Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tips
Login / Signup
Leadership
Technology
Education
Marketing
Design
More Topics
Search
1. Home
2. Documents
3. Makalah Pembiayaan RS
Alasan klasik yang sering di utarakan rumah sakit adalah masalah biaya
operasional rumah sakit. Inilah salah satu dilema yang dihadapi rumah sakit dalam
melakukan layanan kesehatan bagi warga tidak mampu. Jika melayani warga yang tak
mampu membayar, tentu rumah sakit akan kehilangan penghasilan. Dan, ini akan
berdampak buruk terhadap keberlangsungan operasional RS itu sendiri. Ini merupakan
dilema yang berat bagi rumah sakit.
Program pemerintah yang dibuatpun harus dibuat sebijaksana dan seefektif
mungkin agar tercipta rasa adil bagi rumah sakit dan tentunya masyarakat. Sehingga
tujuan pembiayaan kesehatan yang adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan
jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna
dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat tercapai.
Dari pemaparan di atas, kami mencoba menelaah sebuah kasus yang bisa
dijadikan contoh kasus yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan
pembiayaan Rumah Sakit. Berikut ini adalah kasusnya :
Pasien Miskin dan Jaminan Sosial
Senin, 7 Juni 2010
Meski sudah banyak aturan dan anjuran agar fasilitas kesehatan
mendahulukan pertolongan kepada pasien, namun penolakan layanan
kepada pasien dengan alasan ekonomi masih kerap terjadi. Kasus
penolakan terhadap Elsa Ainurohmah, bayi berusia enam bulan, putri
pasangan Paidi (34) dan Septi Nuraini (30) oleh RS Sari Asih, Karawaci
Tangerang, beberapa waktu lalu, misalnya, menambah panjang catatan
Makalah Pembiayaan RS
by imania-salim-ahmad-bawazier
on Jun 19, 2015
Report
Category:
Documents
Download: 2
Comment: 0
5,619
views
Comments
Description
Download Makalah Pembiayaan RS
Transcript
kelompok dari mata kuliah BHP 6 Untuk menjawab Identifikasi masalah yang ada. Salah satu
sarana menambah wawasan bagi mahasiswa Kedokteran Unisba khususnya dan diharapkan
dapat juga membantu masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai Pembiayaan
Rumah Sakit ini. 1.4 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam
pembentukan makalah ini yaitu dengan menjabarkan secara rinci mengenai masalah
Pembiayaan Rumah Sakit. Dalam pembahasannya diawali dengan mencari data yang
mendukung tentang Pembiayaan Rumah Sakit melalui kajian pustaka dan pencarian data di
internet, kemudian setelah itu merumuskan data yang sudah didapat dan membahasnya sesuai
dengan rumusan masalah yang ada. Page 3 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan (Health Care Financing) Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan
elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa
berlangsung aktivitas seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan
sesungguhnya bernilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber
daya yang senatiasa siap pakai dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Namun,
masih banyak orang menyepelekan hal ini. Negara, pada beberapa kasus, juga demikian.
Minimnya Anggaran Negara yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan, dapat dipandang
sebagai rendahnya apresiasi akan pentingnya bidang kesehatan sebagai elemen penyangga,
yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem baru yang justru akan menyerap
keuangan negara lebih besar lagi. Sejenis pemborosan baru yang muncul karena kesalahan
kita sendiri. Konsepsi Visi Indonesia Sehat 2010, pada prinsipnya menyiratkan pendekatan
sentralistik dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sebuah paradigma yang
nyatanya cukup bertentangan dengan anutan desentralisasi, dimana kewenangan daerah
menjadi otonom untuk menentukan arah dan model pembangunan di wilayahnya tanpa harus
terikat jauh dari pusat. 2.1.1. Sistem Kesehatan Nasional Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
terdiri atas : 1. Upaya Kesehatan 2. Pembiayaan Kesehatan 3. Sumber Daya Manusia
Kesehatan 4. Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan 5. Pemberdayaan Masyarakat
Page 4 6. Manajemen Kesehatan Sebagai subsistem penting dalam penyelenggaraan
pembanguan kesehatan, terdapat beberapa faktor penting dalam pembiayaan kesehatan yang
mesti diperhatikan. Pertama, besaran (kuantitas) anggaran pembangunan kesehatan yang
disediakan pemerintah maupun sumbangan sektor swasta. Kedua, tingkat efektifitas dan
efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran yang ada. Terbatasnya anggaran
kesehatan di negeri ini, diakui banyak pihak, bukan tanpa alasan. Berbagai hal bias dianggap
sebagai pemicunya. Selain karena rendahnya kesadaran pemerintah untuk menempatkan
pembangunan kesehatan sebagai sector prioritas, juga karena kesehatan belum menjadi
komoditas politik yang laku dijual di negeri yang sedang mengalami transisi demokrasi ini.
Ironisnya, kelemahan ini bukannya tertutupi dengan penggunaan anggaran yang efektif dan
efisien akibatnya, banyak kita jumpai penyelenggaraan program-program kesehatan yang
hanya dilakukan secara asal-asalan dan tidak tepat fungsi. Relatif ketatnya birokrasi di
lingkungan departemen kesehatan dan instansi turunannya, dapat disangka sebagai biang
sulitnya mengejar transparansi dan akuntabilitas anggaran di wilayah ini. Peran serta
masyarakat dalam pembahasan fungsionalisasi anggaran kesehatan menjadi sangat minim,
jika tak mau disebut tidak ada sama sekali. Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan
berkesinambungan memegang peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di
suatu negara diantaranya adalah pemerataan pelayanankesehatan dan akses (equitable access
to health care) dan pelayanan yang berkualitas (assured quality) . Oleh karena itu reformasi
kebijakan kesehatan di suatu negara seyogyanya memberikan fokus penting kepada kebijakan
pembiayaan kesehatan untuk menjamin terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan
(equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu
sendiri. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sendiri memberi fokus
strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama
kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut: Page 5 1.
Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan 2. Mengupayakan
pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan kesehatan masyarakat miskin
3. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan
sosial (SHI) 4. Penggalian dukungan nasional dan internasional 5. Penguatan kerangka
regulasi dan intervensi fungsional 6. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang
didasarkan pada data dan fakta ilmiah 7. Pemantauan dan evaluasi. Implementasi strategi
pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal pokok yakni;
kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan kesehatan
secara tunai perorangan (out of pocket funding), menghilangkan hambatan biaya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi
dan efektifitas alokasi sumber daya (resources) serta kualitas pelayanan yang memadai dan
dapat diterima pengguna jasa. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan
kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara
berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 2.1.2. Strategi
Pembiayaan Kesehatan Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan
selama ini adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan
persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat. Alternatif lain
adalah empowerment melalui sistem kupon. Kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif
tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan para pelaku di tingkat pelayanan. Informasi tentang
kekuatan dan kelemahan masing-masing cara tersebut juga merupakan masukan penting
untuk melengkapi kebijakan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk
miskin. Alternatif Sumber Pembiayaan: Prospek Asuransi Page 6 Kesehatan Dalam
penyaluran dana JPS-BK tahun 2001, dicoba dikembangkan JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat) sebagai wadah penyaluran dana JPS-BK. Upaya tersebut umumnya
tidak berhasil, karena dalam praktik yang dilakukan hanyalah pemberian jasa administrasi
keuangan yang dikenal sebagai TPA (Third Party Administration). Berdasarkan pengalaman
tersebut diketahui bahwa salah satu prinsip pokok asuransi tidak bisa diterapkan, yaitu
pooling of risk. Dalam prinsip ini risiko ditanggung peserta dari berbagai tingkatan, tidak
hanya oleh penduduk miskin. Selain itu, 4 pemberian premi sebesar Rp 10.000/Gakin (dan
dipotong 8% oleh Badan Pelaksana JPKM) tidak didasarkan pada perhitungan risiko finansial
mengikuti prinsip-prinsip aktuarial yang profesional. 2.1.3. Curative vs Preventive Care 1.
Sebagian besar dana (pemerintah & swasta) dialokasikan ke program kuratif. 2. Pengalaman
empiris menunjang bahwa kegiatan preventif lebih efektif meningkatkan status kesehatan
ketimbang curative care 3. Persepsi preventive, bisa ditunda karena tidak immediate needssering salah Beberapa Alasan mengapa Preventif tidak menjadi Prioritas: 1. Negara
berkembang cenderung alokasi lebih besar ke kuratif dibanding preventif immediate needs
2. Tenaga kesehatan lebih terlatih untuk memberi pelayanan kuratif dari pada preventif 3.
Ukuran preventif tidak selalu berkaitan langsung dengan kesehatan, seperti diet, exercise, dll.
4. Pendapatan perkapita negara yang tinggi, tingkat pendidikan yang lebih tinggi , sadar
untuk alokasi preventif 2.1.4. Pendidikan dan Pelatihan 1. Pendidikan untuk tenaga kesehatan
: dokter, spesialis, dokter gigi, apoteker, public health, ada di bawah diknas 2. Pendidikan
untuk tenaga kesehatan: perawat, tenaga analis, bidan, ada di bawah depkes Page 7 3.
Pendidikan dan kesehatan militer: Pendidikan untuk pengobatan alternatif 2.1.5. Pembiayaan
Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional Subsistem pembiayaan kesehatan adalah
bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan dari
kali UC Kelas II). (Razak A. 2004). Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan
rawat inap kelas III yang diasumsi sesuai dengan Unit cost , maka rumah sakit memerlukan
penataan kembali pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III setara dengan
unit cost terhitung dengan metode double distribusi dan untuk kelas II, Kelas I, dan VIP
dijadikan kelas profit rumah sakit sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. 2.2.1. Konsep Biaya
Biaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan
suatu produk (output). Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu
pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapah (target)/output tertentu 2.2.2.
Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan dengan Volume Produksi 1) Biaya tetap ( fixed cost
) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu pengeluarannya,
biasanya lebih dari satu tahun. Page 12 2) Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang
jumlahnya tergantung dari jumlah produksi / jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya
operasional yang habis dikeluarkan selama satu tahun. 3) Semi Variabel Cost adalah biaya
yang memiliki sifat antara fixed cost dan variabel cost (Gani,1996) 2.2.3. Biaya Berdasarkan
Biaya Satuan (Unit cost) Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan
produk pelayanan. Biaya satuan didapatkan dari pembagian antara biaya total (Total Cost =
TC) dengan jumlah produk (Quantity = Q). Dengan demikian tinggi rendahnya biaya satuan
suatu produksi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya biaya total, tetapi juga dipengaruhi
oleh besarnya biaya produk 2.2.4. Analisis Biaya Rumah Sakit Analisis biaya rumah sakit
adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang
ditawarkan baik secara total maupun per unit atau perpasien dengan cara menghitung seluruh
biaya pada seluruh unit pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang
kemudian dibayar oleh pasien (Depkes, 1977).Menurut Gani (1996), analisis biaya dilakukan
dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program atau
proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan
untuk program atau pelayanan kesehatan.Dalam perhitungan tarif dirumah sakit seluruh biaya
dirumah sakit dihitung mulai dari : 1. Fixed Cost Fixed cost atau biaya tetap ini terdiri dari :Biaya Investasi gedung rumah sakit- Biaya peralatan Medis- Biaya peralatan Medis- Biaya
Kendaraan (Ambulance, Mobil Dinas, Motor, dll) 2. Semi Variabel cost Gaji Pegawai- Biaya
Pemeliharaan- Insentif- SPPD- Biaya Pakaian Dinas- dll Page 13 3. Variabel Cost Biaya BHP
Medis / Obat- Biaya BHP Non Medis- Biaya Air- Biaya ListrikBiaya Makan Minum Pegawai
dan pasien- Biaya Telepon- dll 2.2.5 Manfaat Analisis Biaya Manfaat utama dari analisis
biaya ada empat yaitu (Gani,A.2000): a. Pricing Informasi biaya satuan sangat penting dalam
penentuan kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost),
dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break even, atau menguntungkan. Dan juga
dapat diketahui berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada unit pelayanan tersebut
misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit. b. Budgeting /Planning Informasi
jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap
output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran.
c. Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat
biaya (cost center) yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit d. Evaluasi dan
Pertanggung Jawaban Analisis biaya bermanfaat untuk menilai performance keuangan RS
secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak
berkepentingan. Page 14 2.3. Aspek Bioetika Sebagai fasilitas yang padat modal, padat karya,
dan padat teknologi, fasilitas layanan kesehatan, khususnya rumah sakit, dihadapkan pada
tuntutan akan adanya jaminan pembiayaan yang memadai. Tanpa hal tersebut, rumah sakit
tidak dapat menjalankan fungsinya. Terutama rumah sakit swasta yang dituntut menjadi
revenue center (pusat penghasilan) yang harus membawa keuntungan bagi pemilik dan
pengelolanya. Inilah salah satu dilema yang dihadapi rumah sakit dalam melakukan layanan
kesehatan bagi warga tidak mampu. Jika melayani warga yang tidak mampu membayar, tentu
rumah sakit akan kehilangan penghasilan. Hal ini tentu akan berdampak buruk terhadap
keberlangsungan operasional RS itu sendiri. Di sisi lain, program terobosan pemerintah
belum sepenuhnya efektif. Pemberian SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dan program
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang merupakan jaminan pembiayaan
kesehatan bagi warga miskin belum sepenuhnya menjadi solusi. Cakupan yang terbatas,
birokrasi yang lambat dan berteletele, dan informasi yang tidak tersebar dengan baik, menjadi
titik lemah program yang menyebabkan warga tidak mampu menjadi korban. Tidak sedikit
warga miskin peserta Jamkesmas yang seharusnya mendapat jaminan pembiayaan dari
negara, tetap tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan. Terbatasnya fasilitas layanan untuk
pasien Jamkesmas adalah alasannya. Jamkesmas memang hanya menjamin fasilitas layanan
untuk kelas III rumah sakit. Sedangkan untuk mengejar keuntungan, rumah sakit lebih
banyak menyediakan kelas I, II, VIP, dan bahkan VVIP ketimbang kelas III yang minim
keuntungan. Dalam UU No 44 Tahun 2009 disebutkan, rumah sakit diselenggarakan
berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan antidiskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial (pasal 2). Jika melihat penjelasan dari
pasal tersebut, prinsip-prinsip yang tertuang dalam pasal itu mengarahkan pada pengutamaan
layanan kesehatan dan penghilangan diskriminasi baik karena perbedaan, agama, ras, maupun
strata ekonomi. Misalnya, nilai kemanusiaan dalam penjelasan ayat Page 15 tersebut
dikatakan bahwa penyelenggaraan rumah sakit dilakukan dengan memberikan perlakuan
yang baik dan manusiawi dengan tidak membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan
ras. Adapun yang dimaksud dengan nilai keadilan adalah bahwa penyelenggaraan rumah sakit
mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
terjangkau oleh masyarakat dan pelayanan yang bermutu. Sedangkan fungsi sosial rumah
sakit, dijelaskan sebagai bagian dari tanggung jawab yang melekat pada setiap rumah sakit,
yang merupakan ikatan moral dan etik dari rumah sakit dalam membantu pasien, khususnya
yang kurang/tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan. UU No 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengatur tentang perlindungan
sosial bagi masyarakat Indonesia agar bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Di dalamnya
termasuk jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun,
dan jaminan kematian berdasarkan prinsip asuransi. Khusus untuk masyarakat miskin,
preminya dibayar oleh pemerintah. Apabila UU ini berhasil dijalankan sepenuhnya, maka
pembiayaan kesehatanseperti yang sekarang ini sering dikeluhkan-bukan lagi masalah.
Sebab, setiap warga negara Indonesia memiliki jaminan pembiayaan kesehatan. 2.4. Aspek
Agama 2.4.1. Surah Al-Isra ayat : 26 Artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Tafsir Surah Al-Isra ayat :
26 Page 16 Berikanlah olehmu wahai muallaf, kepada kasihmu segala haknya, yaitu
menghubungi kasih sayang, menjiarahinya dan bergaul baik dengan mereka itu. Jika ia
berhajat kepada harta maka, berilah sekedar menutup kebutuhannya. Demikian pula beri
olehmu pertolongan-prtolonganmu dan bantuan-bantuanmu kepada orang miskin dan kepada
musafir yang berjalan untuk sesuatu kepentingannya yang dibenarkan agama, agar ia
memperoleh maksudnya itu. Dan janganlah kamu memboros-boroskan harta dan jangan
kamu mengeluarkan harta-hartamu pada jalan maksiat atau kepada orang yang tidak berhak
menerimanya. Hadits yang Berkaitan dengan Surah Al-isra ayat 26 Artinya : Dari Abu
Hurairah Ra. Berkata jika ada hamba Allah yang berada di waktu pagi, kecuali di waktu
Malaikat turun, lalu salah satunya berdoa Ya Allah berikanlah orang yang mendermakan
hartanya pengganti harta-harta itu sedang lainnya berdoa Ya Allah berilah orang yang kikir
(tidak mau mendermakan harta) itu kehancuran (rusak harta bendanya) (HR. Al-Bukhari).
Pelajaran yang dapat Diambil Surah Al-Isra ayat 26 memerintahkan kewajiban memenuhi
hak keluarga dekat, orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan. Ayat tersebut
menyuruh agar menyantuni, membantu dan memenuhi kebutuhan pokok mereka, dan ayat
tersebut melarang menghambur-hamburkan harta dengan secara boros Kesimpulan Dalam
ayat ini Allah menengatakan memberi pertolongan kepada sesama terutama orang miskin
sebagaimasyarakat yang mempunyai jiwa sosial. 2.4.2. Surah Ali Imran ayat : 159 Page 17
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Tafsir Surah Ali Imran ayat : 159 Nabi
Muhammad SAW berbudi pekerti yang halus, berhati lunak lembut dan penyanyang kepada
umatnya. Oleh sebab itu berduyun-duyun manusia masuk agama Islam yang dibawanya. Pada
itu ia tidak lupa bermusyawarah dengan mereka tenteng pekerjaan yang bersangkut paut
dengan urusan negeri, seperti peperangan. Setelah nabi Muhammad bermusyawarah dengan
mereka barulah mengerjakan tugas itu, menyerahkan diri kepada Allah. Maka agama Islam
telah lebih 1000 tahun lamanya menyuruh bermusyawarah dengan orang-orang cerdik
(pandai) tentang urusan dalam negeri Pelajaran yang dapat Diambil Q.S. Ali Imran ayat :
159 menjelaskan tentang masyarakat agar berlaku lemah lembut. Jangan bersifat keras dan
kasar sehingga mereka menjauhkan diri darimu. Mudah memaafkan dan memohon ampun
untuk mereka. Page 18 Bermusyawarah dengan mereka dalam segala urusan. Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal. Page 19 Kesimpulan Allah menerangkan bahwa
semua manusia adalah dari satu keturunan dari seorang ayat dan seorang Ibu. Karna itu
tidaklah pantas seorang saudara menghinakan saudara nya sendiri. Allah menjadikan mereka
berbanga, bersuku, dan menyatu Agar timbul rasa tolongmenolong dan kesempurnaan jiwa.
Itulah bahan kelebihan seorang atas yang lainnya. 2.4.3. Surah Al-Maidah ayat : 2 Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. Tafsir Surah Al-Maidah ayat : 2 Dan tolongmenolonglah kamu kepada kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong pada
dosa dan permusuhan, kebaikan daripada berbuat aniaya setelah di larang menganiaya,
diperintahkan untuk melakukan ( (birr berarti segala kebaikan yang ada kalanya
berhubungan perbuatan wajib maupun perbuatan sunnah, sedangkan arti taqwa hanya
pekerjaan kebaikan yang wajib saja, sedangkan menurut Mawardi, birr itu berarti keridhoan
orang banyak, sedangkan taqwa berarti keridhoan Allah. Dari pengertian tersebut, bertolongtolonglah kamu yang menyenangkan hati orang banyak Page 20 dan meridhokan Allah, jika
seorang manusia dapat melakukan itu, maka sempurnakanlah kebahagiaannya. Hadits yang
Berkenaan Surah Al-Maidah ayat : 2 yang artinya : Tolonglah saudaramu yang dzalim
(menganiaya) atau di aniaya, ditanya Rasulullah, Ya Rasulullah aku dapat menolongnya jika
ia dianiaya dan bagaimana aku akan menolongnya jika ia menganiaya? Jawab Nabi, Anda
cegah dan menahannya dari pada menganiaya, itulah arti menolong padanya. (HR. Ahmad
Bukhari). 2.5. Aspek Medikolegal / Hukum 2.5.1. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Rumah
sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan memiliki hak dan kewajiban yang perlu diketahui
oleh semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit agar dapat
menyesuaikan dengan hak dan kewajiban di bidang profesi masingmasing. Karena hak dan
tanggung jawab ini berkaitan erat dengan pasien sebagai penerima jasa, maka masyarakatpun
harus mengetahui dan memahaminya. Hak Rumah Sakit Hak rumah sakit adalah kekuasaan
atau kewenangan yang dimiliki rumah sakit untuk mendapatkan atau memutuskan untuk
berbuat sesuatu yaitu: Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di RS nya sesuai
dengan kondisi atau keadaan yang ada di RS tersebut (hospital by laws). Mensyaratkan
bahwa pasien harus mentaati segala peraturan RS. Mensyaratkan bahwa pasien harus
mentaati segala instruksi yang diberikan dokter kepadanya. Memilih tenaga dokter yang akan
bekerja di RS. melalui panitia kredential. Page 21 Menuntut pihak-pihak yang telah
melakukan wanprestasi (termasuk pasien, pihak ketiga, dll). Mendapat jaminan dan
perlindungan hukum. Hak untuk mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan
kepada pasien. Kewajiban Rumah Sakit Mematuhi peraturan dan
perundangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Memberikan pelayanan pada pasien tanpa
membedakan golongan dan status pasien. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak
membedakan kelas perawatan (Duty of Care). Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan
kelas perawatan (Quality of Care). Memberikan pertolongan pengobatan di Unit Gawat
Darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu. Menyediakan sarana dan peralatan
umum yang dibutuhkan. Menyediakan sarana dan peralatan medik sesuai dengan standar
yang berlaku. Menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai.
Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, peralatan dan tenaga
yang diperlukan. Mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana pencegahan kecelakaan
dan penanggulangan bencana. Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan perlakuan tidak
wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya. Mengadakan perjanjian tertulis
dengan para dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut. Membuat standar dan prosedur tetap
untuk pelayanan medik, penunjang medik, maupun non medik. Mematuhi Kode Etik Rumah
Sakit Page 22 Pasal 17 (1) Direktur RS dapat memberikan keringanan atau pembebasan
pembayaran kepada pasien yg kurang mampu, pasien miskin dan pasien terlantar sesuai
dengan data dan ketentuan yang berlaku (2) Tata cara pemberian keringanan atau
pembebasan pembayaran yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
Direktur RSUN atas persetujuan Bupati Pasal 18 (1) Penderita yang meninggal di RSUN
dapat dibawa pulang oleh keluarga atau penjaminnya secepat-cepatnya 2 (dua) jam dan
selambat-lambatnya 3x24 jam sejak tanggal pemberitahuan dinyatakan meninggal oleh
petugas. (2) Apabila dalam jangka waktu 3x24 jam jenazah belum/tidak diambil/diurus
keluarganya, maka RSUN berhak melakukan penguburan dan segala biaya penguburan
dibebankan kepada pihak keluarga/penjaminnya, kecuali untuk jenazah pasien terlantar akan
di koordinasikan dengan instansi/unit terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Page 23
BAB III PEMBAHASAN Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen penting
dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung
aktivitas seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya
bernilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang
kompetent dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Dan setiap warga Negara
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar minimal pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan pelayanan kesehatan mebutuhkan pembiayaan
untuk memenuhi standar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan. Pembiayaan kesehatan
pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan melalui
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah, sekurangkurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya. Pembiayaan kesehatan untuk orang miskin dan tidak mampu merupakan tanggung
jawab pemerintah. Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,
masyarakat, maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus ditingkatkan
untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dikelola secara
adil, transparan, akuntabel, berhasilguna dan berdayaguna, memperhatikan subsidiaritas dan
fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas. Dana Pemerintah ditujukan
makalah limbah RS
MAKALAH TUGAS BIOLOGI TERAPAN MIKROBIA SEBAGAI AGEN PENURUN
FOSFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT Di susun oleh : M.
Samsul Nizar ( 4401409018 ) Yusuf Anggar S (
Pembiayaan
BAB 16 Metode-metode Pendanaan melalui Utang 1. Mengidentifikasi metode-metode
umum pendanaan melalui utang bagis perusahaan. Bisnis pada umumnya mengandalkan
pedanaan melalui
pembiayaan
1. PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN (PP No. 101 Tahun 2012) 2.
Apa itu PBI ? Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) Jaminan Kesehatan adalah
Fakir Miskin
RS
AUDIT KINERJA PADA RSUD Dr. SENTOSA PROPINSI SEJAHTERA TUGAS AKHIR
AUDIT MANAJEMEN INSTRUKSI 2 PROGRAM PEMERIKSAAN (PROSEDUR
PEMERIKSAAN RINCI) UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN.
RS
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 2.1.1 Rumah Sakit Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit
rs
rs
rs
rs
RS
ALAT
View more