka arab, yang merupakan
lanjutan dari contoh kasus sebelumnya.
SKENARIO
Lembaga Audit Pemerintah adalah suatu
lembaga
audit
di
sektor
publik
di
Indonesia. Dalam rencana strategis tahun
2006 s.d. tahun 2010, memutuskan akan
melaksanakan 100 (seratus) audit kinerja
pada
sektor
publik.
Kebijakan
yang
dipergunakan untuk menetapkan entitas
yang akan diaudit adalah entitas yang
menyangkut pelayanan orang banyak dan
rawan korupsi, kolusi dan nepotisme
308
Studi Kasus
309
Studi Kasus
dan
efektivitas26,
dan
kemudian
memberikan saran-saran perbaikan atas
pengelolaan pelayanan pertanahan di KPA.
Dalam skenario ini, Anda ditunjuk sebagai
ketua
tim
audit
atas
KPA.
Dengan
demikian, pada bab-bab berikutnya Anda
akan melaksanakan tahap demi tahap
dalam proses audit kinerja.
310
Studi Kasus
CONTOH KASUS 1
PEMAHAMAN
ATAS
DIAUDIT
ENTITAS
YANG
Sebagai
tindak
lanjut
penunjukkan
sebelumnya, Anda sebagai ketua tim untuk
melakukan audit kinerja pada KPA. Anda
akan mendapatkan surat tugas audit.
Selanjutnya, setelah Anda mendapat surat
penugasan resmi berupa Surat Tugas audit,
Anda memberitahukan kepada KPA bahwa
minggu
depan
Anda
akan
mulai
melaksanakan audit kinerja. Anda juga
minta kepada Pimpinan KPA untuk bertemu
dengan beberapa pejabat yang ingin Anda
wawancarai,
mintakan
informasi
dan
dokumen-dokumen yang Anda butuhkan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah
awal yang dilakukan oleh tim audit untuk
memahami entitas yang akan diaudit.
Sebagai catatan, hal ini ditempuh untuk
menghindari adanya unsur pendadakan
yang tidak perlu dalam audit kinerja karena
akan memperlambat perolehan informasi
dan bahan yang diperlukan.
Seminggu
kemudian,
Anda
dengan
ditemani
oleh
seluruh
anggota
tim
mengadakan pertemuan singkat (entry
meeting) dengan Kepala Kantor yang
didampingi oleh pejabat terkait di KPA.
Sebagai Pemimpin Tim, Anda menyerahkan
surat tugas dan menjelaskan mandat yang
dimiliki oleh Lembaga Auditor tempat anda
311
Studi Kasus
312
Studi Kasus
:
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direvieu Oleh
Indeks
A.1
Kantor Pelayanan Agraria Adipura
: 2005 dan 2006
: SGW
: ABI
Hasil
1.
2.
3.
313
Studi Kasus
Indeks
A.1.1
Auditee
: Kantor
Pelayanan
Agraria Adipura
Tahun Buku
: 2005 dan 2006
Dibuat Oleh
: SGW
Direvieu Oleh : ABI
A.
(2)
arti dan fungsi tanah di tengah masyarakat serta kondisi saat ini
berkesinambungan
dan
adil
guna
menghindari
adanya
pertentangan/konflik;
(2)
Penjabaran visi, misi dari wilayah tempat KPA berada (Kabupaten Adipura) yaitu
manusia unggul yang agamis berbasis agribisnis dan industri yang berwawasan
lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat dan pelayanan prima serta
dapat mengantisipasi segala tantangan dan permasalahan yang timbul sebagai
akibat dari pengaruh globalisasi, teknologi dan informasi;
(3)
2.
Visi
Terwujudnya pelayanan prima di bidang pertanahan bagi masyarakat melalui tertib
pengelolaan pertanahan.
3.
Misi
Misi yang diemban Kantor Pelayanan Agraria adalah:
(1)
(2)
314
Studi Kasus
(3)
(4)
4.
Nilai Strategis
Nilai-nilai strategis yang menjadi acuan KPA dalam melaksanakan kebijakan,
program, dan kegiatan dalam mewujudkan visi misi adalah tekad, adaptasi, dan
terukur.
5.
(2)
sistem kerja yang terukur sehingga setiap gerak langkah organisasi dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik;
(3)
(4)
(5)
(1)
6.
Tujuan
prosedur.
(2)
7.
Sasaran
(1)
(2)
8.
Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran KPA untuk Tahun 2005-2009 arah
kebijakan yang diambil mengacu pada:
315
Studi Kasus
(1)
sesuai
dengan
Kepress
Nomor
34
Tahun
2003
dalam
memberikan fasilitas bagi terwujudnya data fisik dan yuridis yang akurat;
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
tanah
yang
berwawasan
lingkungan
serta
pengendalian
9.
(2)
(3)
(4)
(5)
10.
(2)
(3)
316
Studi Kasus
tugas pertanahan;
(4)
(5)
(6)
11.
(7)
(8)
(9)
317
Studi Kasus
12.
318
Studi Kasus
Tahun Anggaran
Anggaran
Realisasi
2005
12.400.000.000
7.000.000.000
56%
2006
16.000.000.000
10.000.000.000
63%
PNBP pada KPA terdiri atas (i) Pelayanan Pendaftaran Tanah; (ii) Pelayanan
Pemeriksaan Tanah; (iii) Pelayanan Informasi Pertanahan, dan; (iv) Pelayanan
Penetapan Hak atas Tanah.
Penerimaan terbesar Tahun Anggaran 2005 dan 2006 adalah dari kegiatan
Pengukuran dan Pemetaan yaitu Tahun 2005 sebesar Rp4.500.000.000 atau 51%
dari total penerimaan Rp8.900.000.000 dan Tahun 2006 sebesar Rp4.000.000.000
atau 48% dari total penerimaan Rp8.300.000.000.
319
Studi Kasus
Lembaga Audit Sektor Publik
TIM AUDIT KINERJA
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Auditee
:
Tahun Buku :
Dibuat Oleh :
Direvieu Oleh :
B.
Indeks
A.1.2
produk jadi, yaitu sertifikat/SK maupun pejabat struktural yang terlibat dalam
proses koreksi dan validasi serta pengesahan sampai tingkat Kepala Kantor.
Tabel Pelayanan Kantor Pelayanan Agraria
48 Jenis Pelayanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pengukuran
Pemisahan (Surat Ukur
sudah ada)
Pengecekan Sertifikat
Hak Atas Tanah
Jual Beli
Peningkatan Hak Guna
Bangunan ke Hak Milik
tanpa Ganti Blanko
Hak Tanggungan
Pemecahan Sempurna
Pangakuan Hak
Roya
Kutipan Surat Ukur
Pemecahan Sebagian
(Pemisahan)
Penerbitan Sertifikat
Berdasarkan SK
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Warisan
Pengganti Blanko
karena hilang untuk
HAT
Pemecahan (Surat
Ukur sudah ada)
SKPT
Ganti Nama
Pemekaran Wilayah
Penurunan/Perubahan
Hak tanpa Salinan
Surat Ukur (SU)
Pengganti Blanko
Baru untuk HAT
Perubahan Nama
Hibah
Merger
Roya Parsial
Lelang
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Cessie
Konversi (SU sudah
ada)
Pembagian Hak
Bersama
Blokir
Penggabungan
Penurunan/Perubaha
n Hak dengan
salinan SU
Pengganti Blanko
karena rusak untuk
HAT
Perpanjangan Hak
Pengangkatan Sita
Jaminan
Ganti Nama
Pengecekan
Sertifikat HMARS
Pencabutan Blokir
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
Pengukuran ulang
dengan Berita Acara
Penggabungan (SU
sudah ada)
Pengukuran Ulang
(Pengembalian Batas)
Permohonan SK Hak
atas Tanah Negara
Wakaf
Tukar Menukar
Akta Penggabungan
Pengakuan Hak (SU
sudah ada)
Pengangkatan Sita
Lain-lain
Pengakuan Hak (SU
sudah ada, Belum
Pengumuman)
Pembatalan Sertifikat
320
Studi Kasus
pada DI 302. Pelayanan-pelayanan tersebut melibatkan pegawai KPA sesuai
SK Kepala Kantor No.72/ 2006 tanggal 4 Agustus 2006 tentang Pembagian
Tugas Pegawai di Lingkungan KPA yang mengatur pembagian tugas
Koordinator maupun petugas pelaksana pembantu Koordinator sesuai Struktur
Organisasi Kantor Agraria. Banyaknya volume pekerjaan, yaitu rata-rata lebih
dari 1.000
pemohon
Sub Seksi
pelaksana untuk
: Informasi pelayanan
b. Loket II
Penyerahan dokumen
permohonan pelayanan
c. Loket III
Penyerahan biaya
d. Loket IV
Pengambilan produk
brosur/buku
petunjuk
permohonan
321
yang
diperlukan,
Studi Kasus
b.
c.
d.
Setelah menjelaskan gambaran umum di atas kepada tim auditor Kepala KPA
memberikan kesempatan kepada tim audit untuk melakukan tanya jawab atas
paparan tersebut. Lebih lanjut, Kepala KPA menyatakan bahwa informasi yang
bersifat teknis akan dijelaskan oleh masing pejabat terkait dengan tujuan dan
luas lingkup audit yang akan dilakukan oleh auditor.
Setelah memperoleh pemahaman entitas tim audit membuat resume hasilnya
dalam bentuk diagram mekanisme pelayanan sebagai berikut.
322
Studi Kasus
Diagram Mekanisme Pelayanan Front Office dan Back Office
KPA ADIPURA
323
Studi Kasus
Proses Pelayanan di KPA
Tahapan kegiatan pelayanan pelaksanapelaksana
(ringkasan sesuai dalam SPOPP)(sesuai dengan SPOPP)(di Kantah Kab.Adipura)
PemohonPemohon
Menerima dan meneliti kelengkapan berkas permohonan dari pemohon
at Tanda Terima Dokumen (STTD) dan Surat Perintah Setor (SPS) dan memberikan ke pemohon
Koreksi dan Validasi dokumen dan mem-bubuhkan paraf dan meneruskan ke Kasie
SubsieKasubsie
mpel, mengembalikan bukuKepala
tanah ke
petugas arsip dan menyerahkan produk ke petugas loket IV
324
Studi Kasus
Lembaga Audit Sektor Publik
TIM AUDIT
KINERJA
Petugas loket IVKoordinator
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Indeks
A.1.3
Auditee
: Kantor Pelayanan
Agraria
Tahun Buku
: 2005 dan 2006
Dibuat Oleh
: SGW
Direvieu Oleh : ABI
PemohonPemohon
C.
Informasi Lainnya
Informasi
Muncul harapan lahirnya Biro Agraria baru yang memahami dan siap
menuntaskan problem agraria saat ini, antara lain kemiskinan mayoritas
anak
bangsa
akibat
ketimpangan
penguasaan,
pemilikan
dan
325
Studi Kasus
Agraria.
-
Perlunya
perubahan
undang-undang
pertanahan
agar
dapat
326
Studi Kasus
CONTOH KASUS 2
IDENTIFIKASI AREA KUNCI
Setelah tim audit mendapatkan gambaran
pemahaman
atas
KPA,
ketua
tim
mengidentifikasikan hal-hal penting, antara
lain:
1.
Visi dan misi KPA.
2.
Proses bisnis KPA.
3.
Risiko utama KPA.
4.
Tugas Utama KPA.
Selanjutnya,
pemimpin
tim
akan
menentukan
area
kunci
yang
akan
dijadikan
sasaran
audit
dengan
mendasarkan pada tugas-tugas utama dari
KPA, yaitu :
(1)
Pengelolaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
(2)
Penggunaan belanja
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
(3)
Pengelolaan
pelayanan kepada pemohon
(4)
Pengelolaan
dalam
pelayanan
penanganan
sengketa,
konflik, dan perkara
Berikut ini adalah ilustrasi bagaimana
menentukan area kunci sesuai dengan
tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan
menggunakan
faktor-faktor
pemilihan
(selection factors).
327
Studi Kasus
Indeks
B.1
Auditee
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direviu Oleh
: Kantor Pelayanan
Agraria
: 2005 dan 2006
: SGW
: ABI
Lakukan
analisis
untuk
menentukan
area
audit
potensial,
dengan
Pengelola
an Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
2.
Pengguna
an belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
3.
Pengelola
an pelayanan kepada pemohon.
4.
Pengelola
an dalam pelayanan penanganan sengketa, konflik, dan perkara.
isiko manajemen, yaitu risiko bahwa entitas atau area yang akan
diperiksa
melakukan
tindakan
ketidakekonomisan,
inefisiensi
dan
ketidakefektivan.
S
ignifikansi, dalam hal ini adalah signifikansi dari suatu area pemeriksaan
harus berhubungan dengan tingkat besar kecilnya pengaruh kegiatan
tersebut terhadap entitas secara keseluruhan. Tim audit dalam hal ini
328
Studi Kasus
uditibilitas,
berhubungan
dengan
kemampuan
tim
audit
dalam
(2)
Tinggi
: skor 3
Sedang
: skor 2
Rendah
: skor 1
b)
c)
materialitas keuangan
visibilitas
329
Studi Kasus
yang juga harus dilihat dalam dampak hasil pemeriksaan adalah apakah
kepentingan umum dapat terlayani dengan baik dengan adanya audit ini?
d)
Hasil
A.
2.
3.
Pengelolaan PNBP;
4.
B.
330
Studi Kasus
Lembaga Audit Sektor Publik
TIM AUDIT KINERJA
KANTOR PELAYANAN AGRARIA
Indeks
B.1.1
Auditee
: Kantor Pelayanan
Agraria
: 2005 dan 2006
: SGW
: ABI
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direviu Oleh
Faktor-Faktor
1.
2.
3.
4.
Risiko
manajemen
Signifikansi
Dampak
potensial
Auditibiltas
Total Skor
Pengelolaan
PNBP
Penggunaan
Belanja PNBP
Pengelolaan
pelayanan
kepada pemohon
Pengelolaan
dalam pelayanan
penanganan
sengketa, konflik
dan perkara
11
12
Kesimpulan:
Pemeringkatan area audit potensial dengan mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
Untuk mencapai kesimpulan diatas tim audit menilai area audit potensial secara
lebih rinci dengan membuat matrik faktor-faktor dalam memilih topik pemeriksaan
potensial. Hasil matrik tersebut sebagai berikut (KKA Indeks B.1.1.2)
Lembaga Audit Sektor Publik
331
Studi Kasus
Indeks
B.1.1.2
Auditee
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direviu Oleh
: Kantor Pelayanan
Agraria
: 2005 dan 2006
: SGW
: ABI
Pengelolaan Pelayanan
Utama kepada Pemohon
Pengelolaan dalam
Pelayanan Penanganan
Sengketa, Konflik dan
Perkara
dari keuangan)
TA 2005
TA 2006
Penggunaan Belanja
PNBP
Risiko Manjemen
Signifikansi (dilihat
(1)
(3)
(3)
(2)
(2)
(2)
(3)
(1)
8.900.000.000
Rp 6.900.000.000
Rp15.888.900.000
n/a
8.300.500.000
Rp7.999.000.000
Rp16.300.000.000
n/a
(3)
(3)
(2)
(1)
(Skor)
Faktor-Faktor
POTENSIAL
Auditibiltas
(3)
Dampak Potensial
(2)
Dampak potensial tertentu dari pemeriksaan kinerja
(3)
(3)
332
Pengelolaan PNBP
Studi Kasus
A.
Efektivitas
(3)
(3)
(3)
(3)
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
(3) Tinggi
V
V
V
(3) Tinggi
V
V
V
(2) Sedang
V
V
V
(1)
Rendah
V
V
V
V
V
-
V
V
-
V
-
C. Peningkatan Akuntabilitas
(3) Tinggi
V
(3) Tinggi
V
(2) Sedang
V
(2)
Sedang
V
V
-
V
-
V
-
V
-
(3) Tinggi
V
(3) Tinggi
V
(3) Tinggi
V
(2)
Sedang
-
(1) Rendah
(3) Tinggi
(3) Tinggi
(1)
Rendah
1.
Perbaikan analisis kebutuhan untuk suatu
program
2.
Tujuan dan kebijakan program yang lebih jelas
3.
Tujuan rincian dan sasaran yang lebih memadai
4.
Peningkatan
pencapaian
tujuan
melalui
perubahan sifat output atau perbaikan
sasaran.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
1.
2.
E.
333
Studi Kasus
1.
2.
3.
4.
F.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peningkatan Mutu
Pelayanan
Daftar tunggu yang lebih pendek untuk
program
Pengurangan waktu respon untuk program
Pembagian yang lebih adil akan manfaatmanfaat program
Peningkatan akses terhadap informasi
Perluasan cakupan pelayanan dan
perluasan pilihan
Peningkatan kesetaraan akses terhadap
program-program
(1) Rendah
-
(1) Rendah
-
(3) Tinggi
V
V
-
(2)
Sedang
V
V
-
V
V
V
-
(2)
Sedang
(3)
Tinggi
(3)
Tinggi
(1)
Rendah
334
Studi Kasus
Indeks
B.1.2
Auditee
: Kantor Pelayanan
Agraria
: 2005 dan 2006
: SGW
: ABI
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direviu Oleh
AREA KUNCI
Tim audit menggunakan pembobotan yang dipakai dalam pengisian matrik seleksi
area kunci yaitu:
Tinggi
: skor 3
Sedang
: skor 2
Rendah
: skor 1
Hasil pembobotan termuat dalam matrik area kunci atas kegiatan 48 jenis pelayanan
yang ada di KPA dan memberikan skor berdasarkan pertimbangan secara keahlian
(professional judgement) yang dimiliki oleh auditor.
Signifikans
i
Dampa
k Audit
Audibilitas
Total
Ket.
12
Dipilih
12
10
11
Jual beli
Peningkatan hak guna
bangunan ke hak milik
tanpa ganti blanko
Hak tanggungan
Pemecahan sempurna
Pengakuan hak
12
10
No
Area
Pengukuran
Pemisahan (Surat Ukur
sudah ada)
2
3
4
5
Pengecekan sertifikat
hak atas tanah
335
Dipilih
Dipilih
Dipilih
Studi Kasus
No
Area
Risiko
Manajemen
Signifikans
i
Dampa
k Audit
Audibilitas
Total
11
Pemecahan sebagian
(pemisahan)
12
Penerbitan sertifikat
berdasarkan SK
13
14
15
16
17
18
Warisan
Pengganti Blanko
karena hilang untuk
HAT
Pemecahan (surat ukur
sudah ada)
SKPT
Ganti nama pemekaran
wilayah
Penurunan/Perubahan
hak tanpa salinan surat
ukur
19
20
Perubahan nama
21
Hibah
22
Merger
23
24
Lelang
25
28
Cessie
Konversi (SU sudah
ada)
Pembagian hak
bersama
Blokir
29
Penggabungan
30
Penurunan/perubahan
hak dengan salinan SU
26
27
31
32
33
34
35
36
Pengganti Blanko
karena rusak untuk
HAT
Perpanjangan hak
Pengangkatan sita
jaminan
Ganti nama
Pengecekan seripikat
HMARS
Pencabutan blokir
336
Ket.
Studi Kasus
No
Area
Risiko
Manajemen
Signifikans
i
Dampa
k Audit
Audibilitas
Total
37
Pengukuran ulang
dengan berita acara
38
Penggabungan (SU
sudah ada)
39
Pengukuran ulang
(pengembalian batas)
40
Permohonan SK hak
atas tanah negara
41
Wakaf
42
Tukar menukar
43
Akta penggabungan
Pengakuan hak (Surat
Ukur sudah ada)
Pengangkatan sita
12
Lain-lain
Pengakuan hak (Surat
Ukur sudah ada, belum
pengumuman)
Pembatalan Sertifikat
12
44
45
46
47
48
Ket.
Dipilih
Dipilih
Dari hasil pemilihan area kunci di atas, prioritas yang diaudit adalah yang
memiliki bobot paling tinggi.
No
Area Pelayanan
Skor
Pengukuran
12
12
Pengakuan Hak
12
12
12
Peningkatan hak guna bangunan (HGB) ke hak milik tanpa ganti blanko
11
Dari hasil analisis lebih lanjut atas area pelayanan yang dipilih, tim audit
melihat bahwa area pelayanan pengukuran, area pemisahan (surat ukur sudah
ada), area pengakuan hak, area pengakuan hak (surat ukur sudah ada) dan
area pengakuan hak (surat ukur sudah ada belum pengumuman) merupakan
satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga
tim audit mengelompokkan kelima area pelayanan ini menjadi satu area kunci
337
Studi Kasus
yaitu area pengukuran. Dengan demikian, terdapat dua area kunci, yang
akan dinilai oleh tim audit dalam kegiatan pelaksanaan audit di lapangan, yaitu:
Alasan area-area tersebut memiliki bobot nilai yang paling tinggi adalah
sebagai berikut:
1.
A
rea Pengukuran
Risiko Manajemen
Siginifikansi
1.
Materialitas
keuangan
2.
Batas kritis
keberhasilan
3.
Visibilitas
Dampak Audit
Auditibilitas
338
Studi Kasus
2.
A
rea Peningkatan Hak Guna Bangunan ke Hak Milik Tanpa Ganti
Blanko
Risiko Manajemen
Siginifikansi
1.
Materialita
s keuangan
2.
Batas
kritis
keberhasilan
3.
Visibilitas
Dampak Audit
Auditibilitas
339
Studi Kasus
CONTOH KASUS 3
PENETAPAN
TUJUAN
AUDIT
DAN
LINGKUP
Indeks
B.3
Auditee
Kertas Kerja Audit
: Kantor Pelayanan
Agraria Adipura
Tahun Buku : 2005 dan 2006
Dibuat Oleh : SGW
Direview Oleh : ABI
340
Studi Kasus
Langkah-langkah
1.
2.
(2)
(3)
(4)
Hasil
1.
341
Studi Kasus
Kantor Pelayanan Agraria Adipura.
Untuk tujuan ini, audit akan menilai:
(1)
Apakah
struktur organisasi
dan pengelolaan
keuangan
telah
(3)
Apakah
pengukuran
pelayanan
dan
penilaian
kinerja
Kantor
Lingkup Audit
(1)
(2)
(3)
dan area
(5)
Audit pada
342
Studi Kasus
CONTOH KASUS 4
PENENTUAN KRITERIA AUDIT
Berdasarkan tujuan audit yang ditetapkan
tim, tim perlu menetapkan kriteria yang
akan digunakan untuk menilai efektivitas
pengelolaan pelayanan pengukuran dan
penggantian HGB ke Hak Milik tanpa ganti
blanko.
Lembaga Audit Sektor Publik
TIM AUDIT KINERJA
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Auditee
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direview Oleh
Indeks
B.4
:
:
:
:
LANGKAH-LANGKAH
1.
2.
3.
4.
5.
HASIL
1.
2.
(a)
(b)
Bukan standar minimum atau standar yang tertinggi yang dapat dicapai;
(c)
343
Studi Kasus
Untuk merumuskan kriteria yang baik, tim audit mempelajari berbagai macam peraturan, keb
pendapat ahli dan standar yang terkait dengan pelayanan pertanahan yang ada di Indonesia. Biro
memiliki standar pelayanan yang dikenal dengan Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan P
Agraria. SPOPP Agraria mengatur mengenai prosedur pelayanan, standar waktu pelayanan, biaya
Tim audit juga melihat panduan praktek yang lebih baik yang dikeluarkan oleh Kementerian Biro Agra
(1)
(2)
(3)
(4)
Disamping itu, tim audit melakukan konsultasi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman ( sharing
tim auditor lainnya yang kebetulan memeriksa kegiatan yang sama. Upaya lain yang dilakukan
mempelajari contoh pelayanan yang baik dari instansi lain sebagai suatu upaya benchmarking (perba
3.
Apakah Kantor Pelayanan Agraria (KPA) mempunyai struktur organisasi dan pengelolaan keuangan
pemberian pelayanan kepada masyarakat?
Kriterianya adalah sebagai berikut:
1.
Adanya struktur organisasi yang memadai untuk mendukung pemberian pelayanan prima kepad
(a)
2.
(b)
Terdapat mekanisme pelayanan front office dan back office yang jelas dalam member
(c)
(d)
Tersedianya pegawai yang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam memberikan pela
(b)
344
Studi Kasus
Apakah Kantor Pelayanan Agraria (KPA) telah melakukan proses pelayanan sesuai dengan standar
ditetapkan?
Kriterianya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
(b)
Standar pelayanan yang ada disosialisasikan dan diketahui oleh seluruh pegawai
(c)
(d)
(e)
(b)
Mengindentifikasi, menilai dan menangani resiko-resiko yang timbul dalam proses pelayanan
(a)
Kantor Pertanahan Kab. Adipura mencatat, menggolongkan dan menganalisa setiap masa
(b)
(c)
Melayani pengaduan dengan tepat dan segera melakukan perbaikan sesuai prosedur
Apakah Pengukuran pelayanan dan penilaian kinerja Kantor Pelayanan Agraria (KPA) telah dievaluas
dipertanggungjawabkan dengan baik?
1.
2.
b.
c.
Pemeriksaan hasil kinerja pelayanan KPA oleh aparat intern dan ekstern
b.
c.
Hasil penetapan kriteria oleh tim audit tersebut dapat dibuat menjadi suatu model yang diseb
Management.
4.
Dalam diskusi antara auditee dengan tim audit, auditee menyetujui model kriteria yang diajukan oleh
345
Studi Kasus
346
Studi Kasus
C
ONTOH KASUS 5
IDENTIFIKASI BUKTI AUDIT
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
tim audit mengidentifikasi sumber dan
jenis bukti yang diperlukan untuk menilai
efektivitas
pengelolaan
pelayanan
pengukuran dan penggantian HGB ke Hak
Milik tanpa ganti blanko. Sebagai catatan,
pengidentifikasian bukti audit ini akan
berkembang
dan
disesuaikan
dengan
347
Studi Kasus
348
Studi Kasus
Tabel 5.1
Matrik Prosedur Audit Kinerja
TUJUAN AUDIT:
Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan HGB ke Hak Milik tanpa ganti blanko, yang dikelola oleh KPA.
Kriteria 1:
Adanya struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang memadai untuk mendukung pemberian pelayanan kepada masyarakat
Sub-kriteria
1.1
Jenis Bukti
Sumber Bukti
Apakah
KPA:
1.2
SK Struktur Organisasi,
Kantah:
Seksi HT & PT
Seksi SPP
ketatalaksanaan
Kanwil :
1.3
Apakah ada
Struktur organisasi,
KPA:
Pelayanan
1.4
Struktur Organisasi,
KPA:
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
BA:
Inspektorat Utama
1.5
KPA:
349
Studi Kasus
Seksi HTPT
Seksi SPP
Kanwil:
Subbag. Perencanaan dan Keuangan
BA:
Biro Keuangan
1.6
KPA:
Bendahara Penerima
Petugas LOC
Seksi HT & PT
Seksi Survey, Pemetaan dan Pengukuran
(SPP)
Kanwil:
Bagian Tata Usaha,
Bidang HTPT,
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama,
Tim Perumus Standar
Tim Sosialisasi Standar
Kriteria 2:
Apakah Kantor Pelayanan Agraria telah melakukan proses pelayanan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
2.1
KPA:
Subbag. Tata Usaha
Seksi HT PT
Seksi Survey Pemetaan dan Pengukuran
Kanwil:
Subbag.Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Tim Perumus Standar
2.2
SPOPP,
KPA:
2.3
SPOPP,
KPA:
dimengerti?
350
Studi Kasus
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama,
Tim Perumus Standar
Tim Sosialisasi Standar
2.4
KPA:
2.5
KPA:
KPA?
Seksi HT & PT
Seksi Survey, Pemetaan dan Pengukuran
(SPP)
Kanwil:
Bagian Tata Usaha,
Bidang HTPT,
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama,
Tim Perumus Standar
Tim Sosialisasi Standar
2.6
KPA:
Data LOC.
2.7
KPA:
dengan standar?
351
Studi Kasus
BA:
Inspektorat Utama,
Tim Perumus Standar
Tim Sosialisasi Standar
2.8
KPA:
menggolongkan dan
Pembinaan Kanwil.
menganalisa setiap
masalah?
Seksi HT & PT
Seksi SPP
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara
(SeKoPer)
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SeKoPer
BA:
Inspektorat Utama
2.9
KPA:
Pembinaan Kanwil.
2.10
KPA:
Pembinaan Kanwil.
Seksi HT & PT
Seksi SPP
Seksi SeKoPer
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SeKoPer
BA:
Inspektorat Utama
Kriteria 3:
Apakah Pengukuran pelayanan dan penilaian kinerja Kantor Pelayanan Agraria telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik?
4.1
KPA:
Subbag. Tata Usaha
Seksi HTPT
Seksi SPP
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama
4.2
KPA:
Subbag. Tata Usaha
352
Studi Kasus
pelayanannya?
Seksi HTPT
Seksi SPP
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama
4.3
KPA:
Subbag. Tata Usaha
Seksi HTPT
Seksi SPP
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Settama, Bagian Organisasi dan Tata l
Inspektorat Utama
4.4
KPA:
Seksi HTPT
Seksi SPP
Petugas LOC
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama
4.5
ketentuan?
KPA:
Subbag. Tata Usaha
Seksi HTPT
Seksi SPP
Petugas LOC
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama
KPA:
Seksi HTPT
Pusat?
Seksi SPP
Kanwil:
Bagian Tata Usaha
Bidang HTPT
Bidang SPP
BA:
Inspektorat Utama
353
Studi Kasus
CONTOH KASUS 6
PENYUSUNAN LAPORAN SURVEI
PENDAHULUAN
Tim audit akhirnya telah melalui tahapantahapan yang telah dijelaskan sebelumnya
yaitu:
1)
Pemahaman atas entitas yang
diaudit
2)
Identifikasi area kunci
3)
Penetapan tujuan dan lingkup
audit
4)
Penentuan kriteria audit
5)
Identifikasi bukti audit
Langkah
selanjutnya
adalah
mendokumentasikan hasil tahapan-tahapan
tersebut ke dalam suatu format laporan
yang
disebut
dengan
Laporan
Pendahuluan. Seperti yang dijelaskan
dalam bab ... bahwa penyusunan laporan
survei pendahuluan dibuat sebagai dasar
untuk menentukan apakah suatu kegiatan
audit akan dilanjutkan ke tahap pengujian
terinci atau hanya cukup sampai pada
tahap survei pendahuluan saja.
Setelah bekerja selama satu minggu, tim
audit akhirnya berhasil menyusun laporan
survei
pendahuluan
yang
disampaikan
kepada
ketua
tim.
Setelah
dilakukan
perbaikan/koreksi oleh ketua tim, laporan
pendahuluan ini kemudian disampaikan
kepada penanggung jawab audit sebagai
dasar pertimbangan dalam menentukan
kelanjutan pelaksanaan pemeriksaan yang
dilakukan.
354
Studi Kasus
Tujuan
pemeriksaan
pendahuluan
Tujuan
pemeriksaan
pendahuluan
Hasil
pemeriksaan
pendahuluan
Kesimpulan
Lampiran-lampiran
Contoh
bentuk
hasil
pemeriksaan
pendahuluan dapat dilihat sebagai berikut:
LAPORAN SURVEI PENDAHULUAN
ATAS
KINERJA KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
TAHUN 2005 DAN 2006
1.
2.
3.
a.
b.
c.
4.
355
Studi Kasus
Survei pendahuluan dilaksanakan dalam jangka waktu 40 hari dari tanggal... samp
dengan ...
5.
(8)
(9)
(11)
Audit pada
4) Kriteria Audit
Tujuan audit kinerja pelayanan KPA adalah menilai efektivitas pengelolaan pelayan
pertanahan yang dikelola oleh KPA. Untuk tujuan ini terdapat tiga kriteria utama, yait
356
Studi Kasus
(a)
6) Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, tim auditor telah mengembangkan isu-isu au
yang signifikan. Isu audit tersebut antara lain adanya beberapa pelaksanaan kegiat
yang akan menghambat pencapaian efektivitas pengelolaan pelayanan, seperti belu
dilakukannya pemantauan dan evaluasi atas pelayanan yang diberikan. Berbagai
audit kemudian dikembangkan menjadi suatu Model Pengelolaan yang Baik KPK
dalam hal pelayanan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, suatu audit kine
secara terinci sangat diperlukan untuk mengetahui sampai seberapa ja
pengelolaan kinerja yang dilakukan oleh KPA serta tingkat penyimpangan ya
terjadi, untuk kemudian memberikan rekomendasi bagi perbaikan kinerja di ma
mendatang.
357
Studi Kasus
CONTOH KASUS 7
PROGRAM PENGUJIAN TERINCI
Pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa tim
audit
telah
membuat
laporan
survei
pendahuluan
dan
telah
disampaikan
kepada penanggung jawab audit. setelah
menerima dan membaca laporan survei
pendahuluan dari tim audit, penanggung
jawab kemudian berkesimpulan bahwa
tugas pemeriksaan harus tetap dijalankan
dan dilanjutkan ke tahap pengujian terinci.
Penanggung
jawab
audit
mempertimbangkan
beberapa
faktor
perlunya audit dilanjutkan seperti:
(1)
Mandat perundang-undangan
untuk
menjamin
kepastian
hukum
tentang pertanahan.
(2)
Kegiatan
pelayanan
menyangkut
kepentingan
masyarakat
luas.
(3)
Tingkat
materialitas
penerimaan (PNBP) dari KPA Adipura
cukup tinggi.
(4)
Belum pernah dilakukan audit
kinerja pada KPA Adipura.
Penanggung
jawab
audit
kemudian
membuat surat kepada tim audit agar
pengujian audit terinci dilakukan. Setelah
menerima surat dari penanggung jawab
audit, ketua tim audit kemudian membuat
dan
memproses
dari
pejabat
yang
berwenang
pada
Lembaga
Audit
358
Studi Kasus
359
Studi Kasus
360
Studi Kasus
Tabel 7.1
Matrik Prosedur Audit Kinerja
TUJUAN AUDIT:
Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan HGB ke Hak Milik tanpa ganti blanko,
yang dikelola oleh KPA.
Kriteria 1:
Adanya struktur organisasi dan pengelolaan keuangan yang memadai untuk mendukung pemberian pelayanan kepada masyarakat
1.1
1.
Bagian apa saja yang berhubungan langsung dengan pemohon dalam memberikan
informasi?
2.
3.
4.
5.
Apakah bagian tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas ?
Apakah bagian-bagian tersebut telah berfungsi secara efektif?
Informasi apa saja yang disampaikan kepada pemohon?
Apakah bagian tersebut telah menyampaikan informasi kepada pemohon dengan
jelas?
6.
Apakah petugas yang memberikan informasi kepada pemohon adalah orang yang
kompeten?
7.
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah terdapat pembagian tugas yang jelas antara front office dan back
office?
1.3
1.
2.
1.4
3.
o
yang
o
pegawai back dan front office?
o
kebutuhan pelatihan bagi pegawai?
o
kebutuhan pelatihan bagi pegawai?
361
Observasi
Teknik Lainnya
Prosedur Audit
Dokumentasi
Tujuan Audit
Kuisioner
Wawancara
Teknik Audit
Studi Kasus
TUJUAN AUDIT:
Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan HGB ke Hak Milik tanpa ganti blanko,
yang dikelola oleh KPA.
Apakah
ada
o
pegawai tersebut?
Apakah
KPA
melakukan
1.
2.
1.5
Apakah pengusulan biaya didasarkan atas kebutuhan kegiatan pelayanan utama dan
penerimaan yang akan diperoleh?
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
Apakah Kantor Pelayanan Agraria telah melakukan proses pelayanan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
2.1
1.
2.
2.2
3.
4.
1.
2.
3.
Apakah setiap
dan
1.
Apakah standar pelayanan yang ada memuat prosedur yang bersifat pokok
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan bagi pelaksana/pegawai?
2.
3.
2.4
1.
diaplikasikan?
2.
3.
4.
5.
6.
362
Studi Kasus
TUJUAN AUDIT:
Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan HGB ke Hak Milik tanpa ganti blanko,
yang dikelola oleh KPA.
baik teknis maupun non teknis?
2.5 Apakah Standar Pelayanan berupa prosedur
tetap yang dibakukan telah dapat
memenuhi kebutuhan KPA?
1.
2.
3.
4.
5.
2.6
1.
2.
3.
4.
prosedur
tetap
yang
dibakukan?
5.
Apakah setiap tahapan pelayanan yang dilakukan telah didasarkan pada standar
prosedur yang ada?
2.7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.8
7.
1.
2.
3.
Apakah
KPA menganalisa
penyebab
terjadinya
4.
5.
2.9
1.
Siapa
yang
membuat
laporan?
2.
Apakah
laporan
dibuat
secara berkala?
3.
4.
Apakah
laporan
tersebut
2.10
1.
2.
3.
lama
waktu
pemohon?
4.
363
Studi Kasus
TUJUAN AUDIT:
Menilai efektivitas pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan HGB ke Hak Milik tanpa ganti blanko,
yang dikelola oleh KPA.
Kriteria 3:
Apakah Pengukuran pelayanan dan penilaian kinerja Kantor Pelayanan Agraria telah dievaluasi dan dipertanggungjawabkan dengan baik?
a.
Apaka
h KPA Kab.
Adipura telah
1.
2.
3.
mengevaluasi kinerja
pelayanannya?
3.2
1.
2.
3.
4.
Dari hasil evaluasi atas realisasi waktu penyelesaian, tahapan kegiatan pelayanan
manakah yang memiliki kontribusi terbesar dalam ketidaktercapaian target waktu
penyelesaian?
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Apakah terdapat kebijakan daerah, pusat maupun nasional mengenai evaluasi dan
monitoring atas pelayanan yang diberikan oleh Kantah sebagai salah satu instansi
pemerintah?
5.
Apakah kegiatan evaluasi dan monitoring kinerja pelayanan yang telah sesuai dengan
kebijakan yang ada baik di tingkat pusat, nasional dan daerah?
a.
Apaka
h KPA telah
Memiliki
mekanisme
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
Apaka
1.
2.
Pertanggungjawaban
telah sesuai dengan
Apakah terdapat pedoman yang secara khusus mengatur pembuatan laporan kinerja
pelayanan?
3.
ketentuan?
Apakah ketentuan dan pedoman tersebut berlaku untuk tingkat nasional, pusat dan
daerah?
4.
Apakah pertanggungjawaban dan pelaporan yang disusun oleh KPA telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk tingkat nasional, pusat dan daerah?
c.
Apa
kah KPA
mendapatkan umpan balik atas
1.
2.
3.
364
Studi Kasus
CONTOH KASUS 8
TEMUAN AUDIT
Setelah
melakukan
pengujian
terinci
selama beberapa minggu di lapangan, tim
auditor
menemukan
beberapa
permasalahan yang telah dikemukakan
dalam KKA dan disimpulkan layak menjadi
temuan audit. Temuan-temuan audit ini
akan didiskusikan dengan manajemen KPA
untuk mendapat tanggapan atau komentar
atas temuan audit tersebut. Contoh temuan
audit dapat dilihat sebagai berikut.
Indeks
B.1.1.1
Auditee
Tahun Buku
Dibuat Oleh
Direview Oleh
:
:
:
:
Tujuan Audit
Untuk mengetahui apakah ada mekanisme yang jelas antara front office dan back office dalam memberika
Prosedur Audit
1.
Pelajari, lakukan observasi dan interviu apakah terdapat pelayanan yang jelas begitu pemohon datan
2.
Lakukan observasi dan interviu apakah pelayanan tersebut dilanjutkan dengan pelayanan back office
3.
Pelajari, lakukan observasi dan interviu apakah penyelesaian pelayanan melibatkan back office dan f
4.
Pelajari dan lakukan intervieu apakah terdapat pembagian tugas yang jelas baik di front office maup
Hasil Audit
1.
Berdasarkan observasi, kuisioner dari 50 responden dan interviu pada KPA loket 1 b
memberikan pelayanan informasi sehingga belum terdapat pelayanan yang jelas begitu pemohon d
2.
Berdasarkan interviu dan jawaban kuisioner dari 50 responden tahap-tahap prosedur pelayan
jenis pelayanan pada KPA adalah berkas permohonan diterima oleh petugas loket kemudian
365
Studi Kasus
diperiksa dan dinyatakan lengkap dan pemohon telah membayar biaya atas pelayanan yang dimoh
dapat diproses selanjutnya oleh petugas pelaksana di back office.
3.
Berdasarkan interviu dan jawaban kuisioner dari 50 responden penyelesaian pekerjaan suatu
berkas diterima petugas loket sampai berkas diproses dan produk jadi telah melibatkan front office d
4.
Berdasarkan analisa dan interviu belum ada pembagian tugas dan tanggungjawab yang jela
kegiatan proses pelayanan antara front office dengan back office khususnya tugas koordinator dar
pelayanan.
Kesimpulan
Belum ada mekanisme yang jelas antara front office dan back office, diantaranya seperti berikut:
1.
Dari surat tugas Kepala Kantor dapat disimpulkan ada beberapa deskripsi pembagian tugas yang ti
fungsi front office dan back office terutama pembagian tugas untuk koordinator atau pembantu kasub
2.
bertanggung jawab dari mulai penerimaan berkas, memantau proses penyelesaian sampai dengan
diproses untuk diperiksa oleh Kasubsie dan sampai dengan produk tersebut kemudian diserahkan ke
366
Studi Kasus
Contoh Temuan Audit
Judul
I.
BELUM DIDUKUNG
Kondisi
Pelayanan pada KPA menghasilkan 48 produk pelayanan dengan melibatkan front office, yaitu
petugas yang berhubungan langsung dengan pemohon dan back office, yaitu petugas yang
memproses permohonan sampai dengan produk jadi, yaitu sertifikat/SK maupun pejabat
struktural yang terlibat dalam proses koreksi dan validasi serta pengesahan sampai tingkat
Kepala Kantor.
Adapun gambaran proses pelayanan maupun petugas baik di front office maupun back office
untuk menghasilkan lebih kurang 38 produk pelayanan yang dikoordinir oleh tujuh koordinator
melalui pelayanan pengukuran, pengecekan sertifikat, pemisahan dan penggabungan sertifikat
selain KPR, pemisahan sertifikat KPR, pendaftaran hak, peningkatan/penurunan hak dan
Peralihan Hak Tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 1.
Mekanisme tersebut menggambarkan peran koordinator di KPA yang tidak hanya sekedar
penghubung front office dengan back office, namun juga melibatkan koordinator sebagai petugas
baik di front office maupun di back office.
Pelaksanaan di lapangan, koordinator bertanggungjawab dari mulai penerimaan berkas,
memantau proses penyelesaian sampai dengan berkas selesai diproses untuk diaudit oleh
Kasubsie dan sampai dengan produk tersebut kemudian diserahkan kepada pemohon. Saat
menerima berkas dan menyerahkan produk koordinator berfungsi sebagai front office, saat
menyiapkan bahan evaluasi dan penyelesaian suatu proses jenis pelayanan, Koordinator
menjalankan fungsinya sebagai back office.
Sedangkan untuk pelayanan Peralihan Hak, sudah ada pembagian tugas yang jelas antara front
dan back office, karena koordinator hanya terlibat di back office dan penyerahan produk
diserahkan melalui penerima berkas di front office.
367
Studi Kasus
1.
Loket I: untuk informasi dan penerimaan berkas pengukuran dilakukan oleh Koodinator
Pencatatan DI 302 yang sekaligus membuat Surat Tugas Petugas Ukur yang
ditandatangani oleh Kasubsie.
2.
Loket II: untuk informasi maupun penerimaan berkas selain pelayanan pengukuran yang
dibuat paralel untuk beberapa jenis pelayanan yang dikoordinir oleh masing-masing
Koordinator yaitu:
1)
2)
3)
4)
368
Studi Kasus
5)
2.
Loket I, secara tertulis pelayanan informasi ada di loket I bergabung dengan pelayanan
pendaftaran pengukuran. Namun pelaksanaannya loket I melaksanakan fungsi loket II, yaitu
369
Studi Kasus
hanya untuk pelayanan pendaftaran pengukuran dan hanya ada satu petugas, yaitu
koordinator DI 302 yang melayani pendaftaran permohonan pengukuran. Belum ada
pegawai yang ditunjuk khusus untuk memberikan pelayanan informasi.
2.
Loket IV, belum difungsikan secara efektif karena loket IV seharusnya merupakan loket
pengambilan produk namun belum ada pegawai yang ditunjuk secara khusus untuk
bertanggung jawab atas penyerahan seluruh produk Kantor Pertanahan kepada pemohon.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan produk atau penyerahan produk kepada pemohon
masih tanggung jawab koordinator sehingga penyerahannya dilakukan oleh koordinator
antara lain pelayanan peningkatan hak, pemecahan/penggabungan selain KPR, pendaftaran
hak, pengecekan sertifikat, pemecahan/penggabungan KPR.
Pada Tahun 2007 ini, Kantor Pelayanan Agraria Adipura telah berupaya memperbaiki
mekanisme pelayanan dengan mengeluarkan Surat Tugas dimana istilah Koodinator telah
diganti menjadi Pembantu Kasubsi. Namun ternyata dalam fungsinya masih tetap seperti
semula, yaitu Pembantu Kasubsi bertanggung jawab dari mulai penerimaan berkas, memantau
proses penyelesaian, sampai dengan berkas selesai diproses untuk diaudit oleh Kasubsie dan
sampai dengan produk tersebut kemudian diserahkan kepada pemohon.
Kriteria
1.
Instruksi Kepala Biro Agraria No.3 Tahun 1998 tanggal 20 Juli 1998 tentang Peningkatan
Efisiensi dan Kualitas Pelayanan Masyarakat di Bidang Pertanahan yang antara lain
menginstruksikan kepada Kepala Kantor Pertanahan mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang pertanahan di kantornya
masing-masing meliputi menyiapkan dan memfungsikan sistem loket serta diwajibkan
semua jenis pelayanan melalui jenis loket yang telah ditetapkan yaitu :
e.
Loket I
: Informasi pelayanan
f.
Loket II
: Penyerahan dokumen permohonan pelayanan
g.
Loket III : Penyerahan Biaya
h.
Loket IV : Pengambilan produk
Untuk loket II (pelayanan teknis) dapat diperbanyak secara paralel sesuai dengan jenis
dan volume kegiatan pelayanan.
2.
SK Kepala Kantor Wilayah Biro Agraria No. 610-587-2000 tanggal 1 April 2000 tentang
pedoman penyelenggaraan sistem loket pelayanan kegiatan seksi pengukuran dan
pendaftaran tanah antara lain
a.
Loket Informasi berfungsi memberikan informasi yang bersifat umum
untuk selanjutnya disalurkan ke loket pelayanan masing-masing, menyediakan
brosur/buku petunjuk permohonan yang diperlukan, menampung mencatat
pengaduan dari masyarakat.
b.
Loket Penyerahan Dokumen (Loket Teknis) merupakan loket tempat
penerimaan dan audit kelengkapan berkas yang akan diproses,loket penyerahan
sertifikat.
c.
Loket penyerahan biaya tempat membayar biaya-biaya
d.
Loket pengambilan produk merupakan tempat penyerahan hasil-hasil
akhir pelayanan non sertifikat.
3.
Seharusnya terdapat mekanisme pelayanan Front Office dan Back Office yang jelas
yang didukung dengan pembagian dan pemisahan tugas yang jelas antara pegawai di
front office dan back office dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Akibat
Besarnya peran koordinator dalam proses suatu jenis kegiatan pelayanan mengakibatkan
kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan tersebut bergantung pada seseorang dan bukan
pada sistem yang sudah berjalan. Hal ini berakibat pula membuka peluang penyalahgunaan
kewenangan.
Sebab
Belum adanya ketentuan Biro Agraria Pusat yang mengatur teknis pelaksanaan pelayanan yang
membagi dan memisahkan tugas front office dan back office. Penerapan hal tersebut bergantung
pada Kantor Pelayanan Agraria masing-masing. Pada Kantor Pelayanan Agraria Adipura sendiri
370
Studi Kasus
belum ada upaya maksimal untuk dapat menerapkan praktek yang baik dalam memberikan
pelayanan, yaitu dengan membagi dan memisahkan tugas dengan jelas antara front dan back
office.
Rekomendasi
Lembaga Audit menyarankan kepada:
(1)
Biro Agraria Pusat untuk mengatur secara jelas teknis pelaksanaan kegiatan
pelayanan dan petugas pelaksananya yang menjalankan fungsi di front office dan back
office.
(2)
Kepala Kantor Pelayanan Agraria Adipura agar pemisahan tugas dan tanggungjawab
yang jelas bagi pelaksana pada setiap tahapan kegiatan dalam kegiatan pelayanan di front
office dan back office.
Komentar Instansi
Kepala Kepala Pelayanan Agraria Adipura setuju dengan permasalahan yang diungkapkan dan
akan mengambil langkah-langkah perbaikan. Tanggapan terinci terlampir.
371
Studi Kasus
CONTOH KASUS 9
PENYUSUNAN LAPORAN HASIL AUDIT
Setelah pengujian terinci selesai dikerjakan
oleh tim audit dan diperoleh beberapa
temuan
audit,
selanjutnya
tim
audit
membuat laporan hasil audit. Pelaporan
hasil audit meliputi kegiatan penyusunan
dan pendistribusian laporan audit. Semua
hasil pelaksanaan audit termasuk temuan
dan komentar dari auditee dimasukkan
dalam laporan audit. Langkah-langkah
dalam penyusunan laporan hasil audit
meliputi:
(1) Penyusunan konsep laporan berikut
rekomendasi audit
(2) Memasukkan komentar auditee atas
temuan-temuan audit.
(3) Penyusunan laporan akhir
(4) Distribusi laporan
Berikut ini adalah contoh format laporan
hasil audit, perlu di catat bahwa format dan
isi laporan hasil audit akan bervariasi
tergantung
kepada
kebijakan
lembaga
pemeriksa.
kinerja
372
pengelolaan
pelayanan
Ka
Studi Kasus
373
Studi Kasus
Lingkup Audit
(12)
Tahun Anggaran yang diperiksa ada
2005 dan 2006;
(13)
Lingkup
kegiatan
yang
diper
meliputi proses pelayanan dan akuntabilitas;
(14)
Lingkup kegiatan yang diuji dalam a
berdasarkan pemilihan area kunci yang su
dilakukan mencakup 2 (dua) area kunci, yaitu a
pelayanan
pengukuran
dan
area
pelaya
Peningkatan Hak Guna Bangunan (HGB) ke Hak M
Tanpa Ganti Blanko;
(15)
Lokasi audit pada Kantor Pelaya
Agraria Adipura;
(16)
Audit pada
Biro Agraria Pusat
Kantor Wilayah Agraria sebagai instansi vert
hanya bersifat konfirmasi;
(17)
Lingkup audit tidak termasuk audit
sistem komputerisasi informasi pertanahan (L
Office Computerization).
Waktu Audit
Pemeriksaan dilaksanakan selama 40 hari mulai
..
.....
Kriteria Audit
Audit kinerja atas efektivitas pengelolaan pelaya
Kantor Pelayanan Agraria Adipura didasarkan p
kerangka Model Pengelolaan Pelayanan Yang Baik (M
of Good Management) yang mengarahkan pada krit
kriteria utama sebagai berikut:
a.
Apakah
KPA
Adipura
mempunyai
stru
organisasi dan pengelolaan keuangan untuk menduk
pemberian pelayanan kepada masyarakat?
374
Studi Kasus
b.
Metodologi
Pemeriksaan atas pengelolaan pelayanan Kantor
Pelayanan Agraria Adipura dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a.
Metodologi audit terdiri dari: pemeriksaan dan r
dokumen, ekstrak data dari sistem komputer (LO
analisis hasil, analisis prosedur, analisis kuantitatif
petik
atas
berkas
permohonan,
pengama
wawancara
kepada pejabat dan petugas s
menyebarkan kuisioner.
b.
Pemeriksaan terbatas juga dilakukan di Ka
Wilayah Biro Agraria Adipura dan Biro Agraria Pu
sebagai instansi vertikal Kantor Pelayanan Agraria.
375
Input:
Gamb
aran umum
entitas
Busine
ss process
Info.
Studi Kasus
376