Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
mengandung
permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk
membenarkan tindakan tertentu etika praktis
Asas yang mengatur karakter manusia ideal atau
kode etik profesi tertentu etika normatif
Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang benar
di tengah belantara norma
Ciri-ciri moralitas :
1. Norma yang sangat penting, lebih bernilai
2. Bersifat universal (dimana, kapan dan siapa
saja)
3. Normal rasional dan objektif
4. Menyangkut kebahagiaan orang lain
Dokter melanggar janji shg datang tidak tepat
waktu tidak etis
Dokter meracuni pasiennya tidak bermoral
Bioetika
Bioetika atau Biomedical Ethics
merupakan cabang dari etika normatif
merupakan etik yang berhubungan
dengan praktek kedokteran dan atau
penelitian dibidang biomedis
YL-BLOK 1- 2010
NORMA
AM PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN
DISIPLIN
ATURAN
PENERAPAN
ETIKA
KEDOKTERAN
(KODEKI)
ATURAN HUKUM
KEDOKTERAN
ETIKA
YL-BLOK 1- 2010
HUKUM
YL-BLOK 1- 2010
Prolog
Time
Gen er al b en efi t
resu lt, mo s t of
peo p le,
Electiv e, ed u c at ed ,
bread -win n er, ma tu re
perso n
Beneficence
Autonomy
Non
maleficence
Justice
Vu ln erab les,
emerg en cy, lif e
sav in g , min or
NON MALEFICENCE
Primum non nocere
JUSTICE : fairness
Equal treatment of equals, Unequal treatment of
unequals
AUTONOMY :
Self determination, Truth telling, Confidentiality,
Privacy
PRINSIP BENEFICENCE
TERDIRI DUA PRINSIP:
PRINSIP POSITIVE BENEFICENCE
PREVENT EVIL OR HARM
REMOVE EVIL OR HARM
DO OR PROMOTE GOOD
PRINSIP BENEFICENCE-2
PRINSIP OF UTILITY = BALANCING OF
COST-RISK-BENEFIT
COST BENEFIT ANALYSIS:
DIPERHITUNGKAN DALAM HITUNGAN UANG
RISK ASSESSMENT
PROBABILITAS DAN BESARNYA RISIKO
Beneficence
General beneficence
melindungi & mempertahankan hak
yang lain
mencegah terjadi kerugian pada yang
lain
menghilangkan kondisi penyebab
kerugian pada yang lain
Specific beneficence
menolong orang cacat
menyelamatkan orang dari bahaya
Kewajiban (non-maleficence)
PRINSIP JUSTICE
TERDAPAT DUA ISTILAH:
JUSTICE ; FAIRNESS
SESEORANG MENERIMA YANG SELAYAKNYA
DIA TERIMA
DISTRIBUTIVE JUSTICE
DISTRIBUSI SUMBER DAYA DALAM
MASYARAKAT
PRINSIP JUSTICE-2
TEORI TENTANG JUSTICE
EGALITARIAN:
EQUAL ACCESS TO THE GOODS
LIBERTARIAN:
RIGHTS TO SOCIAL AND ECONOMIC LIBERTY (fair
procedure and system)
UTILITARIAN:
KOMBINASI KEDUA DI ATAS
MEMAKSIMALKAN PUBLIC UTILITY
Keadilan
Treat similar cases in a similar way
= justice within morality
Memberi perlakuan sama kpd pasien utk
kebahagiaan pasien & umat manusia
Keadilan
Memberi sumbangan relatif sama
kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan
sesuai kebutuhan pasien)
Menuntut pengorbanan mereka secara relatif
sama kemampuan mereka (kesamaan beban
sesuai dengan kemampuan pasien).
Jenis Keadilan
Tukar menukar : kebajikan (kebiasaan etis)
selalu memberikan hak pasien/yg semestinya hrs
diterima
Distributif (Membagi) : kebajikan DR/sarkes
selalu membagikan kenikmatan/beban bersama,
rata dan merata keselarasan sifat dan tkt
perbedaan jasmani dan rohani.
Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan
kemakmuran dan kesejahteraan bersama
Hukum (umum) : bagi hkm (pengaturan untuk
kedamaian hidup bersama) mencapai
kesejahteraan umum
Keadilan Prosedural
RAWLS:
PRINCIPLE OF JUSTICE:
THE PRINCIPLE OF EQUAL LIBERTY
PERMITS INEQUALITIES IN THE DISTRIBUTION
OF RESOURCES IF THE INEQUALITIES WILL
BENEFIT EVERYONE, ESPECIALLY THE LEAST
ADVANTAGED
THE PRINCIPLE OF FAIR EQUALITY OF
OPPORTUNITY
Otonomi (self-determination)
Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung,
membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri (sebagai
mahluk bermartabat).
Pasien sebagai mahluk berakal budi tidak boleh dijadikan
semata-mata alat tetapi tujuan.
Otonomi
Kant : otonomi kehendak = otonomi moral
PRINSIP AUTONOMY
SELF GOVERNANCE, LIBERTY RIGHTS,
INDIVIDUAL CHOICES
KANT : TIAP ORANG MEMILIKI KAPASITAS
UNTUK MEMUTUSKAN NASIBNYA SENDIRI
MILLS : KONTROL SOSIAL ATAS INDIVIDU
HANYA SAH APABILA TERPAKSA UNTUK
MELINDUNGI HAK ORANG LAIN
PRINSIP AUTONOMY-2
PRINSIP AUTONOMY ADALAH DASAR DARI
DOKTRIN INFORMED CONSENT
TINDAKAN MEDIS TERHADAP PASIEN HARUS
MENDAPAT PERSETUJUAN (OTORISASI) DARI
PASIEN TERSEBUT, SETELAH IA DIBERI
INFORMASI DAN MEMAHAMINYA.
A PATIENT WITH SUBSTANTIAL UNDERSTANDING
AND IN SUBSTANTIAL ABSENCE OF CONTROL BY
OTHERS, INTENTIONALLY AUTHORIZES A
PROFESSIONAL TO DO SOMETHING.
PRINSIP AUTONOMY-3
INFORMED CONSENT
1. THRESHOLD ELEMENT
1. COMPETENCE
2. INFORMATION ELEMENTS
1. DISCLOSURE OF INFORMATION
2. UNDERSTANDING OF INFORMATION
3. CONSENT ELEMENTS
1. VOLUNTARINESS
2. AUTHORIZATION
PRINSIP AUTONOMY-4
COMPETENCE:
KAPASITAS MEMBUAT KEPUTUSAN
LEBIH KE ARAH SYARAT DAPAT MEMBERIKAN
CONSENT DARIPADA SEKEDAR ELEMEN
KOMPETENSI ADALAH SUATU KONTINUUM
DARI KOMPETEN PENUH HINGGA TIDAK KOMPETEN
SAMA SEKALI
ADA SATU TITIK YG SESUAI KHUSUS UNTUK
KOMPETENSI INI, YAITU BILA BISA MEMBUAT
KEPUTUSAN YG REASONABLE BERDASARKAN
ALASAN YG REASONABLE
PRINSIP AUTONOMY-5
DISCLOSURE:
ADEKUAT ATAU TIDAKNYA DITENTUKAN:
TRADISI PRAKTEK PROFESIONAL
KEBUTUHAN INFORMASI PADA INDIVIDU PASIEN
TERSEBUT
KEBUTUHAN INFORMASI BAGI REASONABLE
PERSON
TAK PERLU DISCLOSURE:
GAWAT DARURAT, TAK KOMPETEN, WAIVER
PRINSIP AUTONOMY-6
UNDERSTANDING:
DIPENGARUHI OLEH:
ILLNESS, IRRATIONALITY, IMMATURITY
MASALAH:
NONACCEPTANCE : Menolak informasi sebagai
suatu kebenaran
FALSE BELIEF: Keyakinan yang salah atau
irrasional
BAHASA atau ISTILAH
WAIVER
PRINSIP AUTONOMY-7
VOLUNTARINESS:
BEBAS DARI TIPUAN DAN PAKSAAN
BEBAS DARI ANCAMAN UNTUK
DIBIARKAN
PERSUASI MASIH DIBOLEHKAN
Prinsip turunan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kejujuran
Kesetiaan
Privacy
Konfidensialitas
Menghormati kontrak
Ketulusan
Menghindari membunuh
YL-BLOK 1- 2010
2.
Principles-based ethics
Prima Facie
T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch (1989)
Patients preference
Beneficence
Non Maleficence
Contextual features
Quality of life
Value-based medicine
Autonomy
Justice
Clinical Decision
EBM
Making
Medical indication
kesimpulan
Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based ethics)
merupakan metode tangguh memunculkan isu
etik pasien, sebagai pendamping isu medik
dalam penanganan klinik.
Hal ini akan memberi dampak cara berpikir kritis
rasional dalam melakukan analisis pembenaran
moral sekaligus ketegaran moral.
Lampiran
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya
menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
YL-BLOK 1- 2010
Non-maleficence
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) /
berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white
collar
YL-BLOK
1- 2010 crime dalam bidang kesehatan
autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
(kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada
kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
YL-BLOK 1- 2010
justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan
pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya,
beban, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat
dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an
tepat/sah
15. Menghormati hakYL-BLOK
populasi
1- 2010 yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan