Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai alasan subjek
melakukan body piercing, serta gambaran konformitas pada subjek yang melakukan body
piercing. Dan juga untuk mengetahui efek dari konformitas tersebut. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan pendekatan kualitataif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah menggunakan metode observasi dan wawancara. Karakteristik subjek penelitian,
yaitu remaja berusia 16 dan 18 tahun yang melakukan body piercing. Jumlah subjek dalam
penelitian ini adalah 1 orang remaja pria dan 1 orang remaja wanita.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki alasan yang sama dalam melakukan body
piercing, yaitu karena mengikuti kelompok dan untuk menyesuaikan penampilan dengan
kelompok masing-masing. Gambaran konformitas pada kedua subjek berdasarkan pada
aspek-aspek konformitas adalah memenuhi kriteria dari aspek konformitas, yang terdiri
dari aspek kekompakan, yang dilihat dalam hal berpenampilan, sikap subjek, suka
melakukan hobi dan menghabiskan waktu bersama kelompok. Pada aspek kesepakatan
dapat dilihat dari kesepakatan pendapat dan pada aspek ketaatan dapat dilihat dari perasaan
takut akan hukuman dan perasaan takut ditinggalkan kelompok. Sedangkan efek dari
konformitas tersebut, yaitu dapat berupa pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi kedua
subjek.
Kata kunci : body piercing, konformitas, remaja, kelompok
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Trend menindik tubuh dan
wajah
atau
body
piercing
kebanyakan
dilakukan
oleh
remaja. Sekarang ini banyak sekali
terlihat di jalan-jalan, di mall-mall
orang-orang
yang
dipiercing
khususnya para remaja. Para
remaja tersebut dapat dengan
mudah menindik tubuh dan
wajahnya, karena sekarang sudah
banyak terdapat studio tindik atau
B. Tinjauan Pustaka
1. Konformitas
a. Pengertian Konformitas
Konformitas adalah salah satu
jenis dari pengaruh social dimana
setiap individu mengubah sikap
atau perilakunya dalam perintah
agar melekat pada norma sosial
yang ada, (Baron & Byane, 2000).
Kiesler & Kiesler (dalam Rahkmat,
1996)
mengatakan
bahwa
konformitas adalah perubahan
perilaku atau kepercayaan menuju
(norma) kelompok sebagai akibat
tekanan atau kelompok yang real
atau yang dibayangkan, sedangkan
menurut
Rahkmat
(1996)
konformitas
adalah
produk
interaksi
antara
faktor-faktor
situasional
dan
factor-faktor
personal.
Menurut Wilis (dalam Sarwono,
2005) definisi tentang konformitas
mengandung dua unsur, yaitu
selaras (congruent) dan gerak
(movement).
Selaras
dimaksudkannya persetujuan atau
kesamaan antara respons oleh
individu dengan respons yang
secara sosial dianggap benar.
Sedangkan gerak adalah perubahan
respons dalam kaitannya dengan
standar sosial. Jadi konformitas
harus tidak hanya mengandung
unsur keselarasan, tetapi harus juga
mengandung unsur gerak, yaitu
perubahan respons. Berdasarkan
definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa konformitas
adalah kecenderungan seseorang
untuk
menampilkan
atau
b. Aspek-aspek Konformitas
Menurut Sears dkk (1985)
bahwa konformitas akan mudah
terlihat serta mempunyai aspekaspek yang khas dalam kelompok.
Adapun aspek-aspek konformitas,
yaitu :
a. Aspek Kekompakkan
Yang dimaksud dengan istilah
kekompakkan adalah jumlah
total
kekuatan
yang
menyebabkan orang tertarik
pada suatu kelompok dan yang
membuat mereka ingin tetap
menjadi
anggotannya.
Kekompakkan mengacu pada
kekuatan yang menyebabkan
para
anggotanya
menetap
dalam suatu kelompok.
b. Aspek Kesepakatan
Aspek yang sangat penting
bagi timbulnya konformitas
adalah kesepakatan pendapat
kelompok.
Individu
yang
dihadapkan pada keputusan
kelompok yang sudah bulat
akan mendapat tekanan yang
kuat
untuk
menyesuaikan
pendapatnya. Namun, bila
kelompok tidak bersatu akan
tampak adanya penurunan
konformitas.
c. Aspek Ketaatan
c.Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Konformitas
Menurut Sears dkk (1985) ada
beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi konformitas, yaitu :
a. Pengaruh Informasi
Orang lain merupakan sumber
informasi yang penting. Seringkali
mereka mengetahui sesuatu yang
tidak kita ketahui, dengan melakukan
apa yang mereka lakukan kita akan
memperoleh
manfaat
dari
pengetahuan mereka. Oleh karena
itu, tingkat konformitas yang
didasarkan pada informasi yang
dimiliki orang lain tentang apa yang
benar dan sejauh mana mutu
informasi yang dimiliki orang lain
tentang apa yang benar dan sejauh
mana kepercayaan diri kita terhadap
penilaian kita sendiri.
b. Kepercayaan Terhadap Kelompok
Dalam situasi konformitas, individu
mempunyai suatu pandangan dan
kemudian
menyadari
bahwa
kelompoknya menganut pandangan
yang bertentangan. Individu ingin
memberikan informasi yang tepat,
oleh karena itu semakin besar
kepercayaan
individu
terhadap
kelompok sebagai sumber informasi
yang benar, maka ia akan mengikuti
apa pun yang dilakukan kelompok
tanpa memperdulikan pendapatnya
sendiri.
Demikian
pula,
bila
faktor
yang
menyebakan
konformitas, yaitu :
Ukuran
Kelompok,
Pengaruh
Norma, Keterpaduan atau Kohesi,
Suara Bulat dan Tanggapan Umum
d. Bentuk-bentuk Konformitas
Ada 2 bentuk konformitas yaitu :
a. Menurut (Complience)
Menurut Myers (1996) yang
dimaksud
dengan
konformitas
complience adalah konformitas yang
melibatkan tingkah laku umum
karena
tekanan
sosial
dari
kelompoknya
ketika
seseorang
merasa ditolak.
Sedangkan menurut Sarwono
(2002)
complience
adalah
konformitas yang dilakukan secara
terbuka sehingga terlihat oleh umum,
walaupun hatinya tidak setuju.
Misalnya, menyantap makanan yang
disuguhkan oleh nyonya rumah
walaupun tidak suka. Dan menurut
Chaplin (2005) complience adalah
rela memberi, menyerah, mengalah,
membuat
suatu
keinginan
konformitas dengan harapan atau
kemauan orang lain.
b. Penerimaan (Acceptance)
Menurut Myers (1996) yang
dimaksud
dengan
konformitas
acceptance adalah konformitas yang
melibatkan antara tingkah laku dan
kepercayaan norma karena tekanan
sosial.
Sedangkan menurut Sarwono
(2002)
acceptance
adalah
konformitas yang disertai perilaku
dan kepercayaan yang sesuai dengan
tatanan sosial. Misalnya, memenuhi
ajakan
teman-teman
untuk
membolos.
Kelman mengemukakan pendapat
Span & Stephan (dalam Endita,
2006)
mengenai
tiga
bentuk
konformitas, yaitu :
a. Complience
Complience terjadi pada saat
seseorang mengharapkan untuk
memperoleh
penghargaan
atau
menghindari
hukuman
dengan
konform. Dalam hal ini, terdapat
kemungkinan perubahan perilaku
yang tidak disertai dengan perubahan
sikap yang nyata.
b. Identifikasi
Identifikasi terjadi pada saat
seseorang ingin membuat atau
memelihara kepuasan berhubungan
dengan orang lain atau kelompok.
Karena
perilaku
mereka
dihubungkan dengan keinginan
untuk berhubungan. Orang mendapat
kepuasan dari tindakan konformitas,
saat kekuatan orang yang memberi
pengaruh didasarkan pada daya tarik
seseorang, identifikasi dihasilkan.
c. Internalisasi
Internalisasi terjadi saat seseorang
menemukan ide atau tindakan yang
diwujudkan dalam suatu pesan
berharga dalam kelompok. Dalam
hal ini, orang percaya padaapa yang
mereka lakukan. Perilaku konform
sesuai dengan nilai-nilai mereka.
Saat kekuatan orang yang memberi
pengaruh
didasarkan
pada
kepercayaan, internalisasi dihasilkan.
e. Efek Konformitas
Konformitas dapat memiliki efek
bagi
individu
yang
melakukan
konformitas diantaranya, yaitu adanya
pengakuan langsung individu terhadap
pendapat
atau
pernyataan
dari
kelompoknya, adanya perasaan positif
terhadap apa yang menjadi pendapat
atau yang merupakan pernyataan dari
kelompoknya dan adanya dukungan dari
membaca
literatur-literatur
yang
berhubungan dengan topik
penelitian.
Kemudian peneliti menyusun pedoman
wawancara yang disusun berdasarkan
beberapa teori yang relevan dengan masalah.
Pedoman wawancara ini berisi pertanyaanpertanyaan mendasar yang nantinya akan
berkembang dalam wawancara.
Kemudian peneliti menyusun
pedoman
observasi
ditujukan
kepada yang lebih ahli dalam hal ini
adalah pembimbing penelitian.
Dengan tujuan untuk mencapai
masukan mengenai isi dari pedoman
wawancara dan pedoman observasi
tersebut.
Setelah
mendapat
masukan,
peneliti
membuat
perbaikan, peneliti juga menyiapkan
tape recorder untuk merekam
wawancara agar tidak ada yang
terlewatkan.
1. Tahap Pelaksanaan Penelitian.
Sebelum proses pengumpulan data
dilakukan peneliti mencari calon
subjek
yang
sesuai
dengan
karakteristik subjek penelitian.
Setelah
mendapatkan
subjek,
peneliti
membuat
kesepakatan
mengenai waktu dan tempat untuk
melakukan wawancara. Kemudian
peneliti melakukan wawancata pada
waktu yang telah disepakati.
2. Tahap Analisis. Setelah wawancara
selesai
dilaksanakan,
peneliti
memindahkan
hasil
rekaman
wawancara
kedalam
bentuk
verbatim tertulis. Kemudian peneliti
melakukan analisis data dan
interpretasi data sesuai dengan
metode
analisis.
Selanjutnya
peneliti membuat kesimpulan untuk
mengetahui
hasil
akhir
dan
mengajukan saran-saran untuk
penelitian selanjutnya.
d. Teknik Pengumpulan data
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Heru, A.M. 2006. Penelitian
Kualitatif
untuk
Ilmu-Iilmu
Kemanusiaan Dan Budaya. Jakarta
: Universitas Gunadarma.
Baron & Byane. 2004. Psikologi Sosial
Edisi ke 10 jilid 2. The University
At Albany/State
University of
Nem York. Erlangga.
Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan
Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia
Echol, J & H, Shadily.1976. Kamus
Inggris Indonesia. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Fatimah,E. 2006. Psikologi Perkembangan
(Perkembangan Peserta Didik).
Pustaka Seta : Bandung.
Hurlock,
E.B.
1993.
Psikologi
Perkembangan : Suatu Rentang
Kehidupan.
Terjemahan
:
Istiwidiyanti. Jakarta : Erlangga.
Innata, C. 2005. Handout Psikologi
Kelompok. Fakultas Psikologi.
Universitas Gunadarma : Depok.
Maunati, Y. 2004. Identitas Dayak
Komodifikasi
dan
Politik
Kebudayaan. Yogyakarta : LKIS.
Milles, B & Huberman. 1992. Qualitative
Data Analysis : A Soursebook of
New Mthods. Beverly Hills : Sage
Publications.
Anonim.2006.TindikTubuhAntaraNyerida
nSeni.http://www.liputan6.com/view/48
493.html.
Anonim.
2006.
Anak
Muda.http://www.kenttatto.com/ina/liat_profil.php?nomor=45