Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
B
BULETIN
Bawaslu Minta
Bantuan KPK
Terkait Dana Kampanye
bagi Pemilu.
Sedangkan secara historis, Pemilu
di Indonesia merupakan Pemilu ke
AWASLU
4 sejak era reformasi bergulir. Sejak
itu juga, tidak ada kekuasaan yang
mutlak (absolute) alias setiap Pemilu
menghasilkan pemenang yang berbeda. Jadi, secara historis diprediksi
pemenang Pemilu 2014 tidak akan
bisa ditebak (unpredictable).
Pemerintah dan DPR Sepakat
Namun, semua kemajemukan
Mitra PPL di Pemilu 2014
tersebut merupakan khasanah bangPolitisasi
Sara Masih Bawaslu Minta
sa dan memperindah demokrasi di
Akan Terjadi di
Bantuan KPK
Pemilu 2014?
Terkait Dana Kampanye
Indonesia. Bangsa lain pun mengakui
rumitnya sistem Pemilu kita. Sistem
yang rumit tersebut adalah bentuk
dari akomodasi terhadap berbagai kepentingan dan manajemen konflik.
Dari fakta tersebut, maka sebagai bangsa kita harus berpikir kembali untuk bersikap apatis pada Pemilu. Fakta tersebut harusnya menjadi
pemicu kita, untuk menampilkan demokrasi Indonesia yang sesungguhnya. Bangsa lain saja mau belajar pada demokrasi di Indonesia, mengapa
kita tidak?
BULETIN
Salam Awas
Daftar isi:
BADAN
UM
UM
SI
IK INDO
A S L U
BL
RE
Profil
Yusfitriadi
Sang Generator Relawan Pengawas Pemilu ...................................... 14
Divisi Update
Divisi Pengawasan
Bawaslu Gelar Rakernis Pengawasan Pemilu Legislatif 2014 .... 15
Divisi Organisasi dan SDM
Bawaslu Rekrut CPNS Pertama ......................................................... 16
Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran
Unsur Kumulatif Kampanye Terus Jadi Perdebatan ............. 18
Divisi Sosialisasi, Humas dan Hubungan Antar Lembaga
Politisasi Media, Bukan Jaminan Menang Pemilu .................. 19
Sudut Pandang
Pentingnya Transparansi Dana Kampanye ................................. 20
Demokrasi dan Islam ............................................................................ 21
Ekspose Daerah ............................................................................................ 22
Glosari Kepemiluan ...................................................................................... 24
Galeri ................................................................................................................ 25
Buletin BAWASLU ini diterbitkan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum, sebagai wahana informasi kepada
khalayak serta ajang komunikasi keluarga besar pengawas Pemilu di seluruh tanah air. Terbit satu bulan sekali.
AS PEMIL
AW
IH
A
NG
PE
Penerbit: Bawaslu RI Pengarah: Dr. Muhammad, S.IP., MSi, Nasrullah, SH., Endang Wihdatiningtyas, SH., Daniel Zuchron, Ir. Nelson
Simanjuntak ; Penanggung jawab: Gunawan Suswantoro, SH, M.Si Redaktur: Jajang Abdullah, S.Pd, M.Si, Tagor Fredy, SH, M.Si, Drs.
Hengky Pramono, M.Si, Ferdinand ET Sirait, SH, MH, Pakerti Luhur, Ak, Rahmawati, SE, M.Si, Raja Monang Silalahi, S.Sos, Hilton Tampubolon, SE, Redaktur Bahasa: Saparuddin, Ken Norton Pembuat Artikel: Falcao Silaban, Christina Kartikawati, Muhammad Zain, Hendru,
Irwan; Design Grafis dan Layout: Christina Kartikawati, Muhammad Zain, Muhtar Sekretariat: Tim Sekretariat Bawaslu
Alamat Redaksi: Jalan MH. Thamrin No. 14 Jakarta Pusat, 10350. Telp./Fax: (021) 3905889, 3907911. I www.bawaslu.go.id
ondisi seperti ini dialami oleh Bawaslu sejak berdirinya pada April
2008 lalu yang ditegaskan dalam
Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu. Tidak hanya
itu, UU tersebut juga memberikan kewenangan Bawaslu sekadar rekomendasi yang tidak wajib diikuti oleh KPU.
Akibatnya, jadilah Bawaslu bak macan
ompong dalam melakukan pengawasan
Pemilu.
Percaya atau tidak kondisi Bawaslu
yang seperti ini semakin buruk dengan
pendapat-pendapat para pengamat yang
menilai Bawaslu tidak ada gunanya dalam
hal mengawasi. Bawaslu hanya dianggap
membuang-buang uang negara dan output
yang dihasilkan dinilai tidak sesuai.
Benar saja, pasca pelaksanaannya,
Pemilu 2009 dicap sebagai Pemilu paling buruk di era reformasi (setidaknya
menurut beberapa pengamat Pemilu).
Kualitas Pemilu mulai dari caleg, daftar
FOTO-FOTO: M. ZAIN
tersebut, Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa meminta secara tegas kepada Bawaslu untuk memiliki mekanisme
agar Mitra PPL yang direkrut nantinya
benar-benar bisa melaksanakan tanggung
jawab dengan baik. Apakah cukup dalam
waktu yang singkat untuk merekrut Mitra
PPL sebanyak itu?
Pertanyaan besar itu sempat dilontarkan oleh sebagian besar Anggota Komisi
II DPR RI. Mereka meragukan itu dapat
terwujud dengan baik, mengingat pelaksanaan Pemilu tinggal beberapa bulan
saja.
Soal independensi dan netralitas
Mitra PPL juga menjadi sorotan, karena
khawatir Mitra PPL ini akan ditunggangi
oleh beberapa kepentingan politik, tutur
Agun.
Namun, Pimpinan Bawaslu Nasrullah
mengatakan bahwa masalah perekrutan
Mitra PPL, sudah dipertimbangkan untuk mengambil dari Relawan Pengawas
Pemilu yang sudah terdaftar. Relawan
Pengawas Pemilu sendiri merupakan program Bawaslu yang merupakan gerakan
moral dengan target atau sasaran pemilih
pemula. [FS]
Opini
Opini
beradaan saksi parpol penting karena fungsinya sama dengan mitra PPL yakni mengawasi proses pemungutan suara di TPS.
Tapi mengenai usul saksi partai politik
di danai pemerintah bukan dari Bawaslu.
Kami pun sedang berupaya agar usulan
tambahan anggaran untuk mitra PPL yang
sudah dapat dukungan Komisi II dapat difasilitasi pemerintah, kata Muhammad
memaparkan.
Sementara itu, Pimpinan Bawaslu Nasrullah mengatakan, semakin banyak orang
yang mengawasi proses tahapan Pemilu
termasuk pada hari pemungutan dan penghiitungan suara, maka niat orang yang ingin
berbuat curang akan bisa ditekan. Karenanya selain mengusulkan anggaran untuk mitra
PPL kepada pemerintah, Bawaslu RI juga
menggalang dukungan partisipasi masyarakat untuk menjadi relawan Pemilu melalui
gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu.
Terkait mitra PPL, Bawaslu RI mengusulkan kepada pemerintah untuk mendanai
2 orang mitra PPL per TPS yang bekerja
pada hari H pemungutan dan penghitungan
suara di TPS , dengan honor Rp 100.000/
orang untuk dua kegiatan yakni Pileg dan
Pilpres. Dasar usulan tersebut adalah keterbatasan pengawas Pemilu lapangan yang
berjumlah 1-5 orang setiap desa/kelurahan
sesuai amanat Pasal 72 UU Nomor 15 tahun 2011. Padahal dalam 1 desa/kelurahan
terdapat belasan hingga puluhan TPS. Sehingga tidak memungkinkan hanya di awasi
1 orang saja.
Terhadap permintaan, agar dana saksi
parpol di kelola Bawaslu RI bukan oleh
KPU RI, Ketua Bawaslu RI Muhammad
mengatakan hal itu merupakan permintaan
lisan Kemendagri bukan tertulis. Mungkin
pertimbangannya karena sama-sama menjalankan fungsi pengawasan, KPU sendiri
menolak mengelola dana itu. Kami mesti
pleno sebelum mengambil keputusan,
ujarnya.
Bawaslu RI menurut Muhammad tidak
ingin gegabah menerima usulan agar dana
parpol dimasukkan dalam anggaran Bawaslu RI. Sebab hal ini akan menjadi preseden
buruk bagi Bawaslu, seolah-olah dana saksi
parpol memang diusulkan oleh Bawaslu RI.
[RS]
Oleh karena itu dibutuhkan peran aktif Bawaslu untuk mencegah supaya kampanye
menggunakan isu agama dan diskriminasi
terhadap minoritas dapat dicegah.
Veri Junaidi dari Perludem berharap
besar Bawaslu dapat memegang kunci terhadap permasalahan potensi diskriminasi
tersebut. Karena pada dasarnya, semua
pelanggaran dalam Pemilu akan dilaporkan
ke Bawaslu.
Peran penegakan hukum pidana dalam
Pemilu memang juga melibatkan Kepolisian,
dan peran tersebut juga sangat besar. Namun,
Bawaslu adalah kuncinya dan harapan besar
agar Bawaslu dapat mengatasi permasalahan
(diskriminasi) tersebut, tambahnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Muhammad mengatakan bahwa, Indonesia
merupakan negara demokrasi bukan negara agama. Sehingga praktik politik yang
mempolitisasi masalah keagamaan sangat
dilarang dan tidak bisa dibiarkan. Bawaslu
dan jajarannya, juga akan siap menindak tegas terhadap pelanggaran semacam itu jika
terjadi.
Peran aktif masyarakat juga sangat
diperlukan dalam hal ini. Kami ingin menyatakan bahwa Pemilu itu milik bersama
dan tanggung jawab bersama. Nantinya,
Bawaslu akan membuat SMS gateway, yang
dapat dipergunakan untuk orang yang melapor, ujarnya. [FS]
Terkait Gratifikasi
Menjelang Pemilu legislatif
tanggal 9 April 2014 dan Pemilu
Presiden/Wapres pada Bulan
Oktober 2014, Tim Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
mengingatkan jajaran Bawaslu RI
untuk mewaspadai dan menghindari
praktik gratifikasi dari pihak-pihak
yang ingin bermain curang dalam
proses pesta demokrasi lima tahunan
tersebut.
terkait gratifikasi,
kita mesti membuat
aturan-aturan untuk
mengendalikan gratifikasi, kata Gunawan saat membuka diskusi Struktural
Bawaslu RI dengan
Tim KPK.
Gratifikasi dalam
penjelasan pasal 12
B Undang-undang
CHRISTINA KARTIKA
nomor 31/1999
Tim KPK menyambangi Bawaslu terkait sosialisasi pengendalian
juncto Undanggratifikasi. Hadir dari Bawaslu antara lain: Pimpinan Bawaslu, Enundang
nomor
dang Wihdatiningtyas, Sekjen Bawaslu Gunawan Suswantoro, 4
20/2001 diartikan kepala Biro di lingkungan Bawaslu RI, Pejabat eselon III dan Pejasebagai
pembe- bat Eselon IV.
rian dalam arti luas.
diterimanya gratifikasi kepada KPK.
Meliputi uang/seGratifikasi itu sangat dekat dengan
tara uang, barang, rabat/diskon. pinjaman
suap,
KPK bisa menelusuri bagaimana
tanpa bunga, komisi, pengobatan cumasebenarnya
prosesnya itu, kata Rusfian.
cuma, tiket perjalanan, perjalanan wisata,
Ancaman
hukum bagi penerima gratifasilitas penginapan dan fasilitas lainnya.
fikasi
adalah
pidana
penjara seumur hidup
Gratifikasi dianggap sebagai suap apabila
atau
4-20
tahun
dan
denda Rp. 200 juta
berhubungan dengan jabatan dan berten
Rp
1
Miliar.
Penerima
gratifikasi dalam
tangan dengan tugas atau kewajibannya.
UU
No
31/1999
Juncto
UU No 20/2001
Terkait gratifikasi Koordinator Tim
adalah
pegawai
negeri
dan
penyelenggara
KPK Maruli mengingatkan, agar jangan
negara.
Pegawai
negeri
yang
dimaksud tihanya dilihat perspektif hukumnya saja
dak
hanya
PNS
sebagaimana
diatur dalam
melainkan juga perspektif etika. Sebab
UU
kepegawaian
melainkan
semua
orang
pemberian gratifikasi sangat terkait denyang
gajinya
bersumber
dari
keuangan
gan jabatan atau kedudukan seseorang,
sekalipun pemberi gratifikasi adalah te- negara atau daerah.
Hadir dalam sosialisasi pengendalian
man dekat atau keluarga. Terkait persgratifikasi
oleh KPK antara lain Komispektif etika, gratifikasi dikelompokkan
ioner
Bawaslu,
Endang Wihdatiningtyas,
menjadi kategori suap yakni pemberian
Sekjend
Bawaslu
Gunawan Suswantoro,
untuk melakukan sesuatu, kategori kediempat
Kepala
Biro
di lingkungan Banasan yakni menerima fasilitas lain dalam
waslu
RI,
Pejabat
eselon
III dan Pejabat
perjalanan dinasnya, dan non kedinasan
Eselon
IV.
Pimpinan
Bawaslu
pada kesmisalnya menerima sesuatu dari kerabatempatan
tersebut
meminta
KPK
untuk tunya terkait jabatannya.
rut
serta
dalam
acara-acara
besar
Bawaslu
Sementara itu Rusfian, anggota Tim
di
berbagai
daerah
baik
internal
maupun
KPK menjelaskan sanksi pidana gratifiyang
melibatkan
stakeholder,
tujuannya
kasi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 31/1999 juncto UU Nomor 20/2001 agar KPK bisa sekaligus mensosialisapasal 12 C ayat (1) dengan sendirinya sikan pengendalian gratifikasi di jajaran
akan gugur apabila penerima gratifikasi Bawaslu. Hal itu sudah mulai dirintis bemelaporkan gratifikasi yang diterimanya berapa kali sejak tahun 2013 dalam acara
dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak rakor stakeholder Pemilukada.[RS]
10
11
CHRISTINA KARTIKAWATI
JPPR Laporkan
Dana Kampanye
Mencurigakan
JPPR.OR.ID
MUHAMMAD YUSUF,
Ketua PPATK
SUNANTO,
Manajer Program Pemantau JPPR
12
KOMPAS.COM
Sekjen Bawaslu:
Bendahara Harus
Tertib Menyusun
Laporan Keuangan
adan Pengawas Pemilu mengadakan kegiatan sosialisasi Penyusunan Laporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Akhir Tahun 2013 yang
dilaksanakan di Jakarta, Kamis (23/1)
hingga Sabtu (25/1).
Tujuan diselenggarakannya kegiatan
sosialisasi ini untuk menciptakan laporan
keuangan yang akuntabel dan transparan,
sebagaimana
diamanatkan
Undang Undang Nomor
17 Tahun 2003
tentang
Keuangan
Negara dan Undang
Undang Nomor 22
Tahun 2012 tentang
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Negara
(APBN) Tahun
Anggaran 2012.
Menteri/pimpinan lembaga negara
sebagai pengguna anggaran/barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan kementerian/lembaga negara yang dipimpinnya, jelas Sekjen Bawaslu, Gunawan
Suswantoro.
Bawaslu berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN,
dengan menyusun laporan keuangan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas
13
Yusfitriadi
Sang Generator Relawan
Pengawas Pemilu
Bekerja konkret dan tak
banyak bicara., itulah kira-kira yang
pantas disematkan pada mantan
Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Yusfitriadi. Dengan pengalamannya di dunia
kePemiluan, ia berharap kontribusinya
akan membuahkan hasil yang manis dan
berguna bagi perkembangan demokrasi.
Sebagai seorang aktivis sejak era reformasi, Yusfitriadi tidak jarang memberikan kritik keras dan tajam pada pemerintah terutama dalam kaitan perkembangan
demokrasi lewat Pemilu. Namun, kemampuan analisanya ini tidak hanya dipergunakan hanya untuk mengkritik saja,
tetapi juga memberikan kontribusi nyata
sebagai aktualisasi pengalaman yang pernah didapatnya.
Karena itulah, ia didaulat menjadi
Ketua Kelompok Kerja Nasional Gerakan
Satu Juta Relawan Pengawas Pemilu.
Tanggung jawab yang cukup berat mengingat harapan dan tuntutan masyarakat
terhadap gerakan ini cukup penting dan
signifikan, terutama dalam rangka mengawasi tahapan Pemilu ke depan.
Gerakan Satu Juta Relawan Pengawas
Pemilu merupakan sebuah gerakan yang
diinisiasi oleh Bawaslu, sebagai gerakan
moral untuk meningkatkan partisipasi
pemilih, terutama pemilih pemula, dan
melibatkanya secara aktif dalam pengawasan Pemilu. Selama ini, banyak pemilih pemula yang cenderung apatis terhadap Pemilu karena kurang dilibatkan dan
diikutsertakan dalam Pemilu itu sendiri.
Yusfitriadi mengatakan, selain sebagai
gerakan yang berupaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, gerakan ini
juga diharapkan dapat menekan segala
bentuk politik transaksional yang terjadi
di masyarakat. Seperti yang kita tahu, saat
ini praktik money politics masih sering
terjadi dan bukan lagi menjadi hal yang
Sebagian
pihak
sempat
meragukan target relawan pengawas Pemilu akan tercapai,
baik dari segi jumlah dan dari
segi kualitas. Dari segi jumlah,
relawan pengawas Pemilu diharapkan benar-benar mencapai
angka sejuta atau lebih, dengan
begitu akan gerakan ini akan
terlihat lebih masif. SedangDOK. HUMAS
kan secara kualitas, masyaraYusfitriadi
kat berharap gerakan ini dapat
Koord. Pokjanas Sejuta Relawan Pengawas Pemilu
memberikan kontribusi pengana mengubah pola pikir masyarakat terwasan yang positif dan bermanfaat, walapun gerakan ini tidak dibayar hadap Pemilu. Selama ini Pemilu selalu
dianggap sebagai pesta demokrasi bagi
sepeserpun.
Namun, di balik itu, ia yakin gerakan segelintir orang saja. Hanya penyelengini mampu membawa perubahan terhadap gara Pemilu dan orang-orang yang berkenasib Pemilu 204 ini. Gerakan relawan pentingan yang harus peduli pada Pemilu.
Pandangan tersebut salah. Pemilih
akan mengawasi penyelenggaraan Pemilu sejak masa kampanye, pungut hitung merupakan Stakeholders terbesar dalam
Pemilu. Sehingga pemilih memiliki daya
sampai pada rekapitulasi suara.
Berbeda dengan tugas para para saksi tawar yang tinggi terhadap Pemilu. Artidan pengawas Pemilu di tingkat lapangan, nya, sukses atau tidaknya Pemilu juga terrelawan tidak hanya bertugas saat Pemilu gantung pada pemilih, ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya pemilih
berlangsung, tetapi sebelum Pemilu dengan memperhatikan dinamika politik harus mendapatkan edukasi yang benar
yang terjadi di TPS. Setiap TPS akan di- terhadap Pemilu, agar tindakannya ke
tempatkan 2 relawan. Adapun tugasnya depan juga benar. Salah satunya melalui
menurut Yusfitriadi ialah menyampaikan Gerakan Satu Juta Relawan Pengawas
informasi ke Bawaslu bila ditemukan ma- Pemilu. Ia akan berupaya menjadi generator, untuk membangkitkan relawan
salah atau pelanggaran di TPS.
Salah satu yang ditekankan oleh Yusfi- pengawas Pemilu menjadi berarti dan
triadi dalam gerakan ini, adalah bagaima- bermanfaat. [FS]
14
Divisi Pengawasan
waslu
menyangkut pengawasan dan penindakan pelanggaran,
misalnya kehumasan
dan sosialisasi.
Sementara itu dalam
kesempatan yang sama, Daniel
Zuchron menyatakan Rakernis ini
untuk melakukan evaluasi terhadap
metode dan kebijakan teknis serta
hasil pengawasan pada tahapan
yang telah berlangsung dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
bagi penyusunan metode dan kebijakan teknis dalam pengawasan
tahapan selanjutnya. Sehingga
akselerasi kinerja dan pelaporan
Bawaslu Provinsi dan jajarannya
menjadi cepat, efektif, dan terkendali.
Jadi fokus dari target rencana kita,
goal-nya adalah akselerasi (percepatan), sehingga kita tidak lagi berada pada
track yang lambat, tetapi sudah semakin
cepat. Oleh karena itu evaluasi ini penting
karena kami melihat akselerasinya belum
jalan, sehingga percepatan, efektivitas,
dan pengendalian ini terhambat. Hal-hal
seperti ini yang kita buka dalam rapat
ini, sehingga kebijakan pengawasan Ba-
15
DANIEL ZUCHRON
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bawaslu, Gunawan Suswantoro (tengah) didampingi Kepala Biro Hukum, Humas, dan Pengawasan Internal (H2PI), Jajang Abdullah (kedua dari kanan), Plt. Kepala Biro Administrasi, Dermawan A. Santoso
(kedua dari kiri), dan Kepala Bagian Laporan dan Temuan, Yusti Erlina, dan Kepala BagianPersidangan DKPP, Osbin
Samosir.
16
Muhammad
[FS]
17
1.500 kasus yang direkomendasikan Bawaslu dan jajarannya sebagai pelanggaran pidana Pemilu, namun hanya
sekitar dua per-sen saja yang
divonis di pengadilan. Sisanya, hampir sebagian besar
dihentikan oleh pihak penyidik kepolisian.
Hal tersebut tentunya jauh dari
ekspetasi
masyarakat
terhadap
penegakan
hukum
Pemilu.
MasyaraEndang Wihdatiningtyas, SH
kat sangat
berharap
bil langkah tegas. Namun, jika dihentikan
agar ada tindakan cepat dan nyata terha- maka Bawaslu yang akan disalahkan,
dap para pelanggar pidana Pemilu. Den- tambahnya.
gan begitu, masyarakat masih optimis
Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indoterhadap Pemilu itu sendiri.
nesia (KPI) sudah menegur beberapa lemDalam sebuah forum, Ketua Bawaslu baga penyiaran publik terkait iklan partai
Muhammad mengatakan, jika terus meli- politik. Mereka dianggap tidak mematuhi
hat secara hitam dan putih terhadap iklan aturan dan tidak memberikan proporsi
partai politik di televisi, maka sampai ka- yang seimbang terhadap penyiaran iklan
panpun, iklan tersebut tidak akan pernah partai politik. KPI juga mendorong agar
bisa dijerat, termasuk parpol dan lembaga lembaga penyiaran, pada saat ini lebih
penyiarannya.
mengedepankan tentang edukasi politik
Padahal masyarakat sudah sangat kepada masyarakat.
terganggu dengan iklan-iklan semacam
Sementara itu Endang Wihdatinitu dan berharap Bawaslu dapat mengam- ingtyas mengatakan bahwa, kesulitan
Bawaslu untuk mencari barang bukti
yang diperlukan bagi penyidik kepolisian
untuk dapat ditindaklujuti adalah tidak
punya kewenangan untuk memaksa para
Bawaslu tidak punya
pihak yang diduga melanggar.
kekuatan memaksa. Jika
Kami hanya bisa mengundang pihakada bukti yang belum dapat
pihak terkait dengan dugaan pelanggaran
kami lengkapi, maka penyitersebut untuk memberikan klarifikasi.
dik dapat mengambil peran
Bawaslu tidak punya kekuatan memaksa.
tersebut, karena punya
Jika ada bukti yang belum dapat kami
kekuatan memaksa
lengkapi, maka penyidik dapat mengambil peran tersebut, karena pu nya kekuatan
memaksa, jelas Endang. [FS]
18
Politisasi Media,Bukan
Jaminan Menang Pemilu
Akhir-akhir ini, masyarakat disuguhkan
dengan berbagai macam iklan tokoh yang
mengaku dirinya calon presiden. Tokohtokoh tersebut dengan percaya diri mengumumkan visi dan misi serta janji saat terpilih
menjadi presiden nanti. Padahal, tahapan Pemilu presiden saja belum dimulai.
Bukan secara kebetulan, para pemimpin
yang narsis sebagai calon presiden dan calon
wakil presiden, yang tampil di media elektronik adalah pemilik media tersebut, atau
setidaknya investor yang menanam saham di
media elektonik tersebut. Media elektronik
yang seharusnya menjadi milik publik, justru
menjadi alat propaganda salah satu pihak.
Narsisme sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti membanggakan diri sendiri secara berlebihan dan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Apa yang ditampilkan
di media bisa jadi hanya pencitraan, untuk
menarik minat masyarakat memilihnya pada
Pilpres mendatang.
Namun, apakah tindakan tersebut
dibenarkan? Secara Undang-Undang (UU)
gaya pemilik media yang narsis menyatakan
mereka Capres dan Cawapres tidak melanggar. Pasalnya, tahapan Pilpres sendiri belum
dimulai, sehingga kampanye model seperti
ini belum dilarang. Namun, akan menjadi
pelanggaran jika diserta dengan logo partai,
nomor urut serta visi misi partai, serta adanya ajakan memilih partai tersebut.
Dalam UU No. 8 Tahun 2012 Tentang
Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD
masa kampanye di media elektronik serta
kampanye dalam bentuk rapat umum belum
diperbolehkan. Tahapan tersebut baru diperbolehkan pada 21 hari sebelum masa tenang.
Kasus Sutiyoso (Ketum PKP Indonesia) di
Jawa Tengah yang divonis bersalah karena
melakukan rapat umum menjadi sebuah contoh bahwa, pelanggaran pidana terhadap ketentuan tersebut tidak main-main.
Namun sepertinya pemilik media tidak mengindahkan hal-hal tersebut. Mereka tetap melakukan semacam sosialisasi di
media mereka dengan memakai logo partai,
nomor urut namun cenderung dengan bermain aman, sehingga pelanggaran pidana
Pemilu sulit dikenakan. Peran Bawaslu dan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sangat ditentukan dalam hal ini.
Pimpinan Bawaslu Nasrullah mengatakan bahwa masyarakat sudah cerdas
untuk menilai bahwa media yang mempropagandakan seseorang, hanya karena kedekatan media tersebut dengan orang yang
mengaku capres tersebut. Pesan-pesan
yang disampaikan, juga belum tentu benarbenar
menggambarkan dia
sebagai
capres dan
cawapres.
Masyarakat sebagai pemilih
sudah cerdas untuk menilai
iklan tersebut. Frekuensi
tayangan mereka seharihari, bisa jadi bukan menarik simpatik masyarakat,
tetapi membuat masyarakat jenuh dan berbalik mengkritik, tuturnya.
Ia juga menambahkan masyarakat juga
paham, bahwa tahapan Pemilu presiden saja
belum dimulai, tetapi sudah ada capres yang
berkeliaran di televisi. Sering tampil di
televisi bukan jaminan ia akan dipilih, termasuk mempolitisisasi media, tambah Nasrullah.
Ditegur KPI
Sementara itu, selama 3 (tiga) bulan terakhir, September-November 2013, KPI telah
melakukan pemantauan pada seluruh lembaga penyiaran. Dari pemantauan tersebut,
KPI berkesimpulan terdapat 6 (enam) lembaga penyiaran yang telah dinilai tidak proporsional dalam penyiaran politik. Termasuk
terdapat iklan politik yang menurut penilaian
KPI mengandung unsur kampanye. Keenam
lembaga penyiaran itu adalah RCTI, MNC
TV, Global TV, ANTV, TV One dan Metro
TV.
KPI menilai, enam stasiun televisi tersebut telah bertindak tidak proporsional dan
tidak menjunjung tinggi netralitas dalam
hal penyiaran. Padahal, lembaga penyiaran
tersebut menggunakan frekuensi publik.
Menurut Komisioner KPI, Bekti Nugroho masyarakat sudah bisa menilai media
massa elektronik maupun cetak yang secara
kasat mata berafiliasi dengan salah satu partai tertentu. Sehingga mereka juga bisa menilai apa yang ditampilkan mereka di media
benar atau tidak adanya. Dampakya, media
tersebut bisa saja ditinggalkan oleh masyara-
19
Nasrullah, SH
kat.
Pentingnya Transparansi
Dana Kampanye
ANTARA/Rosa Panggabean
20
TEMPO/Seto Wardhana
Oleh : Al Chaidar
(Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh)
21
bersambung
Apabila sampai dengan Senin, 13 Januari mendatang, peserta pemilu atau caleg
DPR, DPD dan DPRD masih memasang
iklan kampanye di media massa dan elektronik, maka Bawaslu akan menindak lanjuti
melalui Sentra Penegakan Hukum Terpadu
(Gakumdu) berdasar ketentuan berdasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
tegas Ketua Bawaslu Provinsi Gorontalo
Hasyim M Wantu didampingi Anggota Bawaslu Siti Haslina Said.
Menurut Haslina Said, berdasarkan hasil
inventarisasi dan kajian Bawaslu, penayangan iklan kampanye oleh peserta pemilu dan
caleg telah melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku, yakni pasal 276 pasal 91
(3) Undang-Undang No.8 tahun 2012 tentang
Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD. Bahkan, kata Haslina, penayangan iklan kampanye tersebut sudah mengarah kepada indikasi
pidana pemilu.
Sejak beberapa waktu lalu, kami sudah
mengadakan sosialisasi baik kepada peserta
pemilu, caleg maupun di kalangan media
dan perguruan-perguruan tinggi terkemuka
di Gorontalo berkaitan ketentuan iklan kampanye. Sehingga setelah kurun waktu yang
cukup panjang itu, Bawaslu saat ini mulai
melakukan penindakan, kata Haslina.
Oleh karena itu Ketua Bawaslu Gorontalo dan Siti Haslina Said selaku Anggota Bawaslu menghimbau peserta pemilu dan caleg
agar kiranya dapat mengikuti ketentuan yang
berlaku. (FS/BawasluGorontalo)
22
Anekdot Pemilu
Proyek Pembangunan
Jembatan
Merampok Politisi
23
Glosari Pemilu
Political Quotes
Mengutip teori Nash Equilibrium, saat setiap orang yang setara berebut ingin mendapat
sesuatu, tak satupun mereka
mendapatkan sesuatu itu. Tidak adanya pengawasan di
internal KPU, justru memberi kesempatan kepada
kekuasaan untuk mengintervensi lembaga itu.
Budiman Sudjatmiko
Dapil:
Daerah Pemilihan, batas wilayah atau jumlah penduduk yang
menjadi dasar penentuan jumlah kursi yang diperebutkan,
dan karena itu menjadi dasar penentuan jumlah suara untuk
menentukan calon terpilih.
DPS:
Daftar Pemilih Sementara, merupakan daftar nama
warga yang bisa ikut Pemilu. Tapi data-data di dalam DPS
ini masih akan diperbaharui dan dibuat menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT). Kenapa harus dicek ulang, karena bisa saja
dalam DPS ini ada warga yang telah wafat, pindah rumah
atau masih dibawah umur tapi masuk jadi daftar pemilih.
DPSHP:
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan, yaitu hasil koreksi
atas Daftar Pemilih Sementara (DPS) berdasar masukan atau
laporan masyarakat.
Electoral Threshold:
Ambang batas untuk partai politik agar mengikuti pemilu
berikutnya.
Formulir Model A:
Digunakan untuk data pemilih
Sistem bikameral: Wujud institusional dari lembaga perwakilan atau parlemen sebuah negara yang terdiri atas dua
kamar (majelis).
Sistem proporsional:
Sesuainya proporsi jumlah wakil dalam lembaga legislatif
dengan jumlah pendukung nyata tiap partai. [AI]
24
CPNS Bawaslu RI
adan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI melaksanakan Tes Kemampuan Bidang (TKB) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Bawaslu
di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta,
Senin (6/1) mulai pukul 09.30 sampai dengan pukul 13.45 WIB.
Tes Kemampuan Bidang (TKB) ini diikuti 43 peserta dari 50 (lima
puluh) peserta yang lulus Tes Kemampuan Dasar (TKD). TKB ini diawasi langsung oleh Ketua Bawaslu RI, Muhammad dan Sekretaris Jenderal Bawaslu RI, Gunawan Suswantoro, Pakar Hukum Tata Negara,
Prof. Saldi Isra, dan Pengamat ICW.
Ketua Bawaslu Muhammad mengatakan dalam sambutannya sebelum TKB dimulai, bahwa CPNS ini adalah CPNS pertama Bawaslu dan
merupakan momentum bersejarah bagi Bawaslu karena jika diterima,
CPNS ini merupakan angkatan pertama di Bawaslu. [CK]
Ketua Bawaslu, Muhammad dan Kepala Bagian SDM dan TU Pimpinan, Roy
Siagian mengawasi jalannya tes kemampuan bidang Calon Pegawai Negeri Sipil Bawaslu RI
25
Sekretaris Jenderal Bawaslu RI, Gunawan Suswantoro berbincang dengan Pakar Hukum Tata
Negara, Profesor Saldi Isra pada saat pelaksanaan Tes Kemampuan Bidang CPNS Bawaslu RI,
di Jakarta.
FOTO: MUHAMMAD ZT
Pelajar dan Pemilih Pemula se-Kota Bandung yang telah bergabung dalam Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 2014
26
Launching Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 2014 di Universitas Padjajaran, Kampus Jatinagor, Jawa Barat
FOTO: CHRISTINA K
Kelompok Kerja Nasional Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 2014, yang terdiri unsur Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan LSM
Pemantau Pemilu.
27
P
S
EMI
A
W
L
A
IH
G
A
N
FALCAO SILABAN
MUHTAR
Ketua Bawaslu, Muhammad, Pimpinan Bawaslu, Nasrullah, Endang, Wihdatiningtyas, Nelson Simanjuntak, dan Sekjen Bawaslu, Gunawan Suswantoro menghadiri Rapat Sinkronisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Bawaslu dan Bawaslu Provinsi tahun Anggaran 2014 di Jakarta, 5-8 Januari
2014.
UM
BADAN
PE
UM
A S L U
N
O
IK IND
SI
BL
CHRISTINA KARTIKA
RE
MUHAMMAD ZAIN
Komisi A DPRD Sukoharjo mengunjungi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan MH.Thamrin No 14, Jakarta Pusat. Kunjungan ini
diterima Pimpinan bawaslu, Daniel Zuchron didampingi Kasubbag
Analisis Teknis Pengawasan, Feisal Rahman.
HENDRU W
CHRISTINA KARTIKA
28