Вы находитесь на странице: 1из 10

KERANGKA ACUAN KERJA

(K A K)

Kegiatan

PERENCANAAN KONSTRUKSI

Pekerjaan

PERENCANAAN KONSTRUKSI PAKET 3


(REHABILITASI PUSKESMAS DAMPIT)

Klasifikasi

Konsultansi

Kualifikasi

Gred 2

Tahun Anggaran

2013

Lokasi

Dampit, Kabupaten Malang

Pagu Anggaran

Rp. 50.000.000,(Lima Puluh Juta Rupiah).

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN ................................................................................. 3
2. MAKSUD DAN TUJUAN
3. SASARAN

................................................................. 4

.......................

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA................................ 5


5. SUMBER PENDANAAN ..................................................................

6. LINGKUP KEGIATAN DAN LINGKUP TUGAS


KONSULTAN PERENCANA ..............................................................
7. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

............................................ 5

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN..................................................7


9. TENAGA AHLI

10. KELUARAN DAN MASUKAN 8


11. LAPORAN 9
12. PENUTUP 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN KONSULTAN PERENCANA
PERENCANAAN KONSTRUKSI PAKET 3 (REHABILITASI PUSKESMAS
DAMPIT)
TAHUN ANGGARAN 2010

1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di
Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu
diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan
kesehatan dasar tersebut.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six)
dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan.
Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan fasilitas,
sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Malang khususnya
di Puskesmas Dampit, maka perlu dilakukan rehabilitasi gedung puskesmas yang
sudah ada agar fasilitas kesehatan yang diberikan dapat menjadi lebih baik dan
memadai.
B. ACUAN NORMATIF
Pekerjaan Konsultan Perencana pada Perencanaan Konstruksi Paket 3 (Rehabilitasi
Puskesmas Dampit) sebagai upaya pengembangan Fasilitas Kebutuhan Kesehatan
dengan kelengkapan administrasi serta teknis bangunan, disusun berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Peraturan mengenai Jasa Konstruksi :
- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;

Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;

b. Peraturan mengenai Bangunan Negara dan Pengelolaannya :


Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah;
Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang
ketentuan teknis Pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
dan lingkungan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada bangunan
Gedung
dan Lingkungan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Rencana Tata Bangunan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
c. Peraturan mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah :
- Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 yang telah dirubah Peraturan
Presiden RI Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
- Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/SE/M/2010 Perihal
Persyaratan Kualifikasi Usaha Dan Nilai Paket Pekerjaan, Masa Berlaku
Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat Keahlian Kerja, Dan Sertifikat
Ketrampilan Kerja.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi
Konsultan Perencana yang akan melaksanakan tugas Perencanaan Konstruksi
Paket 3 (Rehabilitasi Puskesmas Dampit).
b. Dengan KAK ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melakukan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai dengan KAK ini
3. SASARAN
a.
Dampit
b.

Menghasilkan dokumen Perencanaan Rehabilitasi Puskesmas

Menghasilkan dokumen teknis perencanaan yang dapat


dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaannya.
4

4.

NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama Pejabat Pembuat Komitmen : .....................
Satuan Kerja : Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang

5.

SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya berkisar Rp 50.000.000,Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan konsultan perencanaan dibebankan pada
DBHCHT Tahun Anggaran 2013.

6. LINGKUP KEGIATAN
PERENCANA

DAN

LINGKUP

TUGAS

KONSULTAN

Lingkup Kegiatan adalah Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi Puskesmas


Dampit.

Lingkup Tugas Pekerjaan Konsultan Perencana adalah melakukan Perencanaan


Teknis Rehabilitasi Puskesmas Dampit.

7. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


A.

PROGRAM KERJA

Sebelum melaksanakan pekerjaannya, konsultan Perencana harus segera


menyusun ;
1. Program kerja termasuk jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (sesuai bidang keahlian dan jumlah berdasarkan
kebutuhan). Tenaga-tenaga yang diusulkan konsultan Perencana harus
dilampiri Curiculum Vitae dan mendapat persetujuan dari Kuasa Pengguna
Anggaran.
3. Konsep pelaksanaan pekerjaan Perencanaan.
Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan
Perencana.
B. KEGIATAN KONSULTAN PERENCANA
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah pekerjaan
Perencanaan dengan berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku, yang
antara lain terdiri dari :
1. Persiapan Perencanaan termasuk survey.
2. Penyusunan Pra Rencana
3. Pengembangan Rencana
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
5

5. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll)

C. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA


1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa
Perencanaan konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi
yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi
persyaratan standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah
mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang
akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang
berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
untuk bangunan gedung negara.
D. BIAYA
1. Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultansi
sesuai peraturan yang berlaku, antara lain terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan laporan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Biaya rapat-rapat
e. Jasa dan over head Perencanaan.
f. Pajak dan iuran daerah lainnya.
2. Sumber Dana.
Sumber dana seluruh pekerjaan perencanaan dibebankan pada DBHCHT Tahun
Anggaran 2013 dan untuk pekerjaan perencanaan ini dialokan setinggi-tingginya
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
E. KRITERIA
1. Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang
dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
1) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
6

2) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :


1) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan :
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
2. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan puskesmas yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya, misalnya :
1) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2) Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain-lain.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 30 (tiga puluh) hari
kalender.
9. TENAGA AHLI
Untuk melakasanakan tugasnya, konsultan Perencana harus menyediakan
tenaga yang memenuhi kebutuhan proyek, baik ditinjau dari lingkup (besar) proyek
maupun tingkat kekomplekan proyek.
Bila dianggap masih belum memadai, pemberi tugas berhak meminta dan
mengarahkan penyediaan tenaga oleh konsultan, dan kemudian konsultan
berkewajiban untuk memenuhinya.
Selama dalam menjalankan tugasnya, konsultan Perencana minimal harus
membentuk organisasi yang memadai, dan menyiapkan tenaga ahli yang
berpengalaman dalam bidang-bidang:
7

(Kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan /


kompleksitas kegiatan).

Kebutuhan personil dan kualifikasinya:


A

TENAGA INTI/TENAGA AHLI

ORANG

PENGALAMAN
MINIMAL

1
2
3

Team Leader (S1 Sipil)


Tenaga Ahli Arsitektur (S1 Arsitektur)
Tenaga Ahli Estimasi Biaya (S 1Ars / Sipil)

1
1
1

8 Tahun
5 Tahun
5 Tahun

B
1
2
3
4
5
6

TENAGA PENUNJANG
Asisten Ahli Sipil (S1 Arsitektur)
Asisten Ahli Arsitektur (S1 Arsitektur)
Asisten Ahli Estimasi Biaya (S 1Ars / Sipil)
Surveyor & Drafter 1 (S 1Ars / Sipil)
Tenaga Administrasi / Sekretaris (D3 sederajat)
Operator Komputer ( SMU sederajat )

1
1
1
2
1
1

3 Tahun
3 Tahun
3 Tahun
2 Tahun
2 Tahun
2 Tahun

Yang kesemuanya Data-personil / Curiculum-vitaenya harus jelas mengenai;


kemampuan / kompetensi, masa penugasan, dan pengalaman kerjanya diketuai
oleh pejabat konsultan Perencana dan disetujui oleh Pengelola Proyek.

10. KELUARAN DAN MASUKAN


A. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah merupakan produk yang jelas dan
konsisten serta disajikan dalam sistematika yang baik.
Untuk mencapai keluaran yang baik maka tahapan pelaksanaan perencanaan adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Pengumpulan data lapangan
a. Survey Pendahuluan
b. Survey Detail : Pengukuran Ruang
c. Perencanaan Teknis
- Analisa Data Lapangan
- Penggambaran Ruang dan Detail
- Kegiatan Perencanaan
3. Pembuatan Spesifikasi Teknis
4. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya
B. MASUKAN
Informasi

1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari sendiri


informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksan kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Proyek / Bagian Proyek
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan sebagai akibat
dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Konsultan
Perencana
11. LAPORAN
Jenis laporan yang harus disampaikan kepada Pengguna Jasa adalah :
a.
Laporan Pendahuluan.
Laporan Pendahuluan yang diserahkan adalah berisikan metodologi dan rencana
kegiatan dari awal hingga akhir yang dapat berfungsi sebagai umpan balik
untuk perbaikan penyusunan laporan-laporan berikutnya.
b. Laporan Antara.
Laporan Antara adalah merupakan laporan hasil perencanaan sementara yang
berisikan :
- Draf Laporan Perencanaan
Bill Of Quantity
Gambar Perencanaan Detail
Perkiraan Harga Total (Engineers Estimate)
- Draf Spesifikasi Teknis
Laporan Antara harus dibuat rangkap 5 (lima) dan di diskusikan dengan
pengguna jasa untuk mendapatkan perbaikan dan masukan.
c. Laporan Akhir/Desain.
Laporan Antara adalah merupakan laporan hasil perbaikan dari laporan antara
setelah mendapatkan perbaikan dan masukan dari pengguna jasa. Laporan Akhir
dibuat rangkap 5 (lima).
12. PENUTUP
A. Setelah KAK ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan
masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan Perencana agar segera menyusun
program kerja untuk dibahas dengan Pengelola Teknis Kegiatan ( PTK ), Pejabat
Pembuat Komitmen ( PPK )

Malang,
Mengetahui/ Menyetujui :
...........................
Selaku
Pengguna Anggaran

Maret 2013

Kuasa Pengguna Anggaran


PERENCANAAN KONSTRUKSI PAKET
3 (REHABILITASI PUSKESMAS
DAMPIT)
Tahun Anggaran 2013
9

......................................
NIP. .

.....................................
NIP.

10

Вам также может понравиться