Вы находитесь на странице: 1из 26

MAKALAH

ISTILAH STRATEGI PEMBELAJARAN


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
STRATEGI PEMBELAJARAN

Disusun oleh kelompok 2 :


Shihabudin Haetami 132101726
Hikmatul Fitriyah 132101727
Haris Hasan 132101729

PAI-F / III
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2014/1435

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ISTILAH

STRATEGI PEMBELAJARAN
Makalah ini berisikan tentang informasi istlah strategi pembelajaran.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikani nformasi kepada kitasemua istlah
strategi pembelajaran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritikdan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.
Amin.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................

Daftar Isi................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar Belakang............................................................................
C. Tujuan ........................................................................................

1
1
2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

A. Pengertian Strategi Pembelajaran.........................................................

3
5

B. Rumusan Masalah.......................................................................

B. Ketepatan dan Prosedur Pelaksanaan Diskusi......................................

BAB III PENUTUP................................................................................

10

Kesimpulan...............................................................................
Saran.........................................................................................

10
10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan.

Seorang

yang

berperang

dalam

mengatur

strategi,

untuk

memenagkan peperangan sebelum melakukan tindakan, ia akan menimbang


bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun
kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun
tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk
melakukan serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak
konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Didalam konteks belajar mengajar,
strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan
kegiatan balajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan
urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan atau dipercayakan guru
dan peserta didik didalam macam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian
maka komsep strategi dalam hal ini merujuk pada karakteristik abstrak rentetan
perbuatan guru dan peserta didik didalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit
dibalik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakans trategi yang
satu dari strateegi yang lain secara fundamental. Istilah lain yang yang juga
dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar. Sedangkan
rentetan perbuatan guru-peserta didik dalam suatu peristiwa belajar-mengajar
aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Bagaimana konsep dasar strategi pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis metode pembelajaran?
5

4.

Apa

yang

dimaksud

konsep

dasar

model

dalam

pembelajaran?
5. apa yang dimaksud dengan Teknik dan Taktik Pembelajaran?

strategi

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dasar dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa, sedangkan secara khusus:
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2. Untuk mengetahui konsep dasar strategi pembelajaran
3.

Untuk mengetahui konsep dasar model dalam strategi pembelajaran

4.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai suatu kemenangan dalam suatu peperangan awalnya
digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam
berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam
konteks pembelajaran yang dikenal dalam istilah strategi pembelajaran.1
Menurut

Suyono,

Strategi

pembelajaran

adalah

rangkaian

kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan


siswa,

pengelolaan

guru,

pengelolaan

kegiatan

pembelajaran,

pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan


penilaian (asasmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan

Sedangkan dalam arti terminologi pembelajaran menurut Dimyati dan


Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Sagala adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain konstruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.3

1.Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Depag Ri, 2009, hal 37.
2 Suyono dan haariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya
3.Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar, Bandung : alfabeta, cv, 2011, hal. 62.

B.

Metode Pembelajaran

1) Metode Demonstrasi.
Melalui metode demonsrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau
cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah begitu saja
oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu
masalah.
2) Metode Inquiri
Metode inquiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam
b) Merumuskan masalah-masalah yang ditemukan
c) Merumuska hipotesis
d) Merancang dan merumuskan eksperimen
e) Mengumpulkan dan menganalisis data
f) Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah.
3) Metode Penemuan
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada
pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih
mengutamakan proses daripada hasil belajar.
4) Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan
peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan
laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok. Eksperimen merupakan
situasi pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengujian suatu
hipotesis, dan terdapat variable-variabel yang dikontrol secara ketat.
5) Metode Pemecahan Masalah
Pembelajaran dengan metode pemecahan masalah akan menempuh langkahlangkah sebagai berikut :
a) Merasakan adanya masalah-masalah yang potensial
b) Merumuskan masalah
c) Mencari jalan keluar

10

d) Melaksanakan pemecahan masalah


e) Menilai apakah pemecahan masalah yang dilakukan sudah tepat atau belum
6) Metode Karyawisata
Karyawisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta
didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan
merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata
memiliki banyak hal yang bersifat nonakademis, tujuan umum pendidikan dapat
segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman
tentang dunia luar.
7) Metode Perolehan Konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan, konsep-konsep merupakan
batu-batu pembangun berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi prosesproses mental yang lebih tinggi untuk memasukkan prinsip-prinsip dan
generalisasi-generalisasi. Oleh karena itu, untuk memechkann masalah, seorang
peserta didik harus mematuhi aturan-aturan antara yang selaras dan aturan-aturan
ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolenya.
8) Metode Penugasan
Metode Penugasan merupakan cara penyajian bahan pelajaran. Pada metode ini
guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik
secara individual maupun secara kelompok.
9) Metode Ceramah
Ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pembelajaran.
Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan
secara langsung terhadap peserta didik.
10) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.
Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik,
demikian halnya jawaban yang muncul bisa dari guru maupun dari peserta didik.
11) Metode Diskusi
Diskusi dapat diartikan sebagai percakapan responsive yang djalin oleh
pertanyaan-pertanyaan problematic yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
masalah.

4 E mulyasa, 2008,menjadi guru professional, bandung: remaja rosdakarya.


11

Dalam

pembelajaran,

metode

diskusi

merupakan

media

untuk

menyemaikan kemampuan berpendapat atau berargumen yang dimiliki oleh para


peserta didik, mereka belajar berpendapat untuk menyampaikan ide-ide,
mengekspresikan pengalaman dan pengetahuan mereka dalam bentuk verbal dan
non verbal, serta sekaligus belajar untuk menyikapi perbedaan pendapat yang
muncul dari lawan diskusi. Diskusi berbeda dengan percakapan biasa, yang santai
dan diselingi humor. Dalam diskusi, semua peserta dituntut turut berpikir dan
diperlukan disiplin ketat.5
Metode diskusi baru bisa berjalan dengan baik jika peserta didik telah
memiliki pengalaman atau konsep dasar tentang masalah yang akan didiskusikan.
Karena itu, diperlukan adanya prakondisi yang dilakukan oleh pendidik atau guru.
Kegiatan prakondisi bisa dilakukan melalui penggunaan metode ceramah. Metode
ini bisa dimanfaatkan untuk menerangkan teori atau konsep sebelum kegiatan
diskusi dilaksanakan.6

C.

Pendekatan pembelajaran

5.Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 208.
6.Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, dan Sri Harmianto, op. cit., hlm. 31.

12

A. Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran.

1) Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan melaksanakn sesuatu yang
diperoleh melalui pembelajaran dan latihan, mulai dari menggosok gigi
sampai dengan melakukan operasi jantung. Dalam hubungannya dengan
proses pembelajaran, kompetensi menunjukkan kepada perbuatan
(performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu
dalam proses belajar.
2) Pendekatan Ketrampilan Proses
Pendekatan ketrampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proases belajar, aktivitas, dan kreattivitas peserta didik
dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut,
termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental, dan social peserta didik
dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.
3) Pendekatan Lingkungan
Pendekatan Lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melaui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini
berasumsi bahwa kegiata pembelajaran akan menarik perhatian peserta
didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang
dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi
lingkungannya.
4) Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran
berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk menefekifkan dan
menyukseskan implementasi Kurikulum 2004.
5) Pendekatan Tematik
Pendekatan Tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
digunakan dalam implementasi Kurikulum 2004, terutama di Taman
Kanak-Kanak dan raudatul Athfal serta pada kelas rendah di Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidayah. Pendekatan tematik merupakan
pendekatan pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat dan
serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam
proses belajar. Oleh karena itu, pendekatan tematik sering juga disebut
pendekatan terpadu (integrated).
7

7 E mulyasa, 2008,menjadi guru professional, bandung: remaja rosdakarya


13

pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan


asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat
pembeljaran, suatu pendekatan bersifat aksiomatik dan dan
menggambarkan sifat- sifat dan ciri khas suatu pokok
bahasan yang diajarkan. Dalam mengajar, guru harus pandai
menggunkan pendekatan secara arif dan bijaksana,pandanan
guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam
pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru
dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan
belajarmengajar,yaitu sebagai berikut:

a. pendekatan individual

Di kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk di


kursi masing masing, kemudian berkelompok dari dua
sampai lima orang. Dan guru menugaskan untuk
berdiskusi, disitu terlihat masing-masing gaya belajar
mereka, mengemukakan pendapat, cara berpakaian,
daya serap tingkat kecerdasandan sebagainya.
Perbedaan individual anak didik tersebut
memberikan

wawasan

pada

guru

bahwa

strategi

pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik


pada aspek individual ini.persoalan kesulitan belajar anak
lebih

mudah

dipecahkan

dengan

menggunakan

pendekatan individual, walopun pendekatan kelompok


suatu saat diperlukan.

b. pendekatan kelompok
dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat
ditumbuh kembangkanrasa social yang tinggi dari setiap
murid.ketika

guru

ingin

menggunakan

pendekatan

kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan


bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas
belajar pendukung,dan metode yang akan digunakan
sudah dikuasai.
Beberapa pengarang mengatakan, kekerabatan atau
keakraban

kelompok

ditentukan

oleh

tarikan-tarikan

interfersonal, atau saling menyukai satu sama lain.yang

14

mempunyai

kecenderungan

manamakan

keakraban

sebagai tarikan kelompok adalah merupakan satu-satunya


faktor yang menyebabkan kelompok bersatu.

Keakraban

kelompok

ditentukanoleh

babarapa factor, yaitu:


1. perasaan diterima atau disukai oleh teman-yeman;
2. tarikan kelompok;
3.teknik pengelompokan oleh guru;
4.keterlibatan dalam kelompok;
5.penerimaan tujuan kelompok dari persetujuan dalam
cara mencapainyna;
6.struktur dan sifat-sifat berkelompok.
c. pendekatan bervariasi
permasalahan yang dihadapi oleh seiap anak didik
biasanta bervariasi, maka pendekatan yang digunakan
pun akan lebih tepat

dengan pendekatan bervariasi

pula.misalnya, anak yang tidak disiplin dan anak yang


aktif

berbicara

akan

berbeda

dalam

memecahkan

permasalahan-nya. Guru tidak bias menggunakan teknik


pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan
yang

laun,

kalupun

ada,

itu

hanya

pada

kaus

tertentu.perbedaan teknik pemecahan kasus itulah dalam


pembicaraan ini didekati dengan pendekatan bervariasi.
d. Pendekatan edukatif
Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan
melakukan pendekatan edukatif, jadi setiap tndakan,
sikap,

dan

perbuatan

yang

guru

lakukan

bernilai

pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar


menghargai norma hukum, norma susila, norma moral,
norma social, dan norma agama.

e. Pendekatan pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman agalah
guru yang baik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak
pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa,
namun selalu dicari oleh siapapun juga.

15

f. Pendekatan pembiasaan

Pembiasaan merupakan alat pendidikan, terutama

bagi anak didik yang msih kecil, pembiasaan ini sangat


penting.

Karena

anak

kecil

tidak

seperti

orang

dewasayang bias berpikir abstrak, anak kecil hanya bias


berpikir konkret.
g. Pendekatan emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri
seseorang. Tapi emosi juga mempunyai peranan yang
penting

dalam

pembentukan

kepribadian

seseorang,

terutama untuk pendidikan agama islam, pendekatan


emosional di sini maksudnya adalah suatu usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini,
memahami, dan menghayati ajaran agamanya.

h. Pendekatan rasional
Di sekolah murid dididik dengan berbagai ilmu
pengetahuan, pengetahuan berpikir anak dibimbing ke
arah yang lebih baik,perkembangan berpikir anak mulai
yang abstrak sampai yang konkret. Maka pembuktian
suatu kebenaran dalil, prinsip, atau hukum menghendaki
dari hal-hal yang sangat sederhana menuju ke kompleks.
Usaha yang tepenting bagi guru adalah bagaimana
memberikan

i.

peranan

kepada

akal(rasio)

dalam

memahami dan menerima kebenaran.


Pendekatan fungsional
Ilmu penetahuan yang dipelajari anak di sekolah
bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan
berguna bagi kehidupan anak, baik secara individu atau
secara makhluk social.

j. Pendekatan keagamaan
k. Pendekatan kebermaknaan

D. Teknik pembelajaran

Syaiful bahri djamarah, 2006. Strategi belajar mengajar,Jakarta:rineka cipta

16

a. Menurut Taufik , teknik pembelaiaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan
kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

b. Wina Senjaya (2008) teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik 10
c. Menurut Suyono dan Hariyanto ,teknik pembelajaran adalah upaya untuk
menjamin agar seluruh siswa di dalam kelas diberikan berbagai peluang belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.

11

Model-Model Pembelajaran
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu
tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk
membantu proses evaluasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3)
suatu sistem asumsi-asumsi, data-data yang dipakai untuk menggambarkan suatu
obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem
kerja; (5) suatu deskripsi suatu sistemm yang mungkin; (6) penyajian yang
diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.12[2]
9 Taufik. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Inti Prima.
10 Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, (2007) Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
11 Suyono dan haariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya

12
17

13

[2] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: ALFABETA),


2010, hal. 177

Winataputra dalam Sugiyanto (2008) mengemukakan bahwa model


pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran
dan

para

pengajar

dalam

mencanangkan

dan

melaksanakan

aktivitas

pembelajaran.
Menurut

Taufik

(2010:14), model

pembelajaran

pada

dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
Menurut Abdul Aziz Wahab (2009:52) bahwa model mengajar adalah
merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang
ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada
perilaku siswa seperti yang diharapkan. Sebuah model seperti juga model
mengajar dikembangkan atas beberapa asumsi di antaranya adalah: (1) Mengajar
adalah upaya menciptakan lingkungan yang sesuai, di mana terdapat berbagai
bagian lingkungan mengajar yang memiliki saling ketergantungan. (2) Terdapat
berbagai komponen yang meliputi isi, keterampilan peranan-peranan mengajar,
hubungan

sosial,

bentuk-bentuk

kegiatan,

sarana

fasilitas

pisik

dan

penggunaannya, yang keseluruhannya membentuk sebuah sistem lingkungan yang


bagian-bagiannya saling berinteraksi yang mendesak perilaku seluruh partisipan
baik guru maupun siswa. (3) Asumsi ketiga adalah kombinasi yang berbeda antara
bagian-bagian tersebut akan menghasilkan bentuk lingkungan yang berbeda
13
18

dengan hasil yang berbeda pula. (4) Asumsi keempat adalah oleh karena model
mengajar menciptakan lingkungan, maka model menyediakan spesifikasi yang
masih bersifat kasar untuk lingkungan dalam proses mengajar dan belajar di kelas.
Menurut Pribadi (2010:86) model adalah sesuatu yang menggambarkan
adanya pola berpikir. Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan
konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya untuk
mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan
representasi dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut.
Menurut Prawiradilaga (2008:33) model dapat diartikan sebagai tampilan
grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran
bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. Uraian atau penjelasan menunjukkan
bahwa suatu model disain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu
pembelajaran dibangun atas dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran,
psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya yang mengacu pada bagaimana
penyelenggaraan proses belajar dengan baik.

19

DAFTAR PUSTAKA
Masitoh & Laksmi Dewi, 2009, Jakarta: Strategi Pembelajaran Depag Ri .
Syaiful Sagala, 2011.Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung : alfabeta.

20

Tukiran Taniredja, Efi Miftah Faridli, dan Sri Harmianto,


Suyono dan haariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya.

E mulyasa, 2008menjadi guru professional, bandung: remaja rosdakarya.


Taufik. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Inti Prima.
Syaiful bahri djamarah, 2006. Strategi belajar
mengajar,Jakarta:rineka cipta.

Model Pembelajaran
A.

21

DAFTAR PUSTAKA
o Zainal Mustakim, M.Ag., (2009) Strategi dan Metode Pembelajaran, Buku 1,
STAIN Pekalongan Press, Pekalongan.
o Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, (2006) Strategi Belajar
Mengajar, edisi revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
o Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, (2007) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

dan

Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Strategi pembelajaran.
22

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke


dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran
sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan a
plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in
achieving something (Wina Senjaya (2008).
Metode pembelajaran

23

Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat,
(9) simposium, dan sebagainya.
Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Taktik Pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin
akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang
satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense
of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak
keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi
tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
24

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya
dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah


desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola
umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain
pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem
lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika
dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah
gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan
kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan
cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang
diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah
ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan
yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,
kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di
Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka
pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian
(penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan
sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses
(beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka
pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan
model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat
kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model

25

pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya


khazanah model pembelajaran yang telah ada.
==========
Sumber:
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

26

Вам также может понравиться