Вы находитесь на странице: 1из 16

TELAAH KISI-KISI (MATERI) UJI KOMPETENSI 2013

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP


I.

KOMPETENSI PAEDAGOGIK

1. INDIKATOR 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,


sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
: Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu
: Memanfaatkan potensi kognitif yang dimiliki oleh peserta didik dalam
mendukung pembelajaran matematika yang efektif

Bahan atau Materi


Potensi adalah daya untuk memahami sesuatu
Intelegensi bersifat aktif yang merupakan aktualisasi dari daya yang berupa aktivitas atau
perilaku.
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa
Psikologi Perkembangan Kognitif Piaget
- bergantung kepada seberapa jauh siswa dapat memanipulasi dan aktif berinteraksi
dengan lingkungannya, mengaitkan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan
pengalaman barunya.
- aspek perkembangan kognitif seseorang,
a. struktur : organisasi mental yang terbentuk pada saat seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya
b. isi : pola tingkah laku seseorang yang tercermin pada saat ia merespon berbagai
masalah
c. fungsi : cara yang digunakan seseorang untuk mengembangkan tingkat
intelektualnya, yang terdiri atas organisasi dan adaptasi (asimilasi dan akomodasi).
Periode perkembangan
1. Periode sensorimotor (usia 02 tahun)
mengeksplorasi dunia terutama dengan inderanya dan bukan melalui operasi mental,
bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi
dunianya. pada tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial penting dalam enam sub-tahapan:
a. skema reflex : muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan refleks.
b. fase reaksi sirkular primer : dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c. fase reaksi sirkular sekunder : muncul antara usia empat sampai sembilan bulan
dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d. koordinasi reaksi sirkular sekunder : muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang
permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi
objek).
e. fase reaksi sirkular tersier : muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas
bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai
tujuan.
f. awal representasi simbolik : berhubungan terutama dengan tahapan awal
kreativitas
2. Periode praoperasional (usia 27 tahun)
Pemikiran (Pra)Operasi adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap
objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika
tidak memadai. anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan
gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk
melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek
menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya
berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan

benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih


menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka
cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan
bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami
bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan,
kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran
yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun
memiliki perasaan.
3. Periode operasional konkrit (usia 711 tahun)
mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting
selama tahapan ini adalah:
a. Pengurutan : kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau
ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
b. Klasifikasi : kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian
benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan
bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam
rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme
(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
c. Decentering : anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi
menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil
yang tinggi.
d. Reversibility : anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah
sebelumnya.
e. Konservasi : memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau bendabenda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya
sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya
berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
f. Penghilangan sifat Egosentrisme : kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).
Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu
ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi
konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di
dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci
oleh Ujang.
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak,
menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam
tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia
tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi
abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas
(saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa
secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan
perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan
sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang
dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit
2. INDIKATOR 2
Indikator Esensial

: Mengidenfikifasi kemampuan awal yang dibutuhkan siswa dalam


pembelajaran suatu topik/konsep matematika

Bahan atau Materi


Kemampuan awal adalah kemampuan prasyarat yang dibutuhkan siswa dalam
pembelajaran suatu konsep, misalnya dalam mempelajari Operasi bentuk Aljabar siswa
harus memiliki kemampuan awal berupa operasi hitung bilangan bulat

3. INDIKATOR 3
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

: Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang


mendidik.
: Memahami berbagai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran
yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu
: Mengenali ide atau konsep teori belajar Vigotsky

Indikator Esensial
Bahan atau Materi
Ide atau konsep teori belajar Vigotsky
1. Bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit
mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui.
2. Bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual.
3. Peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator
pembelajaran siswa
Vigotsky mengemukakan empat prinsip
1. pembelajaran sosial (social learning).
Pembelajaran kooperatif interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang
lebih cakap;
2. ZPD (zone of proximal development).
Mendapat bantuan orang dewasa atau temannya (peer)
3. Masa Magang Kognitif (cognitif apprenticeship).
Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh kecakapan
intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman
yang lebih pandai;
4. Pembelajaran Termediasi (mediated learning).
Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan
realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya
4. INDIKATOR 4
Indikator Esensial

: Mengidentifikasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan teori


belajar tertentu (Bruner dan Ausuble)

Bahan atau Materi


Menurut Jerome Bruner , belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir
bersamaan, yakni :
1. Memperoleh informasi baru dapat merupakan penghalusan dari informasi sebelumnya
yang dimiliki seseorang atau informasi tersebut dapat bersifat sedemikian rupa sehingga
berlawanan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang.
2. Transformasi informasi/pengetahuan menyangkut cara kita memperlakukan
pengetahuan. Informasi yang diperoleh, kemudian dianalisis, diubah atau
ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat
digunakan untuk hal hal yang lebih luas.
3. Evaluasi merupakan proses menguji relevasi dan ketepatan pengetahuan.Proses ini
dilakukan dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan tersebut
cocok atau sesuai dengan prosedur yang ada
Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang menurut
Bruner adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan intlektual ditunjukan oleh bertambahnya ketidaktergantungan respons dari
sifat stimulus. Dalam pertumbuhan intlektual ini, adakalanya kita melihat bahwa
seorang anak mempertahankan suatu respons dalam lingkungan stimulus yang
berubah-ubah, atau belajar mengubah responsnya dalam lingkungan stimulus yang
tidak berubah. Sehingga melalui pertumbuhan seseorang dapat memperoleh
kebebasan dari pengontrolan stimulus melalui proses proses perantara yang
mengubah stimulus sebelum respons.
2. Pertumbuhan intlektual tergantung pada bagaimana seseorang menginternalisasikan
peristiwaperistiwa menjadi suatu system penyimpanan (storage system) yang sesuai

dengan lingkungan. Sistem inilah yang memungkinkan peningkatan kemampuan anak


untuk bertidak diatas informasi yang diperoleh pada suatu kesempatan.
3. Pertumbuhan intlektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk berkata
pada dirinya sendiri atau kepada orang lain, degan pertolongan kata kata dan symbol
symbol, apa yang telah dilakukannya atau akan dilakukannya..
Bruner membagi perkembangan kognitif anak atas tahap tahap tertentu :
1. Enaktif ( enactive )
Pada tahap ini anak dalam tahap belajarnya menggunakan atau memanipulasi obyek
obyek secara langsung.
2. Ikonik ( iconic )
Pada tahap ini anak melihat dunia melalui gambar gambar atau visualisasi.Dalam
belajarnya , anak tidak memanipulasi obyek obyek secara langsung, tetapi sudah
dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari obyek.
3. Simbolik ( Symbolic )
Pada tahap ini anak memiliki gagasan gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi
bahasa dan logika.
Menurut Bruner, untuk mengajarkan sesuatu tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai
suatu tahap perkembangan tertentu. Apabila bahan yang diberikan diatur dengan baik,
maka anak dapat belajar meskipun usianya belum memadai. Jadi perkembangan kognitif
seseorang dapat ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang akan dipelajari dan
menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner
ini dikenal sebagai Kurikulum spiral.
Dalam model intruksional, Bruner memperkenalkan model yang dikenal dengan nama
belajar penemuan (Discovery learning). Dalam belajar penemuan ini siswa akan berperan
lebih aktif. Siswa berusaha sendiri memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan
tertentu. Dengan cara ini akan memperoleh pengetahuan yang benar benar bermakna
Ausubel mengemukakan bahwa belajar menerima dan belajar menemukan adalah dua hal
yang berbeda.
Belajar menerima yang bermakna
Ini terjadi bila informasi yang telah disusun secara logic disajikan kapada siswa dalam
bentuk final. Selanjutnya siswa menghubungkan informasi baru tersebut dengan struktur
kognitif yang telah ia miliki.
Belajar penemuan yang bermakna
Ini terjadi bila informasi pokok ditemukan oleh siswa. Siswa kemudian menghubungkan
pengetahuan baru tersebut dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Belajar menerima yang hapalan (tidak bermakna)
Ini terjadi bila informasi disajikan kepada siswa dalam bentuk final, siswa kemudian
menghapalnya.
Belajar penemuan yang hapalan (tidak bermakna)
Ini terjadi bila informasi pokok ditemukan oleh siswa. Siswa kemudian menghapal
pengetahuan baru tersebut.
5. INDIKATOR 5
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Menerapkan berbagai pendekatan,strategi, metode, dan teknik


pembelajaran yang mendidik secara kreatif
: Mengidentifikasi prinsip pembelajaran dengan pendekatan tertentu
(Pendidikan Matematika Realistik, pembelajaran kontekstual, atau
pembelajaran berbasis masalah)

Bahan atau Materi


Gravemeijer menyatakan bahwa proses berpikir matematisasi dalam PMR dicirikan dengan
lima jenis kegiatan yaitu adanya:
1. Eksplorasi secara phenomenologi (phenomenological exploration),
2. Instrumen instrument vertikal yang menjadi jembatan (dijembatani oleh instrumeninstrumen vertikal, bridging by vertical instruments)
3. Konstribusi siswa ( student constribution)

4. Interaktifitas (interactivity)
5. Penjalinan (intertwining).
De Lange : pembelajaran dengan pendekatan PMR meliputi aspek-aspek:
1. Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang riil bagi siswa sesuai
dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam
pelajaran secara bermakna
2. Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam pelajaran tersebut
3. Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal
terhadap persoalan/masalah yang diajukan
4. Pengajaran berlangsung secara interaktif.
Lesson Study adalah kegiatan kolaboratif dari sekelompok guru untuk secara bersamasama:
1. merencanakan langkah-langkah pembelajaran,
2. salah seorang diantaranya mempraktekkan pembelajaran yang direncanakan dan yang
lain mengamati proses pembelajaran,
3. mengevaluasi pembelajaran yang dilaksanakan,
4. memperbaiki perencanaan semula,
5. mempraktekkannya lagi,
6. kembali mengevaluasi pembelajaran yang dilaksanakan,
7. membagi pengalaman dan temuan dari hasil evaluasi tersebut kepada guru lain
Komponen utama CTL
1. Kontrukstivisme (constructivism)
Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.
2. Menemukan (inquiri)
Menemukan merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran Kontekstual. Dalam hal
ini tugas guru yang harus selalu merancang kegiatan yang selalu merujuk pada
kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan.
3. Bertanya (questioning)
Kegiatan bertanya berguna untuk;
a. Menggali informasi baik administrasi maupun akademis;
b. Mengecek pemahaman siswa;
c. Membangkitkan respon kepada siswa;
d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa;
f. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;
g. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
h. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
4. Masyarakat belajar (learning community)
Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan, yang cepat belajar didorong
untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu didorong
untuk menularkannya pada yang lain.
5. Pemodelan (modeling)
Modeling merupakan prinsip yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab
dengan modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang abstrak.
6. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah berpikir kembali tentang materi yang baru dipelajari.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
1. Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika,
bahkan sebagai jantungnya. Sasaran utama yang ingin dicapai adalah bagaimana cara
memecahkan suatu masalah;
2. Pemecahan masalah meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti dan
utama dalam kurikulum matematika. Hal ini diartikan sebagai kegiatan yang aktif;
3. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika. Hal ini
diperlukan siswa agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
memiliki beberapa ciri dan karakteristik sebagai berikut:
1. Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik dan menghindari pembelajaran
terisolasi

2. Berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama


3. Menciptakan pembelajaran interdisiplin,
4. Penyelidikan masalah autentik yang terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman
praktis .
5. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
6. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di
sekolah dalam kehidupannya yang panjang
7. Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil (kooperatif).
8. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing.
9. Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran
10. Masalah adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
11. Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri
6. INDIKATOR 6
Standar Kompetensi

: Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang


diampu.
: Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
: Mengidentifikasi pihak yang menyusun silabus

Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
Bahan atau Materi
1. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau pada Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Dinas
Pendidikan.
2. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
3. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah tersebut.
4. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama.
5. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/KKG untuk bersamasama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam
lingkup MGMP/KKG setempat.
6. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman dalam bidangnya
masing-masing
7. INDIKATOR 7
Indikator Esensial
: Menentukan fungsi atau kegunaan RPP
Bahan atau Materi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perkiraan atau proyeksi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP
mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan RPP yaitu;
1. untuk memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi
dasar dan indikator,
2. memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek, karena disusun dengan
menggunakan pendekatan sistem,
3. memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa, karena dirancang secara
matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect
RPP merupakan pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
pembelajaran di kelas.

8. INDIKATOR 8
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian


: Menentukan langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian
hasil belajar

Bahan atau Materi


Langkah-langkah penyusunan penilaian
1. menetapkan indikator
2. memetakan sk, kd, indikator dan kriteria ketuntasan belajar
3. menetapkan teknik penilaian
4. membuat alat penilaian & penyekoran
Secara garis besar langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan sintesis dari teori-teori.
2. Membuat rumusan konstruk .
3. Membuat kisi-kisi instrumen
4. Menetapkan besaran atau parameter.
5. Menulis butir-butir instrumen.
6. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus melalui proses
validasi, baik validasi teoritik maupun empirik.
7. Tahap validasi pertama adalah validasi teoritik,
8. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil panel.
9. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoritik atau secara konseptual,
dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan uji coba.
10. Uji coba instrumen.
11. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik
12. Untuk kriteria internal atau validitas internal,.
13. Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas.
14. Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan instrumen final
9. INDIKATOR 9
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.


: Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan
: Menentukan urutan penyampaian materi pembelajaran berdasarkan
hirarkhi materi matematika dan kesiapan siswa untuk mendukung
pencapaian sandar kompetensi tertentu

Bahan atau Materi


Langkah-Langkah Mengurutkan Materi Pembelajaran
Urutan penyajian materi pembelajaran berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau
mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika diantara beberapa materi pembelajaran
mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan siswa dalam
mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Sama halanya cara mengurutkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, materi pembelajaran dapat diurutkan dengan menggunakan pendekatan:
prosedural, hirarkis, dari sederhana ke sukar, dari konkret ke abstrak, soiral, tematis,
terpadu, dan sebagainya.
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)
Contoh dalam mata pelajaran ekonomi Perhitungan Laba Rugi dalam Jual Beli Agar siswa
mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (penerapan rumus/dalil).
- Siswa terlebih dahulu harus mempelajari konsep/pengertian laba, rugi, penjualan,
pembelian, modal dasar (Penguasaan konsep);
- setelah itu siswa perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba, dan rugi (Penguasaan
dalil).
- Selanjutnya siswa menerapkan dalil atau prinsip jual beli (Penguasaan Penerapan dalil)

10. INDIKATOR 10
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang


diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
: Melakukan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi hasil belajar

Bahan atau Materi


1.

2.

3.

4.

5.

6.

Menentukan tujuan
Tujuan evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
pertanyaan. Secara umum tujuan evaluasi proses pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apakah strategi pembelajaran yang dipilih dan dipergunakan oleh guru efektif,
b. Apakah media pembelajaran yang digunakan oleh guru efektif,
c. Apakah cara mengajar guru menarik dan sesuai dengan pokok materi sajian yang
dibahas, mudah diikuti dan berdampak siswa mudah mengerti materi sajian yang
dibahas,
d. Bagaimana persepsi siswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai,
e. Apakah siswa antusias untuk mempelajari materi sajian yang dibahas,
f. Bagaimana siswa mensikapi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru,
g. Bagaimanakah cara belajar siswa mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru.
Menentukan desain evaluasi
Desain evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses dan
pelaksana evaluasi. Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks dengan
kolom-kolom berisi tentang: No. Urut, Informasi yang dibutuhkan, indikator,metode yang
mencakup teknik dan instrumen, responden dan waktu. Selanjutnya pelaksana evaluasi
proses adalah guru yang bersangkutan.
Penyusunan instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi deskriptif
dan/atau informasi judgemental dapat berwujud
a. Lembar pengamatan untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat digunakan oleh
guru sendiri atau oleh siswa untuk saling mengamati, dan
b. Kuesioner yang harus dijawab oleh siswa berkenaan dengan strategi pembelajaran
yang dilaksanakan guru, metode dan media pembelajaran yang digunkan oleh guru,
minat, persepsi siswa tentang pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang
telah terlaksana.
Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar
diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu
pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir
pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi
dasar dengan maksud guru dan siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan
kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk
pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar.
Analisis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi
terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses
pembelajaran yang telah terlaksana; sedang interpretasi merupakan penafsiran
terhadap deskripsi hasil analisis hasil analisis proses pembelajaran. Analisis dan
interpretasi dapat dilaksanakan bersama oleh guru dan siswa agar hasil evaluasi dapat
segera diketahui dan dipahami oleh guru dan maha-siswa sebagai bahan dan dasar
memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Dalam
evaluasi proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya.
Pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang

upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan


mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran berkenan dengan
pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses
dan instrumen evaluasi proses pembelajaran
11. INDIKATOR 11
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan


pembelajaran.
: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
yang diampu
: Memilih teknologi yang sesuai untuk membantu proses belajar mengajar
matematika di SMP

Bahan atau Materi


1. Algebra 1 Solved (Untuk menyelesaikan masalah-masalah aljabar 1)
2. Algebra 2 Solved (Untuk menyelesaikan masalah-masalah aljabar 2)
3. College Algebra Solved (Untuk menyelesaikan masalah-masalah aljabar perguruan
tinggi)
4. Basic Math Solved (Untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika dasar)
5. Pre Calculus Solved
6. Calculus Solved
7. Trigonometry Solved
8. Graphing Solved
9. Geometry Solved
Penerapan dalam Matematika
1. Memberikan kesempatan siswa dengan meberikan tugas berbasis power point untuk
disampaikan di depan kelas dengan memanfaatkan projector contoh: Buatlah uraian
materi vektor dengan menggunakan power point !
2. Menyajikan materi lingkaran, dimensi tiga, statistika, dll dengan powerpoint / flash
3. Memberikan tugas yang dilakukan dengan bantuan teknologi internet contoh: Mencari
salah satu sumber belajar dalam bentuk e-book matematika
4. Menggunakan multimedia seperti video pembelajaran pada beberapa materi contoh:
Menonton video penggunaan suatu alat peraga matematika untuk memahami konsep
5. Teknologi telah hadir di hadapan kita untuk dimanfaatkan secara optimal demi
meningkatkan kualitas belajar siswa
6. Teknologi dapat membantu mempermudah komunikasi antara guru dan siswa dalam
penyampaian materi
7. Matematika menjadi tidak monotone ketika disajikan dengan teknologi yang lebih maju
dan berbeda
12. INDIKATOR 12
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
: Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
: Menganalisis kegiatan siswa dengan pemberian berbagai latihan yang
mendukung kemampuan pemecahan masalah

Bahan atau Materi


lima langkah utama dalam memecahkan masalah,
1. mengenali/menyajikan masalah: tidak diperlukan strategi pemecahan masalah jika
bukan merupakan masalah;
2. mendefinisikan masalah: strategi pemecahan masalah menekan-kan pentingnya definisi
masalah guna menentukan banyaknya kemungkinan penyelesian;
3. mengembangkan beberapa hipote-sis: hipotesis adalah alternatif penyelesaian dari
pemecahan masalah;
4. menguji beberapa hipotesis: mengevaluasi kele-mahan dan kelebihan hipotesis;
5. memilih hipotesis yang terbaik.
Sebagaimana Dewey, Polya (1985) pun menguraikan proses yang dapat dilakukan pada
setiap langkah pemecahan masalah.

Proses tersebut terangkum dalam empat langkah berikut:


1. memahami masalah (understanding the problem).
2. merencanakan penyelesaian (devising a plan).
3. melaksanakan rencana (carrying out the plan).
4. memeriksa proses dan hasil (looking back).
13. INDIKATOR 13
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk


mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
: Menganalisis kegiatan matematika rekreasi guna
mengaktualisasikan potensi siswa

Bahan atau Materi


Topik Matematika Rekreasi Tentang Bilangan
1. Bilangan sempurna (perfect numbers
2. Bilangan amicable (friendly numbers)
3. Barisan bilangan fibonacci
4. Persegi ajaib (magic squares)
Topik Matematika Rekreasi dalam Aljabar
1. Tafsiran Geometris Perkalian dan Pemfaktoran Bentuk-Bentuk Aljabar
2. Keterbagian dengan 9
3. Keterbagian
4. Misteri
5. TebakUmur
6. Kuadrat Bilangan Berakhiran
7. Cara Mudah Menguadratkan Bilangan
8. Aplikasi (x-y)(x+y)
9. Paradoks 1 = 2
10. Paradoks Berat Gajah = Berat Nyamuk
Topik Matematika Rekreasi dalam Geometri
1. Mengikat Bumi
2. Parameterisasi Rumus Pythagoras
3. Paradoks Luas, Apakah 64 = 65?
4. Masalah Pipa Air
5. Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian Sama Besar (Trisecting Angle)
Topik Matematika Rekreasi Tentang Statistik dan Peluang
1. Membandingkan Tinggi Badan dengan Panjang Rentangan Tangan
2. Menggunakan Persoalan yang Tidak Biasa
3. Jalan Acak
4. Lintasan pada Persegi Berpetak
5. Permainan Dadu
14. INDIKATOR 14
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik
: Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan
santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.
: Memilih teknik bertanya yang tepat guna mengaktifkan iklim
pembelajaran

Bahan atau Materi


Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh guru adalah menguasai teknik bertanya.
Beberapa hal yang menjadi patokan dalam mengajukan pertanyaan secara verbal adalah:
1. pertanyaan harus diajukan terlebih dahulu dan memberi kesempatan (waktu) kepada
siswa untuk berpikir sebelum meminta salah seorang siswa untuk menjawab.
Setelah guru mengajukan pertanyaan, ia memberikan waktu tertentu yang diperlukan
siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Dengan demikian semua siswa

2.

3.

mempunyai waktu yang sama untuk mencari jawaban tersebut. Setelah waktu yang
ditentukan habis, guru meminta salah seorang siswa menjawab. Harus dihindari
meminta salah seorang siswa menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. Hal ini akan
menyebabkan siswa itu sendiri yang memikirkan jawaban pertanyaan sementara siswa
yang lain hanya menonton dan tidak berpikir.
menghindari pertanyaan jenis klasikal (yang ditujukan kepada kelas)
Pertanyaan yang tidak ditujukan kepada salah seorang siswa dikategorikan pertanyaan
klasikal. Umumnya respon siswa adalah menjawab bersama-sama (koor). Ketika terjadi
hal seperti ini tidak bisa dipastikan apakah semua siswa memang dapat menjawab
pertanyaan atau hanya beberapa orang saja yang bisa menjawab sementara yang lain
hanya meniru jawaban.
pertanyaan dalam matematika difokuskan kepada apa (what), kapan terjadinya (when),
berapa (evaluate, calculate, find) dan mengapa (why) atau bagaimana (how).
Pertanyaan yang diajukan dapat berbentuk tertutup (pertanyaan hanya memiliki 1
jawaban) atau terbuka (pertanyaan yang memiliki lebih dari 1 jawaban). Pertanyaan
tertutup dapat diubah menjadi pertanyaan terbuka jika kondisi pertanyaan diubah.
Pertanyaan yang berbentuk apa dan berapa lebih cenderung hanya keterampilan
dasar berpikir pada ranah kognitif taksonomi Bloom revisi: mengingat (remembering),
memahami (understanding), dan menerapkan (applying). Tetapi jika guru menindak
lanjuti jawaban siswa dengan bertanya mengapa atau bagaimana itu artinya meminta
siswa untuk menjelaskan (reasoning) dan mengomunikasikan ide-ide matematikanya
(communicating). Dalam hal ini keterampilan berpikir yang dituntut sudah lebih kearah
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi menganalisa (analyzing), dan
mengevaluasi (evaluating).

15. INDIKATOR 15
Kompetensi Dasar

: Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan
yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan
kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan:
melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil
bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakanguru, dan (d) reaksi
guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
: Menerapkan komunikasi yang mendidik pada pembelajaran kooperatif

Indikator Esensial
Bahan atau Materi
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1. untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja
sama
2. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis
kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
4. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas
akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai macam latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social
siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam
kelompok
16. INDIKATOR 16
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

: Menyelenggarakan penilaiandan evaluasi proses dan hasil belajar.


: Memahami prinsipprinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu..

Indikator Esensial

: Menentukan prinsip penilaian yang diacu pada suatu permasalahan atau


kasus pengolahan hasil penilaian proses dan hasil belajar matematika

Bahan atau Materi


prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Valid/sahih :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar
kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif:
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan
hubungan emosional.
3. Transparan/terbuka :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria
penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat
diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
4. Adil :
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Bermakna :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,
bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak,terutama guru, peserta didik,
dan orangtua serta masyarakat
8. Sistematis :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
9. Akuntabel :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
10. Beracuan kriteria :
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
17. INDIKATOR 17
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar


: Menentukan teknik penilaian proses dan hasil belajar pada peristiwa
kegiatan pembelajaran

Bahan atau Materi


Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, portofolio,
projek, produk, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
18. INDIKATOR 18
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

Bahan atau Materi

: Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil


belajar.
: Menentukan persyaratan penyusunan instrumen penilaian berdasarkan
suatu kasus/peristiwa pengembangan instrumen penilaian di satuan
pendidikan

Teknik penilaian yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan pendidikan antara
lain; tes tertulis, observasi, tes kinerja, penilaian portofolio, penilaian diri, dan penilaian antar
teman.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari berbagai teknik penilaian yang dapat
digunakan di sekolah, diuraikan sebagai berikut;
1. Tes tertulis
Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa
tes objektif dan uraian pada peserta didik di lembaga penyelenggara pendidikan
keterampilan.
2. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil
pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis
perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas,
waktu bekerja dalam bengkel/laboratorium.
3. Tes kinerja
Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan
kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran
mengidentifikasi kerusakan pada alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja
tertentu, bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Tes kinerja
dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan produk. Tes kinerja,
untuk memperoleh data tentang kinerja atas bidang keterampilan tertentu yang
dipertunjukkan oleh seseorang peserta didik.
4. Penugasan
Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik menyelesaikan tugas di
luar kegiatan pembelajaran di kelas/laboratorium/bengkel. Penugasan dapat diberikan
dalam bentuk individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek.
Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas.
Tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Proyek, untuk
memperoleh data tentang kinerja atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang dikerjakan
dalam jangka waktu tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa pengawasan.
5. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik
dengan seorang penguji atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan
secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk memperoleh data tentang performansi
tertentu, dengan cara berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan peserta
didik melalui tanya jawab atau wawancara langsung, berkenaan dengan pemahaman,
perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
6. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya
peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas
peserta didik. Portofolio, untuk memperoleh data dengan cara mengumpulan bukti-bukti
fisik yang bersifat pribadi, atau hasil karya dan pencapaian dijadikan sebagai dasar
untuk menilai kinerja seseorang sebelum, dan setelah mengikuti pendidikan.
7. Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian diri untuk memperoleh
data tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didik dan bersumber dari
peserta didik sendiri.
8. Penilaian antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya. Teknik penilaian antar
teman dilakukan dengan melalukan observasi terhadap temannya sendiri. Instrumen
observasi, skala penilaian, dan daftar ceklist yang digunakan berisikan aspek-aspek
kemampuan/kelebihan dan kesulitan/kekurangan temannya dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.

Teknik Penilaian dapat juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :


1. Teknik Tes
Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau seluruh usaha
eveluasi program.
a. Tes Tulis berdasarkan bentuk soal
1) Tes Subjektif
Tes subjektif merupakan tes yang jawabannya berupa uraian atau bersifat
pembahasan. Contoh dari tes subjectif adalah soal uraian.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang pemeriksaannya dilakukan secara objektif.
a) Isian singkat
b) Melengkapi
c) Mengidentifikasi masalah
d) Soal pilihan ganda
e) Soal benar-salah
f) Menjodohkan
g) Sebab-akibat
b. Tes Tulis berdasarkan tujuan dan waktu melaksanakannya
1) Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan setelah siswa melaksanakan satu
kompetensi dasar atau lebih.
2) Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan diakhir program pembelajaran.
3) Tes Diagnostik
Tes diagnostic adalah tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui
kelemahan-kelemanahn sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat.
2. Teknik Non Tes
a. Skala bertingkat
b. Kuesioner
Sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden).
c. Check list
Check list adalah deretan pernyataan (biasanya singkat) dimana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok () ditempat yang sudah disediakan.
d. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
e. Pengamatan (observasi)
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil
pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis
perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi.
f. Projek
Penilaian proyek adalah penilaian yang diberikan oleh guru kepada siswa berupa
proyek atau penugasan yang akan dinilai mulai awal pengerjaan sampai akhir
pengerjaan.
g. Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya
peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan
kreativitas peserta didik.
h. Curiculum vitae
i. Evaluasi diri
Evaluasi diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian diri untuk memperoleh
data tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didik dan bersumber
dari peserta didik sendiri

19. INDIKATOR 19
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan


pembelajaran
: Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan.
: Menentukan macam tahapan program remedial mengacu Standar
Penilaian

Bahan atau Materi


Penilaian kelas menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat
digunakan antara lain
1. perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan,
2. pengayaan bagi peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu
yang disediakan,
3. perbaikan program dan proses pembelajaran,
4. pelaporan, dan
5. penentuan kenaikan kelas.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial adalah:
1. analisis hasil diagnosis kesulitan belajar,
2. menemukan penyebab kesulitan,
3. menyusun rencana kegiatan remedial,
4. melaksanakan kegiatan remedial, dan
5. menilai kegiatan remedial.
Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang memiliki
kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial
diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan
dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri,
kemudian dilakukan penilaian dengan cara menjawab pertanyaan, membuat rangkuman
pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data.
Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat
dilaksanakan pada atau di luar jam efektif.
Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.
20. INDIKATOR 20
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku


kepentingan
: Menentukan macam hasil penilaian yang dikomunikasikan/ dilaporkan
kepada pimpinan satuan pendidikan untuk diteruskan kepada
orangtua/wali peserta didik berdasarkan tugas pendidik dalam
mengelola penilaian mengacu pada Standar Penilaian

Bahan atau Materi


Jenis Penilaian Hasil belajar
1. Ulangan Harian
2. Ulangan Tengah Semester
3. Ulangan Akhir Semester
4. Ulangan Kenaikan Kelas
Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
1. Penilaian individual
2. Penilaian kelompok
21. INDIKATOR 21
Standar Kompetensi

: Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas


pembelajaran.
: Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
: Memilih kegiatan yang sesuai dalam pelaksanaan refleksi

Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
Bahan atau Materi
Refleksi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar berupa
penilaian tertulis maupun lisan (umumnya tulisan) oleh anak didik kepada guru/dosen, berisi
ungkapan kesan, pesan, harapan serta kritik membangun atas pembelajaran yang

diterimanya. Bahasa yang paling sederhana dan mudah dipahami adalah refleksi ini sangat
mirip dengan curhatan anak didik terhadap guru/dosennya tentang hal-hal yang dialami
dalam kelas sejak dimulai hingga berakhirnya pembelajaran
Refleksi yang dilakukan tentunya berkaitan dengan tugas seorang guru, misalnya
melakukan refleksi setelah selesai melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
Guru dapat merefleksikan tentang metode atau model pembelajaran yang sudah digunakan,
dapat juga merefleksikan materi ajar yang disampaikan, dapat juga merefleksikan respon
siswa. Refleksi dapat juga dilakukan guru pada saat kegiatan pembelajaran akan berakhir
atau pada kegiatan penutup. Siswa diminta untuk memberikan komnetar dan tanggapan
(refleksi) dari hasil pembelajaran yang barusan dilaksanakan. Komentar siswa ini dapat
dilakukan secara lisanmaupun secara tertulis.
Refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran dimulai dari analisis tingkat keberhasilan
proses dan hasil belajar siswa, evaluasi diri terhadap proses belajar yang telah kita lakukan,
identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan bersama-sama
pihak terkait, merancang upaya optimalisasi proses dan hasil belajar
22. INDIKATOR 22
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial

: Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan


pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
: Menentukan komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki
berdasarkan hasil refleksi pembelajaran satu kompetensi dasar (KD)
matematika

Bahan atau Materi


Contoh pada Ulangan Harian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih
Hal-hal yang harus diperbaiki dari analisis ulangan Harian adalah Indikator-indikator yang
belum tuntas, perbaikan dapat dilakukan secara klasikal (mengulang kembali) atau
individual (tugas-tugas)

Diambil dari berbagai sumber


Mohon saran dan masukan
Semoga bermanfaat
abufina@yahoo.co.id

Вам также может понравиться