Вы находитесь на странице: 1из 18

Dokumen.

tips
Login / Signup

Leadership

Technology

Education

Marketing

Design

More Topics

Search

1. Home
2. Documents
3. Makalah Pembiayaan RS
Alasan klasik yang sering di utarakan rumah sakit adalah masalah biaya
operasional rumah sakit. Inilah salah satu dilema yang dihadapi rumah sakit dalam
melakukan layanan kesehatan bagi warga tidak mampu. Jika melayani warga yang tak
mampu membayar, tentu rumah sakit akan kehilangan penghasilan. Dan, ini akan
berdampak buruk terhadap keberlangsungan operasional RS itu sendiri. Ini merupakan
dilema yang berat bagi rumah sakit.
Program pemerintah yang dibuatpun harus dibuat sebijaksana dan seefektif
mungkin agar tercipta rasa adil bagi rumah sakit dan tentunya masyarakat. Sehingga
tujuan pembiayaan kesehatan yang adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan
jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna
dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat tercapai.
Dari pemaparan di atas, kami mencoba menelaah sebuah kasus yang bisa
dijadikan contoh kasus yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan
pembiayaan Rumah Sakit. Berikut ini adalah kasusnya :
Pasien Miskin dan Jaminan Sosial
Senin, 7 Juni 2010
Meski sudah banyak aturan dan anjuran agar fasilitas kesehatan
mendahulukan pertolongan kepada pasien, namun penolakan layanan
kepada pasien dengan alasan ekonomi masih kerap terjadi. Kasus
penolakan terhadap Elsa Ainurohmah, bayi berusia enam bulan, putri
pasangan Paidi (34) dan Septi Nuraini (30) oleh RS Sari Asih, Karawaci
Tangerang, beberapa waktu lalu, misalnya, menambah panjang catatan

hitam kasus serupa di Tanah Air.


Bayi mungil itu tidak mendapatkan layanan medis semestinya karena
orangtuanya tak mampu menyanggupi uang muka Rp 10 juta yang diminta
pihak rumah sakit. Akhirnya, orangtuanya memutuskan untuk
memindahkan Elsa ke RSU Tangerang. Namun, akibat terlambat
mendapatkan layanan medis, Elsa meninggal sebelum tiba di RSU
Tangerang.
Page 2
1.2Identifikasi Masalah
Dari paparan latar belakang diatas, kami mencoba mengidentifikasi beberapa
masalah, diantaranya :
1. Bagaimanakah seharusnya pembiayaan pelayanan kesehatan?
2. Bagaimanakah standart mekanisme pembiayaan rumah sakit di Indonesia?
3. Adakah undang-undang atau aturan hukum di Indonesia yang mengatur tentang
pembiayaan rumah sakit?
4. Bagaimanakah peranan asuransi dalam pembiayaan rumah sakit?
5. Bagaimana tinjauan medikolegal, bioetika dan pandangan agama Islam dalam
pembiayaan rumah sakit?
1.3Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah BHP 6
2. Untuk menjawab Identifikasi masalah yang ada.
3. Salah satu sarana menambah wawasan bagi mahasiswa Kedokteran Unisba
khususnya dan diharapkan dapat juga membantu masyarakat yang
membutuhkan informasi mengenai Pembiayaan Rumah Sakit ini.
1.4Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam pembentukan makalah ini yaitu dengan
menjabarkan secara rinci mengenai masalah Pembiayaan Rumah Sakit. Dalam
pembahasannya diawali dengan mencari data yang mendukung tentang Pembiayaan
Rumah Sakit melalui kajian pustaka dan pencarian data di internet, kemudian setelah itu
merumuskan data yang sudah didapat dan membahasnya sesuai dengan rumusan masalah
yang ada.
Page 3
of 29

Makalah Pembiayaan RS
by imania-salim-ahmad-bawazier
on Jun 19, 2015
Report
Category:
Documents

Download: 2
Comment: 0
5,619
views
Comments
Description
Download Makalah Pembiayaan RS
Transcript

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Permasalahan kesehatan di Indonesia masih


sangat banyak dan sulit untuk dibenahi, yang utama adalah masalah pembiayaan. Pembiayaan
kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan yang amat vital untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan penting dari
pembangunan kesehatan di suatu negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan
dan akses dan pelayanan yang berkualitas. Di Indonesia, masalah pembiayaan kesehatan
masih menjadi topik aktual dalam permasalahan di bidang kesehatan. Biaya perawatan masih
menjadi priotitas utama di beberapa rumah sakit dan tidak mengindahkan kondisi pasien yang
datang berobat. Masalah pembiayaan ini sangat rumit dan sulit dicari penyelesaiannya.
Dalam hal ini yang menjadi korban adalah masyarakat yang kurang mampu yang
membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi tidak memiliki biaya. Semakin banyak pasien yang
tidak mampu yang terpaksa tidak dapat menerima pengobatan hanya karena tidak memiliki
uang muka untuk pengobatan. Pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan yang
berkaitan dengan pemecahan masalah ini, seperti dengan mengeluarkan beberapa peraturan
perundangan. Salah satunya telah disebutkan pada UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan telah mewajibkan fasilitas layanan kesehatan agar mendahulukan upaya
penyelamatan pasien. Meskipun sudah banyak aturan dan anjuran agar fasilitas kesehatan
mendahulukan pertolongan kepada pasien, namun penolakan layanan kepada pasien dengan
alasan ekonomi masih kerap terjadi. Telah dijelaslkan pula dalam undangundang bahwa
rumah sakit memiliki fungsi sosial yang tidak dapat dilepaskan dengan fungsi rumah sakit
lainnya. Page 1 Alasan klasik yang sering di utarakan rumah sakit adalah masalah biaya
operasional rumah sakit. Inilah salah satu dilema yang dihadapi rumah sakit dalam
melakukan layanan kesehatan bagi warga tidak mampu. Jika melayani warga yang tak
mampu membayar, tentu rumah sakit akan kehilangan penghasilan. Dan, ini akan berdampak
buruk terhadap keberlangsungan operasional RS itu sendiri. Ini merupakan dilema yang berat
bagi rumah sakit. Program pemerintah yang dibuatpun harus dibuat sebijaksana dan seefektif
mungkin agar tercipta rasa adil bagi rumah sakit dan tentunya masyarakat. Sehingga tujuan
pembiayaan kesehatan yang adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang
mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna,
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat tercapai. Dari pemaparan di atas, kami
mencoba menelaah sebuah kasus yang bisa dijadikan contoh kasus yang terjadi di Indonesia
yang berhubungan dengan pembiayaan Rumah Sakit. Berikut ini adalah kasusnya : Pasien
Miskin dan Jaminan Sosial Senin, 7 Juni 2010 Meski sudah banyak aturan dan anjuran agar
fasilitas kesehatan mendahulukan pertolongan kepada pasien, namun penolakan layanan
kepada pasien dengan alasan ekonomi masih kerap terjadi. Kasus penolakan terhadap Elsa
Ainurohmah, bayi berusia enam bulan, putri pasangan Paidi (34) dan Septi Nuraini (30) oleh
RS Sari Asih, Karawaci Tangerang, beberapa waktu lalu, misalnya, menambah panjang
catatan hitam kasus serupa di Tanah Air. Bayi mungil itu tidak mendapatkan layanan medis
semestinya karena orangtuanya tak mampu menyanggupi uang muka Rp 10 juta yang diminta
pihak rumah sakit. Akhirnya, orangtuanya memutuskan untuk memindahkan Elsa ke RSU
Tangerang. Namun, akibat terlambat mendapatkan layanan medis, Elsa meninggal sebelum
tiba di RSU Tangerang. Page 2 1.2 Identifikasi Masalah Dari paparan latar belakang diatas,
kami mencoba mengidentifikasi beberapa masalah, diantaranya : 1. Bagaimanakah
seharusnya pembiayaan pelayanan kesehatan? 2. Bagaimanakah standart mekanisme
pembiayaan rumah sakit di Indonesia? 3. Adakah undang-undang atau aturan hukum di
Indonesia yang mengatur tentang pembiayaan rumah sakit? 4. Bagaimanakah peranan
asuransi dalam pembiayaan rumah sakit? 5. Bagaimana tinjauan medikolegal, bioetika dan
pandangan agama Islam dalam pembiayaan rumah sakit? 1.3Tujuan dan Manfaat Tujuan dan
manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu: 1. 2. 3. Untuk memenuhi salah satu tugas

kelompok dari mata kuliah BHP 6 Untuk menjawab Identifikasi masalah yang ada. Salah satu
sarana menambah wawasan bagi mahasiswa Kedokteran Unisba khususnya dan diharapkan
dapat juga membantu masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai Pembiayaan
Rumah Sakit ini. 1.4 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam
pembentukan makalah ini yaitu dengan menjabarkan secara rinci mengenai masalah
Pembiayaan Rumah Sakit. Dalam pembahasannya diawali dengan mencari data yang
mendukung tentang Pembiayaan Rumah Sakit melalui kajian pustaka dan pencarian data di
internet, kemudian setelah itu merumuskan data yang sudah didapat dan membahasnya sesuai
dengan rumusan masalah yang ada. Page 3 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan (Health Care Financing) Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan
elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa
berlangsung aktivitas seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan
sesungguhnya bernilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber
daya yang senatiasa siap pakai dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Namun,
masih banyak orang menyepelekan hal ini. Negara, pada beberapa kasus, juga demikian.
Minimnya Anggaran Negara yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan, dapat dipandang
sebagai rendahnya apresiasi akan pentingnya bidang kesehatan sebagai elemen penyangga,
yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem baru yang justru akan menyerap
keuangan negara lebih besar lagi. Sejenis pemborosan baru yang muncul karena kesalahan
kita sendiri. Konsepsi Visi Indonesia Sehat 2010, pada prinsipnya menyiratkan pendekatan
sentralistik dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sebuah paradigma yang
nyatanya cukup bertentangan dengan anutan desentralisasi, dimana kewenangan daerah
menjadi otonom untuk menentukan arah dan model pembangunan di wilayahnya tanpa harus
terikat jauh dari pusat. 2.1.1. Sistem Kesehatan Nasional Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
terdiri atas : 1. Upaya Kesehatan 2. Pembiayaan Kesehatan 3. Sumber Daya Manusia
Kesehatan 4. Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan 5. Pemberdayaan Masyarakat
Page 4 6. Manajemen Kesehatan Sebagai subsistem penting dalam penyelenggaraan
pembanguan kesehatan, terdapat beberapa faktor penting dalam pembiayaan kesehatan yang
mesti diperhatikan. Pertama, besaran (kuantitas) anggaran pembangunan kesehatan yang
disediakan pemerintah maupun sumbangan sektor swasta. Kedua, tingkat efektifitas dan
efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran yang ada. Terbatasnya anggaran
kesehatan di negeri ini, diakui banyak pihak, bukan tanpa alasan. Berbagai hal bias dianggap
sebagai pemicunya. Selain karena rendahnya kesadaran pemerintah untuk menempatkan
pembangunan kesehatan sebagai sector prioritas, juga karena kesehatan belum menjadi
komoditas politik yang laku dijual di negeri yang sedang mengalami transisi demokrasi ini.
Ironisnya, kelemahan ini bukannya tertutupi dengan penggunaan anggaran yang efektif dan
efisien akibatnya, banyak kita jumpai penyelenggaraan program-program kesehatan yang
hanya dilakukan secara asal-asalan dan tidak tepat fungsi. Relatif ketatnya birokrasi di
lingkungan departemen kesehatan dan instansi turunannya, dapat disangka sebagai biang
sulitnya mengejar transparansi dan akuntabilitas anggaran di wilayah ini. Peran serta
masyarakat dalam pembahasan fungsionalisasi anggaran kesehatan menjadi sangat minim,
jika tak mau disebut tidak ada sama sekali. Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan
berkesinambungan memegang peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di
suatu negara diantaranya adalah pemerataan pelayanankesehatan dan akses (equitable access
to health care) dan pelayanan yang berkualitas (assured quality) . Oleh karena itu reformasi
kebijakan kesehatan di suatu negara seyogyanya memberikan fokus penting kepada kebijakan
pembiayaan kesehatan untuk menjamin terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan
(equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu
sendiri. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sendiri memberi fokus

strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama
kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut: Page 5 1.
Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan 2. Mengupayakan
pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan kesehatan masyarakat miskin
3. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan
sosial (SHI) 4. Penggalian dukungan nasional dan internasional 5. Penguatan kerangka
regulasi dan intervensi fungsional 6. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang
didasarkan pada data dan fakta ilmiah 7. Pemantauan dan evaluasi. Implementasi strategi
pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal pokok yakni;
kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan kesehatan
secara tunai perorangan (out of pocket funding), menghilangkan hambatan biaya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi
dan efektifitas alokasi sumber daya (resources) serta kualitas pelayanan yang memadai dan
dapat diterima pengguna jasa. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan
kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara
berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 2.1.2. Strategi
Pembiayaan Kesehatan Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan
selama ini adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan
persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat. Alternatif lain
adalah empowerment melalui sistem kupon. Kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif
tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan para pelaku di tingkat pelayanan. Informasi tentang
kekuatan dan kelemahan masing-masing cara tersebut juga merupakan masukan penting
untuk melengkapi kebijakan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk
miskin. Alternatif Sumber Pembiayaan: Prospek Asuransi Page 6 Kesehatan Dalam
penyaluran dana JPS-BK tahun 2001, dicoba dikembangkan JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat) sebagai wadah penyaluran dana JPS-BK. Upaya tersebut umumnya
tidak berhasil, karena dalam praktik yang dilakukan hanyalah pemberian jasa administrasi
keuangan yang dikenal sebagai TPA (Third Party Administration). Berdasarkan pengalaman
tersebut diketahui bahwa salah satu prinsip pokok asuransi tidak bisa diterapkan, yaitu
pooling of risk. Dalam prinsip ini risiko ditanggung peserta dari berbagai tingkatan, tidak
hanya oleh penduduk miskin. Selain itu, 4 pemberian premi sebesar Rp 10.000/Gakin (dan
dipotong 8% oleh Badan Pelaksana JPKM) tidak didasarkan pada perhitungan risiko finansial
mengikuti prinsip-prinsip aktuarial yang profesional. 2.1.3. Curative vs Preventive Care 1.
Sebagian besar dana (pemerintah & swasta) dialokasikan ke program kuratif. 2. Pengalaman
empiris menunjang bahwa kegiatan preventif lebih efektif meningkatkan status kesehatan
ketimbang curative care 3. Persepsi preventive, bisa ditunda karena tidak immediate needssering salah Beberapa Alasan mengapa Preventif tidak menjadi Prioritas: 1. Negara
berkembang cenderung alokasi lebih besar ke kuratif dibanding preventif immediate needs
2. Tenaga kesehatan lebih terlatih untuk memberi pelayanan kuratif dari pada preventif 3.
Ukuran preventif tidak selalu berkaitan langsung dengan kesehatan, seperti diet, exercise, dll.
4. Pendapatan perkapita negara yang tinggi, tingkat pendidikan yang lebih tinggi , sadar
untuk alokasi preventif 2.1.4. Pendidikan dan Pelatihan 1. Pendidikan untuk tenaga kesehatan
: dokter, spesialis, dokter gigi, apoteker, public health, ada di bawah diknas 2. Pendidikan
untuk tenaga kesehatan: perawat, tenaga analis, bidan, ada di bawah depkes Page 7 3.
Pendidikan dan kesehatan militer: Pendidikan untuk pengobatan alternatif 2.1.5. Pembiayaan
Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional Subsistem pembiayaan kesehatan adalah
bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan dari

penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan


dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata dan termanfaatkan secara
berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. 2.1.6. Unsur-unsur
Pembiayaan Kesehatan a. Dana Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor
kesehatan dan sektor lain terkait, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus
mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan. b. Sumber daya Sumber daya pembiayaan
kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi dan kelembagaan yang digunakan
secara berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan.
c. Pengelolaan Dana Kesehatan Prosedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah
seperangkat aturan yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku
subsistem pembiayaan kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun
masyarakat yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana
kesehatan. 2.1.7. Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan Page 8 a. Pembiayaan kesehatan
pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan melalui
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah, sekurangkurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya. Pembiayaan kesehatan untuk orang miskin dan tidak mampu merupakan tanggung
jawab pemerintah. Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,
masyarakat, maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus ditingkatkan
untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dikelola secara
adil, transparan, akuntabel, berhasilguna dan berdayaguna, memperhatikan subsidiaritas dan
fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas. b. Dana Pemerintah
ditujukan untuk pembangunan kesehatan, khususnya diarahkan untuk pembiayaan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan dengan mengutamakan masyarakat
rentan dan keluarga miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan,
serta yang tidak diminati swasta. Selain itu, program-program kesehatan yang mempunyai
daya ungkittinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan menjadi prioritas untuk dibiayai.
Dalam menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan dana kesehatan, maka sistem
pembayaran pada fasilitas kesehatan harus dikembangkan menuju bentuk pembayaran
prospektif. Adapun pembelanjaan dana kesehatan dilakukan melalui kesesuaian antara
perencanaan pembiayaan kesehatan, penguatan kapasitas manajemen perencanaan anggaran
dan kompetensi pemberi pelayanan kesehatan dengan tujuan pembangunan kesehatan. c.
Dana kesehatan diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat
melalui pengembangan sistem jaminan kesehatan sosial, sehingga dapat menjamin
terpeliharanya dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Setiap dana kesehatan digunakan secara bertanggung-jawab berdasarkan prinsip pengelolaan
kepemerintahan yang baik (good governance), transparan, dan mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku. Page 9 d. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan diupayakan melalui penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal:
dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosial
keagamaan) untuk kepentingan kesehatan. e. Pada dasarnya penggalian, pengalikasian, dan
pembelanjaan pembiayaan kesehatan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah
daerah. Namun untuk pemerataan pelayanan kesehatan, pemerintah menyediakan dana
perimbangan (maching grant) bagi daerah yang kurang mampu. 2.1.8. Penyelenggaraan
Pembiayaan Kesehatan Subsistem pembiayaan kesehatan merupakan suatu proses yang terusmenerus dan terkendali, agar tersedia dana kesehatan yang mencukupi dan

berkesinambungan, bersumber dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan sumber lainnya.


Perencanaan dan pengaturan pembiayaan kesehatan dilakukan melalui penggalian dan
pengumpulan berbagai sumber dana yang dapat menjamin kesinambungan pembiayaan
pembangunan kesehatan, mengalokasikannya secara rasional, menggunakannya secara
efisien dan efektif. Dalam hal pengaturan penggalian dan pengumpulan serta pemanfaatan
dana yang bersumber dari iuran wajib, pemerintah harus melakukan sinkronisasi dan
sinergisme antara sumber dana dari iuran wajib, dana APBN/APBD, dana dari masyarakat,
dan sumber lainnya. a. Penggalian dana Penggalian dana untuk upaya pembangunan
kesehatan yang bersumber dari pemerintah dilakukan melalui pajak umum, pajak khusus,
bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta berbagai sumber lainnya; dana yang
bersumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public-private partnership yang
didukung dengan pemberian insentif; penggalian dana yang bersumber dari masyarakat
dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri atau dilakukan secara pasif dengan
memanfaatkan berbagai dana yang sudah terkumpul di masyarakat. Page 10 Penggalian dana
untuk pelayanan kesehatan perorangan dilakukan dengan cara penggalian dan pengumpulan
dana masyarakat dan didorong pada bentuk jaminan kesehatan. b. Pengalokasian Dana
Pengalokasi dana pemerintah dilakukan melalui perencanaan anggaran dengan
mengutamakan upaya kesehatan prioritas, secara bertahap, dan terus ditingkatkan jumlah
pengalokasiannya sehingga sesuai dengan kebutuhan. Pengalokasian dana yang dihimpun
dari masyarakat didasarkan pada asas gotongroyong sesuai dengan potensi dan
kebutuhannya. Sedangkan pengalokasian dana untuk pelayanan kesehatan perorangan
dilakukan melalui kepesertaan dalam jaminan kesehatan. c. Pembelanjaan Pemakaian dana
kesehatan dilakukan dengan memperhatikan aspek teknis maupun alokatif sesuai
peruntukannya secara efisien dan efektif untuk terwujudnya pengelolaan pembiayaan
kesehatan yang transparan, akuntabel serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good
Governance). Pembelanjaan dana kesehatan diarahkan terutama melalui jaminan kesehatan,
baik yang bersifat wajib maupun sukarela. Hal ini termasuk program bantuan sosial dari
pemerintah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu , yaitu
Jamkesmas. 2.2. Analysis Biaya Rumah Sakit Sebagai organisasi publik, rumah sakit
diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
Rumah Sakit milik pemerintah dihadapkan pada masalah pembiayaan dalam arti alokasi
anggaran yang tidak memadai sedang penerimaan masih rendah dan tidak boleh digunakan
secara langsung. Kondisi ini akan memberikan dampak yang serius bagi pelayanan kesehatan
di rumah sakit karena sebagai organisasi yang beroperasi setiap hari, likuiditas keuangan
merupakan hal utama dan dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-hari.
Berbagai permasalahanpermasalahan tersebut di atas merupakan tantangan bagi pengelola
rumah sakit pemerintah untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana
yang Page 11 dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan
pengembangan rumah sakit. Terobosan itu dapat dilakukan antara lain dengan
mengoptimalkan penerimaan dari unit-unit pelayanan medis dan penunjang medis melalui
penentuan tarif berdasarkan perhitungan biaya satuan ( unit cost ). Tarif merupakan suatu
sistem atau model pembiayaan yang paling utama dalam pembiayaan rumah sakit. Pola tarif
rumah sakit di Indonesia umumnya masih sangat lemah terutama rumah sakit pemerintah.
Tarif yang diberlakukan belum unit cost based dan tanpa pertimbangan yang cermat terhadap
berbagai dimensi yang mempengaruhi tarif, bahkan rumah sakit pemerintah belum ada
penyesuaian tarif selama bertahun-tahun meskipun telah terjadi inflasi pelayanan kesehatan
( obat, bahan habis pakai, dll).Selama ini penetapan tarif rawat inap rumah sakit berdasarkan
Kepmenkes, No 582/1997 yang menjadikan perawatan kelas II sebagai setara unit cost (UC)
terhitung dengan metode double distribusi, maka dapatlah diketahui besarnya tarif Kelas III
(1/3 kali UC Kelas II), kisaran tarif Kelas I (2-9 Kali UC Kelas II) dan VIP/Super VIP (10-20

kali UC Kelas II). (Razak A. 2004). Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan
rawat inap kelas III yang diasumsi sesuai dengan Unit cost , maka rumah sakit memerlukan
penataan kembali pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III setara dengan
unit cost terhitung dengan metode double distribusi dan untuk kelas II, Kelas I, dan VIP
dijadikan kelas profit rumah sakit sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. 2.2.1. Konsep Biaya
Biaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan
suatu produk (output). Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu
pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapah (target)/output tertentu 2.2.2.
Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan dengan Volume Produksi 1) Biaya tetap ( fixed cost
) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu pengeluarannya,
biasanya lebih dari satu tahun. Page 12 2) Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang
jumlahnya tergantung dari jumlah produksi / jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya
operasional yang habis dikeluarkan selama satu tahun. 3) Semi Variabel Cost adalah biaya
yang memiliki sifat antara fixed cost dan variabel cost (Gani,1996) 2.2.3. Biaya Berdasarkan
Biaya Satuan (Unit cost) Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan
produk pelayanan. Biaya satuan didapatkan dari pembagian antara biaya total (Total Cost =
TC) dengan jumlah produk (Quantity = Q). Dengan demikian tinggi rendahnya biaya satuan
suatu produksi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya biaya total, tetapi juga dipengaruhi
oleh besarnya biaya produk 2.2.4. Analisis Biaya Rumah Sakit Analisis biaya rumah sakit
adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang
ditawarkan baik secara total maupun per unit atau perpasien dengan cara menghitung seluruh
biaya pada seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang
kemudian dibayar oleh pasien (Depkes, 1977).Menurut Gani (1996), analisis biaya dilakukan
dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau
proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan
untuk program atau pelayanan kesehatan.Dalam perhitungan tarif dirumah sakit seluruh biaya
dirumah sakit dihitung mulai dari : 1. Fixed Cost Fixed cost atau biaya tetap ini terdiri dari :Biaya Investasi gedung rumah sakit- Biaya peralatan Medis- Biaya peralatan Medis- Biaya
Kendaraan (Ambulance, Mobil Dinas, Motor, dll) 2. Semi Variabel cost Gaji Pegawai- Biaya
Pemeliharaan- Insentif- SPPD- Biaya Pakaian Dinas- dll Page 13 3. Variabel Cost Biaya BHP
Medis / Obat- Biaya BHP Non Medis- Biaya Air- Biaya ListrikBiaya Makan Minum Pegawai
dan pasien- Biaya Telepon- dll 2.2.5 Manfaat Analisis Biaya Manfaat utama dari analisis
biaya ada empat yaitu (Gani,A.2000): a. Pricing Informasi biaya satuan sangat penting dalam
penentuan kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost),
dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break even, atau menguntungkan. Dan juga
dapat diketahui berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada unit pelayanan tersebut
misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit. b. Budgeting /Planning Informasi
jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap
output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran.
c. Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat
biaya (cost center) yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit d. Evaluasi dan
Pertanggung Jawaban Analisis biaya bermanfaat untuk menilai performance keuangan RS
secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak
berkepentingan. Page 14 2.3. Aspek Bioetika Sebagai fasilitas yang padat modal, padat karya,
dan padat teknologi, fasilitas layanan kesehatan, khususnya rumah sakit, dihadapkan pada
tuntutan akan adanya jaminan pembiayaan yang memadai. Tanpa hal tersebut, rumah sakit
tidak dapat menjalankan fungsinya. Terutama rumah sakit swasta yang dituntut menjadi
revenue center (pusat penghasilan) yang harus membawa keuntungan bagi pemilik dan
pengelolanya. Inilah salah satu dilema yang dihadapi rumah sakit dalam melakukan layanan

kesehatan bagi warga tidak mampu. Jika melayani warga yang tidak mampu membayar, tentu
rumah sakit akan kehilangan penghasilan. Hal ini tentu akan berdampak buruk terhadap
keberlangsungan operasional RS itu sendiri. Di sisi lain, program terobosan pemerintah
belum sepenuhnya efektif. Pemberian SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dan program
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang merupakan jaminan pembiayaan
kesehatan bagi warga miskin belum sepenuhnya menjadi solusi. Cakupan yang terbatas,
birokrasi yang lambat dan berteletele, dan informasi yang tidak tersebar dengan baik, menjadi
titik lemah program yang menyebabkan warga tidak mampu menjadi korban. Tidak sedikit
warga miskin peserta Jamkesmas yang seharusnya mendapat jaminan pembiayaan dari
negara, tetap tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan. Terbatasnya fasilitas layanan untuk
pasien Jamkesmas adalah alasannya. Jamkesmas memang hanya menjamin fasilitas layanan
untuk kelas III rumah sakit. Sedangkan untuk mengejar keuntungan, rumah sakit lebih
banyak menyediakan kelas I, II, VIP, dan bahkan VVIP ketimbang kelas III yang minim
keuntungan. Dalam UU No 44 Tahun 2009 disebutkan, rumah sakit diselenggarakan
berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan antidiskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial (pasal 2). Jika melihat penjelasan dari
pasal tersebut, prinsip-prinsip yang tertuang dalam pasal itu mengarahkan pada pengutamaan
layanan kesehatan dan penghilangan diskriminasi baik karena perbedaan, agama, ras, maupun
strata ekonomi. Misalnya, nilai kemanusiaan dalam penjelasan ayat Page 15 tersebut
dikatakan bahwa penyelenggaraan rumah sakit dilakukan dengan memberikan perlakuan
yang baik dan manusiawi dengan tidak membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan
ras. Adapun yang dimaksud dengan nilai keadilan adalah bahwa penyelenggaraan rumah sakit
mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
terjangkau oleh masyarakat dan pelayanan yang bermutu. Sedangkan fungsi sosial rumah
sakit, dijelaskan sebagai bagian dari tanggung jawab yang melekat pada setiap rumah sakit,
yang merupakan ikatan moral dan etik dari rumah sakit dalam membantu pasien, khususnya
yang kurang/tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan. UU No 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengatur tentang perlindungan
sosial bagi masyarakat Indonesia agar bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Di dalamnya
termasuk jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun,
dan jaminan kematian berdasarkan prinsip asuransi. Khusus untuk masyarakat miskin,
preminya dibayar oleh pemerintah. Apabila UU ini berhasil dijalankan sepenuhnya, maka
pembiayaan kesehatanseperti yang sekarang ini sering dikeluhkan-bukan lagi masalah.
Sebab, setiap warga negara Indonesia memiliki jaminan pembiayaan kesehatan. 2.4. Aspek
Agama 2.4.1. Surah Al-Isra ayat : 26 Artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Tafsir Surah Al-Isra ayat :
26 Page 16 Berikanlah olehmu wahai muallaf, kepada kasihmu segala haknya, yaitu
menghubungi kasih sayang, menjiarahinya dan bergaul baik dengan mereka itu. Jika ia
berhajat kepada harta maka, berilah sekedar menutup kebutuhannya. Demikian pula beri
olehmu pertolongan-prtolonganmu dan bantuan-bantuanmu kepada orang miskin dan kepada
musafir yang berjalan untuk sesuatu kepentingannya yang dibenarkan agama, agar ia
memperoleh maksudnya itu. Dan janganlah kamu memboros-boroskan harta dan jangan
kamu mengeluarkan harta-hartamu pada jalan maksiat atau kepada orang yang tidak berhak
menerimanya. Hadits yang Berkaitan dengan Surah Al-isra ayat 26 Artinya : Dari Abu
Hurairah Ra. Berkata jika ada hamba Allah yang berada di waktu pagi, kecuali di waktu
Malaikat turun, lalu salah satunya berdoa Ya Allah berikanlah orang yang mendermakan
hartanya pengganti harta-harta itu sedang lainnya berdoa Ya Allah berilah orang yang kikir
(tidak mau mendermakan harta) itu kehancuran (rusak harta bendanya) (HR. Al-Bukhari).

Pelajaran yang dapat Diambil Surah Al-Isra ayat 26 memerintahkan kewajiban memenuhi
hak keluarga dekat, orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan. Ayat tersebut
menyuruh agar menyantuni, membantu dan memenuhi kebutuhan pokok mereka, dan ayat
tersebut melarang menghambur-hamburkan harta dengan secara boros Kesimpulan Dalam
ayat ini Allah menengatakan memberi pertolongan kepada sesama terutama orang miskin
sebagaimasyarakat yang mempunyai jiwa sosial. 2.4.2. Surah Ali Imran ayat : 159 Page 17
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Tafsir Surah Ali Imran ayat : 159 Nabi
Muhammad SAW berbudi pekerti yang halus, berhati lunak lembut dan penyanyang kepada
umatnya. Oleh sebab itu berduyun-duyun manusia masuk agama Islam yang dibawanya. Pada
itu ia tidak lupa bermusyawarah dengan mereka tenteng pekerjaan yang bersangkut paut
dengan urusan negeri, seperti peperangan. Setelah nabi Muhammad bermusyawarah dengan
mereka barulah mengerjakan tugas itu, menyerahkan diri kepada Allah. Maka agama Islam
telah lebih 1000 tahun lamanya menyuruh bermusyawarah dengan orang-orang cerdik
(pandai) tentang urusan dalam negeri Pelajaran yang dapat Diambil Q.S. Ali Imran ayat :
159 menjelaskan tentang masyarakat agar berlaku lemah lembut. Jangan bersifat keras dan
kasar sehingga mereka menjauhkan diri darimu. Mudah memaafkan dan memohon ampun
untuk mereka. Page 18 Bermusyawarah dengan mereka dalam segala urusan. Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal. Page 19 Kesimpulan Allah menerangkan bahwa
semua manusia adalah dari satu keturunan dari seorang ayat dan seorang Ibu. Karna itu
tidaklah pantas seorang saudara menghinakan saudara nya sendiri. Allah menjadikan mereka
berbanga, bersuku, dan menyatu Agar timbul rasa tolongmenolong dan kesempurnaan jiwa.
Itulah bahan kelebihan seorang atas yang lainnya. 2.4.3. Surah Al-Maidah ayat : 2 Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. Tafsir Surah Al-Maidah ayat : 2 Dan tolongmenolonglah kamu kepada kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong pada
dosa dan permusuhan, kebaikan daripada berbuat aniaya setelah di larang menganiaya,
diperintahkan untuk melakukan ( (birr berarti segala kebaikan yang ada kalanya
berhubungan perbuatan wajib maupun perbuatan sunnah, sedangkan arti taqwa hanya
pekerjaan kebaikan yang wajib saja, sedangkan menurut Mawardi, birr itu berarti keridhoan
orang banyak, sedangkan taqwa berarti keridhoan Allah. Dari pengertian tersebut, bertolongtolonglah kamu yang menyenangkan hati orang banyak Page 20 dan meridhokan Allah, jika
seorang manusia dapat melakukan itu, maka sempurnakanlah kebahagiaannya. Hadits yang
Berkenaan Surah Al-Maidah ayat : 2 yang artinya : Tolonglah saudaramu yang dzalim
(menganiaya) atau di aniaya, ditanya Rasulullah, Ya Rasulullah aku dapat menolongnya jika
ia dianiaya dan bagaimana aku akan menolongnya jika ia menganiaya? Jawab Nabi, Anda
cegah dan menahannya dari pada menganiaya, itulah arti menolong padanya. (HR. Ahmad
Bukhari). 2.5. Aspek Medikolegal / Hukum 2.5.1. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Rumah
sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan memiliki hak dan kewajiban yang perlu diketahui
oleh semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit agar dapat
menyesuaikan dengan hak dan kewajiban di bidang profesi masingmasing. Karena hak dan
tanggung jawab ini berkaitan erat dengan pasien sebagai penerima jasa, maka masyarakatpun
harus mengetahui dan memahaminya. Hak Rumah Sakit Hak rumah sakit adalah kekuasaan
atau kewenangan yang dimiliki rumah sakit untuk mendapatkan atau memutuskan untuk
berbuat sesuatu yaitu: Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di RS nya sesuai

dengan kondisi atau keadaan yang ada di RS tersebut (hospital by laws). Mensyaratkan
bahwa pasien harus mentaati segala peraturan RS. Mensyaratkan bahwa pasien harus
mentaati segala instruksi yang diberikan dokter kepadanya. Memilih tenaga dokter yang akan
bekerja di RS. melalui panitia kredential. Page 21 Menuntut pihak-pihak yang telah
melakukan wanprestasi (termasuk pasien, pihak ketiga, dll). Mendapat jaminan dan
perlindungan hukum. Hak untuk mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan
kepada pasien. Kewajiban Rumah Sakit Mematuhi peraturan dan
perundangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Memberikan pelayanan pada pasien tanpa
membedakan golongan dan status pasien. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak
membedakan kelas perawatan (Duty of Care). Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan
kelas perawatan (Quality of Care). Memberikan pertolongan pengobatan di Unit Gawat
Darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu. Menyediakan sarana dan peralatan
umum yang dibutuhkan. Menyediakan sarana dan peralatan medik sesuai dengan standar
yang berlaku. Menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai.
Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, peralatan dan tenaga
yang diperlukan. Mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana pencegahan kecelakaan
dan penanggulangan bencana. Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan perlakuan tidak
wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya. Mengadakan perjanjian tertulis
dengan para dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut. Membuat standar dan prosedur tetap
untuk pelayanan medik, penunjang medik, maupun non medik. Mematuhi Kode Etik Rumah
Sakit Page 22 Pasal 17 (1) Direktur RS dapat memberikan keringanan atau pembebasan
pembayaran kepada pasien yg kurang mampu, pasien miskin dan pasien terlantar sesuai
dengan data dan ketentuan yang berlaku (2) Tata cara pemberian keringanan atau
pembebasan pembayaran yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
Direktur RSUN atas persetujuan Bupati Pasal 18 (1) Penderita yang meninggal di RSUN
dapat dibawa pulang oleh keluarga atau penjaminnya secepat-cepatnya 2 (dua) jam dan
selambat-lambatnya 3x24 jam sejak tanggal pemberitahuan dinyatakan meninggal oleh
petugas. (2) Apabila dalam jangka waktu 3x24 jam jenazah belum/tidak diambil/diurus
keluarganya, maka RSUN berhak melakukan penguburan dan segala biaya penguburan
dibebankan kepada pihak keluarga/penjaminnya, kecuali untuk jenazah pasien terlantar akan
di koordinasikan dengan instansi/unit terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Page 23
BAB III PEMBAHASAN Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen penting
dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung
aktivitas seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya
bernilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang
kompetent dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Dan setiap warga Negara
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar minimal pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan pelayanan kesehatan mebutuhkan pembiayaan
untuk memenuhi standar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan. Pembiayaan kesehatan
pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan melalui
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah, sekurangkurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya. Pembiayaan kesehatan untuk orang miskin dan tidak mampu merupakan tanggung
jawab pemerintah. Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,
masyarakat, maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus ditingkatkan
untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dikelola secara
adil, transparan, akuntabel, berhasilguna dan berdayaguna, memperhatikan subsidiaritas dan
fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas. Dana Pemerintah ditujukan

untuk pembangunan kesehatan, khususnya diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perorangan dengan mengutamakan masyarakat rentan dan
keluarga miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan, serta yang
tidak diminati swasta. Selain itu, programprogram kesehatan yang mempunyai daya ungkit
tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan menjadi prioritas untuk dibiayai. Page 24
Dalam pelaksanaannya, prosedur pelayanan kesehatan diatur dalam prosedur tertentu, pada
beberapa instansi pelayanan kesehatan , dimana pelayanan kesehatan dapat diberikan bila
telah melakukan pembayaran. Mekanisme ini diberlakukan untuk membiayai pelayanan yang
akan diberikan. Namun tentu saja hal ini bukanlah hal mutlak yang harus dilaksanakan sesuai
urutannya. Hal ini berlaku pada saat emergency, dimana yang perlu diperhatikan adalah
penyelamatan jiwa pasien, tidak mendahulukan pembayaran. Hal ini sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dimana dinyatakan bahwa dalam keadaan yang mengancam jiwa maka
hal yang diutamakan adalah mencegah terjadinya kecacatan dan hal-hal yang mengancam
jiwa. Dan juga diatur bahwa fungsi rumah sakit adalah medahulukan pelaksanaan fungsi
sosial, antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi kemanusiaan. Dalam kasus ini terjadi penolakan
pada pasien dikarenakan pasien tidak dapat melakukan pembayaran uang muka yang
menyebabkan pasien tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dan menyebabkan pasien
meninggal dunia. Hal ini tentu saja bertentangan dengan tujuan dan fungsi pelayanan
kesehatan. Dimana tujuan pelayanan kesehatan adalah memberikan pelayanan kesehatan atas
dasar kemanusiaan, meskipun dalam prakteknya pembiayaan diperlukan. Penolakan pasien
dengan alasan tidak dapatnya orang tua pasien membayar uang muka perawatan tentu saja
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku , dimana dalam keadaan
darurat maka yang harus didahulukan adalah menyelamatkan nyawa pasien dan atau
mencegah kecacatan lebih lanjut dari pasien. Asuransi atau jaminan kesehatan terhadap warga
Negara atau masyarakat yang tidak mampu adalah tanggung jawab pemerintah,dimana setiap
rumah sakit baik swasta maupun rumah sakit pemerintah tidak boleh menolak pasien yang
melakukan pembayaran menggunakan asuransi. Dalam kasus ini penolakan yang dilakukan
oleh rumah sakit terhadap pasien sehingga menyebabkan terlambatnya penolongan terhadap
pasien dan menyebabkan pasien meninggal metupakan pelanggaran terhadap
perundangundangan yang berlaku. Page 25 Selain itu dari segi bioetika dinyatakan dalam
adanya justice, dimana setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil
tanpa membedakan status sosial. Dan pasien juga berhak mendapatkan pelayanan yang
sebaik-baiknya, dan tidak dirugikan atas tindakan kesehata tersebut. Dalam hal ini terjadi
ketidak adilan terhadap pasien karena pasien ditolak rumah sakit karena tidak dapat
membayar uang muka, tentu saja hal ini bertentangan dengan etika yang berlaku. Page 26
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Rumah sakit sebagai penyedia
layanan kesehatan seharusnya menerima semua pasien yang datang, memberi layanan yang
dibutuhkan, dan kemudian mengurus biaya yang dibutuhkan, bukan meminta pembayaran
dimuka tanpa adanya tindakan medis yang dilakukan terlebih dahulu, terutama apabila pasien
yang datang dengan keadaan kritis. Rumah Sakit seharusnya mengutamakan keselamatan
pasien terlebih dahulu, bukan mengutamakan biaya. 4.2. Saran Harus dilakukan standarisasi
tentang biaya rumah sakit. Meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur, tetapi
kenyataannya di lapangan tidak seperti yang di tuliskan oleh undang undang yang ada. Hal
ini dapat merugikan orang yang tidak mampu untuk mengakses layanan kesehatan di
karenakan tidak adanya biaya. Page 27
Recommended

33121043 Makalah Pembiayaan RS


kesehatan

makalah analis pembiayaan


baca-baca

Makalah Pembiayaan Agribisnis Perbankan


PEMBIAYAAN AGRIBISNIS BANK KONVENSIONAL DAN SYARIAH TUGAS
Disusun oleh: HAFIFI AGRIBISNIS C 150610090103 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

makalah pembiayaan pendidikan


Kamis, 04 Februari 2010 Makalah Pembiayaan Pendidikan Terpadu BAB I
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
SDM untuk mampu mengemban tugas

Makalah Manajemen Pembiayaan


AUDIT I. PEDAHULUAN Salah satu yang menjadi banyak perhatian pada profesi akuntan
publik dengan jasa auditing nya adalah terjadinya kasus-kasus yang negatif terhadap jasa

makalah limbah RS
MAKALAH TUGAS BIOLOGI TERAPAN MIKROBIA SEBAGAI AGEN PENURUN
FOSFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT Di susun oleh : M.
Samsul Nizar ( 4401409018 ) Yusuf Anggar S (

Makalah Pembiayaan Pendidikan Nop 08


Tugas Mata Kuliah Dosen M. Pd. : Pembiayaan Pendidikan : Prof. Dr. H. Thamrin Abdullah,
Oleh Kelompok 12 JOKO PRAYITNO ROMSYAH SUPRAPTO TUKIMIN Manajemen
Administrasi Pendidikan

Makalah manajemen pembiayaan bank syariah

Makalah Pembiayaan Perumahan Dan Pemukiman


Politeknik Negeri Pontianak Teknik Perencanaan Perumahan dan Permukiman BAB I
PENDAHULUAN Th 2012 1.1 Latar Belakang Credit Union (CU) atau Koperasi Kredit
bukan barang baru

Pembiayaan
BAB 16 Metode-metode Pendanaan melalui Utang 1. Mengidentifikasi metode-metode
umum pendanaan melalui utang bagis perusahaan. Bisnis pada umumnya mengandalkan
pedanaan melalui

pembiayaan
1. PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN (PP No. 101 Tahun 2012) 2.
Apa itu PBI ? Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) Jaminan Kesehatan adalah
Fakir Miskin

Contoh Kata Pengantar Makalah Lembaga Pembiayaan


Contoh Kata Pengantar Makalah Lembaga Pembiayaan

RS
AUDIT KINERJA PADA RSUD Dr. SENTOSA PROPINSI SEJAHTERA TUGAS AKHIR
AUDIT MANAJEMEN INSTRUKSI 2 PROGRAM PEMERIKSAAN (PROSEDUR
PEMERIKSAAN RINCI) UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN.

RS
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 2.1.1 Rumah Sakit Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit

rs
rs

rs
rs

RS
ALAT

Makalah dr. adib mengelola risiko rs

Makalah ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS PUTRI


ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS PUTRI Nama Mahasiswa: Dian
Rahayu Kusumaningsih NRP: 1307 030 023 1urusan: Statistika FMIPA ITS
DosenPembimbing: Dra. Destri Susilaningrum

Makalah Kasus Penipuan Kartu Kredit(Carding) Pada Lingkup Lembaga Pembiayaan


Dan Keuangan
ABSTRAK KASUS PENIPUAN KARTU KREDIT(CARDING) PADA LINGKUP
LEMBAGA PEMBIAYAAN DAN KEUANGAN Oleh Prima Angkupi Internet banking
bukan merupakan istilah yang asing lagi bagi

View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.


About Terms DMCA Contact
STARTUP - Share & Download Unlimited
Fly UP

Вам также может понравиться

  • Spo Pemeriksaan HB Sahli
    Spo Pemeriksaan HB Sahli
    Документ2 страницы
    Spo Pemeriksaan HB Sahli
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Sop
    Sop
    Документ3 страницы
    Sop
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • 1a. DT - HB
    1a. DT - HB
    Документ1 страница
    1a. DT - HB
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • 2.SOP Pemeriksaan HEMATOKRIT
    2.SOP Pemeriksaan HEMATOKRIT
    Документ2 страницы
    2.SOP Pemeriksaan HEMATOKRIT
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • 1a. DT - HB
    1a. DT - HB
    Документ1 страница
    1a. DT - HB
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Sop
    Sop
    Документ3 страницы
    Sop
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Upt Puskesmas Bontonyeleng
    Upt Puskesmas Bontonyeleng
    Документ3 страницы
    Upt Puskesmas Bontonyeleng
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Dir
    Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Dir
    Документ6 страниц
    Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Dir
    rizka
    Оценок пока нет
  • Sop Abortus
    Sop Abortus
    Документ6 страниц
    Sop Abortus
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Injeksi
    Injeksi
    Документ1 страница
    Injeksi
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Pemasangan Infus
    Pemasangan Infus
    Документ2 страницы
    Pemasangan Infus
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Yang Menyebabkan Sengeketa Pertanahan
    Yang Menyebabkan Sengeketa Pertanahan
    Документ2 страницы
    Yang Menyebabkan Sengeketa Pertanahan
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Alur Proses LB
    Alur Proses LB
    Документ2 страницы
    Alur Proses LB
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Sirkumsisi
    Sirkumsisi
    Документ1 страница
    Sirkumsisi
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Kateter
    Kateter
    Документ2 страницы
    Kateter
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Upt Puskesmas Bontonyeleng
    Upt Puskesmas Bontonyeleng
    Документ3 страницы
    Upt Puskesmas Bontonyeleng
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Sop Anestesi Lokal
    Sop Anestesi Lokal
    Документ4 страницы
    Sop Anestesi Lokal
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Injeksi
    Injeksi
    Документ1 страница
    Injeksi
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Apar
    Apar
    Документ1 страница
    Apar
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Spooling Mata
    Spooling Mata
    Документ2 страницы
    Spooling Mata
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Pemberian O2
    Pemberian O2
    Документ2 страницы
    Pemberian O2
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Pemasangan Infus
    Pemasangan Infus
    Документ2 страницы
    Pemasangan Infus
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Contoh Soal Tes Bumn Part I
    Contoh Soal Tes Bumn Part I
    Документ8 страниц
    Contoh Soal Tes Bumn Part I
    Andre Prasetya
    Оценок пока нет
  • Format Sop 2019
    Format Sop 2019
    Документ2 страницы
    Format Sop 2019
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Infont Consent
    Infont Consent
    Документ1 страница
    Infont Consent
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Luka
    Luka
    Документ3 страницы
    Luka
    MgAyu StyNingrum
    Оценок пока нет
  • Luka
    Luka
    Документ3 страницы
    Luka
    MgAyu StyNingrum
    Оценок пока нет
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Документ2 страницы
    ABSTRAK
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Документ2 страницы
    ABSTRAK
    Serli Melinda
    Оценок пока нет
  • Luka
    Luka
    Документ3 страницы
    Luka
    MgAyu StyNingrum
    Оценок пока нет