Вы находитесь на странице: 1из 2

Cara Mengkafani Korban Mutilasi

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda,


: :
Kiamat tidak akan terjadi, sampai banyak terjadi al-haraj. Para sahabat
bertanya, Apa itu al-haraj wahai Rasulullah? Beliau menjawab,
Pembunuhan dan pembantaian. (HR. Muslim 157)
Hadits ini memberikan gambaran kepada kita, perjalanan kepribadian
manusia ketika semakin jauh dari masa kenabian. Kecenderungan untuk
menjauh dari aturan syariah, membuat mereka semakin bengis dan
kejam. Tidak hanya puas dengan membunuh, penganiayaan harus
berlanjut pada mutilasi. Mari kita perbanyak berdoa memohon kepada
Allah, agar diselamatkan dari ujian kehidupan.
Selanjutnya, terkait cara memandikan dan mengkafani korban mutilasi,
berikut kami simpulkan keterangan ulama hanafi,
Pertama, Burhanudin Ibnu Mazah mengatakan,

Jika hanya ditemukan potongan tubuh mayit, seperti tangan atau kaki,
atau kepala saja, dia tidak dimandikan dan tidak dishalatkan, namun
langsung dimakamkan.
Kemudian beliau menyebutkan keterangan dari Imamnya, disebutkan oleh
al-Hasan bin Ziyad dari Abu Hanifah, beliau mengatakan,
.
Jika ditemukan potongan tubuh mayat yang lebih utuh, dia dimandikan,
dikafani, dishalati, dan dimakamkan. Dan jika ditemukan separoh jasad
dan ada kepalanya maka dikafani, dimandikan, dishalati, dan
dimakamkan.
Beliau juga mengatakan,

.

Jika terbelah memanjang separoh, dan ditemukan hanya separohnya,


maka tidak dimandikan, tidak dishalati, namun dikubur dalam rangka
memuliakan jasadnya. Jika ditemukan separoh jasad melintang tanpa
kepala maka dimandikan dan tidak dishalati. Jika kurang dari separoh
jasad dan ada kepalanya, dia dimandikan, dikafani, dikuburkan dan tidak
dishalati. (al-Muhith al-Burhani, 2:364)
Kedua, keterangan dalam Hasyiyah Ibn Abidin,

Jika ditemukan potongan anggota badan manusia atau ditemukan
separoh badan terbelah memanjang atau melintang, cukup dibungkus
dengan kain (tidak dimandikan), kecuali jika ada kepalanya maka dia
dikafani. (ar-Raddul Mukhtar, 2:222)
Dari beberapa keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan,
1. Potongan jasad mayat, ada yang disikapi sebagai layaknya manusia
utuh dan ada yang disikapi bukan sebagai manusia.
2. Potongan jasad yang disikapi sebagaimana layaknya manusia, wajib
dimandikan, dikafani, dishalati dan dimakamkan sebagaimana layaknya
jenazah.
Sebaliknya, potongan jasad yang tidak disikapi sebagaimana layaknya
manusia, tidak dimandikan dan tidak dishalati, tapi cukup dibungkus
dengan kain dan dikuburkan.
3. Potongan yang disikapi sebagai jasad manusia utuh:
Potongan jasad mayat yang lebih dari separoh, meskipun tanpa kepala
Potongan kurang dari separoh badan bersama kepala.
4. Potongan yang disikapi BUKAN sebagai jasad manusia utuh:
Hanya potongan anggota badan, seperti tangan, kaki
Hanya potongan separoh tanpa kepala.

Вам также может понравиться