Вы находитесь на странице: 1из 32

PEKAN ILMIAH NASIONAL RISET DAN TEKNOLOGI

JUDUL PROGRAM
Oily Water Separator Solusi Penanganan Pencemaran Air Laut oleh Limbah Minyak
dan Oli Sisa Operasional Kapal

Diusulkan oleh:
Gunawan

(21090112130069/Angkatan 2012)

P. Boby Janurianto

(21090112190028/Angkatan 2012)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan
: Oily Water Separator Solusi Penanganan
Pencemaran Air Laut oleh limbah minyak dan oli Sisa Operasional Kapal
2. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Gunawan
b. NIM
: 21090112130069
c. Jurusan
: Teknik Perkapalan
d. Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP
: Jalan Simpang Sari 943, RT 3/ RW3 Podosari,
Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung
f. Alamat Email
: Gsutarno@ymail.com
3. Anggota Kelompok
a. Nama Lengkap
: P. Boby Janurianto
b. NIM
: 21090112190028
c. Jurusan
: Teknik Perkapalan
d. Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
4. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Ari Wibawa Budi Santosa, S.T, M.si.
b. NIP
: 19750325 200312 1 002
c. Alamat Rumah dan No. Telp./HP
: 08562687148

Semarang, 29 Oktober 2015


Menyetujui,
Ketua Kelompok

Gunawan
NIM. 21090112130069

Mengetahui,
Ketua Jurusan / Pembantu Dekan Kemahasiswaan

Dr. Eng. Deddy Chrismianto, S.T, M.T.


NIP. 19590522 198812 1 001

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Riset dan Teknologi dengan Judul Oily
Water Separator Solusi Penanganan Pencemaran Air Laut oleh Limbah Minyak dan Oli Sisa
Operasional Kapal.
Karya Ilmiah ini disusun dengan tema penerapan sains dalam upaya mengurangi
pencemaran laut yang berisikan latar belakang terjadinya pencemaran laut, tujuan, sasaran,
keluaran, hasil, dan metodologi perancangan alat prototipe.
Dengan terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Ari Wibawa Budi Santosa, S. T, M. Si, selaku dosen pembimbing karya tulis
ilmiah,
2. Saudara P. Boby Janurianto selaku rekan yang membantu dalam melaksanakan program
dan menyelesaikan program karya ilmiah,
3. Temanteman Teknik Perkapalan UNDIP angkatan 2012 yang selalu memberi saya
dorongan, motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dan masih banyak lagi pihakpihak lainnya yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini, yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu. Dalam
penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik
pembaca yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Penyusun berharap semoga
karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penyusun pribadi khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Semarang, 26 oktober 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vii
ABSTRAK.....................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan..........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Oily Water Separator (OWS)........................................................3
2.2 Sumber Pencemaran......................................................................3
2.3 Tumpahan Minyak ke Laut dari Kapal.........................................4
2.4 Penyebab Tumpahan Minyak dari Kapal......................................4
2.5 Pencemaran Minyak di Laut.........................................................4
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tujuan Kegiatan............................................................................5
3.2 Tempat dan Waktu Kegiatan........................................................5
3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................5
3.4 Metode Analisis Data...................................................................6
3.5. Diagram Alir Kegiatan................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peralatan.......................................................................................8
4.2 Bahan Prototipe............................................................................10
4.3 Pembuatan Model Prototipe.........................................................13
4.4 Menyusun Rangkaian Prototipe...................................................14
4.5 Penyetelan dan Pengujian.............................................................16

iv

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................19
5.2 Saran.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................20
LAMPIRAN ................................................................................................21

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kebutuhan Peralatan ...........................................................................8
Tabel 2. Rencana Bahan Unit Pompa................................................................10
Tabel 3. Kebutuhan Unit Separasi.....................................................................11
Tabel 4. Kebutuhan Kerangka...........................................................................12
Tabel 5. Hasil Pengujian OWS...........................................................................17

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model OWS...........................................................................................6


Gambar 2. Diagram Alir Kegiatan..........................................................................7
Gambar 3. Unit Separasi.........................................................................................11
Gambar 4. Kerangka...............................................................................................12
Gambar 5. Pembuatan Bagian Separasi..................................................................14
Gambar 6. Pembuatan Bagian Unit Kerangka.......................................................14
Gambar 7. Merangkai Unit Pompa.........................................................................15
Gambar 8. Merangkai Unit Separasi.......................................................................15
Gambar 9. Merangkai Perpipaan............................................................................15
Gambar 10. Pengambilan Bahan Uji Pertama........................................................17
Gambar 11. Pengambilan Bahan Uji Ke Dua........................................................18
.Gambar 12. Pengambilan Bahan Uji Ke Tiga.......................................................18
Gambar 13. Air Sampel..........................................................................................18

vii

OILY WATER SEPARATOR SOLUSI PENANGANAN PENCEMARAN AIR


LAUT OLEH LIMBAH MINYAK DAN OLI SISA OPERASIONAL KAPAL
Gunawan, P Boby Janurianto
Dosen Pembimbing : Ari Wibawa Budi Santosa, S.T, M.Si.
Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
dan atau Perusakan Laut, Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak
sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
Oily Water Separator digunakan untuk memisahkan air laut dan minyak dengan
memanfaatkan air tawar yang bersih sehingga air laut dan limbah minyak serta oli dapat
terpisah karena massa jenis yang dimiliki masing-masing fluida. Prinsip kerja Oily water
separator yaitu menggabungkan tetesan tetesan kecil minyak di air menjadi tetesan
tetesan besar. Ketika tetesan tetesan minyak ini cukup besar, minyak yang berat jenisnya
lebih rendah mengapung naik keatas dan di kumpulkan di atas bejana. Dan sisa airnya yang
ada di bagian bawah akan dipompa ke overboard. Dan lapisan minyak dipompa keluar
sehingga air laut dan limbah minyak serta oli dapat terpisah.
Perancangan alat ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu meliputi perencanaan,
penyiapan, pembuatan, perangkaian dan penyetelan prototip. Perancangan dilakukan
komponen per komponen dari keseluruhan unit kemudian dilakukan perakitan. Perancangan
komponen oily water separator terdiri dari komponen unit pompa, komponen unit separasi,
filter, dan kerangka. Perakitan komponen dilakukan agar menjadi alat yang kompak dan
dapat digunakan sesuai dengan rancangan yang diinginkan. Pengujian yang dilakukan berupa
uji fungsional yang bertujuan untuk mengetahui apakah hasil rancang bangun dapat berfungsi
sesuai dengan disain yang diharapkan.
Dari hasil uji coba, didapat : sampel awal limbah mngandung minyak sebesar 20333
mg/L. Sedangkan air Sampel hasil pemprosesan dengan OWS mengandung minyak sebesar
10,8 mg/L. Namun hasil pemprosesan dengan OWS plus filter karbon aktif tidak sesuai yang
diharapkan dikarenakan kandungan minyak lebih besar daripada tanpa menggunakan karbon
aktif yaitu 12,5 mg/L. Walaupun demikian alat OWS masih memenuhi syarat sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 4 Tahun 2005 Tentang : Pencegahan Pencemaran
air laut dari kapal bahwa pada peralatan pemisah air berminyak (Oily Water Separator) yang
dipasang di ruang mesin dengan pembuangan berkadar tidak melebihi 15 mg/l (milligram per
liter).
Kata kunci : Oily Water Separator, Pencemaran laut, karbon aktif.

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Pencemaran laut adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya.
Adapun beberapa sumber pencemaran minyak antara lain: dari ladang
minyak dibawah dasar laut yang melalui rembesan atau kesalahan pengeboran
pada operasi minyak lepas pantai, kecelakaan pelayaran seperti misalnya kandas,
tenggelam dan tabrakan kapal-kapal tanker atau alat transportasi lain pengangkut
minyak, sisa operasional mesin kapal yang minyak terbuang kelaut sebagai akibat
dari pembersihan tangki atau pembuangan air ballast dan lain lain, kapal-kapal
selain tanker melalui pembuangan air bilga, operasi terminal pelabuhan minyak
dimana minyak dapat timpah pada waktu memuat / membongkar muatan atau
pengisian bahan bakar ke kapal, limbah pembuangan refinery, dan sumber-sumber
darat misalnya minyak lumas bekas atau cairan yang mengandung hidrokarbon.
Seiring bertambahnya jumlah kapal yang beroperasi maka limbah yang
mengandung minyak (oily waste) sisa operasional mesin kapal terutama kapal
kayu cenderung meningkat. Pencemaran limbah minyak dan oli tersebut jika tidak
segera ditangani serius maka akan merusak lingkungan terutama ekosistem laut.
Oily Water Separator digunakan untuk memisahkan air laut dan minyak
dengan memanfaatkan air tawar yang bersih sehingga air laut dan limbah minyak
serta oli dapat terpisah karena massa jenis yang dimiliki masing-masing fluida.
Prinsip kerja Oily water separator yaitu menggabungkan tetesan tetesan kecil
minyak di air menjadi tetesan tetesan besar. Ketika tetesan tetesan minyak ini
cukup besar, minyak yang berat jenisnya lebih rendah mengapung naik keatas dan
di kumpulkan di atas bejana. Dan sisa airnya yang ada di bagian bawah akan

dipompa ke overboard. Dan lapisan minyak dipompa keluar sehingga air laut dan
limbah minyak serta oli dapat terpisah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar Belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana cara untuk mengurangi pencemaran air laut akibat limbah minyak
dan oli sisa operasional kapal ataupun tumpahan minyak ke laut dari kapal ?
2. Bagaimana modifikasi teknologi dan cara kerja kerja oily water separator
(OWS) yang tepat sehingga dapat memisahkan air laut dengan limbah minyak
dan oli secara maksimal ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah diatas, maka
tujuan kegiatan ini adalah:
1. Menghasilkan alat untuk mengurangi pencemaran air laut akibat limbah
minyak dan oli dengan alat oily water separator (OWS) yang prinsip kerja
pemisahannya berdasarkan perbedaan massa jenis air laut dan minyak.
2. Menghasilkan OWS berbasis mekanis dan filtrasi karbon aktif dalam
melakukan rancang bangun OWS dengan melakukan modifikasi terhadap
teknologi OWS dengan mengaplikasikan filter karbon aktif .

1.4. Manfaat Kegiatan


Adapun manfaat kegiatan ini untuk berbagai pihak diantaranya :
1. Tersedianya teknologi tepat guna (OWS) yang dapat diimplementasikan pada
masyarakat pesisir laut, khususnya masyarakat nelayan di Desa Purworejo
yang teridentifikasi permasalahan limbah cair minyak (oily waste water) yang
bersumber dari sisa operasional kapal.
2. Terkelolanya limbah oli dan minyak sisa operasional kapal dengan alat Oily
Water Separator berbasis teknologi lokal sehingga diharapkan dapat
mengurangi pencemaran air laut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Oily Water Separator (OWS)


Menurut Cahyani (2011) Oily Water Separator digunakan untuk
memisahkan miyak dan air laut. Prinsip kerja Oily water separator yaitu
menggabungkan tetesan tetesan kecil minyak di air menjadi tetesan tetesan
besar. Ketika tetesan tetesan minyak ini cukup besar, minyak yang massa
jenisnya lebih rendah mengapung naik keatas dan di kumpulkan di atas bejana.
Dimana

massa

jenis sendiri

merupakan

pengukuran massa setiap

satuan volume benda. Massa jenis dirumuskan dengan :

Dimana,
: massa jenis

(kg/m3)

m : massa

(kg)

V : Volume

(m3)

Selanjutnya sisa airnya yang ada di bagian bawah akan dipompa ke


overboard. Dan lapisan minyak dipompa ke tangki bilga minyak yang akan
dipompa keluar ke shore connection pada saat kapal tiba di pelabuhan. Tetesan
tetesan minyak yang sedikit ini memungkinkan membentuk tetesan tetesan yang
lebih besar berangsur angsur dengan bantuan sloping plates yang dipasang pada
oily water separator (Cahyani, 2011).

2.2. Sumber Pencemaran


Adapun beberapa sumber pencemaran minyak antara lain : dari ladang
minyak dibawah dasar laut baik melalui rembesan maupun kesalahan pengeboran
pada operasi minyak lepas pantai, kecelakaan pelayaran seperti misalnya kandas,
tenggelam dan tabrakan kapal-kapal tanker atau barang yang mengangkut minyak
/ bahan bakar, operasi kapal dimana minyak terbuang kelaut sebagai akibat dari
pembersihan tangki atau pembuangan air ballast dan lain lain, kapal-kapal selain
tanker melalui pembuangan air bilga (got), operasi terminal pelabuhan minyak

dimana minyak dapat timpah pada waktu memuat / membongkar muatan atau
pengisian bahan bakar ke kapal, limbah pembuangan refinery, dan sumber-sumber
darat misalnya minyak lumas bekas atau cairan yang mengandung hidrokarbon
(Adi, 2008).

2.3. Tumpahan Minyak ke Laut dari Kapal


Tumpahan minyak kelaut dari kapal tanker / kapal lainnya dibagi dalam 4
kelompok yaitu pembuangan minyak yang timbul sebagai akibat dari
pengoperasian kapal selama menyelenggarakan pencucian tangki, pembuangan air
bilga (got) yang mengandung minyak, tumpahan yang berasal dari kecelakaan
pelayaran antara lain kandas, tenggelam, tabrakan dan lain-lain dan tumpahan
minyak selama proses pemuatan, pengeluaran dan penyimpanan (Adi, 2008).

2.4. Penyebab Tumpahan Minyak dari Kapal


Penyebab terjadinya tumpahan minyak dari kapal antara lain adanya
kerusakan mekanis : kerusakan dari sistem peralatan kapal, kebocoran badan
kapal, kerusakan katup-katup hisap atau katup pembuangan kelaut, kerusakan
selang-selang muatan. Adapun kesalahan yang disebabkan oleh manusia yaitu
kurang pengetahuan / pengalaman, kurang perhatian dari personil, kurang
ditaatinya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan kurang pengawasan
(Adi, 2008).

2.5. Pencemaran Minyak di Laut


Seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Pencemaran
laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut
tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tujuan Kegiatan


Tujuan kegiatan ini secara umum adalah menciptakan alat uji terapan
pemisah air laut yang tercemar limbah minyak berbasis mekanis dan filtrasi
karbon aktif dengan melakukan rancang bangun oily water separator (OWS) dan
melakukan modifikasi terhadap teknologi OWS dengan mengaplikasikan filter
karbon aktif.

3.2 Tempat dan Waktu Kegiatan


a. Tempat Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di pesisir pantai masyarakat nelayan di Desa
Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Pengambilan tempat di Pesisir Pantai Purworejo dikarenakan sebagaian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan di pesisir pantai tersebut telah
teridentifikasi permasalahan limbah cair minyak (oily waste water) yang
bersumber dari sisa operasional kapal.
b. Waktu Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada tanggal 31 Juli 2015 sampai
dengan 30 Agustus 2015, selama kurang lebih satu bulan.

3.3 Tenik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam
sebuah proses penelitian. Metode pengumpulan data tersebut meliputi :
a. Metode Observasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data melalui
observasi terhadap objek pengamatan langsung di tempat kegiatan terhadap
permasalahan pencemaran laut beserta solusinya.
b. Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya
dan mendengarkan jawaban langsung dari sumber utama data.

a. Studi Literatur, merupakan metode pengambilan data dengan cara mempelajari


literatur yang relefan dengan kegiatan yang dilakukan.

3.4 Metode Analisis Data


a. Perancangan Model
Perancangan ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu meliputi
perencanaan, penyiapan, pembuatan, perangkaian dan penyetelan prototip.
Perancangan komponen ows terdiri dari: Komponen unit pompa, Komponen unit
separasi, Filter, Kerangka. Pembuatan komponen OWS dilakukan sesuai gambar
kerja dan Perakitan komponen dilakukan secara kompak agar dapat digunakan
sesuai dengan rancangan yang diinginkan.

Gambar 1. Model OWS.


b. Persiapan Bahan
Bahan untuk pembuatan OWS terdiri dari besi siku, besi plat, as baja,
bearing, puli, V-belt, mur/baut, dempul, las acethilyn, las listrik, wol filter
akuarium, waring, keran stop, foot valve, clamp, seal tape, manometer, pipa
galvanis, knee, meni, cat dan motor listrik sebagai penggerak. Bahan uji
menggunakan limbah cair berminyak dari kapal motor Mantis.
c. Alat Ukur Pengujian
Alat ukur pengujian terdiri dari : alat pengukur waktu berupa Stopwatch,
alat pengukur panjang (skala besar) berupa meteran, alat pengukur panjang (skala
kecil) berupa Vernier Caliper, dan alat pengukur volume air berupa gelas ukur.
d. Alat Penunjang Kegiatan
Alat penunjang kegiatan terdiri dari: tool kits (bor, palu, tang, obeng plus
(+), obeng (-), digital camera, dan alat tulis.

3.5 Diagram Alir Kegiatan

MULAI
Observasi Langsung
di Pesisir Pantai Desa
Purworejo,
Kecamatan Bonang,
Kabupaten Demak

Studi literatur dan


pengumpulan data

Wawancara Langsung
Masyarakat Nelayan
Desa Purworejo
tentang Pencemaran
Air Laut dan
Pencarian Solusi
bersama BPPI Kota
Semarang

Perancangan Konsep Model dan Analisis Kerja OWS

Persiapan Alat dan Bahan Serta


Perancangan Alat Uji

Tidak

Pengujian Alat
OWS

ya
Kesimpulan dan saran

SELESAI

Gambar 2. Diagram Alir Kegiatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Peralatan
Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Kebutuhan Peralatan
No.
1

Nama
Gergaji besi

Gambar

Fungsi
Memotong besi.
Palu besi berfungsi untuk memukul benda

Palu besi

dari bahan logam yang keras dibantu dengan


alat perantara.

Mesin las

Mesin bubut

Mesin bor

Palu plastic

Mistar

Menyambung logam dengan mencairkan


sebagian logam induk dan logam pengisi.
Memotong besi yang diputar.
Membuat lubang, alur dan peluasan suatu
lubang.
Palu plastik untuk membuka atau memasang
suku cadang.
Mengukur benda kerja.
Mencengkram atau memegang komponen

Tang

yang akan di buka dengan cara diputarkan


bagiannya.

Obeng

10

Mesin gerinda

Melepas sekrup dari komponen-komponen.

Menghalusan

benda

kerja

atau

untuk

penajaman perkakas seperti pisau, golok, dll

9
`

11

Gunting

12

Ragum

13

Jangka sorong

14

Mistar gulung

15

16

Memotong benda kerja tipis yang berupa


kertas, plat, seng, dll.
Peralatan

cekam

yang

paling

sering

digunakan pada proses pengefraisan.


Alat

ukur

dengan

tingkat

ketelitian

seperseratus millimeter.
Alat ukur besaran panjang yang bisa
digulung.

Kikir gepeng

Pembuat rata dan siku antara bidang satu

(plat)

dengan bidang lainnya.

Kikir blok

Pembuat rata dan siku antara bidang satu


dengan bidang lainnya.

Kikir setengah

Menghaluskan, meratkan, dan membuat

bulat

bidang cekung.

18

Mistar baja

Memeriksa rata dan tidaknya suatu benda.

19

Obeng (-)

Membuka sekerup beralur min ( - )

20

Obeng (+)

Membuka sekerup beralur positif (+)

21

Jangka

Alat untuk membuat lingkaran.

22

Mesin bor tangan

23

Garis penyiku

24

Gunting pelat

Menggunting atau memotong pelat logam.

25

Tap

Membuat ulir dengan tangan.

26

Kunci inggris

17

Melubangi pelat logam, mengencangkan


baut atau melepas baut.
Mengukur benda dalam keadaan siki-siku
(90o)

Melepas atau mengencangkan mur atau baut


.

10
`

27

Kunci socket

28

Mata sock

29

Kunci pipa

Jenis kunci yang paling baik untuk melepas


kunci.
Mata sock yang digunakan dengan ukuran
10-33 mm atau 7/16w1/4w dan 3/16w- 3/4w
Membuka dan mengencangkan pipa

4.2. Bahan Prototipe


Rencana kebutuhan bahan bahan prototipe tiap komponen berbeda beda
yaitu antara lain: unit pompa, unit separasi, kerangka dan perpipaan.
4.2.1. Bahan Unit Pompa
Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapakan untuk pembuatan
pompa antara lain :
Tabel 2. Rencana Bahan Unit Pompa
Nama Barang

Keterangan

Jumlah

Besi cor

15 kg

Seal tape

2 buah

Valve ball

2 buah

Puley kecil

= 5,6 cm

1 buah

Motor Listrik

125 watt

1 buah

V-belt

3L240

1 buah

Bearing

2 buah

Grease

1 kg

Kawat elektroda

1 pak

Cat

2 kg

Thinner

2 liter

Rames packing

1 paket

Dempul

1 kg

Baut 12

4 buah

Baut 14

4 buah

Puley besar

13,6

1 buah

11
`
Nut grease
Kabel listrik

3 buah
NYMHY 2x2.5 mm2

1 buah

4.2.2. Merencanakan Kebutuhan Bahan Unit Separasi

Gambar 3. Unit Separasi


Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapakan untuk pembuatan
unit separasi antara lain :
Tabel 3. Kebutuhan Unit Separasi
Nama Barang

Keterangan

Jumlah

Pelat besi

Tebal = 3 mm, 2 x 3 m

1 Lembar

Pelat besi polkadot

Tebal = 3 mm, 1 x 1 m

1 Buah

Kaca akrilik

Tebal 5 mm, 10 x 10 1 Buah


cm

Waring

1x3m

Wol akuarium

1 Buah
2 dus

Pipa galvanis

in

1 Buah

Baut

16 mm

20 Buah

Baut

4 mm

8 Buah

Kawat elektroda
Cat

1 Pak
avian

2 Kg

12
`
Mani

Kansai

paint

anti 3 Kg

korosif
Thinner

2 Liter

Dempul

1 Kg

4.2.3. Merencanakan Kebutuhan Kerangka

Gambar 4. Kerangka

Bahan-bahan yang perlu dipersiapakan untuk pembuatan unit


kerangka antara lain
Tabel 4. Kebutuhan Kerangka
Nama Barang

Keterangan

Jumlah

Besi Kanal U

Tebal = 5 mm

4 meter

Kawat Elektrode

15 Biji

Cat

avian

1 Kg

Mani

Kansai Paint Anti

2 Kg

Korosif
Thinner

2 Kg

Dempul

1 Kg

13
`
4.3. Pembuatan Model Prototipe
Berdasarkan gambar kerja yang telah dibuat, maka komponen-komponen
dari alat OWS dapat dibuat sesuai dengan ukuran yang terdapat pada gambar
dengan

beberapa

proses

permesinan

seperti

pembubutan,

pengefreisan,

pengeboran, penggerindaan, selain itu juga dilakukan proses kerja bangku seperti
penggergajian, pengikiran, pengetapan dan penyeneyan. Untuk pembuatan rangka
dan dudukan motor perlu dilakukan proses pengelasan. Setelah proses pembuatan
seluruh komponen selesai, maka baru dilakukan proses pengecatan. Adapun
beberapa komponen yang sudah ada di pasaran antara lain puly, mur, baut, belt,
bearing, motor listrik, kabel, saklar, snap ring dan batu gerinda. Berikut ini proses
pembuatan model prototipe :
4.3.1. Melakukan Pembuatan Bagian Unit Pompa
Pembuatan Unit Pompa terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
a. Rumah Pompa
b. Pluyer
c. Gland Packing
d. Roda Gigi
e. As Gigi
f. Katup Bola
g. Pondasi Samping Pompa
h. Pondasi Bawah Pompa

4.3.2. Melakukan Pembuatan Bagian Unit Separasi


Rumahan atas

filter

14
`

Rumahan bawah

Gambar 5. Pembuatan Bagian Separasi.

4.3.3. Melakukan Pembuatan Bagian Kerangka


Kerangka

Gambar 6. Pembuatan bagian unit kerangka.

4.4. Menyusun Rangkaian Prototipe


4.4.1. Menyusun Rangkaian Unit Pompa
Rangkaian Unit Pompa

15
`

Gambar 7. Merangkai Unit Pompa.

4.4.2. Menyusun Rangkaian Unit Separasi

Gambar 8. Merangkai Unit Separasi.


4.4.3. Menyusun Rangkaian Perpipaan
Rangkaian Perpipaan

Gambar 9. Merangkai Perpipaan.

16
`
4.5. Penyetelan dan Pengujian
4.5.1. Penyetelan
a. Sebaiknya posisi saluran pengeluaran lebih tinggi satu meter dari pada OWS
dan tidak terhubung dengan pipa yang lain.
b. Pipa pemasukan utama yang ada didepan pompa harus dihubungkan ke tangki
air bersih dengan tujuan untuk mencuci OWS secara teratur dan sebagai
persediaan air bersih ketika OWS kekurangan air bersih.
c. Saluran masuk pada pompa harus dipasang filter untuk mencegah masuknya
pasir dan partikel kasar yang ada di dasar kapal ke dalam OWS.
d. Memasang perangkat secara vertikal (tegak) dengan posisi yang tepat pada
saluran pengeluaran OWS.
4.5.2. Pengujian OWS
Tahapan yang perlu dilakukan dalam pengujian OWS antara lain yaitu :
a. Tahapan pengoperasian alat dimulai dengan pemeriksaan bahwa semua
rangkaian telah tersusun dengan benar.
b. Rangkaian alat diperiksa kembali sebelum memulai proses pengolahan.
c. Mengumpulkan 100 liter limbah cair berminyak dan dimasukan ke dalam
drum penampung, lalu ambil sampel awal sebanyak 3 botol, tiap botol berisi 1
liter.

17
`

Gambar 10. Pengambilan bahan uji pertama (1).


d. Mengambil sampel hasil pemprosesan dengan OWS sebanyak 3 botol, tiap
botol berisi 1 liter.

Gambar 11. Pengambilan bahan uji kedua (2).


e. Mengambil sampel hasil pemprosesan dengan OWS plus filter karbon aktif
sebanyak 3 botol, tiap botol berisi 1 liter.

Gambar 12. Pengambilan bahan uji 3.


Pengujian air sampel dilakukan di laboratorium Balai Pencegahan
Pencemaran Industri Semarang. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Pengujian OWS
Hasil analisa

No. Parameter Satuan


I.1
1.

Minyak
Total
Rata-rata

mg/L

I.2

I.3

II.1

19000 19000 23000 12,5


20333,3

II.2 II.3 III.1 III.2 III.3


5
10,8

15

10

20
12,5

7,5

18
`

II

III

Gambar 13. Air Sampel.


Keterangan :
I.1 ; I.2 ; I.3

= Sampel awal limbah cair berminyak

II.1 ; II.2 ; II.3

= Sampel hasil pemprosesan dengan OWS

III.1 ; III.2 ; III.3

= Sampel hasil pemprosesan dengan OWS plus filter karbon aktif

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
OWS ini dirancang dengan sistem gravitasi dimana proses pemisahan
limbah cair dan minyak berdasarkan perbedaan massa jenis air dan minyak.
Proses pemisahan tersebut terjadi di dalam dua ruang separasi yang memiliki filter
yang berbeda. Ruang separasi pertama menggunakan filter kasa sedangkan ruang
separasi kedua menggunakan wol. Setelah melewati ruang separasi pertama dan
kedua air yang sudah dipisah melewati filter karbon aktif. Dari hasil uji coba,
didapat: sampel awal limbah mngandung minyak sebesar 20333 mg/L. Sedangkan
air Sampel hasil pemprosesan dengan OWS mengandung minyak sebesar 10,8
mg/L. Namun hasil pemprosesan dengan OWS plus filter karbon aktif tidak sesuai
yang diharapkan dikarenakan kandungan minyak lebih besar daripada tanpa
menggunakan karbon aktif yaitu 12,5 mg/L. Walaupun demikian alat OWS masih
memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 4 Tahun
2005 Tentang : Pencegahan Pencemaran air laut dari kapal bahwa pada peralatan
pemisah air berminyak (Oily Water Separator) yang dipasang di ruang mesin
dengan pembuangan berkadar tidak melebihi 15 mg/l (milligram per liter).

5.2 Saran
Dari hasil yang diperoleh dari kegiatan ini maka dapat disarankan perlu
dilakukan studi bahan karbon aktif lebih lanjut, sehingga diperoleh filter lanjutan
yang lebih sempurna. Namun tidak menutup kemungkinan terdapat alternatif
bahan filter lainnya yang lebih baik.

20

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, T. W. 2015. Pencegahan Pencemaran Limbah Minyak dari Kapa dengan


Alat Pemisah Limbah Cair Berminyak (Oily Water Separator). BPPI. Semarang.
Adi, D. B.S. 2008. Nautika Kapal Penangkap Ikan Jilid 1 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Adi, D. B.S dan Djaja, I. K. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 1 untuk
SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Cahyani, M. F. 2011. Rancang Bangun Bilge Oily Water Separator Berbasis
Elektrokimia. Jurusan Teknik Sistem Perkapaln-Fakultas Teknologi KelautanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 19 Tahun 1999. Tentang
Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut.

21

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama (Ketua Kelompok)

: GUNAWAN

NIM

: 21090112130069

Nama Sekolah / Perguruan Tinggi

: Universitas Diponegoro

Alamat Lengkap

: Jalan Simpang Sari 943, RT 3/ RW3


Podosari, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten
Pringsewu, Provinsi Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis yang kami sertakan dalam Lomba
Karya Tulis Ilmiah ini adalah benar hasil karya kelompok kami dan kami dapat
menjamin originalitas karya ini belum pernah diikutsertakan dalam kegiatan
Lomba Karya Tulis Ilmiah lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.

22

FORMULIR PENDAFTARAN

Judul Karya

: Oily Water Separator Solusi Penanganan


Pencemaran Air Laut oleh Limbah Minyak dan Oli
Sisa Operasional Kapal

Identitas Penulis
Nama Ketua Kelompok

: Gunawan

Jenis Kelamin

: Laki - laki

NIM

: 21090112130069

Fakultas/Jurusan/ Angkatan : Teknik/ Teknik Perkapalan/2012


Universitas

: Universitas Diponegoro

No. Telp / HP

: 085641325766

Email

: Gsutarno@ymail.com

Nama Anggota Kelompok I : P. Boby Janurianto


Jenis Kelamin

: Laki-laki

NIM

: 21090112190028

Fakultas/Jurusan/ Angkatan : Teknik/ Teknik Perkapalan/2012


Universitas

: Universitas Diponegoro

No. Telp / HP

: 087832693802

Email

: bjanurianto@gmail.com

Dengan ini kami menyatakan bersedia mengikuti Pekan Ilmiah Nasional Riset dan
Teknologi (PINISI) dan setuju untuk mengikuti segala peraturan yang berlaku
selama acara tersebut berlangsung.

Ketua Kelompok

Anggota I

(Gunawan)

( P. Boby Janurianto )

Ketua Kelompok :

Anggota Kelompok 1 :

Вам также может понравиться